Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS PUISI “MENCARI” KARYA SANUSI PANE DENGAN

PENDEKATAN MIMETIK

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kajian Puisi

Dosen Pengampu: Jamal D Rahman.

Disusun Oleh:

Zein Salsabila Zalfa (11200130000098)

KELOMPOK 3

4C/PBSI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami ucapkan ke hadirat Allah Swt. yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Analisis Puisi “Mencari Karya Sanusi Pane dengan Pendekatan
Mimetik”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Kajian
Puisi.

Penyusun menyadari, makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
Saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca.
Demikianlah makalah ini Saya buat semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca,
Penyusun memohon maaf apabila ada kekurangan dalam makalah ini.

Jakarta, 25 Maret 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3

A. Biografi Sanusi Pane ................................................................................... 3

B. Kajian Teori ................................................................................................ 4

C. Analisis Puisi “Mencari” Karya Sanusi Pane Menggunakan Pendekatan


Mimetik ............................................................................................................ 4

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 9

Simpulan .......................................................................................................... 9

Saran ................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puisi sebagai salah satu jenis karya sastra memiliki nilai seni kesusastraan
yang tinggi, melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan
katanya. Puisi pada dasarnya merupakan sarana ekspresi seseorang untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Oleh karena itu, puisi selalu diciptakan
dan dibaca, untuk menikmati nilai seni dan nilai kejiwaan yang tinggi. Menurut
Waluyo (2002:1) puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan,
dipersingkat, diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias
atau imajinatif.

Menurut Pradopo, puisi itu merupakan rekaman dan interpretasi


pengalaman manusia yang penting, digubah dalam wujud yang berkesan (2009:7).
Dari dahulu hingga sekarang, puisi digemari oleh semua lapisan masyarakat.
Kemajuan masyarakat dari waktu ke waktu selalu meningkat, maka corak, sifat, dan
bentuk puisi pun selalu berubah, mengikuti perkembangan selera. Saat ini wujud
puisi semakin kompleks dan semakin terasa sungkar sehingga lebih menyukarkan
pemahamannya.

Puisi “Mencari” karya Sanusi Pane ini dapat dianalisis dengan berbagai
pendeketan. Salah satunya dengan pendekatan mimetik, Sanusi Pane banyak
mengangkat tentang budaya Hindu-Buddha beserta peristiwa dalam hidupnya.
Puisi “Mencari” salah satu puisi yang diangkat dari peristiwa dan ksah hidup Sanusi
Pane.

B. Rumusan Masalah

1. Siapakah Sanusi Pane?

2. Apa itu pendekatan mimetik?

3. Bagaimana hasil dari analisis puisi “Mencari” karya Sanusi Pane?

1
C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui sosok Sanusi Pane

2. Untuk mengetahui apa itu pendekatan mimetic

3. Untuk mengetahui makna puisi “Mencari” karya Sanusi Pane menggunakan


pendekatan mimetik

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Sanusi Pane

Sanusi Pane dilahirkan di Muara Sipongi, Tapanuli Selatan pada tanggal 14


November 1905. Ia adalah kakak kandung Armijn Pane.Sanusi pane mengawali
pendidikannya di Hollands Inlandse School (HIS) di Padang Sidempuan dan Sanusi
Pane dilahirkan di Muara Sipongi, Tapanuli Selatan pada tanggal 14 November
1905. Ia adalah kakak kandung Armijn Pane. Sanusi pane mengawali
pendidikannya di Hollands Inlandse School (HIS) di Padang Sidempuan dan
Tanjungbalai.

Setelah itu, ia melanjutkan ke Europeesche Lager School (ELS) di Sibolga


dan kemudian melanjutkan ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di
Padang dan di Jakarta. Ia tamat dari MULO pada tahun 1922. Selanjutnya, dia
belajar di Kweekschool (Sekolah Pendidikan Guru) Gunung Sahari, Jakarta sampai
tamat, tahun 1925, dan langsung diangkat menjadi guru di sekolah itu sampai tahun
1931. Pernah pula Ia mengikuti kuliah di Rechtshogeschool (Sekolah Tinggi
Kehakiman) selama satu tahun. Pada tahun 1929--1930 dia melawat ke India untuk
memperdalam kebudayaan Hindu (Nasution. 1963). Pada waktu dia bekerja di
Balai Pustaka dia menolak untuk diantar jemput.

Dia memilih berjalan kaki. Segala tawaran yang diberikan kepadanya


dibiarkan begitu saja tanpa jawaban. Sering dia membiarkan jatah berasnya
membusuk di gudang karena tidak diambil. Bahkan, selama bekerja dia tidak
pernah mengurus kenaikan pangkatnya sehingga sampai pensiun pangkatnya tetap
sama. Pada suatu ketika istrinya merasa cemas dengan kehidupan Sanusi Pane yang
harus membiayai enam orang anak. Istrinya mencoba menyadarkan Sanusi Pane
agar memikirkan nasib anaknya pada masa datang.

3
B. Pengertian pendekatan Mimetik

Pendekatan mimetik adalah pendekatan kajian sastra yang menitik beratkan


kajiannya terhadap hubungan karya sastra dengan kenyataan di luar karya sastra.
Pendekatan yang memandang karya sastra sebagai imitasi dan realitas (Abrams
1981:89).1 Aristoteles berpendapat bahwa mimesis bukan sekedar tiruan. Bukan
sekedar potret dan realitas, melainkan telah melalui kesadaran personal batin
pengarang nya. Puisi sebagai karya sastra mampu memaparkan realitas di luar diri
manusia persi apa adanya. Maka karya sastra seperti halnya puisi merupakan
cerminan representasi dan realitas itu sendiri. 2Menurut (Rahayu, 2014) kritik
mimetik (mimetic criticism) adalah kritik yang memandang karya karya sastra
sebagai tiruan aspek-aspek alam, percerminan atau penggambaran dunia dan
kehidupan.

Kriteria utama yang dikenakan pada karya sastra adalah ”kebenaran”


penggambaran terhadap objek yang digambarkan, atau yang hendaknya
digambarkan. Peristiwa mimesis sebuah karya sastra juga dipertegas oleh Wellek
dan Warren (dalam Rahayu, 2014) yang mengatakan sifat sastra memang
menyajikan sebagian besar tentang kehidupan, sementara itu kehidupan dunia nyata
merupakan keadaan sosial masyarakat. Jadi ada faktor tiruan terhadap keadaan
sosial dunia nyata dalam karya sastra. Bagi Plato, mimesis terikat pada ide
pengarang, dan ide itu tidak bisa menghasilkan tiruan yang persis sama, lewat
mimesis tataran yang lebih tinggi hanya berupa angan-angan karya seni (sastra)
tidak bisa menjelma langsung dalam wujud yang ideal.

C. Analisis Puisi “Mencari” Karya Sanusi Pane dengan pendektan Mimetik

1
Abrams, M. H. (1981). Teori Pengantar Fiksi. Yogyakarta. Hanindita Graha Wida.

2
Rahayu, I. (2014). Analisis bumi manusia karya pramoedya ananta toer dengan
pendekatan mimetik. Deiksis Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 1(1).

4
“Mencari” termasuk puisi dalam kumpulan puisi “Madah Kelana” terbit
pada tahun 1931. 3Sanusi Pane sering dikaitkan dengan angkatan Pujangga Baru
walaupun ia dimasukkan dalam angkatan Balai Pustaka. Dalam pembahasan ini
Sanusi Pane dimasukkan dalam klarifikasi puisi angkatan 1920-1933. Puisi-puisi
pada periode ini mewarisi corak puisi lama mirip pantun dan syair. Hanya saja
sampiran ditiadakan untuk menjadikan puisinya lebih intens. Corak puisi seperti
syair tidak digunakan sebagai cerita, namun digunakan sebagai pengungkap makna
yang lebih padat. Puisi ini dibuka dengan pernyataan seseorang yang telah mencari,
berlayar, berjalan, serta mengembara ke penjuru dunia. Kemudian, dilanjutkan
dengan penemuannya terhadap apa yang dicarinya selama ini. Jika kita lihat dari
segi pengalaman penyair, sajak mencari karya Sanusi Pane mengungkapkan
pengalaman India, pengalaman yang terutama diperoleh melalui alat Indra atau
pancaindra.

Dengan pengungkapan pengalaman India itu, kita melihat penggunaan


bahasa yang khas dan adanya keterusterangan, kesungguhan, kejujuran, serta
kekayaan imajinasi penyair. Selaras dengan pengalaman hidup penyair yaitu Sanusi
Pane yang telah melewati pahit manis dalam hidupnya, selama hidupnya beliau
sering kali melawat ke negeri lain untuk mengenyam pendidikan ataupun hanya
sekedar memperdalam kebudayaan lain.

Puisi Sanusi Pane:

MENCARI

Aku mencari

Di kebun India

Aku pesiar

3
Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama. 2008.

5
Di kebun Yunani,

Aku berjalan

Di tanah Roma,

Aku mengembara

Di benua Barat

Segala buku

Perpustakaan dunia

Sudah kubaca

Segala filsafat

Sudah kuperiksa

Akhirnya ‘ku sampai

Ke dalam taman

Hati sendiri

Di sana Bahagia

Sudah lama

Menanti daku.

4
Kata konotasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa
konotasi adalah tautan pikiran yang menimbulkan nilai rasa pada seseorang ketika
berhadapan dengan sebuah kata; makna yang ditambahkan pada makna denotasi

4
Waluyo, J Herman. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Penerbit Erlangga. 1955.

6
sedangkan makna asosiasi adalah Makna kiasan atau asosiatif adalah makna kata
atau leksem yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang timbul pada penyapa
dan manusia yang disapa. Makna ini muncul sebagai akibat asosiasi perasaan
pemakai bahasa terhadap leksem yang dilafalkan atau didengarnya.

Kita dapat memahami arti kata konotasi,asosiasi serta arti tersirat dari puisi
“mencari” di atas pada kata India, Yunani, dan Roma. Pada tahun 1929-1930,
Sanusi Pane melawat ke India untuk memperdalam kebudayaan Hindu. Selama
kurang lebih dari dua tahun Sanusi Pane menemukan jalan hidupnya untuk
mencapai kebahagiaan sejati. India digambarkan sebagai salah satu kebudayaan
tertua di dunia, selain China dan Romawi. India dapat dikatakan sebagai sebuah
kerajaan besar dan agung. Sanusi Pane menyaksikan bahkan mengalami sendiri
kehidupan tanah asal agama Hindu itu. Ia merasakan kedamaian sehingga ajaran
Hindu benar-benar merasuk ke dalam hatinya. Ajaran Hindu yang mampu
mengubah pola pikir Sanusi Pane untuk tidak terlalu mementingkan hal yang
bersifat duniawi, hal yang dianggapnya maya.

Mencari di kebun India dapat diartikan sebagai salah satu bahasa sastra yang
sedikit menyinggung tentang masa-masa kejayaan Bangsa India pada masa
kerajaan Moghul, yang ketika itu memiliki kemajuan yang sangat pesat bahkan
dalam bidang pertanian. Jika kita kaitkan dengan tema yang ada pada puisi ini,
seolah ingin mencari kebahagiaan di kebun India yang pada saat itu terkenal dengan
kemajuannya di bidang pertanian. Ada hal yang menarik ketika penyair
mencantumkan untaian kata di atas, karena Yunani dikatakan sebagai satu dari
kerajaan yang sangat luas pada masanya. Yunani pada masa jayanya memiliki
kekuatan militer laut yang hebat dan dapat berpesiar sampai kejauhan samudra
untuk memerangi musuh-musuhnya.

Mengaitkan hal ini dengan tema puisi, aku- pada puisi seolah ingin mencari
kebahagiaan di kebun Yunani yang pada saat itu terkenal dengan kekuatan militer
lautnya. Mungkin, bersamaan dengan pesiaran militer tersebut yang mampu
memerangi musuhnya hingga sampai ke samudra, aku- akan mampu menemukan
kebahagiaannya. Tanah Roma dapat diibaratkan sebagai sebuah daerah yang amat

7
sulit untuk ditaklukkan, karena banyak kekuatan-kekuatan tangguh yang mengisi
wilayah ini. Bangsa Romawi yang pada masanya beribukota Roma, membutuhkan
500 tahun untuk dapat menaklukkan wilayah Roma, maka bangsa yang
menaklukkan Roma dapat dikatakan sebagai kerajaan yang amat kuat. Jika
dikaitkan dengan tema puisi, aku- pada puisi seolah ingin mencari kebahagiaannya
di tanah Roma.

Dengan berjalan di tanah yang memiliki kekuatan-kekuatan yang tangguh


mungkin ia akan mendapatkan kebahagiaan yang dicarinya. Puncak pada puisi
“mencari” karya Sanusi Pane mengungkap makna aku/daku- merupakan suatu
kepuasan batin untuk pencapaian sebuah kebahagiaan akan suatu proses yang
dilalui. Suatu pencapaian pada titik terakhirnya. Aku- pada puisi telah mencari,
bersiar, berjalan, mengembara, membaca dan memeriksa segala sesuatu yang dapat
membahagiakannya. Tak disangka-sangka pencarian panjangnya berhenti pada
dirinya sendiri. Taman hatinyalah yang mampu menghasilkan yang selama ini
dicarinya. Bahkan ternyata, bahagia yang selama ini dicarinya telah lama
menunggu kedatangan aku- pada puisi. Gagasan utama pada puisi ini adalah
pengarang hendak menyampaikan pengalamannya dalam sebuah pencarian yang
pada hakikatnya kembali pada nuraninya.

Karena bagi pengarang sejauh apapun kita pergi pada akhirnya kita kembali.
Sangat menarik sekali bagi siapa pun yang membaca dan mencoba untuk
memahami arti dari puisi ini. Hal ini tidak terlepas dari pemikiran sang penyair,
bahwa ia ingin berusaha terlepas dari hal-hal yang berkaitan dengan duniawi. Ia
ingin terlepas dari segala yang hebat yang ada di India, ia juga ingin terlepas dari
segalanya yang hebat yang ada di kebun Yunani, di tanah Roma, di benua Barat. Ia
juga ingin terlepas dari segala ilmu-ilmu duniawi yang mampu membuatnya maju,
begitu juga ia yang ingin terlepas dari filsafat yang mampu mengetahui segala yang
ada dan menjadi penyebab terhadap yang ada di dunia ini. Ia seolah berpesan
kepada pembaca, bahwa kebahagiaan yang ada dan nyata dalam dunia ini adalah
kembali pada hati nurani diri sendiri. Dengan mengikuti kata hati, nurani diri sendiri
maka segala kebahagiaan yang ada akan menghampirinya.

8
BAB III

PENUTUP

Simpulan

Sanusi Pane dilahirkan di Muara Sipongi, Tapanuli Selatan pada tanggal 14


November 1905. Ia adalah kakak kandung Armijn Pane.Sanusi pane mengawali
pendidikannya di Hollands Inlandse School (HIS) di Padang Sidempuan dan Sanusi
Pane dilahirkan di Muara Sipongi, Tapanuli Selatan pada tanggal 14 November
1905.

Pendekatan mimetik adalah pendekatan kajian sastra yang menitik beratkan


kajiannya terhadap hubungan karya sastra dengan kenyataan di luar karya sastra.
Pendekatan yang memandang karya sastra sebagai imitasi dan realitas (Abrams
1981:89).

Saran

Tentu masih banyak pendekatan dan makna lain yang dapat digunakan
untuk menganalisis puisi “Mencari” karya Sanusi Paneini. Jika pembaca
mempunyai kritik dan saran membangun untuk makalah ini, penulis sangat
menghargainya.

9
Daftar Pustaka

Abrams, M. H. (1981). Teori Pengantar Fiksi. Yogyakarta. Hanindita Graha Wida.

Rahayu, I. (2014). Analisis bumi manusia karya pramoedya ananta toer dengan
pendekatan mimetik. Deiksis Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 1(1).

Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama. 2008.

Waluyo, J Herman. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Penerbit Erlangga. 1955.

10

Anda mungkin juga menyukai