Semester IV/Kelas A
Ani Afina Aninnas 20110104
Maria Ulpa 2011010388
Vina Nanda Sugesti3 2011010479
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas agama
islam dengan judul “Dasar-Dasar Bahasa Arab (Isim Isyarah)". Disamping itu, kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama
pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………………..i
Kata Pengantar………………………………………………………………………….ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................……....4
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................…………...4
B. Rumusan masalah......................................................................................…………...4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................………5
A. Pengertian Isim Isyarah……………………………………………………………....5
B. Jenis-Jenis Isim Isyarah………………………………………………………………6
C. Contoh-Contoh Isim Isyarah…………………………………………………………9
BAB III PENUTUP...............................................................................................……….12
A. Kesimpulan ............................................................................................……………...12
B. Saran .......................................................................................................……………...12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................………...13
BAB 1
PENDAHULUAN
Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat, tetapi belajar adalah suatu proses
yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri siswa. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat
ditunjukan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuanya, sikap dan tingkah laku
ketrampilan, kecakapanya, kemampuannya, daya reaksinya dan daya penerimaanya. Jadi belajar
adalah suatu proses yang aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada pada siswa. Belajar
merupakan suatu proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui situasi yang ada
pada siswa.
Diriwayatkan dari ‘Umar bin Al Khoththob rodhiyallohu ‘anhu: ”Pelajarilah bahasa Arab.
Karena sesungguhnya dengan mempelajarinya akan meneguhkan akal dan menambah muruah.”Jadi
mempelajari ilmu bahasa arab khususnya Ilmu nahwu itu sangat penting dalam kehidupan kita sehari-
hari, bahwa kita harus mempelajari ilmu bahasa arab terlebih dahulu sebelum mengetahui ilmu agama
yang lain.Manfaat mempelajari bahasa arab itu sendiri yaitu agar mampu memahami struktur
kalimahnya yang menjadi bahasa Al-Qur'an dan Al-Hadits, yang keduanya adalah dasar tuntunan
hidup umat islam.
B. Rumusan Masalah
Isim isyarah adalah suatu jenis kata yang berfungsi sebagai penunjuk sesuatu baik
yang letaknya jauh maupun yang dekat. Sehingga isim isyarah sendiri biasa dikenal dengan
kata tunjuk atan kata penghubung. Didalam bahasa Indonesia isim isyarah seringkali dikenal
dengan ‘ini’ dan ‘itu’. Sedangkan didalam pada bahasa inggris isim ini dikenal dengan
sebutan “demonstrative pronoun” atau singkatnya merupakan suatu kata yang berfungsi
untuk menunjuk atau menandai sesuatu secara khusus baik itu orang maupun benda.
Contoh dari “demonstrative pronoun” dalam bahasa inggris adalah “this/that” yang
mempunyai arti yang sama dengan ‘ini’ dan ‘itu’.
Mungkin didalam bahasa Indonesia saat menunjuk sesuatu kita tidak perlu
menggunakan banyak kaidah (ketentuan) seperti jenisnya dan lain sebagainya. Sedangkan
didalam Bahasa Arab tidak demikian, karena saat kita hendak menunjuk sesuatu dengan
menggunakan kata tunjuk kita harus menyesuaikan jenis dari sesuatu yang kita tunjuk
tersebut.
Jenis-jenis dari sesuatu yang hendak kita tunjuk ini bisa berupa jenis mudzakkar (laki-
laki) maupun muannats (perempuan). Selain harus menyesuikan jenis dari sesuatu yang
hendak kita tunjuk tersebut, kita juga harus menyesuaikan jumlah dari sesuatu yang ingin
ditunjuk tersebut.
Jumlah sesuatu yang disesuaikan saat menggunakan kata tunjuk tersebut pun berbeda-beda,
baik itu 1, 2, 3 dan seterusnya. Apabila saat menggunakan kata tunjuk kita tidak
menyesuaikan dengan jenis dan jumlah dari sesuatu yang akan ditunjuk tersebut, maka bisa
dipastikan lawan bicara kita akan gagal paham.
Contohnya saat kita hendak menunjuk sesuatu berjenis mudzakkar (laki-laki) berjumlah
1 yang posisinya dekat maka kita menggunakan kata tunjuk ““هَ َذا. Sebaliknya, jika kita
ingin menunjuk sesuatu yang berjumlah 1 dan posisinya dekat maka kita menggunakan
kata tunjuk ““هَ ِذ ِه.
Kata tunjuk “ ”هَ َذاdan kata tunjuk “ ”هَ ِذ ِهmempunyai arti yang sama yaitu “ini“, namun
keduanya mempunyai jenis yang berbeda. Dimana kata “ َذاDDَ ”هditunjukkan untuk jenis
mudzakkar (laki-laki) dan kata “ ”هَ ِذ ِهuntuk jenis muannats (perempuan).
Contoh penggunaan kata “ ”هَ َذاdan “ ”هَ ِذ ِهmempunyai penunjukkan sesuatu dengan jumlah
yang sama yaitu tunggal, namun dengan jenis yang berbeda.
B. Jenis-Jenis Isim Isyarah
Jenis-jenis yang berbeda tersebut disesuaikan dengan jenis isim yang hendak ditunjuk.
Seperti yang telah kita bahas bahwa isim berdasarkan jenisnya terbagi menjadi 2, yaitu
mudzakkar dan muannats.
- Jika benda yang ditunjuk adalah mudzakkar (bermakna laki-laki) menggunakan : =(هَ َذاini).
- Jika benda yang ditunjuk adalah Muannats (bermakna perempuan) maka menggunakan: هَ َذا
menjadi: ( هَ ِذ ِهini)
َ َِذل
- Jika benda yang ditunjuk adalah mudzakkar, maka menggunakan : ك (=itu)
- Jika Isim Jamak yang berakal [baik mudzakkar atau muannats] itu letaknya dekat, maka
Menggunakan Haulaai =(هَُؤ الَ ِءini) [bermakna jamak untuk Isim yang berakal lil qariib].
- Jika Isim Jamak yang berakal itu [baik mudzakkar atau muannats] letaknya jauh, maka
menggunakan Uulaaika كَ =( ُأولَِئItu) [bermakna jamak untuk Isim yang berakal lil ba'id]
- Jika Isim Jamak tersebut adalah dekat, maka menggunakan =(هَ ِذ ِهini)
َ =(تِ ْلItu)
- Jika Isim Jamak tersebut adalah jauh, maka menggunakan ك
َ ُُكت
Contoh :ب َ ( تِ ْلitu buku-buku)
ك
Isim isyarat lafalأوالء (dengan alif mamdudah) boleh dibaca (أوليdengan alif
maqshurah) dan yang pertama lebih fasih dari pada yang kedua. Lafal أوليdapat berlaku untuk
menunjuk kepada yang berakal dan yang tidak berakal, seperti : Firman Allah :
أولئك علي هدي من ربهم وأولئك هم المف
Artinya : Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan merekalah orang-
orang yang beruntung. (Al Baqarah :5)
Akan tetapi yang banyak berlaku untuk yang berakal adalah تلكdan untuk yang tidak berakal
adalah أوالء, seperti firman Allah :
وتلك األيام نداولها بين الناس
Artinya : Dan masa (kejadian) dan kehancuran itu, kami pergilrkan diantara manusia (agar
mereka mendapat pelajaran)... “ (Ali Imran : 140).
Dari beberapa isim isyarat, ada yang menunjukkan suatu tempat, seperti :
ٌهَ ِذ ِه تِ ْل ِم ْي َذة
ٌ َّار
ات َ هَ ِذ ِه َسي
ٌَّارة
َ هَ ِذ ِه َسي
ُ ُأولَِئكَ تِ ْل ِم ْي َذ
ات
ٌ َذلِكَ بَي
ْت
ْضا ُح
َ ( اِإل يPenjelasan)
َ ) ُأولَِئdigunakan
1. Bentuk jamak untuk dekat dan berakal ( )هَُؤ الَءmaupun jauh dan berakal (ك
baik pada kata benda yang menunjukkan laki-laki atau perampuan (muzakkar aw muannats).
2. Untuk kata tunjuk dekat dan tidak berakal, atau jauh dan tidak berakal kembali ke mufrad
muannats ( satu perempuan).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Isim isyarah ialah isim yang menunjukan sesuatu yang tertentu baik secara nyata dengan
tangan atau dengan yang lain apabila yang ditunjukan itu berada dihadapan orang yang
menunjuk. Atau penunjukan itu secara tidak nyata ( maknawi ) apabila yang ditunjuk itu
memang tidak nyata atau sesuatu yang ditunjuk itu tidak berada dihadapan orang yang
menunjuk
2. Isim Isyarah.
a. Isim Isyarah atau Kata Tunjuk untuk yang dekat: =(هَ َذاini).
b.Isim Isyarah atau Kata Tunjuk untuk yang jauh: َ=( َذلِكitu).
B. Saran
Kami sebagai penyusun apabila dalam penulisan dan penyusunan makalah ini terdapat
kekurangan dan kelebihan maka kritik dan saran maupun hal lainnya yang berkenaan dengan
mata kuliah Bahasa Arab kami harapkan bimbingannya baik dalam makalah ini maupun hal
lainnya untuk kebaikan kita bersama.
DAFTAR PUSTAKA
- Muhammad Syukri Unus, Risalah is’aafut Thaalibin fie Ilmi An Nahwi, (Martapura:
Barakah Ilmu, Tanpa tahun).
--http://mahasiswa-tarbiyah.blogspot.com/2013/09/makalah-bahasa-arab-isim-
isyarat.html#ixzz4RmSPDTnY
- http://fauziyahei.blogspot.co.id/2015/04/makalah-isim-isyarah.html