Anda di halaman 1dari 2

1) Rasa malu pada Allah Swt

Nabi Sulaiman melihat karunia Allah terlalu besar, tetapi ibadahnya ia merasa masih
kurang, beliau malu memandang ke langit karena malu kepada Allah SWT.

2) Mau berdialog dengan rakyat kecil

Nabi Sulaiman senang berkomunikasi dengan rakyatnya, walaupun rakyatnya (hanya)


beberapa ekor semut. Ketika pasukan jin, manusia dan burung-burung sampai di
lembah semut berkatalah seekor semut bernama Jarsan, ia berkata: Wahai semut-
semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan
tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari. Mendengar hal ini, nabi Sulaiman
bertanya: mengapa engkau berkata seperti itu? Maka Jarsan berkata: mohon maaf
wahai Nabi, saya akan memerintah yang lain. Maka Jarsan berkata pada warga semut:
Wahai para semut, marilah kita minggir berbaris rapi untuk menyaksikan iring-iringan
pasukan nabi Sulaiman. Dari sinilah nabi Sulaiman tersenyum dan berdoa pada Allah
supaya diberi karunia pandai bersyukur atas nikmat Allah SWT. Dijelaskan pada Q.S
AnNaml: 18-26.

3) Nabi sulaiman senang bekerja sebagai wujud syukur

Nabi Sulaiman termasuk sebagian nabi yang paling pandai bersyukur seperti diungkap
dalam al Qur’an. Suatu ketika beliau bertanya pada Allah: Ya Allah tunjukkan padaku
seseorang yang bisa membuatku pandai bersyukur?, lalu Allah memerintahnya melihat
dua orang yang bekerja keras. Yang seorang bekerja keras bertujuan sekedar untuk
mengganjal perut dari kelaparan. Sedangkan yang satu lagi ia bekerja bertujuan untuk
bersyukur dan tidak termasuk orang yang dikatakan penganggur. Lalu Nabi Sulaiman
berdoa pada Allah supaya diajari pekerjaan yang membuatnya bersyukur, lalu Allah
mengajarinya ilmu menyepuh besi dengan emas. Sehingga beliaulah manusia pertama
yang menyepuh besi dengan emas.

4) Juga kehebatan kekhusyu’an shalat

Beberapa tafsir menyebutkan bahwa meninggalnya nabi Sulaiman adalah ketika beliau
sedang berdiri melaksanakan shalat. Dalam keadaan berdiri, ruhnya diambil oleh Allah
Swpt., dan beliau sedang berdiri memegang sambil bersandar pada tongkatnya, ia
berdiri dalam posisi meninggal selama satu tahun, dan pasukannya yang juga terdiri
dari jin-jin dan setan tidaklah mengetahui kalau nabi Sulaiman telah meninggal bahkan
sudah selama satu rahun. Sehingga tongkat yang dipakai bersandar itu rapuh dimakan
rayap, saat itulah Nabi Sulaiman tersungkur jatuh, dan saat itulah para jin sadar bahwa
nabi Sulaiman As. telah meninggal.
5. Nabi yang Memiliki Kecerdasan Tinggi

Pada suatu hari ada peristiwa yang menunjukkan kecerdasan dan ketajaman otaknya,
yaitu terjadi pada salah satu sidang peradilan yang ia turut menghadirinya. Dalam
persidangan itu, ada dua orang datang mengadu meminta Nabi Daud mengadili perkara
sengketa mereka, yaitu’ kebun tanaman salah seorang dari kedua lelaki itu telah
dimasuki oleh kambing-kambing ternak kawannya di waktu malam yang mengakibatkan
rusak perkarangan yang sudah dirawatnya begitu lama sehingga mendekati masa
panen.

Dalam perkara sengketa tersebut, Nabi Daud memutuskan bahwa sebagai ganti rugi
yang diderita oleh pemilik kebun akibat pengrusakan kambing-kambing peliharaan
kawannya, maka pemilik kambing-kambing itu harus menyerahkan binatang
peliharaannya kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi yang disebabkan oleh
kelalainnya menjaga binatang ternak.

Akan tetapi, Sulaiman yang mendengar keputusan ayahnya merasa kurang tepat, ia
berkata kepada si ayah: “Wahai ayahku, menurut pertimbanganku keputusan sebaiknya
demikian, kepada pemilik pekarangan yang telah binasa tanamannya diserahkanlah
hewan ternak kawannya untuk dipelihara, diambil hasilnya, dan dimanfaatkan bagi
keperluannya. Sedangkan pekarangan yang telah binasa itu diserahkan kepada
tetangganya untuk dipugar dan dirawat sampai kembali ke keadaan semula, kemudian
masing-masing menerima kembali miliknya, sehingga dengan cara demikian setiap
pihak tidak ada yang mendapat keuntungan atau kerugian lebih daripada yang
sepatutnya.”

6. Nabi yang Memiliki Sifat Rendah Hati

Banyaknya nikmat yang dikaruniakan kepada Nabi Sulaiman a.s. membuatnya semakin
bersyukur kepada Sang Pencipta langit dan bumi, Allah Swt. Nabi Sulaiman yang sangat
mensyukuri karunia Allah kepadanya. Rezeki, ketenaran, dan kesuksesan adalah karunia
dari Allah untuk menguji kita apakah kita bersyukur kepada Allah atau malah
mengingkarinya

Anda mungkin juga menyukai