PENDEKATAN MIMETIK
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kajian Puisi
Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
4C/PBSI
JAKARTA
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami ucapkan ke hadirat Allah Swt. yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Analisis Puisi “Mencari Karya Sanusi Pane dengan Pendekatan
Mimetik”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Kajian
Puisi.
Penyusun menyadari, makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
Saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca.
Demikianlah makalah ini Saya buat semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca,
Penyusun memohon maaf apabila ada kekurangan dalam makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................... i
Simpulan .......................................................................................................... 9
Saran ................................................................................................................. 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puisi sebagai salah satu jenis karya sastra memiliki nilai seni kesusastraan
yang tinggi, melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan
katanya. Puisi pada dasarnya merupakan sarana ekspresi seseorang untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Oleh karena itu, puisi selalu diciptakan
dan dibaca, untuk menikmati nilai seni dan nilai kejiwaan yang tinggi. Menurut
Waluyo (2002:1) puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan,
dipersingkat, diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias
atau imajinatif.
Puisi “Mencari” karya Sanusi Pane ini dapat dianalisis dengan berbagai
pendeketan. Salah satunya dengan pendekatan mimetik, Sanusi Pane banyak
mengangkat tentang budaya Hindu-Buddha beserta peristiwa dalam hidupnya.
Puisi “Mencari” salah satu puisi yang diangkat dari peristiwa dan ksah hidup Sanusi
Pane.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Penelitian
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Pengertian pendekatan Mimetik
1
Abrams, M. H. (1981). Teori Pengantar Fiksi. Yogyakarta. Hanindita Graha Wida.
2
Rahayu, I. (2014). Analisis bumi manusia karya pramoedya ananta toer dengan
pendekatan mimetik. Deiksis Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 1(1).
4
“Mencari” termasuk puisi dalam kumpulan puisi “Madah Kelana” terbit
pada tahun 1931. 3Sanusi Pane sering dikaitkan dengan angkatan Pujangga Baru
walaupun ia dimasukkan dalam angkatan Balai Pustaka. Dalam pembahasan ini
Sanusi Pane dimasukkan dalam klarifikasi puisi angkatan 1920-1933. Puisi-puisi
pada periode ini mewarisi corak puisi lama mirip pantun dan syair. Hanya saja
sampiran ditiadakan untuk menjadikan puisinya lebih intens. Corak puisi seperti
syair tidak digunakan sebagai cerita, namun digunakan sebagai pengungkap makna
yang lebih padat. Puisi ini dibuka dengan pernyataan seseorang yang telah mencari,
berlayar, berjalan, serta mengembara ke penjuru dunia. Kemudian, dilanjutkan
dengan penemuannya terhadap apa yang dicarinya selama ini. Jika kita lihat dari
segi pengalaman penyair, sajak mencari karya Sanusi Pane mengungkapkan
pengalaman India, pengalaman yang terutama diperoleh melalui alat Indra atau
pancaindra.
MENCARI
Aku mencari
Di kebun India
Aku pesiar
3
Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama. 2008.
5
Di kebun Yunani,
Aku berjalan
Di tanah Roma,
Aku mengembara
Di benua Barat
Segala buku
Perpustakaan dunia
Sudah kubaca
Segala filsafat
Sudah kuperiksa
Ke dalam taman
Hati sendiri
Di sana Bahagia
Sudah lama
Menanti daku.
4
Kata konotasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa
konotasi adalah tautan pikiran yang menimbulkan nilai rasa pada seseorang ketika
berhadapan dengan sebuah kata; makna yang ditambahkan pada makna denotasi
4
Waluyo, J Herman. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Penerbit Erlangga. 1955.
6
sedangkan makna asosiasi adalah Makna kiasan atau asosiatif adalah makna kata
atau leksem yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang timbul pada penyapa
dan manusia yang disapa. Makna ini muncul sebagai akibat asosiasi perasaan
pemakai bahasa terhadap leksem yang dilafalkan atau didengarnya.
Kita dapat memahami arti kata konotasi,asosiasi serta arti tersirat dari puisi
“mencari” di atas pada kata India, Yunani, dan Roma. Pada tahun 1929-1930,
Sanusi Pane melawat ke India untuk memperdalam kebudayaan Hindu. Selama
kurang lebih dari dua tahun Sanusi Pane menemukan jalan hidupnya untuk
mencapai kebahagiaan sejati. India digambarkan sebagai salah satu kebudayaan
tertua di dunia, selain China dan Romawi. India dapat dikatakan sebagai sebuah
kerajaan besar dan agung. Sanusi Pane menyaksikan bahkan mengalami sendiri
kehidupan tanah asal agama Hindu itu. Ia merasakan kedamaian sehingga ajaran
Hindu benar-benar merasuk ke dalam hatinya. Ajaran Hindu yang mampu
mengubah pola pikir Sanusi Pane untuk tidak terlalu mementingkan hal yang
bersifat duniawi, hal yang dianggapnya maya.
Mencari di kebun India dapat diartikan sebagai salah satu bahasa sastra yang
sedikit menyinggung tentang masa-masa kejayaan Bangsa India pada masa
kerajaan Moghul, yang ketika itu memiliki kemajuan yang sangat pesat bahkan
dalam bidang pertanian. Jika kita kaitkan dengan tema yang ada pada puisi ini,
seolah ingin mencari kebahagiaan di kebun India yang pada saat itu terkenal dengan
kemajuannya di bidang pertanian. Ada hal yang menarik ketika penyair
mencantumkan untaian kata di atas, karena Yunani dikatakan sebagai satu dari
kerajaan yang sangat luas pada masanya. Yunani pada masa jayanya memiliki
kekuatan militer laut yang hebat dan dapat berpesiar sampai kejauhan samudra
untuk memerangi musuh-musuhnya.
Mengaitkan hal ini dengan tema puisi, aku- pada puisi seolah ingin mencari
kebahagiaan di kebun Yunani yang pada saat itu terkenal dengan kekuatan militer
lautnya. Mungkin, bersamaan dengan pesiaran militer tersebut yang mampu
memerangi musuhnya hingga sampai ke samudra, aku- akan mampu menemukan
kebahagiaannya. Tanah Roma dapat diibaratkan sebagai sebuah daerah yang amat
7
sulit untuk ditaklukkan, karena banyak kekuatan-kekuatan tangguh yang mengisi
wilayah ini. Bangsa Romawi yang pada masanya beribukota Roma, membutuhkan
500 tahun untuk dapat menaklukkan wilayah Roma, maka bangsa yang
menaklukkan Roma dapat dikatakan sebagai kerajaan yang amat kuat. Jika
dikaitkan dengan tema puisi, aku- pada puisi seolah ingin mencari kebahagiaannya
di tanah Roma.
Karena bagi pengarang sejauh apapun kita pergi pada akhirnya kita kembali.
Sangat menarik sekali bagi siapa pun yang membaca dan mencoba untuk
memahami arti dari puisi ini. Hal ini tidak terlepas dari pemikiran sang penyair,
bahwa ia ingin berusaha terlepas dari hal-hal yang berkaitan dengan duniawi. Ia
ingin terlepas dari segala yang hebat yang ada di India, ia juga ingin terlepas dari
segalanya yang hebat yang ada di kebun Yunani, di tanah Roma, di benua Barat. Ia
juga ingin terlepas dari segala ilmu-ilmu duniawi yang mampu membuatnya maju,
begitu juga ia yang ingin terlepas dari filsafat yang mampu mengetahui segala yang
ada dan menjadi penyebab terhadap yang ada di dunia ini. Ia seolah berpesan
kepada pembaca, bahwa kebahagiaan yang ada dan nyata dalam dunia ini adalah
kembali pada hati nurani diri sendiri. Dengan mengikuti kata hati, nurani diri sendiri
maka segala kebahagiaan yang ada akan menghampirinya.
8
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Saran
Tentu masih banyak pendekatan dan makna lain yang dapat digunakan
untuk menganalisis puisi “Mencari” karya Sanusi Paneini. Jika pembaca
mempunyai kritik dan saran membangun untuk makalah ini, penulis sangat
menghargainya.
9
Daftar Pustaka
Rahayu, I. (2014). Analisis bumi manusia karya pramoedya ananta toer dengan
pendekatan mimetik. Deiksis Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 1(1).
Waluyo, J Herman. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Penerbit Erlangga. 1955.
10