“Kurikulum 2013”
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Pada Mata KuliahStudi
Pendidikan Agama Islam Kontemporer
Disusun Oleh:
Dosen Pengampu:
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................. 1
C..Tujuan Masalah............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................3
A. Kesimpulan...................................................................................................9
B..Saran.............................................................................................................9
DAFTAR KEPUSTAKAAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1
4. Apa Saja Prinsip-Prinsip Penyusunan Kurikulum Pendidikan Islam ?
5. Apa Saja Dasar Kurikulum Pendidikan Agama Islam ?
C.Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Rahmat Raharjo Syatibi, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, 2013, (Yogyakarta:
Azzagrafika) hal. 17
2
UU Republik Indonesia tentang SISDIKNAS no. 20 tahun 2003, (Bandung: Fermana,2006),
hal. 83
3
aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Titik beratnya, kurikulum 2013
ini bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa agar lebih baik
dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mempresentasikan
apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah meneerima
materi pembelajaran.
3
Darajdat, Zakiah. 1991. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Angkasa.
4
pendidikan, salah satunya adalah penambahan jam pelajaran.
Rasionalitas penambahan jam pelajaran dapat dijelaskan bahwa
perubahan proses pembelajaran (dari siswa diberitahu menjadi
mencari tahu) dan proses penilaian (dari berbasis output menjadi
berbasis proses dan output) memerlukan tambahan jam pelajaran.
Dengan alokasi waktu per jam pelajaran :
SD= 35 menit
SMP= 40 menit
SMA= 45 menit
b. Model Pembelajaran Kurikulum 2013
Berdasarkan Permendikbud nomor 65 tentang standar proses, model
pembelajaran yang yang diutamakan dalam implementasi kurikulum 2013
adalah4 :
1) Model Inquiry Learning
Model pembelajaran Inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran
yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk
mencari dan menyelidiki sesuatu secara sistematis, kritis dan logis
sehingga mereka dapat merumuskan sendiri temuannya.
2) Model Discovery Learning
Metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa
sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya
belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian
atau seluruhnya ditemukan sendiri.
3) Model Based Learning
Metode pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan
nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir
kritis dan keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh
pengetahuan.
4) Model Project Based Learning
4
Gunawan, Heri. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung:
Alfabeta.
5
Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran
yang berpusatpada siswa untuk melakukan suatu investigasi yang
mendalam terhadap suatu topik
5
Darajdat, Zakiah. 1991. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Angkasa.
6
3. Prinsip (integritas) antara mata pelajaran, pengalaman-
pengalaman, dan aktivitas yang terkandung di dalam kurikulum.
4. Prinsip relevansi adalah adanya kesesuaian pendidikan dengan
lingkungan hidup murid.
5. Prinsip fleksibilitas, adalah terdapat ruang gerak yang
memberikan sedikit kebebasan dalam bertindak.
6. Prinsip integritas adalah kurikulum tersebut dapat meng-hasilkan
manusia seutuhnya.
7. Prinsip efisiensi, adalah agar kurikulum dapat mendayagu-nakan
waktu, tenaga, dana, dan sumber lain secara cermat dan tepat.
8. Prinsip kontinuitas dan kemitraan adalah bagaimana susu-nan
kurikulum yang terdiri dari bagian yang berkelanjut-an dengan
kaitan-kaitan kurikulum lainnya.
9. Prinsip individualitas adalah, bagaimana kurikulum mem-
perhatikan perbedaan pembawaan dan lingkungan anak.
10. Prinsip kesamaan memperoleh kesempatan dan demokra-tis
adalah bagaimana kurikulum dapat memberdayakan semua
peserta didik memperoleh pengetahuan, keter-ampilan, dan sikap
sangat diutamakan.
11. Prinsip kedinamisan, adalah agar kurikulum itu tidak sta-tis,
tetapi dapat mengikuti perkembangan ilmu pengeta-huan dan
perubahan sosial.
12. Prinsip keseimbangan, adalah bagaimana kurikulum dapat
mengembangkan sikap potensi peserta didik secara harmonis.
13. Prinsip efektivitas, adalah agar kurikulum dapat menun-jang
efektivitas guru yang mengajar dan peserta didik yang belajar.
7
Menurut Al-Syaibani menawarkan dasar-dasar kurikulum sebagai
berikut :
a) Dasar Agama, tujuan dan kurikulumnya pada dasar agama Islam
dengan segala aspeknya. Dasar agama ini dalam kurikulum
pendidikan Islam jelas harus berdasarkan pada alQur’an, al-
Sunnah dan sumber-sumber yang bersifat furu’ lainnya.
b) Dasar Falsafah, dasar ini memberikan pedoman bagi tujuan
pendidikan Islam secara filosofis, sehingga tujuan, isi dan
organisasi kurikulum mengandung suatu kebenaran dan
pandangan hidup dalam bentuk nilai-nilai yang diyakini sebagai
suatu kebenaran, baik ditinjau dari sisi ontology, epistemologi,
maupun aksiologi.
c) Dasar Psikologi, dasar ini memberikan landasan dan perumusan
bahwa dalam perumusan kurikulum yang sejalan dengan ciri-ciri
perkembangan psikis peserta didik, sesuai dengan tahap
kematangan dan bakatnya.
d) Dasar Sosial, dasar ini memberikan gambaran bagi kurikulum
pendidikan Islam yang tercermin pada dasar sosial yang
mengandung ciri-ciri masyarakat Islam dan kebudayaannya. Baik
dari segi pengetahuan, nilai-nilai ideal, cara berfikir dan adat
kebiasaan, seni dan sebagainya. Kaitannya dengan kurikulum
pendidikan Islam sudah tentu kurikulum ini harus mengakar
terhadap masyarakat dan perubahan dan perkembangannya6
6
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
7
Majid, Abdul dkk. 2005. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
8
Ide pokok tersebut dibentuk dari filsafat, teori serta
kebijakankebijakan formal yang melandasinya. Di samping kemampuan
mereka dalam menganalisis struktur kurikulumnya, guru juga harus
mampu membaca visi kurikulum PAI, terutama agar persepsi yang
dibentuk dalam pemikiran guru agama itu terdapat relevansi dengan visi
kurikulum yang secara prinsip terkandung dalam tujuan-tujuan
kurikulumnya.Pemahaman yang relevan terhadap kurikulum mata
pelajaran PAI, penting sekali bagi para guru Agama Islam, sebab
selanjutnya akan dijadikan pedoman bagi mereka, dalam sistem
pengembangan atau penerapan kurikulumnya secara sistemik dan
sistematis.
Pendidikan Agama Islam diharapakan dapat menghasilkan
manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, taqwa dan
akhlak,serta aktif membangun peradaban keharmonisan kehidupan,
khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan bentuk nyata
pelaksanaan Kurikulum PAI dalam kelas yang melibatkan unsur-unsur
personal kepala sekolah dan guru, siswa, sumber belajar serta sarana dan
prasarana keberhasilan suatu pelaksanaan.8
Tentang materi PAI dan Budi Pekerti di kurikulum 2013
tampak jelas tidak mengalami banyak perubahan, yang mencolok
membedakan dari kurikulum sebelumnya adalah istilah Standar
Kompetensi (SK) untuk setiap aspek dalam PAI yang meliputi Al-
Qur’an, Aqidah Akhlak, fiqih dan SKI sekarang berubah menjadi
Kompetensi Inti, yaitu Sikap Keagamaan (KI 1), Sikap Sosial (KI 2),
Pengetahuan (KI 3) dan Penerapan Pengetahuan (KI 4). Perubahan ini
menjawab harapan semua pihak yang berarti pula telah mengubah arah
pembelajaran Agama Islam yang semula hanya menitikberatkan pada
penguasaan teori belaka.
PAI saat ini lebih mendorong semua peserta didik agar
memiliki skill dan akhlakul karimah, terlihat dari penambahan “Budi
Pekerti” setelah kata PAI. Walaupun sebenarnya tanpa ditambah kata
8
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung:. Remaja Rosdakarya.
9
Budi Pekerti pun, PAI sudah mengajarkan dan menjelaskan tentang
sikap dan budi pekerti yang baik (akhlak karimah). Dengan membedah
kurikulum PAI 2013 dapat diketahui bahwa tidak ada perubahan
mendasar di dalamnya, padahal waktu yang dialokasikan bertambah.
Hal ini hendaknya dapat dimanfaatkan oleh pendidik selain dengan
menggunakan berbagai metode dan pendekatan yang variatif dan
inovatif, juga hendaknya mampu menjadikan guru menambah materi
yang mendukung pembelajaran PAI dan Budi Pekerti, seperti materi
tentang multikulturalisme, pengembangan materi akhlak yang berbasis
kekinian, serta konsep PAI berperspektif living values9
9
Maksum, Ali, dan Luluk Yunan Ruhendi. 2004.Paradigma Pendidikan Universal di Era
Modern dan Post Modern. Yogyakarta: IRCiSoD.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan dengan alasan
kurikulum berhubungan erat dengan usaha mengembangkan peserta didik
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sehingga kurikulum memiliki
beberapa aspek penting seperti perencanaan pengalaman belajar,
program sebuah lembaga pendidikan yang diwujudkan dalam sebuah
dokumen serta hasil dari implementasi dokumen yang telah disusun.
Berdasarkan Permendikbud nomor 65 tentang standar proses, model
pembelajaran yang yang diutamakan dalam implementasi kurikulum 2013
adalah : 1)Model Inquiry Learning, 2) Model Discovery Learning, 3) Model
Based Learning, 4) Model Project Based Learning.
Tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Kurikulum 2013
adalah tercapainya tujuan pembelajaran secara optimal dan selaras dengan
tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
yang demokratis serta bertanggung jawab.
B. Saran
Penulis berharap pembaca dan pendengar dapat memberikan kritikan
dan saran yang membangun khususnya bagi penulis, agar makalah yang dibuat
oleh pemakalah dapat disempurnakan dikemudian hari.
11
DAFTAR PUSTAKA
Majid, Abdul dkk. 2005. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.