Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Pembelajaran Ips Sd
TENTANG
Esesnsi Kurikulum Ips Sd

Disusun Oleh :

Kelompok : II ( Dua )
Nama / Nim : Lisa Herlina ( 2022201052 )
Ayu refina atma ( 2022201041 )
Rijal miftahudin ( 20222010458 )
Dosen Pengampu : Nova Diana, S.Pd. MM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH OKU TIMUR, TAHUN PEMBELAJARAN
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas ridho dan kehendak-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah PEMBELAJARAN IPS Sd
dengan judul “Esensi Kurikulum Ips Sd” tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam taklupa saya sampaikan kepada nabi besar Muhammad
SAW beserta para sahabat dan pengikutnya yang setia. Dalam penulisan tugas
makalah ini, tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Karena itu saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada seluruh pihak yang telah
mendukung saya hingga tugas makalah ini dapat terselesaikan.Saya memohon maaf
apabila banyak kesalahan baik dalam penyusunan,tata bahasa, dan sebagainya.
Saran dan kritik tentu saya harapkan dari para pembaca atas kekurangan makalah
saya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca, dan
tentunya sebagai pembelajaran bagi penulis sendiri.

Oku Timur, 28 September 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ............................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................... 2
C. TUJUAN .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
A. KONSEP KURIKULUM 2013 .............................................................. 3
B. SAINTIFIK PADA KURIKULUM 2013 ............................................. 5
C. MODEL-MODEL IPS DALAM KURIKULUM 2013 ........................ 6
D. KARAKTERISTIK, PERISTIWA, FAKTA, KONSEP, ................... 6
DAN GENERALISASI ILMU PENGETAHUAN ............................... 6
DALAM KURIKULUM SD.................................................................. 6
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 12
A. KESIMPULAN ....................................................................................... 12
B. SARAN ..................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan salah satu alat untuk tujuan pendidikan, yang
mana itu merupakan pedoman dalam pelaksanan pembelajaran pada semua
jenis danjenjang pendidikan baik itu SD/MI, SMP/MTS, dan
SMA/MA.Tujuan dan polakehidupan suatu negara banyak ditentukan oleh
sistem kurikulum yangdigunakan.Kurikulum memiliki peran yang sangat
penting dalam perkembanganpendidikan, khususunya di Indonesia.
Kurikulum disusun oleh pemerintah yang didalamnya terdapat rencana
belajar atau
tahapan belajar yang didisain untuk siswa yang mana dengan adanya
kurikulum tersebut diharapkan dapat mewujudkan generasi yang kreatif,
inovatif dan menjadi pribadi yang berakhlak serta bertanggung
jawab.Penyempurnaan kurikulum itu disesuaikan dengan perkembangan
zaman yang semakin maju.
Pengembangan terhadap kurikulum terus dilkukan dan pada tahun 2013
telah dilakukan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013, yang diharapkan
mampu memberikan perubahan yang signifikan terhadap pendidikan
Indonesia.
Di Indonesia sendiri kurikulum sudah ada sejak Indonesia merdeka yang
kemudian mengalami perubahan beberapa kali mulai dari kurikulum 1947,
kurikulum 1952, kurikulum 1964, kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum
1984, kurikulum 1994, kurikulum 2004 (KBK). kurikulum 2006(KTSP), sampai
dengan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 itu merupakan penyempurnaan dari
kurikulim KTSP. Proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 tersebut
menghendaki pembelajaran yang berlangsung menggunakan pendekatan
saintifik. Jika dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya maka langkah-
langkah kegiatan pembelajarannya berubah dari eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi menjadi mengamati, menanya, menalar, mencoba dan membuat
jejaring. Pembelajaran mempunyai alat untuk mencapai pendidikan yaitu bidang
studi yang saling mendukung. Dengan adanya bidang studi tersebut dapat
meningkatkan pengetahuan siswa. Bidang studi tersebut salah satunya adalah
IPS, yang mana itu merupakan ilmu yang membahas ilmu kemasyarakatan.Oleh
karena itu antara kurikulum dan IPS sangat berhubungan erat.

1
B. Rumusan masalah
a. Menjelaskan bagaimana konsep kurikulum 2013?
b. Menjelaskan tentang saintifik pada kurikulum 2013?
c. Menjelaskan model-model ips dalam kurikulum 2013?
d. Menjelaskan karakteristik, peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi ilmu
pengetahuan dalam kurikulum sd?

C. Tujuan
a. Mengetahui konsep kurikulum 2013
b. Mengetahui saintifik pada kurikulum 2013
c. Mengetahui model-model ips dalam kurikulum 2013
e. Mengetahui karakteristik, peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi
ilmu
d. pengetahuan dalam kurikulum sd

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep kurikulum 2013


1. Pengertian kurikulum
Secara etimologis, istilah kurikulum (curriculum) berasal dari Bahasa
Yunani, yaitu currir yang artinya “ pelari” dan curere yang berarti “
tempat berpacu “. Istilah kurikulum berasal dari dunia olaha raga,
terutama dalam bidang atletik pada zaman Romawi Kuno di Yunani.
Dalam bahasa Perancis, istilah kurikulum berasal dari kata courier yang
berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu jarak yang harus
ditempuh oleh seorang pelari dari garis finish untuk memperoleh medali
atau penghargaan.
Jarak yang harus ditempuh tersebut kemudian diubah menjadi program
sekolah dan semua orangyang courses terlibat di dalamnya. Program
tersebut berisi mata pelajaran (courses) yang harus ditempuh oleh peserta
didik selama kurun waktu tertentu.Jika di SD/MI waktu yang harus
ditempuh selama enam tahun begitu pun seterusnya.
Sedangkan secara terminologi kurikulum adalah rancangan pengajaran
atau sejumlah mata pelajaran yang disususn secara sistematis untuk
menyelesaiakan suatu program untuk memperolehijazah. Dengan kata
lain, apabila peserta didik memperoleh ijazah berarti ia telah memiliki
kemampuan untuk menguasai seluruh mata pelajaran yang telah di
ajarkan.Selain itu juga kurikulum juga diharapkan dapat memberikan
dampak yang baik untuk peserta didik dan tenaga pendidik yang
kemudian menjadikan Pendidikan Indonesia lebih baik lagi kedepannya.
Kemudian pengertian kurikulum terus mengalami perkembangan
menjadi kegiatan yang harus dilaksanakan peserta didik, baik di dalam
kelas maupun di luar kelas untuk mencapai tujuan pendidikan.Pada
akhirnya, kurikulum tidak lagi sekedar perencanaan dalam mencapai
tujuan pendidikan, namun juga meliputi hal-hal yang tidak terencana
tetapi menunjang keberhasilan pendidikan. Jadi artinya bahwa
pengertian atau defenisi kurikulum itu tidak terfokus pada satu defenisi
saja melainkan memiliki banyak defenisi yang mana sesuai dengan
perkembangan zaman dan teknologi.
2. Pengertian kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan
pemahaman, skiil dan pendidikan yang berkarakter. Siswa dituntut untuk
paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki
sopan santun, berakhlak dan memiliki disiplin yang tinggi. Dalam

3
kurikulum 2013 mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik
dari seluruh jenjang pendidikan.
Dengan adanya kurikulum 2013 sekaligus menggantikan
kurikulumkurikulum sebelumnya. Kurikulum 2013 merupakan
kurikulum lanjutan dari kurikulum 2006 atau KTSP yang didalamnya
mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara
terpadu.Jika kita mengacu pada UndangUndang No 20 Tahun 2003
tentang pengembangan kurikulum 2013 yaitu kurikulum yang
menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif
melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang
terintegrasi(Mendikbud,2013:11)
Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis kompetensi dan karakter. Yang
mana ini bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil
pendidikan, yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak
mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang, sesuai dengan
standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Kompetensi
untuk kurikulum 2013 dirancang sebagai berikut:.
a) Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk
kompetensi Inti (KI) kelas dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi
Dasar (KD) mata pelajaran.
b) Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial
mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan dan
keterampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta
di jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti adalah
kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas
melalui pembelajaran KD yang diorganisasikan dalam proses
pembelajaran siswa aktif.
c) Kompetensi Dasar merupakan Kompetensi yang dipelajari peserta
didik untuk suatu tema untuk SD/MI dan untuk mata pelajaran di kelas
tertentu untuk SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK.
d) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan
menengah diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang
Pendidikan menengah pada kemampuan intelektual (kemampuan
kognitif tinggi).
e) Kompetensi Inti menjadi unsur organisator (organizing element)
kompetensi dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam kompetensi inti.
f) Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip
akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya
(enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi
horizontal dan vertikal).

4
g) Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema
(SD/MI) atau satu kelas dan satu mata pelajaran (SMP/MTs,
SMA/MA, SMK/MAK). Silabus tercantum seluruh KD untuk tema
atau mata pelajaran di kelas tersebut.
h) Rencana pelaksanaan pembelajaran dikembangkan dari setiap KD
yang untuk mata pelajaran dan kelas tersebut.

B. Pendekatan saintifik pada kurikulum 2013


Pendekatan saintifikasi merupakan pembelajaran yang berpusat kepada
siswa, buka kepada guru. Guru hanya fasilitator. Pendekatan saintifikasi
bersisikan proses pembelajaran yang didisain agar siswa mengalami belajar
secara aktif melalui suatu tahapan-tahapan.
Kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang terintegrasi, maksud dari
integrasi ini adalah sebuah kurikulum yang mengintegrasikan skiil, theme,
conceps and topics baik dalam betuk within sigle disciplines, Acrous several
disciplines and within and acrous learners.
Dengan kata lain bahwa kurikulum 2013 ialah kurikulum yang terpadu
sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai sebuah sistem atau pendekatan
pembelajaran yang melibatkan beberapa disiplin ilmu untuk memebrikan
pengalaman yang bermakna dan luas kepada peserta didik.
Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran
sebagaimana dimaksud meliputi: mengamati, menanya, menalar, mencoba
dan membentuk jejaring (5M).
1. Mengamati
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran.
keunggulan metode mengamati adalah peserta didik senang dan
tertantang dan mudah pelaksanaannya.
2. Menanya
Mengajukan pertanyaan atau masalah yang terkait dengan data dan
informasi yang dikumpulkan.
3. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data artinya siswa diajak untuk mengumpulkan
pengetahuan sebanyak dari berbagai sumber pengetahuan.
4. Menalar
Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atau tahta
empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan.
5. Mengkomunukasikan
Situasi kolaboratif peserta didik akan dilatih berinteraksi dengan empati,
saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-
masing.

5
C. Model-Model Pembelajaran IPS dalam Kurikulum 2013
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatau
pendekatan, metode dan teknik pembelajaran.
Model pembelajaran yang dikembangkan ada 3 yaitu: a) Proyek Based
Learning, b) Discovery Learning dan c) Problem Based Learning.
1) Proyek Based Learning
Pembelajaran Berbasis Proyek adalah pembelajaran yang menggunakan
proyek/ kegiatan sebagai inti pembelajaran. Peserta didik Eksplorasi
penilaian, interpretasi, sintesis dan informasi untuk menghasilkan berbagai
bentuk hasil belajar.
Karakteristik pembelajaran Berbasis Proyek sbb;
a. Peserta didik membuat keputusan tentang kerangka kerja.
b. Adanya permasalahan atau tantangan yang daiajukan kepada peserta
didik.
c. Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas
masalah atau tantangan yang diajukan.
2) Model pembelajaran penemuan (Discoveri Learning)
Pada model pembelajaran ini menekankan prinsip inkuiri dan lebih
menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya
belum diketahui, masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam
masalah yang direkayasakan oleh guru.
Langkah – langkahnya :
a. Perencanaan
- Melakuka identifikasi karakteristik siswa
- Belajar
- Memilih materi pelajaran
b. Pelaksanaan
c. Sistem penilaian
3) Model pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Merupakan model pembelajaran yang dirancang agar peserta didik
mendapat pengetahuan yang penting, yang membuat mereka mahir
dalam memecahka masalah dan memiliki model belajar sediri dan
memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim.

D. Karakteristik, Pristiwa, Fakta, Konsep dan Generalisasi Ilmu Sosial


dalam Kurikulum SD
1. Karakteristik Pembelajaran IPS SD Kelas Tinggi
Apabila kita perhatikan dengan teliti dan cermat bahwa inti proses
pembelajaran siswa kelas tinggi (kelas IV, V, dan VI) di Sekolah Dasar
(SD) adalah merupakan suatu proses pembelajaran yang dilaksanakan

6
secara logis dan sistematis untuk membelajarkan tentang konsep dan
generalisasi sehingga penerapannya (menyelesaikan soal,
menggabungkan, menghubungkan, memisahkan, menyusun,
menderetkan, melipat, dan membagi) dapat dilaksanakan oleh siswa
kelas tinggi Sekolah Dasar (SD).
Dalam proses pembelajaran di kelas tinggi Sekolah Dasar (SD) dapat
digunakan dan dilakukan berbagai strategi dan metode mengajar. Metode
mengajar yang dapat digunakan dan dilaksanakan guru dalam proses
pembelajaran kepada siswa kelas tinggi di Sekolah Dasar adalah sebagai
berikut :
1) Ceramah
2) tanya jawab
3) diskusi
4) simulasi dan bermain peran,
5) pemecahan masalah
6) karya wisata
7) Penugasan
8) Proyek
9) studi kasus
10) proyek
11) observasi dan pengamatan
12) studi kasus.
Kemampuan kemampuan yang dicapai sesuai dengan indikator dari
setiap penggunaan metode mengajar pada proses pembelajaran IPS kelas
tinggi di Sekolah Dasar (SD), maka berikut ini akan disajikan
penggunaan
memahami fase perkembangan operasional formal. Artinya, suatu
perkembangan kognitif yang menunjukkan bahwa siswa sudah memiliki
kemampuan berpikir tinggi atau bepikir ilmiah. Dengan demikian siswa
kelas V dan VI pembelajaran kepadanya sudah dapat menggunakan
pendekatan ilmiah.
Pada proses pembelajaran IPS kelas tinggi di Sekolah Dasar (SD)
sesungguhnya menghadapkan siswa pada konsep dan generalisasi,
sehingga penerapannya yaitu meliputi penyelesaian tugas-tugas,
menggabungkan, menghubungkan, memisahkan, menyusun, mendesain,
mengekspresikan, menderetkan, menafsirkan, memprediksi,
menyimpulkan, dan mengumpulkan data. Demikian pula halnya dengan
pengembangan sikap ilmiah, maka dalam proses pembelajaran IPS
diupayakan agar siswa mampu melakukan pemecahan masalah melalui
kerja saintifik, menghasilkan teknologi bermanfaat yang ramah
lingkungan, serta melakukan kreatifitas yang sesuai dengan tingkat
perkembangannya. Guru dapat meningkatkan sikap ilmiah dengan

7
memperhatikan saling keterkaitan antar sains, teknologi, lingkungan, dan
masyarakat yang produktif dan ekonomis. Hal-hal berikut ini merupakan
contoh kegiatan belajar yang dapat dilakukan di dalam pembelajaran IPS
kepada siswa kelas tinggi di Sekolah Dasar (SD), yaitu:
a) Mendeskripsikan aturan-aturan yang berlaku dilingkungan
keluarga;
b) Mendiskripsikan pertuturan atau silsilah dalam lingkungan
keluarga;
c) Membandingkan kelompok-kelompok sosial yang ada di
masyarakat
d) Melakukan diskusi kelompok tentang terjadinya jual beli
e) Menafsirkan peninggalan- peninggalan sejarah
f) Menyajikan hubungan antar sumber daya alam dengan kegiatan
ekonomi masyarakat setempat;
g) Mendeskrifsikan pemanfaatan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui dengan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui;
h) Memahami sejarah kebangkitan nasional, sejarah perjuangan
bangsa dalam mencapai kemerdekaan dan perjuangan
mempertahankan kemerdekaan
i) Melakukan diskusi tentang makna sistem perekonomian koperasi
bagi kehidupan kelompok di masyarakat;
j) Mengembangkan denah lingkungan tempat tinggal siswa dan
lingkungan sekolah dll.
Sesuai dengan penjelasan di atas tergambarlah bahwa pembelajaran
IPS kepada siswa kelas tinggi di Sekolah Dasar (SD) banyak
menggunakan pembelajaran yang berbasis masalah, menggunakan
pendekatan konstruktivis, melakukan aktivitas menyelidiki, meneliti,
dan membandingkan, di samping masih tetap menggunakan metode-
metode mengajar seperti: ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Jadi
Karakteristik pembelajaran IPS kelas tinggi di Sekolah Dasar (SD)
adalah menuntut tingginya aktivitas siswa, kemampuan siswa dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran seperti melakukan proses
penyelidikan, melakukan pemecahan masalah dan sebagainya; maka
guru harus mengarahkan siswa untuk memiliki sikap ilmiah. Hal
inilah yang menyebabkan guru IPS itu kaya akan pengalaman dan
kemampuan mengajar serta mampu mengarahkan belajar siswa agar
dapat dicapai secara efektif melalui pembelajaran di Sekolah Dasar
(SD).
2. Peristiwa

8
Peristiwa atau kejadian ada yang bersifat alamiah, seperti gunung
meletus, banjir, tsunami, gempa bumi, gerhana matahari, dan sebagainya.
Juga terdapat peristiwa yang bersifat insaniah, yakni peristiwa yang
berkaitan dengan aktivitas umat manusia, seperti pembangunan jembatan,
skandal korupsi, pemilu, krisis moneter, inflasi, reformasi dan sebagainya.
Sungguhpun peristiwa merupakan suatu kejadian yang benar-benar
dan pernah terjadi, tetapi masih perlu dibuktikan kebenarannya. Hal ini
dikarenakan peristiwa biasanya sudah menjadi sejarah, yakni kejadian
yang sudah terjadi di masa lalu. Peristiwa yang telah diuji kebenarannya
itulah yang disebut fakta.
Sebagai guru perlu kiranya mencari upaya untuk lebih menjelaskan
pengertian peristiwa ini dengan cara sederhana kepada anak didik kita
yang masih di bangku sekolah tingkat SD, misalnya dengan memberikan
pertanyaan kepada siswa, seperti berikut ini :
1. Coba kamu sebutkan kejadian yang terjadi di rumahmu pada hari
kemarin?
2. Siapakah yang menonton acara televisi pada hari kemarin, ada berita
kejadian apa raja?
3. Untuk anak laki-laki, tahun berapakah disunat?
4. Ceritakan pengalamanmu ketika masa liburan sekolah, ada kejadian
apa saja?
5. Apakah tugas kamu dirumah?

3. Fakta
Secara harfiah kata "Fakta” berarti sesuatu yang telah diketahui atau
telah terjadi benar, ada. Bisa juga diartikan bahwa itu adalah sesuatu yang
dipercaya atau apa yang benar dan merupakan kenyataan, realitas yang
real, benar dan juga merupakan kenyataan yang nyata.
Tentu ada pertanyaan mengapa fakta itu penting sehingga tidak
dapat diabaikan? Pertanyaan ini diajukan dalam kaitannya dengan
pembahasan Ilmu Pengetahuan Sosial. Didalam sains, fakta mempunyai
makna tersendiri. Fakta merupakan hasil observasi yang bisa dibuktikan
secara empiris karena itu sifat fakta bukan hasil perolehan secara acak,
memiliki relevansi dan berkaitan dengan teori. Perkembangan ilmu
pengetahuan, jadi juga perkembangan Studi Sosial, terjadi karena adanya
interaksi antara fakta dan teori. Fakta dapat menyebabkan lahirnya teori
baru, fakta juga dapat merupakan alasan untuk menolak teori baru, fakta
juga dapat mendorong untuk mempertajam rumusan teori yang telah ada.
Di pihak lain, teori dapat membatasi fakta dalam rangka mengarahkan
penelitian, teori merangkum fakta dalam bentuk generalisasi dan prinsip-
prinsip agar fakta lebih mudah dapat dipahami. Bahkan lebih jauh dari

9
itu, teori dapat meramalkan fakta-fakta yang akan terjadi berdasarkan
prediksi keilmuan.
Menurut Banks (1985:81) fakta merupakan pernyataan positif dan
rumusannya sederhana. Fakta juga adalah data actual, contohnya berikut
ini:
a) Jakarta adalah ibu kota Negara Republik Indonesia;
b) Jarak antara kota A ke B adalah 150 Km;
c) Bumi berputar mengelilingi matahari.

Anak menyadari bahwa fakta itu amat banyak, tak terhitung


jumlahnya. Ada factor berupa data – data, misalnya keadaan penduduk
di sebuah desa, ada fakta yang tampak sebagaimana keadaannya,
misalnya kondisi jalan, kondisi bangunan, dan sebagainya. Ada juga
fakta sebagai hasil pengamatan secara lebih khusus, misalnya tentang
pendapatan rata-rata penduduk sebuah kampung, mata pencaharian desa
Adalah dan seterusnya.
Namun demikian, perlu disadari bahwa fakta bukan tujuan akhir dari
pengajaran IPS. Pengetahuan yang hanya bertumpu kepada fakta akan
sangat terbatas sebab:
➢ Kemampuan kita untuk mengingat sangat terbatas;
➢ Fakta itu bisa berubah pada suai waktu, misalnya tentang perubahan
iklim suatu kota, perubahan bentuk pemerintahan dan sebagainya;
➢ Fakta hanya berkenaan dengan situasi khusus.

4. Konsep
Konsep adalah suatu istilah, pengungkapan abstrak yang digunakan
untuk tujuan mengklasifikasikan atau mengkategorikan suatu kelompok
dari suatu (benda), gagasan atau peristiwa. Misalnya, kita katakana
binatang klasifikasi dari jenis-jenis makhluk yang disebutkan di atas. Jika
kita sebutkan kata "keluarga" maka ke dalam konsep keluarga itu
termasuk bapak, ibu, anak-anak, saudara, dan sebagainya.
Bagaimana dan mengapa kita mempelajari konsep? Pertanyaan ini
penting dikemukakan dalam kajian Ilmu Pengetahuan Konsep Sosial.
Membentuk konsep merupakan tugas intelektual, dan itu tidak mudah.
Namun demikian, perlu disadari bahwa sesungguhnya anak telah belajar
konsep sejak sebelum masuk sekolah, sesuatu dengan tingkat
perkembangan kemampuan berpikirnya. Tentu saja berbeda
dengan belajar konsep disekolah. Di sekolah mereka belajar konsep yang
semakin abstrak sifatnya atau simbolis.
Misalnya, mereka belajar tentang konsep keluarga. Di kelas tinggi
mungkin menggunakan diagram, dengan menggunakan bermacam
symbol untuk mempolakan keluarga dalam kaitan yang lebih luas.

10
Telah dikemukakan di atas bahwa membentuk konsep pada diri anak
tidaklah mudah. Hal itu disebabkan bahwa untuk mencapai tujuan
tersebut diperlukan kemampuan memilih kelompok yang diobservasi
berdasarkan satu atau lebih karakteristik umum, agar dapat
mengabstraksikan dan membuat generalisasi. Dengan singkat dapat
disimpulkan bahwa konseptualisasi adalah proses mengkategorisasikan,
dan memberi nama pada sekelompok objek.

5. Generalisasi
Hubungan antar peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi dapat
disimpulkan, bahwa konsep menghubungkan fakta-fakta, dan
generalisasi menghubungkan beberapa konsep. Dengan hubungan itu
terbentuklah pola hubungan yang mempunyai makna, yang
menggambarkan hasil pemikiran yang lebih tinggi. Hasil pemikiran
tersebut bisa merupakan kemungkinan yang akan terjadi atau kepastian.
Kita dapat mengambil beberapa kesimpulan tentang generalisasi jika
diperbandingkan dengan konsep, yaitu berikut ini:
1) Generalisasi adalah prinsip-prinsip atau rules (aturan) yang
dinyatakan dalam kalimat tidak di dalam kalimat yang sempurna
2) Generalisasi memiliki dalil, konsep tidak;
3) Generalisasi adalah objektif dan impersonal, sedangkan konsep
subjektif
dan personal (berbeda antara seseorang dan lainnya.
4) Generalisasi memiliki aplikasi universal, sedangkan konsep terbatas
pada orang tertentu.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya,
setiap kurikulum pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
oleh karena kita harus tetap mendukung upaya pemerintah untuk
memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia demi menciptakan peserta
didik yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia dan sesuai dengan pancasila
demi memenuhi perkembagan zaman. Hal ini senada dengan apa yag
ditegaskan dalam pasal 1 ayat 29 Undang- Undang no. 20 tahun 2003 bahwa
kurikulum merupakan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dan dapat di
simpulkan bahwa esensi kurikulum 2013 adalah agar peserta didik
menerima dan akhirnya memiliki kompetensi pada aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan secara seimbang.

B. Saran
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari
tulisan maupun bahasan yang kami sajikan. Dan semoga, makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, dan menjadi wawasan kita dalam memahami
paragrafh

12
DAFTAR PUSTAKA

Ariska widiya. (2015, 10 November). Makalah Tentang Kurikulum Sekolah


Dasar.. diperoleh 27 November 2018,
Siti Humairah, Pengorganisasian Materi IPS Dalam Kurikulum SD dan
Pengembangan Materi Pembelajaran IPS.

13

Anda mungkin juga menyukai