Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran
Disusun Oleh:
Kelompok 4
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Konsep Kurikulum 2013 di
Indonesia” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak
Muhammad Zuhdi, Ph.D. pada program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada
mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Kurikulum 2013 di Indonesia bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Zuhdi, Ph.D. selaku dosen
pengampu mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum 2013 merupakan perangkat mata pelajaran dan program pendidikan berbasis sains
yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan dengan tujuan untuk
mempersiapkan lahirnya generasi emas bangsa Indonesia, dengan sistem siswa lebih aktif
dalam kegiatan belajar mengajar. Titik beratnya, kurikulum 2013 ini bertujuan untuk
mendorong peserta didik atau siswa agar lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya,
bernalar, dan mempresentasikan apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah
menerima materi pembelajaran. Proses dalam kegiatan pembelajaran kurikulum 2013 meliputi
kegiatan belajar mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, dan mengomunikasikan apa
yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Kurikulum 2013 atau yang kerap disebut
Kurtilas ialah kurikulum yang berlaku dalam sistem pendidikan di Indonesia. Kurikulum yang
berlaku pada tahun ajaran 2013 ini sempat dinilai belum siap diterapkan di dunia pendidikan
di Indonesia. Pengganti Kurikulum 2006 atau yang biasa disingkat Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) ini mempunyai beberapa aspek penilaiannya sendiri. Materi yang
dirampingkan pun ada, seperti Bahasa Indonesia, IPS, PKn, dan beberapa materi lain.
Sedangkan, ada materi yang ditambahkan, yaitu Matematika. Kurtilas tidak jauh dari pro dan
kontra di dalamnya. Sekolah yang belum siap, guru yang belum siap, dan juga siswa yang
belum siap dinilai menjadi beberapa hambatan untuk menerapkan Kurikulum 2013 ini. Oleh
karena itu, di dalam makalah ini, kami akan menjelaskan mengenai Kurikulum 2013 tentang
eksistensinya, peranannya, dan aspek-aspek penting di dalamnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi atau pengertian dari Kurikulum 2013 serta aspek penilaian Kurikulum 2013?
2. Bagaimana proses pembelaran dalam Kurikulum 2013?
3. Apa saja mata pelajaran dalam Kurikulum 2013 di berbagai jenjang?
4. Bagaimana laporan belajar dalam Kurikulum 2013 serta apa peraturan dalam Kurikulum
2013?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan Kurikulum 2013?
1
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Masykur, 2019, Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum, (Bandar Lampung: CV Anugrah Utama
Raharja), hal. 13.
2
Loeloek Endah Poerwati, Sofan Amri, 2013, Panduan Memahami Kurikulum 2013, (Jakarta: PT
Prestasi Pustakarya), hal. 28.
3
keterampilan, dan pengetahuan. Juga sebagai salah satu upaya untuk memperbaiki
peringkat pendidikan Indonesia.
(E. Mulyasa, 2013: 7) Kurikulum 2013 lebih ditekankan kepada pendidikan
karakter, terutama pada tingkat dasar, yang pada tingkat ini akan menjadi fondasi bagi
jenjang pendidikan berikutnya. Melalui pengembangan Kurikulum 2013 yang
hakikatnya berbasis karakter dan kompetisi, diharapkan pengaruh kurikulum ini dapat
menjadikan bangsa ini sebagai bangsa yang bermartabat, dan memiliki masyarakat
yang memiliki nilai tambah (added value), serta nilai jual yang mampu bersaing dengan
orang-orang di dunia, bahkan bersanding dengan bangsa lain dalam pencaturan global.
Pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan
mutu serta kualitas dalam pendidikan agar mendapat hasil yang terbaik, yang hasilnya
mengarah pada budi pekerti dan akhlak mulia para peserta didik secara utuh, terpadu,
dan seimbang sesuai dengan standar kompetesi lulusan pada setiap satuan pendidikan.
Melalui implementasi kurikulum ini yang memang pada dasarnya berbasis kompetensi
sekaligus berbasis karakter serta adanya pendekatan tematik dan kontekstual,
diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan kemampuannya dalam
pengetahuan, mampu mengkaji serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak
mulia tersebut ke dalam perilaku sehari-harinya.3
Dalam implementasi Kurikulum 2013, pendidikan karakter dapat diintegrasikan
dalam seluruh pembelajaran di bidang studi yang terdapat dalam kurikulum. Materi
pembelajaran harus berkaitan dengan norma, serta nilai-nilai norma tersebut pun harus
dikembangkan, dieksplisitkan, serta dihubungkan dengan konteks kehidupan sehari-
hari. Dengan demikian, pendidikan nilai dan pembentukan karakter tidak hanya
dilakukan pada tataran kognitif, tetapi menyentuh internalisasi, dan pengalaman nyata
dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter pada tingkat satuan pendidikan pun
harus mengarah pada pembentukan budaya sekolah/madrasah, yaitu nilai-nilai yang
melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari, serta simbol-simbol yang
dipraktikkan oleh semua warga sekolah/madrasah, dan masyarakat sekitarnya. Budaya
sekolah/madrasah merupakan ciri khas, karakter/watak, dan citra sekolah/madrasah
tersebut di mata masyarakat luas.
3
Kaimuddin, 2014, Implementasi Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013. Dinamika Ilmu (2014).
14 (1), hal. 59.
4
Aspek Penilaian Kurtilas (Kurikulum 2013)
Di dalam kurtilas sendiri, teruatama dalam materi pembelajaran terdapat materi
yang dirampingkan dan ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada di dalam
materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb, sedangkan materi yang ditambahkan adalah
materi pembelajaran Matematika. Materi pelajaran tersebut pun disesuaikan dengan
materi pembelajaran standar internasional sehingga berharap dapat menyeimbangkan
pendidikan di dalam maupun luar negeri. Kurikulum 2013 memiliki 3 aspek penilaian,
yaitu:
1. Aspek Pengetahuan
Aspek pengetahuan merupakan aspek yang ada dalam materi pembelajaran, yang
manfaatnya ialah sebagai penambah wawasan siswa terhadap suatu bidang.
Penilaian ini dilakukan guna mengukur penguasaan pengetahuan peserta didik yang
dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. Di dalam struktur
kurikulum ini, setiap jenjang pendidikan memiliki persentase yang berbeda, seperti:
a. Jenjang SD memiliki pengetahuan sebanyak 20% dan 80% aspek karakter.
b. Jenjang SMP memiliki bobot pengetahuan 40% dan aspek karakter sebesar
60%.
c. Jenjang SMA memiliki bobot pengetahuan 80% dan 20% aspek karakter.
Kurikulum 2013 ini memang terintegrasi dengan pendidikan karakter yang
sebelumnya telah dicanangkan pemerintah sebelum terbentuknya kurikulum ini.
2. Aspek Keterampilan
Aspek ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam melaksanakan,
dan mengerjakan suatu soal atau proyek tugas sekolah sehingga siswa dapat
mengetahui sifat ilmiah dan karakter yang merujuk pada aspek keterampilan. Aspek
keterampilan ini dapat berupa keterampilan pengerjaan soal, keterampilan
pengerjaan proyek, keterampilan membuat teks, dan keterampilan menjawab soal
lisan. Penilaian ini dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam
mengaplikasikan penerapan pengetahuan agar dapat melakukan tugas tertentu
sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Penilaian aspek ini pun dilakukan
oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.
3. Aspek Sikap dan Perilaku
Aspek penilaian sikap dan perilaku merupakan aspek penilaian yang
mengutamakan penilaian sikap serta perilaku peserta didik selama proses
5
pembelajaran. Aspek penilaian ini dapat dilihat oleh guru dalam jurnal harian,
teman sejawat peserta didik, dan oleh diri sendiri.
6
j) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan. memberi keteladanan (ing ngarso
sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan
kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);
k) pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;
l) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas;
m) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran; dan
n) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.4
4
Shafa, Karakteristik Proses Pembelajaran 2013, Dinamika Ilmu (2014), 14 (1) hal. 84
7
5. Ilmu Pengetahuan Alam
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
7. Bahasa Inggris
Kelompok B (Pilihan)
1. Seni Budaya (Rupa/Musik/Tari/Teater)
2. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
3. Prakarya (Rekayasa/Kerajinan/Budidaya/Pengolahan)
4. Bahasa Daerah (Sesuai dengan kebijakan sekolah masing-masing)
5. Bahasa Asing (Sesuai dengan kebijakan sekolah masing-masing)
Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK)/
Madrasah Aliyah atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MA/MAK)
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3. Matematika
4. Bahasa Indonesia
5. Bahasa Inggris
6. Sejarah Indonesia
Kelompok B
1. Seni Budaya (Rupa/Musik/Tari/Teater)
2. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
3. Prakarya (Rekayasa/Kerajinan/Budidaya/Pengolahan)
Kelompok C (Peminatan)
Peminatan di SMA
Peminatan
Matematika dan Ilmu Ilmu-Ilmu Bahasa dan Keagamaan
Pengetahuan Alam Sosial Budaya
(diatur oleh
Kementerian Agama)
8
Bahasa dan Sastra
Fisika Geografi Fikih - Ushul Fikih
Inggris
9
intruksi Presiden Republik Indonesia tahun 2010 tentang Pendidikan Karakter,
Pembelajaran Aktif, dan Pendidikan Kewirausahaan.
2. Landasan Filosofis
Secara singkat kurikulum adalah untuk membangun kehidupan masa kini dan
masa akan datang bangsa, yang dikembangkan dari warisan nilai dan prestasi bangsa di
masa lalu, serta kemudian diwariskan serta dikembangkan untuk kehidupan masa
depan. Ketiga dimensi kehidupan bangsa, masa lalu-masa sekarang-masa yang akan
datang, menjadi landasan filosofis pengembangan kurikulum. Pewarisan nilai dan
pretasi bangsa di masa lampau memberikan dasar bagi kehidupan bangsa dan individu
sebagai anggota masyarakat, modal yang digunakan dan dikembangkan untuk
membangun kualitas kehidupan bangsa dan individu yang diperlukan bagi kehidupan
masa kini, dan keberlanjutan kehidupan bangsa dan warga negara di masa mendatang.
Dengan tiga dimensi kehidupan tersebut, kurikulum selalu menempatkan peserta didik
dalam lingkungan sosial-budayanya, mengembangkan kehidupan individu peserta
didik sebagai warga negara yang tidak kehilangan kepribadian dan kualitas untuk
kehidupan masa kini yang lebih baik, dan membangun kehidupan masa depan yang
lebih baik lagi.
3. Landasan Empiris
Sebagai negara bangsa yang besar dari segi geografis, suku bangsa, potensi
ekonomi, dan beragamnya kemajuan pembangunan dari satu daerah ke daerah lain,
sekecil apa pun ancaman disintegrasi bangsa masih tetap ada maka kurikulum harus
mampu membentuk manusia Indonesia yang mampu menyeimbangkan kebutuhan
individu dan masyarakat untuk memajukan jati diri sebagai bagian dari bangsa
Indonesia dan kebutuhan untuk berintegrasi sebagai satu entitas bangsa Indonesia.
Kurikulum seharusnya juga diarahkan untuk membangun kesadaran dan kepedulian
generasi muda terhadap lingkungan alam dan menumbuhkan kemampuan untuk
merumuskan pemecahan masalah secara kreatif terhadap isu-isu lingkungan dan
ketahanan pangan. Dengan berbagai kemajuan yang telah dicapai, mutu pendidikan
Indonesia harus terus ditingkatkan. Hasil riset PISA (Program for International Student
Assessment) studi yang memfokuskan pada literasi bacaan, matematika, dan IPA
menunjukkan peringkat Indonesia baru bisa menduduki 10 besar terbawah dari 65
negara. Hasil riset TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study)
menunjukkan siswa Indonesia berada pada rangking amat rendah dalam kemampuan
(1) memahami informasi yang komplek, (2) teori, analisis dan pemecahan masalah, (3)
10
pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah dan (4) melakukan investigasi. Hasil-
hasil ini menunjukkan perlu ada perubahan orientasi kurikulum, yaitu tidak membebani
peserta didik dengan konten namun mengutamakan pada aspek kemampuan esensial
yang diperlukan semua warga negara untuk berperan serta dalam membangun
negaranya pada abad 21.
4. Landasan Teoretik
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar teori “pendidikan berdasarkan
standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi.
Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menetapkan standar nasional
sebagai kualitas minimal warga negara untuk suatu jenjang pendidikan. Standar bukan
kurikulum dan kurikulum dikembangkan agar peserta didik mampu mencapai kualitas
standar nasional atau di atasnya. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar
Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan dikembangkan menjadi Standar
Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan yaitu SKL SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
SMK/MAK.
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk bersikap, menggunakan
pengetahuan dan keterampilan untuk melaksanakan suatu tugas di sekolah, masyarakat,
dan lingkungan yang bersangkutan berinteraksi. Kurikulum berbasis kompetensi
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik
untuk mengembangkan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk
membangun kemampuan yang dirumuskan dalam SKL. Hasil dari pengalaman belajar
tersebut adalah hasil belajar peserta didik yang menggambarkan manusia dengan
kualitas yang dinyatakan dalam SKL.5
1,00-1,17 D 1,18-1,50 D+
5
TIM. 2014. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014 Mata Pelajaran
Matematika SMP/MTs ( Jakarta: Pusat Pengembangan Profesi Pendidik Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
11
2,51-2,84 B-
1,51-1,84 C-
2,85-3,17 B
1,85-2,17 C
3,18-3,50 B+
2,18-2,50 C+
3,51-3,84 A- 3,85-4,00 A
11
F. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013
6
Baderiah, Buku Ajar Pengembangan Kurikulum, (Palopo: Lembaga Penerbit Kampus IAIN Palopo,
2018), hal. 8
12
g. Standar penilaian mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi seperti sikap,
keterampilan, dan pengetahuan secara proporsional.
h. Mengharuskan adanya remidiasi secara berkala.
i. Sifat pembelajaran sangat kontekstual.
j. Buku dan kelengkapan dokumen disiapkan lengkap oleh pemerintah.
Adapun beberapa kekurangan yang terdapat pada Kurikulum 2013 adalah sebagai
berikut:
a. Guru banyak salah paham karena beranggapan dengan Kurikulum 2013 guru tidak
perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas. Padahal, banyak mata pelajaran yang
harus tetap ada penjelasan dari guru.
b. Banyak sekali guru-guru yang belum siap secara mental dengan Kurikulum 2013 ini.
c. Kurangnya pemahaman guru dengan konsep pendekatan scientific.
d. Kurangnya keterampilan guru merancang RPP.
e. Guru tidak banyak yang menguasai penilaian autentik.
f. Terlalu banyak materi yang dikuasai siswa.
g. Beban belajar siswa dan termasuk guru terlalu berat sehingga waktu belajar di
sekolah terlalu lama.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Sebagai guru, seyogyanya turut menjalankan Kurtilas di ranah sekolahnya dengan baik
dan penuh tanggung jawab, sebagai siswa juga perlu ikut menyukseskan Kurikulum
2013 dengan sebaik-baiknya. Diharapkan, guru, siswa, maupun semua pihak yang
terlibat dalam pelaksanaan Kurtilas khususnya, setelah membaca makalah ini dapat
menjadi pembelajaran dan pendalaman lebih lanjut mengenai Kurtilas. Sumber lain
yang kredibel juga dianjurkan untuk dikaji kembali.
14
DAFTAR PUSTAKA
Amri, S. Loeloek Endah Poerwati. (2013). Panduan Memahami Kurikulum 2013. Jakarta:
Prestasi Pustakarya.
Baderiah, (2018). Buku Ajar Pengembangan Kurikulum. Palopo: Lembaga Penerbit Kampus
IAIN Palopo.
Shafa. (2014). Karakteristik Proses Pembelajaran Kurikulum 2013. Jurnal Dinamika Ilmu,
14(1), 81–96.
15