Anda di halaman 1dari 14

ADMINISTRASI KEUANGAN PENDIDIKAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi ujian akhir semester mata kuliah Manajemen
Pendidikan

Dosen Pengampu: Dr. Muhammad Syukur, M.A.

Disusun Oleh:
Maulia Assilmy

11200130000080

7B/PBSI

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan maksimal.
Shalawat beriring salam semoga tercurahkan kepada suri tauladan umat manusia, yakni Nabi
Muhammad SAW., Semoga kita bisa mendapatkan safaatnya di hari akhir nanti.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas Manajemen
Pendidikan, yang diampu oleh Bapak Dr. Muhammad Syukur, M.A. Terlepas dari itu,
penyusunan makalah ini juga bertujuan untuk memberikan ilmu dan pengetahuan kepada
penulis dan kepada para pembaca pada umumnya.

Tak luput dari khilaf, penulis yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, baik
dari segi kebahasaan, isi, dan lainnya. Maka dari itu, besar harapan penulis agar Dosen
pengampu beserta teman-teman pembaca dapat memberikan kritik dan sarannya, sehingga
hasilnya akan menjadi evaluasi agar makalah berikutnya bisa lebih baik lagi.

Penulis ucapkan terima kasih untuk seluruh pihak yang terlibat, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Terima kasih pula kepada Bapak Syukur selaku dosen pengampu yang
telah memberikan tugas ini. Semoga makalah ini dapat diterima dengan baik dan bisa
memberikan manfaat. Aamiin.

Ciputat, 29 Desember 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. 3
BAB I......................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................................... 4
A.Latar Belakang................................................................................................................................... 4
B.Rumusan Masalah .............................................................................................................................. 5
C.Tujuan Penulisan................................................................................................................................ 5
BAB II ....................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN........................................................................................................................................ 6
A. Pengertian Administrasi Keuangan .................................................................................................. 6
B. Urgensi Administrasi Keuangan Sekolah ......................................................................................... 7
C. Ruang Lingkup Administrasi Keuangan Sekolah............................................................................. 8
D.Prinsip-Prinsip Administrasi Keuangan Sekolah. ............................................................................. 9
E. Proses Administrasi Keuangan Sekolah ......................................................................................... 10
PENUTUP...............................................................................................................................................13
BAB III .................................................................................................................................................... 13
A. Simpulan. ....................................................................................................................................... 13
B. Saran............................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan memiliki
potensi yang menentukan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penelitian
administrasi pendidikan. Komponen pembiayaan pada tingkat satuan pendidikan
merupakan komponen produksi yang bersama-sama dengan komponen lainnya
menentukan terselenggaranya seluruh kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Setiap kegiatan di bidang pendidikan perlu dibakukan untuk menjamin


efektivitas, keteraturan dan konseptualisasi. Sesuai dengan visi dan misi lembaga
pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan perlu adanya keseimbangan antara hal-
hal kecil dan besar. Kegiatan yang cukup kompleks di sekolah tentunya membutuhkan
pengaturan yang baik, salah satunya adalah keuangan sekolah. Keuangan sekolah
merupakan bagian yang penting, karena semua kegiatan membutuhkan uang. Jadi ini
membutuhkan pertimbangan yang matang. Diperlukan pengaturan untuk
mempersiapkan, mengelola dan mengatur keluar masuknya dana tersebut. Hal itu bisa
diatur dengan manajemen keuangan. Di dalam manajemen keuangan sekolah terdapat
rangkaian aktivitas yang terdiri dari perencanaan program sekolah, perkiraan anggaran,
pemasukan dan pengeluaran yang digunakan oleh sekolah, serta rekapan keuangan.

Namun, apabila keuangan tersebut tidak diatur dengan baik maka kegiatan atau
apapun yang dikelola oleh sekolah tersebut tidaklah akan berjalan dengan sempurna
seperti yang diharapkan. Maka dari itu, komponen keuangan ini perlu dikelola agar dana
yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan.

Melalui kegiatan manajemen keuangan tersebut maka kebutuhan pendanaan


sekolah dapat dirancang dengan baik, dibukukan dengan transparan, dan digunakan
untuk membiayai seluruh kegiatan dan kebutuhan sekolah secara efektif, memnafaatkan
sumber dana sesuai dengan kepentingan sekolah. Banyak proses dalam kegiatan
manajemen keuangan tersebut, mulai dari perencanaan sampai pada pengawasaan atau
pengendalian.

Maka dalam hal ini, administrasi keuangan sangat diperlukan, agar terjadinya
transparasi pembiayaan yang terjadi selama periode tertentu. Manfaat daripada

4
administrasi keuangan juga dapat dirasakan oleh seluruh elemen yang ada di dalam
pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan urgensi administrasi keuangan sekolah?

2. Apa saja jenis pembiayaan pendidikan?

3. Apa saja prinsip-prinsip administrasi keuangan sekolah?

4. Bagaimana proses administrasi keuangan sekolah?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dan urgensi administrasi keuangan sekolah.

2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip administrasi keuangan sekolah.

3. Untuk mengetahui ruang lingkup administrasi keuangan sekolah.

4. Untuk mengetahui proses administrasi keuangan sekolah.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Administrasi Keuangan


Secara teoritis pengertian administrasi artinya melayani secara intensif,
sedangkan secara etimologis administrasi dalam bahasa Inggris administer yaitu
kombinasi dari kata ad serta ministrare yg berarti to serve melayani, membantu,
serta memenuhi. 1 Berdasarkan pendapat Sondang P. Siagian berkata bahwa
administrasi ialah holistik proses pelaksanaan daripada keputusan yang sudah
diambil dan aplikasi itu di biasanya dilakukan dua orang manusia atau lebih buat
mencapai tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya.

Secara terminologis, administrasi keuangan dibedakan sebagai tiga, yaitu:

1. Administrasi keuangan pada arti sempit, yaitu segala pencatatan masuk serta
munculnya keuangan buat membiayai suatu kegiatan organisasi kerja berupa
rapikan usaha atau tata pembukuan keuangan.

2. Administrasi menurut arti luas, yaitu kebijakan dalam pengadaan dan


penggunaan keuangan buat mewujudkan kegiatan organisasi kerja yg berupa
aktivitas perencanaan, pengaturan pertanggungjawaban serta supervisi keuangan.

Menurut Depdiknas (2000) bahwa manajemen keuangan merupakan tindakan


pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan,
pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan. 2 Dengan demikian, manajemen
keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan
sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan
pertanggung-jawaban keuangan sekolah.

Selain itu, Mulyono, MA. beropini bahwa administrasi keuangan sekolah


merupakan seluruh proses kegiatan yg direncanakan serta dilaksanakan atau
diusahakan secara sengaja serta benar-benar-sungguh, serta pembinaan secara
kontinu terhadap porto operasional sekolah sehigga aktivitas pendidikan lebih

1
Sri Marmoah, Administrasi dan Suvervisi Pendidikan Teori dan Praktek, (Yogyakarta: DEEPUBLISH,
2018), h. 1.
2
H. Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1994).

6
efektif dan efisien dan membantu pencapaian tujuan pendidikan. 3 Unsur biaya
adalah hal yang menentukan dalam mekanisme penganggaran. Penentu biaya sangat
memengaruhi tingkat efektivitas dan efisiensi lembaga atau organisasi dalam
mencapai tujuan tertentu.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disismpulkan bahwa administrasi


keuangan adalah sebuah analisis terhadap sumber-sumber pendapatan (revenue) dan
penggunaan biaya (expenditure) yang diperuntukan sebagai pengelolaan pendidikan
secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.4

B. Urgensi Administrasi Keuangan Sekolah


Manajemen keuangan sekolah harus memperhatikan beberapa prinsip UU No.
20 Pasal 4 Tahun 2003 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan didasarkan
pada prinsip-prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik.
Manajemen keuangan memegang peranan yang sangat penting di sekolah, antara lain:

1. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan keuangan sekolah dalam


pelaksanaan program sekolah.

2. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah sehingga


sekolah terbuka terhadap pendanaan/penganggaran.

3. Membangun kepercayaan dengan pemerintah, masyarakat dan orang tua di


sekolah.

4. Mencegah penyalahgunaan dana sekolah.

5. Agar tidak menimbulkan pembicaraan negatif tentang sekolah dari


masyarakat, orang tua, masyarakat dan pemerintah.Komponen keuangan dan
pembiayaan pada suatu sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan
terlaksananya kegiatan-kegiatan proses belajarmengajar di sekolah bersama komponen-
komponen lain. Dengan kata lain, setiap kegiatan di sekolah memerlukan biaya, baik itu
disadari atau tidak disadari.

3
Malyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), h. 78.
4
Nilda Miftahul Janna, Administrasi Keuangan Dalam Pendidikan, Jurnal Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama
Islam (Stai) Darul Dakwah Wal-Irsyad (Ddi) Kota Makassar, Indonesia, hlm. 2.

7
Keuangan sekolah diharuskan oleh peraturan yang berlaku untuk secara teratur
menghitung dan mencatat pendapatan dan pengeluaran oleh pemimpin sekolah secara
teratur. Pelapor dana orang tua harus rinci, akurat dan transparan, tergantung dari
sumber dananya. Keterampilan kepala sekolah di bidang pengelolaan keuangan sekolah
diperlukan untuk mengamankan sumber pendanaan yang tepat, mengalokasikan dana
secara tepat, dan menggunakan dan mempertanggungjawabkan keuangan dengan baik
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Semua kegiatan yang
dilakukan melalui pengelolaan keuangan ini dilakukan dengan tertib, lancar, efisien dan
efektif, serta keuangan yang ada digunakan untuk tujuan yang tepat. Oleh karena itu,
penting untuk memiliki manajemen keuangan yang baik. Pengelolaan keuangan
memastikan bahwa anggaran sekolah tidak disalahgunakan karena mereka dapat
merencanakan, meminta, dan mencatat secara transparan dana yang dibutuhkan untuk
kegiatan sekolah, dan menggunakannya untuk membiayai pelaksanaan program sekolah
yang efisien dan efisien. Pengelolaan keuangan sekolah harus dimulai dengan
perencanaan yang matang. Karena rencana tersebut juga membuat arah/arahan
pengelolaan keuangan sekolah berjalan dengan baik. Melalui kegiatan manajemen
keuangan dan pembiayaan, kebutuhan pendanaan, pembiayaan kegiatan dan anggaran
lembaga pendidikan dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara
transparan, digunakan untuk membiayai pelaksanaan program lembaga pendidikan
secara efektif dan efisien, sekaligus dipertanggungjawabkan untuk memberikan rasa

C. Ruang Lingkup Administrasi Keuangan Sekolah


Masalah keuangan berkaitan erat dengan penganggaran atau pembiayaan,
sedangkan masalah pembiayaan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan
kelangsungan hidup organisasi seperti lembaga pendidikan dan lembaga lainnya. Dalam
ilmu administrasi keuangan dijelaskan bahwa untuk dapat menggunakan uang secara
efektif dan efisien maka harus dilakukan tiga pengelolaan keuangan.

1. Penyusunan Anggaran (Budgeting)

Istilah anggaran sering kali ditangkap sebagai pengertian suatu rencana. Namun
dalam bidang pendidikan sering dijumpai dengan dua istilah yakni: RAPBN
(Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) dan RAPBS (Rencana
Pendapatan dan Belanja Anggaran Sekolah)

2. Melakukan Pembukuan (Accounting)

8
Kegiatan kedua dari administrasi pembiayaan adalah pembukuan atau kegiatan
pengurusan keuangan. Pengurusan ini meliputi dua hal yakni, pengurusan yang
menyangkut kewenangan menentukan kebijakan menerima atau mengeluarkan
uang. Pengurusan ini dikenal dengan istilah pengurusan ketatausahaan.

Kepengurusan kedua menyangkut tindak lanjut dari urusan pertama, yaitu


menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang. Pengurusan ini tidak
menyangkut kewenangan menentukan, tetapi hanya melaksanakan, dan dikenal
dengan pengurusan kebendaharaan.

3. Pemeriksaan Keuangan (Auditing)

Yang dimaksud dengan auditing adalah semua kegiatan yang menyangkut


pertanggung jawaban penerimaan, penyimpanan, dan pembayaran atau
penyerahan uang yang dilakukan bendaharawan kepada pihak-pihak yang
berwenang.5

D. Prinsip-Prinsip Administrasi Keuangan Sekolah

1. Transparansi

Dalam lembaga pendidikan, bidang administrasi keuangan sekolah haruslah


teransparan atau keterbukaan di dalamnya. seperti keterbukaan dalam manajemen
keuangan kelembagaan pendidikan, seperti keterbukaan sumber keuangan dan
jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggung jawabannya juga jelas sehingga
memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya. Dan yang
bebas diketahui oleh semua warga sekolah dan orang tua siswa adalah RAPBS.

2. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai orang lain karena kualitas
performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang menjadi
tanggung jawabnya. Dan ada tiga pilar yang membangun akuntabilitas ini yang
pertama, adanya transparansi para penyelenggara sekolah dengan menerima
masukan dan mengikutsertakan berbagai komponen dalam mengelola sekolah.

5
Dra Rawati, M.Pd.,I dan Arafah, S.Pd. Manajemen Keuangan (Dalam Pendidikan Sekolah), (Sulawesi
Selatan: Pustaka Ilmu, 2019), h. 13-14.

9
Kedua, adanya standar kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam
melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya. Ketiga, adanya partisispasi untuk
saling menciptakan suasana kondusif.

3. Efektivitas

Manajemen keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas kalau kegiatan yang


dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam rangka
mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan.

4. Efisiensi

Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan dan keluaran atau antara
daya dan hasil.

E Proses Administrasi Keuangan Sekolah


1. Penyusunan RPS
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan Nasional di tahun 2006
menerbitkan Panduan Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS). RPS
terdiri atas rencana strategis (Renstra) dan rencana operasional (Renop). Sesuai
dengan PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada pasal
53 ayat 1, disebutkan bahwa “setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana
kerja tahunan yang merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka
menengah satuan pendidikan yang meliputi masa 4 (empat) tahun.dilaksanakan
oleh unsur penyelenggara sekolah dan masyarakat (diwakili oleh komite
sekolah).
2. Penyusunan RKAS
RKAS merupakan rincian anggaran program/kegiatan dan rencana pendanaan
untuk satu tahun anggaran. RKAS adalah dokumen anggaran sekolah resmi yang
disetujui oleh kepala sekolah dan disetujui oleh sekolah setempat (untuk sekolah
negeri) atau lembaga/yayasan pendidikan (untuk sekolah swasta). Periode RKAS
hanya berlaku untuk tahun ajaran berikutnya yang terdiri dari pemasukan dan
pengeluaran (pengeluaran). Dana yang tercantum dalam RKAS hanya mencakup
pengeluaran berupa uang yang akan diterima dan dikelola oleh sekolah.

Beberapa ketentuan perlu diperhatikan dalam penyusunan RKAS. Ketentuan


yang paling mendasar isinya tidak boleh menyimpang dari RKAS. Ketentuan

10
lainnya dalam penyusunan RKAS yaitu: 1) Menggunakan strategi analisis SWOT,
2)Analisis SWOT dilakukan setiap tahun, 3) RKAS merupakan penjabaran dari
RKS, 4) Program yang direncanakan bersifat lebih operasional, 4) ada benang
merah antara tujuan empat tahunan dan sasaran (tujuan situasional) satu tahunan,
5)Rencana dan program sekolah harus memperhatikan hasil analisis SWOT.

3. Pertanggungjawaban Keuangan Sekolah

Pertanggungjawaban dapat didelegasikan kepada manajemen, sumber pendanaan,


atau staf sekolah dan dipublikasikan. Hal ini harus dilakukan mengingat "keuangan"
adalah masalah yang sangat sensitif. Kurangnya kejelasan laporan keuangan sekolah
akan memperparah persepsi negatif kepala sekolah tentang pengelolaan keuangan
yang kacau balau. Penerimaan dan pengeluaran sekolah harus dicatat dan dicatat
secara berkala sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pelaporan dan
pertanggungjawaban anggaran orang tua dan masyarakat rinci dan transparan
tergantung pada sumber pendanaan. Pelaporan dan pertanggungjawaban anggaran
yang dihasilkan oleh usaha mandiri sekolah secara rinci dan transparan kepada
Dewan Pendidikan dan staf. 6

4. Perencanaan dan Pembuatan Anggaran


Di dalam membuat perencanaan keuangan sekolah, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan:
a) Perencanaan keuangan sekolah harus disesuaikan dengan rencana
pengembangan sekolah, baik jangka panjang, jangka menengah, dan jangka
pendek.
b) Perencanaan keuangan sekolah harus komprehensif, artinya adalah perencanaan
keuangan sekolah harus mencakup semua sumber keuangan yang ada, dan
aktifitas sekolah yang akan dilakukan. dalam hal ini yang harus dilakukan adalah
menganalisis semua program kegiatan dan prioritasnya, menganalisis dana yang
ada dan yang mungkin bisa diadakan dari berbagai sumber pendapatan, dan dari
berbagai kegiatan.
c) Perencanaan keuangan sekolah harus seimbang antara pengerluaran dengan
pemasukan. jangan samapi pengeluaran lebih besar dari pemasukan.

6
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka,
2002).

11
5.Penggunaan

Menurut Departemen Administrasi Pemerintahan dan Dalam Negeri dan Departemen


Pendidikan, Kebudayaan, Olah Raga, Iptek, dan Teknologi pada tahun 1996, menurut
penggunaan keuangan sekolah ditetapkan bahwa tugas dan fungsi direktur, kepala
departemen, dan bendahara harus dipisahkan dalam administrasi fiskal. Pemberi
wewenang adalah pejabat publik yang memiliki wewenang untuk melakukan tindakan
yang mengakibatkan pemasukan atau pengeluaran keuangan. Ordinator, di sisi lain,
adalah pejabat yang berwenang yang melakukan pengujian dan memerintahkan
pembayaran untuk setiap tindakan yang diambil sesuai dengan persetujuan yang
diperoleh. Bendahara adalah pejabat publik yang berwenang yang menerima dan
mengeluarkan uang atau surat berharga lainnya yang dapat dinilai dengan uang dan
diperlukan untuk penyelesaian dan pelaporan. Penggunaan dana harus sesuai dengan
alokasi anggaran yang telah ditentukan. Oleh karena itu, aturan penggunaan dan
akuntansi keuangan

12
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Administrasi keuangan adalah suatu proses pengelolaan yang mencakup semua
kegiatan yang berkaitan dengan keuangan, penyusunan laporan keuangan, dan
pencapaian tujuan untuk kepentingan bersama. Pengelolaan keuangan sekolah harus
dimulai dengan rencana yang sebaik mungkin, karena rencana tersebut akan menjadi
pedoman dalam pengelolaan keuangan sekolah. Sebagai lembaga pendidikan, perlu
meningkatkan dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan perkembangan semua
bidang dalam hal lembaga dan infrastruktur pendidikan, kondisi kerja dan kesejahteraan
yang memadai bagi semua guru.

B. Saran
Penulis sadar jika dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan
penulisan, penjabaran, kurangnya sumber referensi dan lain sebagainya. Oleh karena
itu, Penulis dengan sangat terbuka mempersilahkan bagi pembaca yang ingin
memberikan kritik atau berupa saran kepada Penulis. Semoga dengan kritik dari para
pembaca berikan bisa membantu penulis, dalam penulisan makalah yang lebih baik lagi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dra Rawati, M.Pd.,I dan Arafah, S.Pd. Manajemen Keuangan (Dalam Pendidikan
Sekolah). Sulawesi Selatan: Pustaka Ilmu. 2019.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2002).
Marmoah, Sri. Administrasi dan Suvervisi Pendidikan Teori dan Praktek.

Yogyakarta: DEEPUBLISH. 2018.

Malyono. Konsep Pembiayaan Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010.

Miftahul Janna, Nilda. Administrasi Keuangan Dalam Pendidikan, Jurnal Mahasiswa


Sekolah Tinggi Agama Islam (Stai) Darul Dakwah Wal-Irsyad (Ddi) Kota Makassar,
Indonesia,

Nawawi, H. Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1994).

14

Anda mungkin juga menyukai