Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI

“KURIKULUM 2013”

Dosen pengampu : Prof. Dr.Agus Pahrudin, M.Pd

Disusun Oleh :

Asmaul Husna 2011010466

Siti Faralismita 2011010468

Muhammad Akir Putra Hidayat 2011010401

Semester: 5/A

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan limpahan
kesehatan jasmani dan rohani serta Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan
makalah dari mata kuliah perencanaan pendidikan dengan judul “Pengembangan Kurikulum
PAI”, Insya Allah diselesaikan dengan baik. Kemudian Shalawat beserta salam semoga selalu
terlimpah curahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang mudah-mudahan kita
selaku umat-Nya mendapat syafa`atul `uzma-Nya di hari kelak. Atas tersusunnya makalah ini
saya ucapkan terimakasih kepada selaku dosen saya bapak Prof. Dr. Agus Pahrudin, M.Pd
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini maasih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, saya harap saran dan kritik yang membangun agar sekiranya penyusunan
makalah ini kurang baik akan bisa menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi yang membaca, memahami dan mengamalkannya.

Bandar Lampung, September 2022

Kelompok 10

2
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………1

A. Latar Belakang …………………………………………………………………….1

B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………..1

C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………1

BAB 11 PEMBAHASAN……………………………………………………………2

A. Pengertian dan KarakteristikKurikulum 2013……………………………………..3

B. Tujuan Kuikulum 2013……………………………………………………………5

C. Dasar Penyusunan Kurikulum 2013………………………………………………6

D. Prinsip Pengembangan Kur. 2013…………………………………………………8

E. Komponen Kurikulum 2013……………………………………………………….9

F. Model Konsep Kurikulum 2013………………………………………………….10

G. Perbedaan Kurikulum 2013 dengan Kur Sebelumnya……………………………11

BAB 111 PENUTUP………………………………………………………………..13

A. Kesimpulan……………………………………………………………………….13

B. Saran………………………………………………………………………………13

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………14

3
BAB l

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Pengertian dan KarakteristikKurikulum 2013 ?

2. Apa Tujuan Kuikulum 2013?

3. Apa Dasar Penyusunan Kurikulum 2013 ?

4. Apa Prinsip Pengembangan Kur. 2013 ?

5. Apa saja Komponen Kurikulum 2013 ?

6. Apa saja Model Konsep Kurikulum 2013 ?

7. Apa Perbedaan Kurikulum 2013 dengan Kur Sebelumnya?

C. TUJUAN MASALAH

1. Agar Mengetahui apa Pengertian dan Karakteristik Kurikulum 2013

2. Agar Mengetahui apa Tujuan Kuikulum 2013

3. Agar Mengetahi Dasar Penyusunan Kurikulum 2013

4. Agar Mengetahui Prinsip Pengembangan Kur. 2013

5. Agar Mengetahui Komponen Kurikulum 2013

6. Agar Mengetahui Model Konsep Kurikulum 2013

7. Agar Mengetahui bagaimana Perbedaan Kurikulum 2013 dengan Kur Sebelumnya

4
BAB ll

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Karakteristik Kurikulum 2013

1. Pengertian kuriklum 2013

Dalam hal ini Kurikulum 2013 yaitu kurikulum yang terintegrasi, maksudnya adalah suatu
model kurikulum yang dapat mengintegrasikan skill, themes, concepts, and topics baik dalam
bentuk within singel disciplines, across several disciplines and within and across learners1
Dengan kata lain bahwa kurikulum terpadu sebagai sebuah konsep dapat dikatakan sebagai
sebuah sistem dan pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa disiplin ilmu atau
mata pelajaran/bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna dan luas kepada
peserta didik.Dikatakan bermakna karena dalam konsep kurikulum terpadu, peserta didik
akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu secara utuh dan realistis. Dikatakan
luas karena yang mereka perolah tidak hanya dalamsatu ruang lingkup saja melainkan semua
lintas disiplin yang dipandang berkaitan antar satu sama lain2 Inti dari Kurikulum 2013 ada
pada upaya penyederhanaan dan sifatnya yang tematik-instegratif. Kurikulum 2013 disiapkan
untuk mencetak generasi yang siap dalam menghadapi tantangan masa depan. Karena itu
kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan.Titik berat Kurikulum
2013 adalah bertujuan agar peserta didik atau siswa memiliki kemampuan yang lebih baik
dalam melakukan:

a. Observasi

b. Bertanya (wawancara)

c. Bernalar, dan

d. Mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui


setelah menerima materi pelajaran.

1
Loeloek Endah Poerwati, Sofan Amri, Panduan Memahami Kurikulum 2013, (Jakarta: PT
Prestasi Pustakarya, 2013), hlm. 28.
2
Ibid., hlm.29.

5
Adapun obyek pembelajaran dalam Kurikulum 2013 adalah: fenomena alam, sosial, seni,
dan budaya. Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih
produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan
tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.Kurikulum 2013 adalah
kurikulum berbasis karakter dan kompetensi. Kurikulum berbasis kompetensi adalah
outcomes-based curriculum dan oleh karena itu pengembangan kurikulum diarahkan pada
pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar dan
hasil kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum diartikan
sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum oleh seluruh
peserta didik.

2. karakteristik kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang sarat dengan pendidikan karakter. Mindset ini yang
disadari sejak awal sebelum memahami teknis pelaksanaan Kurikulum 2013. Jika tidak ada
landasan pemikiran ini, maka kita akan merasa terbebani oleh banyaknya “pekerjaan” yang
harus dikerjakan. Pekerjaan yang akan banyak menyita waktu adalah mengumpulkan nilai
peserta didik di setiap mata pelajaran dari aspek sikap dan keterampilan karenatidak lagi
berbentuk nilai angka tetapi berbentuk uraian (kualitatif). Perubahan tersebut ditandaidengan
penggunaan istilah baru dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL), yaitu istilah Kompetensi
Inti atau KI. Lahirnya konsep KI diawali dari pengelompokkan kompetensi pokok atas sikap,
pengetahuan,dan keterampilan. Awalnya, kompetensi sikap hanya ada satu rumusan saja,
namun setelah ada pengalaman materi maka arti sikap dibedakan antara sikap spiritual dan
sikap social. Pengelompokkan KI dapat dicermati pada Permendikbud Nomor 64 Tahun 2013
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengahsedangkan pada Permedikbud Nomor 54
Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah tidak
dibahas. Hal ini perlu disampaikan karena jika membaca SKL, anda jangan hanya melihat
sikap sebagai sesuatu yang tunggal tetapi di dalamnya tersirat dua sikap yaitu sikap spiritual
dan sikap social. Berikut akan diuraikan mengenaikarakteristik kurikulum 2013, sebagai
berikut:

A. Standar Kompetensi Lulusan

a. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang Berjenjang SKL yang dirumuskan dalam
kurikulum 2013 ditata secara berjenjang, artinya kompetensi lulusan pada jenjang

6
pendidikan Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) akan dilanjutkan dan
dikembangkan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah
Tsanawiyah (MTs) yang selanjutnya akan dilanjutkan dan dikembangkan kembali
ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA). Pada
kurikulum sebelumnya (kurikulum 2006) memang sudah berjejang, namun sulit
untuk diidentifikasi karena terlalu banyak dan sepertinya belum ada yang
mencermati secara seksama.

b. Pendidikan karakter yang terintegrasi


Pengintegrasian total pendidikan karakter tanpa mengubah “aliran”
kurikulum yang dianut sebelumnya yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
yaitu sejak tahun 2004. KBK pun lalu didesentralisasikan ke sekolah yang dikenal
dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 namun
dengan aliran yang tetap.
c. Mengakomodasikan semua aliran filsafat
Pengembangan Kurikulum 2013 tidak hanya didasarkan pada satu paham filsafat
tertentu saja,tetapi didasarkan pada banyak aliran filsafat yaitu esensialisme,
perenialisme, rekronstruksi social, progresivisme dan humanism. Hal ini dapat
dipahami karena kurikulum di suatu Negara berada di hilir pemikiran yang tidak
fanatic terhadap salah satu aliran saja. Dari penggabungan semua aliran filsafat
yang ada, menjadikan Kurikulum 2013 sangat ideal.
d. Mengembangkan kemampuan menalar, mengkomunikasikan dan mencipta
Kurikulum 2013 akan dianggap berhasil jika lulusannya memiliki kemampuan
dalam menalar/menganalisis, mengkomunikasikan dan mencipta.

B. Isi dan Struktur Kurikulum

Kurikulum 2013 yang terkait dengan Standar Isi mengurangi jumlah mata pelajaran tetapi
menambah jumlah jam pelajaran untuk setiap mata pelajaran.

C. Pendekatan Kurikulum 2013

Dalam kurikulum 2013, konten materi pelajaran di kemas dalam bentuk tematik dan
diajarkan melalui pendekatan saintifik. Perubahan pada bagian ini merupakan perubahan
yang sangat besar karena tidak bisa sekedar anjuran atau dikeluarkannya peraturanperaturan

7
menteri, tetapi juga harus melakukan “pembudayaan” di kalangan guru dan lingkungan
sekolah.

D. Penilaian

Dalam Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan,


disebutkan bahwa arti penilaian otentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif
untuk menilai, mulai dari masukan (input), proses dan keluaran (output) pembelajaran. Sesuai
dengan Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan maka
prinsip penilaian otentik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah: objektir,
terpadu, ekonomis, transparan, akuntabel, edukatif, mendidik dan memotivasi peserta didik
dan guru.

B. Tujuan Kurikulum 2013

“Tujuan Kurikulum 2013 adalah mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki


kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa,bernegara, dan peradaban dunia.” Oleh karena itu, berpijak dari pernyataan
tersebut maka pengembangan kurikulum diharapkan mampu mencapai tujuan pendidikan
nasional dalam arti yang sesungguhnya.

Di dalam tujuan kurikulum 2013 ini, peserta didik lebih dituntut untuk berpikir kreatif,
inovatif, serta, cepat dan tanggap. Kurikulum 2013 melatih peserta didik untuk
menumbuhkan keberanian dalam dirinya, selanjutnya dapat melatih kemampuan berlogika
dalam memecahkan suatu permasalahan. Pada kurikulum 2013 juga dimasukkan unsur-unsur
kehidupan bermasyarakat, berbangsa,dan bernegara serta unsur keagamaan untuk membentuk
peserta yang berkarakter.

C. Dasar Penyusunan Kurikulum 2013

Penyusunan kurikulum 2013 didasarkan pada tiga aspek yang merupakan landasan
pengembangan kurikulum, yaitu aspek filosofis, aspek yuridis, dan aspek konseptual. Aspek
filosofis memaknai bahwa pendidikan berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, serta
kebutuhan peserta didik dan masyarakat. Selain itu, kurikulum berorientasi pada
pengembangan kompetensi. Aspek konseptual berarti kurikulum memiliki relevansi,
modelnya berbasis kompetensi, tidak hanya merupakan sekadar dokumen, dan proses

8
pembelajarannya mencakup aktivitas belajar serta output dan outcome belajar, serta
kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi penjenjangan penilaian. Aspek yuridis terkait
dengan RPJMN 2010-2014 Sektor Pendidikan, dan Inpres nomor 1 tahun 2010.

D. Perinsip Pengembangan Kurikulum 2013

Pengembangan kurikulum menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam


kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam
implementasi kurikulum di lembaga pendidikan sangat dimungkinkan untuk menggunakan
prinsip yang berbeda dari kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan lain, sehingga
akan ada banyak prinsip yang digunakan dalam pengembangan kurikulum.3

Hamalik, sebagaimana dikutip oleh Syafaruddin dan Amiruddin menyebutkan delapan


prinsip dalam pengembangan kurikulum. Prinsip-prinsip tersebut antara lain; prinsip
berorientasi pada tujuan, relevansi, efisiensi, fleksibilitas, kontinuitas, keseimbangan,
keterpaduan, dan mutu4 Sedangkan Sukmadinata, membagi prinsip pengembangan kurikulum
menjadi dua kelompok, yakni prinsip umum dan prinsip khusus.5

Prinsip umum dimaknai sebagai prinsip yang harus diperhatikan untuk dimiliki oleh
kurikulum sebagai totalitas dari gabungan komponen-komponen yang membangunnya.
Adapun penjabaran prinsip-prinsip umum ialah sebagai berikut:

a) Prinsip relevansi
Relevansi memiliki makna sesuai atau serasi. Jika mengacu pada prinsip relevansi,
setidaknya kurikulum harus memperhatikan aspek internal dan eksternal. Secara
internal, kurikulum memiliki relevansi antara komponen kurikulum (tujuan, bahan,
strategi, organisasi, dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal komponen itu memiliki
relevansi dengan tuntutan sains dan teknologi (relevansi epistemologis), tuntutan dan
potensi siswa (relevansi psikologis), serta tuntutan dan kebutuhan pengembangan
masyarakat (relevansi sosiologis).6

3
Fitroh, “Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Dan Strategi Pencapaian,” STUDIA
INFORMATIKA: JURNAL SISTEM INFORMASI 4, no. 2 (2011): 1–7,
https://doi.org/10.15408/sijsi.v4i2.132
4
Syafaruddin and Amiruddin, Manajemen Kurikulum, 135–36
5
Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek, 86.
6
Hendyat Soetopo and Wasty Soemanto, Pembinaan Dan Pengembangan Kurikulum: Sebagai Substansi
Problem Administrasi Pendidikan (Jakarta: Bina Aksara, 1986), 49.

9
Oleh sebab itu, dalam membuat kurikulum harus memperhatikan kebutuhan
lingkungan masyarakat dan siswa di sekitarnya, sehingga nantinya akan bermanfaat
bagi siswa untuk berkompetisi di dunia kerja yang akan datang. Dalam realitanya
prinsip di atas memang harus betul-betul diperhatikan karena akan berpengaruh
terhadap mutu pendidikan. Dan yang tidak kalah penting harus sesuai dengan
perkembangan teknologi sehingga mereka selaras dalam upaya membangun negara.7
b) Prinsip fleksibilitas
Pengembangan kurikulum berupaya agar hasilnya fleksibel, fleksibel, dan fleksibel
dalam implementasinya, memungkinkan penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi
tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar belakang
siswa, peran kurikulum disini sangat penting terhadap perkembangan siswa untuk itu
prinsip fleksibel ini harus benar benar diperhatikan sebagai penunjang untuk
peningkatan mutu pendidikan. Dalam prinsip fleksibilitas ini dimaksudkan bahwa,
kurikulum harus memiliki fleksibilitas. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang
berisi halhal yang solid, tetapi dalam implementasinya dimungkinkan untuk
menyesuaikan penyesuaian berdasarkan kondisi regional.
c) Prinsip kontinuitas
Yakni adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara
horizontal. Pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan
kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antarjenjang pendidikan, maupun
antara jenjang pendidikan dan jenis pekerjaan. Makna kontinuitas disini adalah
berhubungan, yaitu adanya nilai keterkaitan antara kurikulum dari berbagai tingkat
pendidikan. Sehingga tidak terjadi pengulangan atau disharmonisasi bahan
pembelajaran yang berakibat jenuh atau membosankan baik yang mengajarkan (guru)
maupun yang belajar (peserta didik). Selain berhubungan dengan tingkat pendidikan,
kurikulum juga diharuskan berhubungan dengan berbagai studi, agar antara satu studi
dapat melengkapi studi lainnya.8 Sedangkan fleksibilitas adalah kurikulum yang
dikembangkan tidak kaku dan memberikan kebebasan kepada gurumaupun peserta
didik dalam memilih program atau bahan pembelajaran,sehingga tidak ada unsur
paksaan dalam menempuh program pembelajaran.9

7
Asmariani, “Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Dalam Perspektif Islam | Al-Afkar : Jurnal
Keislaman & Peradaban,” accessed April 15, 2020,
http://ejournal.fiaiunisi.ac.id/index.php/alafkar/article/view/95.
9
Soetopo and Soemanto, 53–54

10
d) Prinsip efisiensi
Peran kurikulum dalam ranah pendidikan adalah sangat penting dan bahkan vital
dalam proses pembelajaran, ia mencakup segala hal dalam perencanaan pembelajaran
agar lebih optimal dan efektif. Dewasa ini, dunia revolusi industri menawarkan
berbagai macam perkembangan kurikulum yang dilahirkan oleh para ahli dari dunia
barat. Salah satu pengembangan kurikulum yang dipakai oleh pemerintah Indonesia
untuk mecapai sebuah cita-cita bangsa yaitu mengoptimalkan kecerdasan anak-anak
generasi penerus bangsa untuk memilki akhlak mulia dan berbudi pekerti yang luhur.
e) Prinsip efektivitas
Mengembangkan kurikulum pendidikan perlu mempertimbangkan prinsip efektivitas,
yang dimaksud dengan efektivitas di sini adalah sejauh mana rencana program
pembelajaran dicapai atau diimplementasikan. Dalam prinsip ini ada dua aspek yang
perlu diperhatikan, yaitu: efektivitas mengajar guru dan efektivitas belajar siswa.10
Dalam aspek mengajar guru, jika masih kurang efektif dalam mengajar bahan ajar
atau program, maka itu menjadi bahan dalam mengembangkan kurikulum di masa
depan, yaitu dengan mengadakan pelatihan, workshop dan lain-lain.

Sedangkan prinsip khusus, sebagaimana dikemukakan oleh Sukmadinata11 mencakup lima


hal, yakni; prinsip penentuan tujuan pendidikan, pemilihan isi pendidikan, pemilihan proses
belajar mengajar, pemilihan media dan alat pengajaran, serta berkenaan dengan penilaian.
Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut:

E. Komponen Kurikulum 2013

Kurikulum memiliki lima komponen utama, yaitu : (1) tujuan; (2) materi; (3) strategi,
pembelajaran; (4) organisasi kurikulum dan (5) evaluasi. Kelima komponen tersebut
memiliki keterkaitan yang erat dan tidak bisa dipisahkan.12Untuk lebih jelasnya, di bawah ini
akan diuraikan tentang masing-masing komponen tersebut. Untuk bisa memahami lebih jelas,

10
Soetopo and Soemanto, 50–51
11
Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek, 86.
12
Loeloek Endah Purwati & Sofan Amri, Panduan Memahami Kurikulum 2013.(Jakarta
PT, Prestasi Pustakaraya, 2013), hl. 202.

11
berikut ini peneliti uraikan masing-masing komponen kurikulum.

1. Tujuan
Tujuan pendidikan direkomendasikan sebagai pengembangan pertumbuhan yang
seimbang dari potensi dan kepribadian total manusia, melalui latihan spiritual,
intelektual, perasaan dan kepekaan fisik, sehingga menjadi manusia muslim yang terus
berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya kepada Allah SWT serta berakhlak
mulia dalam kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Materi Pembelajaran
Dalam menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar tidak lepas dari filsafat dan
teori pendidikan dikembangkan. Dalam hal ini, materi pembelajaran disusun secara
logis dan sistematis dalam bentuk :
 Teori; seperangkat konstruk atau konsep, definisi atau preposisi yang saling
berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik tentang gejala dengan
menspesifikasi hubungan – hubungan antara variabel-variabel dengan
maksud menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.
 Konsep; suatu abstraksi yang dibentuk oleh organisasi dari kekhususan-
kekhususan, merupakan definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala.
 Generalisasi; kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus,
bersumber dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian.
 Prinsip; yaitu ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang
mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.
 Prosedur; yaitu seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi pelajaran
yang harus dilakukan peserta didik.
 Fakta; sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap penting,
terdiri dari terminologi, orang dan tempat serta kejadian.
 Istilah, kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang diperkenalkan
dalam materi.
 Contoh/ilustrasi, yaitu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk
memperjelas suatu uraian atau pendapat.
 Definisi: yaitu penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu
hal/kata dalam garis besarnya.

12
 Preposisi, yaitu cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran
dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.

3. Strategi Pembelajaran

Strategi pelaksanaan suatu kurikulum tergambar dari cara yang ditempuh di dalam
melaksanakan pengajaran, cara di dalam mengadakan penilaian, cara dalam melaksanakan
bimbingan dan penyuluhan dan cara mengatur kegiatan sekolah secara keseluruhan.

4. Organisasi Kurikulum Beragamnya pandangan yang mendasari pengembangan kurikulum


memunculkan terjadinya keragaman dalam mengorgansiasikan kurikulum. Menurut peneliti,
paling tidak terdapat enam ragam pengorganisasian kurikulum.

5. Evaluasi Kurikulum

Dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja
kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja yang
dievaluasi tidak hanya terbatas pada efektivitas saja, namun juga relevansi, efisiensi, kelaikan
(feasibility) program. Luas atau tidaknya suatu program evaluasi kurikulum sebenarnya
ditentukan oleh tujuan diadakannya evaluasi kurikulum.

F. Model Konsep Kurikulum 2013

Model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 antara lain 1) Model Pembelajaran
Berdasarkan Masalah dan 2) Model Pembelajaran Berbasis Proyek. Kedua model
pembelajaran itu bukan “paku mati” modeL yang harus dilaksanakan dalam pembelajaran
yang mengimplementasikan kurikulum 2013. Model-model pembelajaran lain juga dapat
digunaka Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Pembelajaran berdasarkan masalah adalah suatu pembelajaran yang lebih menekankan pada
aspek kognitif siswa dan pembelajarannya berpusat kepada siswa. Fokus pengajaran tidak
begitu banyak pada apa yang dilakukan siswa melainkan kepada apa yang mereka pikirkan
pada saat melakukan pembelajaran tersebut. Peran guru dalam pembelajaran ini terkadang
melibatkan presentasi dan penjelasan sesuatu hal kepada siswa, namun pada intinya dalam
pembelajaran berdasarkan masalah guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator
sehingga siswa belajar untuk berpikir dan memecahkan masalah dengan cara mereka sendiri.
Model pembelajaran berdasarkan masalah, pembelajarannya lebih menekankan pada aspek
kognitif siswa.Pembelajaran diawali dengan memberikan masalah. Masalah yang diajukan

13
dalam pembelajaran berdasarkan masalah haruslah bersifat top-down artinya diawali dengan
masalah yang kompleks, dilanjutkan dengan masalah-masalah yangspesifik dengan maksud
mencari solusi masalah kompleks tersebut. Dalam pembelajaran dengan model pembelajaran
tersebut menganut paham konstruktivisme.

Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah metoda pembelajaran


yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Siswa melakukan eksplorasi, penilaian
interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata

G. Perbedaan Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya

Perbedaan pokok antara Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau kurikulum
tingkat satuan pendidikan (Kurikulum 2006) yang selama ini diterapkan dengan Kurikulum
2013 yang dijalankan secara terbatas mulai Juli 2013 yaitu berkaitan dengan perencanaan
pembelajaran. Dalam KTSP, kegiatan pengembangan silabus merupakan kewenangan satuan
pendidikan, namun dalam Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi
kewenangan pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus
dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan.Meskipun silabus sudah
dikembangkan oleh pemerintahpusat, namun guru tetap dituntut untuk dapat memahami
seluruh pesan dan makna yang terkandung dalam silabus, terutama untuk kepentingan
operasionalisasi pembelajaran. Oleh karena itu, kajian silabus tampak menjadi penting, baik
dilakukan secara mandiri maupun kelompok sehingga diharapkan para guru dapat
memperoleh perspektif yang lebih tajam, utuh dan komprehensif dalam memahami seluruh
isi silabus yang telah disiapkan tersebut Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan pada
tahun pelajaran 2013/2014 pada sekolah-sekolah tertentu (terbatas). Kurikulum 2013
diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 Juli 2013. Sesuatu yang baru tentu mempunyai
perbedaan dengan yang lama. Begitu pula kurikulum 2013 mempunyai perbedaan dengan
KTSP.

14
BAB lll

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam hal ini Kurikulum 2013 yaitu kurikulum yang terintegrasi, maksudnya adalah suatu
model kurikulum yang dapat mengintegrasikan skill, themes, concepts, and topics baik dalam
bentuk within singel disciplines, across several disciplines and within and across learners
Dengan kata lain bahwa kurikulum terpadu sebagai sebuah konsep dapat dikatakan sebagai
sebuah sistem dan pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa disiplin ilmu atau
mata pelajaran/bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna dan luas kepada
peserta didik.Dikatakan bermakna karena dalam konsep kurikulum terpadu, peserta didik
akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu secara utuh dan realistis.

B. SARAN

Keterbatasan penyusun dalam menyusun makalah membuat hal-hal yang mendetail kurang
trsentuh oleh penyusundan yakin bahwasannya masih banyak hal-hal yang belum penyusun
temukan. Oleh karena itu, penyusun menyarankan pembaca agar meluaskan wawasannya
lagi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, H. S. (2013). Kurikulum 2013. In Makalah Seminar Nasional, UNJ.

Zaini, H. (2015). Karakteristik kurikulum 2013 dan kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP). El-Idare: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 1(01), 15-31

Anwar, R. (2014). Hal-hal yang mendasari penerapan Kurikulum 2013. Humaniora, 5(1), 97-
106.

Prasetyo, A. R., & Hamami, T. (2020). Prinsip-prinsip dalam Pengembangan Kurikulum.


PALAPA, 8(1), 42-55.

Sinambela, P. N. (2017). Kurikulum 2013 dan implementasinya dalam pembelajaran.


Generasi Kampus, 6(2).

Kamiludin, K., & Suryaman, M. (2017). Problematika pada pelaksanaan penilaian


pembelajaran Kurikulum 2013. Jurnal Prima Edukasia, 5(1), 58-67.

Mulyasa, E. 2010. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Khamim Thohari, M. PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING PADA
PEMBELAJARAN MATEMATIKA MTs DI KURULUM 2013.

Ernawati, L., & Rusmawati, D. (2015). Dukungan sosial orang tua dan stres akademik pada
siswa smk yang menggunakan kurikulum 2013. Jurnal Empati, 4(4), 26-31.

Amelia, V. (2021). Dampak Kurikulum 2013 Bagi Pendidik dan Peserta Didik. Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo.

16

Anda mungkin juga menyukai