Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang.
Saya panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, serta inayah-Nya kepada saya sehingga saya bisa menyelesaikan
makalah agama tentang “NABI SHALEH as”

Makalah ini sudah saya susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
saya menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, saya sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karenanya saya dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah agama ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah agama tentang “NABI SHALEH as”
ini bisa memberikan informasi bagi pembaca.

Bandongan, 23 Februari 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Allah SWT telah memberikan nikmat yang begitu banyak kepada Kaum
Tsamud. Seperti diberi tanah yang subur, harta yang melimpah, sumber mata air
yang banyak, kebun – kebun yang banyak, dan yang lain sebagainya. Akan tetapi,
balasan Kaum Tsamud kepada nikmat yang telah Allah SWT berikan berupa sikap
ingkar, kafir terhadap Allah SWT, dan tidak menyembah Allah SWT.

Untuk itulah Nabi Shaleh as diutus oleh Allah SWT untuk Kaum Tsamud.
Nabi Shaleh diutus karena Kaum Tsamud merupakan golongan Yahudi yang
ingkar terhadap ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Shaleh as. Kaum Tsamud
begitu tergila – gila dengan harta dan kekayaan yang mereka miliki di dunia.
Sehingga Kaum Tsamud tidak memiliki Tuhan. Mereka menyembah dan memuja
berhala – berhala. Kaum Tsamud meminta perlindungan, mengorbankan apapun,
meminta kebaikan, dan ketentraman kepada berhala yang mereka buat sendiri.

B. Tujuan dan Manfaat Penulisan Makalah

Sesuai latar belakang diatas, penulisan makalah ini bertujuan untuk


mengetahui lebih banyak tentang kehidupan Nabi Shaleh as dan Kaum Tsamud.

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah :

 Penulisan makalah ini dapat menambah informasi dan pengetahuan


bagi para pembaca.
 Dapat meningkatkan iman kita kepada Allah SWT.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kisah Nabi Shaleh as

Shaleh (Shalih) merupakan salah seorang nabi dan rasul dalam Agama Islam
yang telah diutus kepada kaum Thsamud. Nabi Shaleh telah diberikan mukjizat
yaitu seekor unta betina yang dikeluarkan dari celah batu dengan izin Allah untuk
menunjukkan kebesaran Allah SWT kepada kaum Thsamud. Malangnya kaum
Thsamud masih mengingkari ajaran Nabi Saleh, malah mereka membunuh unta
betina tersebut. Akhirnya kaum Thsamud dibalas dengan azab yang amat dahsyat
yang menyebabkan tubuh mereka hancur berkecai.

Tsamud adalah nama suatu suku yang dimasukkan bahagian dari bangsa Arab
oleh ahli sejarah dan ada pula yang menggolongkan mereka ke dalam bangsa
Yahudi. Mereka bertempat tinggal di suatu dataran bernama " Alhijir " terletak
antara Hijaz dan Syam yang dahulunya termasuk jajahan dan dikuasai suku Aad
yang telah habis binasa disapu angin taufan yang dikirim oleh Allah sebagai
pembalasan atas pembangkangan dan pengingkaran mereka terhadap dakwah dan
risalah Nabi Hud.

Kemakmuran dan kemewahan hidup serta kekayaan alam yang dahulu


dimiliki dan dinikmati oleh kaum Aad telah diwarisi oleh kaum Tsamud. Tanah-
tanah yang subur yang memberikan hasil berlimpah ruah, binatang-binatang
perahan dan lemak yang berkembang biak, kebun-kebun bunga yag indah,
bangunan rumah-rumah yang didirikan di atas tanah yang rata dan dipahatnya dari
gunung. Semuanya itu menjadikan mereka hidup tenteram, sejahtera, dan bahagia,
merasa aman dari segala gangguan alam dan mengaku bahwa kemewahan hidup
mereka akan kekal bagi mereka dan anak keturunan mereka.

Kaum Tsamud tidak mengenal Tuhan. Tuhan mereka adalah berhala-berhala


yang mereka sembah dan puja, kepadanya mereka berkorban, tempat mereka
meminta perlindungan dari segala bala dan musibah dan mengharapkan kebaikan
serta kebahagiaan. Mereka tidak dapat melihat atau memikirkan lebih jauh dan
apa yang dapat mereka jangkau dengan pancaindera.
B. Silsilah Nabi Shaleh as

Nama Shalih bin Ubaid


Adam as ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qainan ⇒ Mahlail ⇒ Yarid ⇒ Idris
as ⇒ Mutawasylah ⇒ Lamak ⇒ Nuh as ⇒ Sam ⇒ Iram (Aram) ⇒
Garis Keturunan
Amir ⇒ Tsamud ⇒ Hadzir ⇒ Ubaid ⇒ Masah ⇒ Asif ⇒ Ubaid ⇒
Shalih as
Usia 70 tahun
Periode sejarah 2150 - 2080 SM
Tempat diutus
Daerah al-Hijr (Mada'in Salih, antara Madinah dan Syria)
(lokasi)
Jumlah keturunannya
-
(anak)
Tempat wafat Mekah al-Mukarramah
Sebutan kaumnya Kaum Tsamud
di Al-Quran
namanya disebutkan 10 kali
sebanyak
C. Dakwah Nabi Shaleh as

Kaum Tsamud bermukim di daerah al-Hijr. Saat ini daerah tersebut


dinamakan dengan Mada'in Salih: satu wilayah pegunungan diantara Madinah dan
Syam (Syria). Allah berfirman, "(Terhadap) kaum Tsamud yang memotong batu-
batuan besar di lembah," (QS. Al-Fajr [89]: 9).

Mereka ahli dalam memahat batu pegunungan dan menjadikannya sebagai


tempat tinggal. Selain itu, mereka juga pandai mengolah tanah datar dan
mengubahnya menjadi istana. Alla berfirman, "Ingatlah ketika Dia menjadikan
kalian khalifah-khalifah setelah kaum 'Ad dan menempatkan kalian di bumi. Di
tempat yang datar kalian dirikan istana-istana dan bukit-bukit kalian pahat
menjadi rumah-rumah, Maka, ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kalian
membuat kerusakan di bumi," (QS. Al-a'raf [7]: 74).

Negeri mereka memiliki keistimewaan dengan kesuburan tanahnya, selain


posisi geografisnya yang berada di jalur perdagangan antara Syam dan Yaman.
Hal itu, membuat sumber kehidupan mereka melipah dan makmur. Namun, kaum
Tsamud membalas semua kenikmatan itu dengan menyimpang dari jalan Allah.
Mereka akhirnya diadzab seperti kaum Hud karena kekufuran dan pengingkaran
mereka terhadap nikmat Allah.

Allah lalu mengutus rasul-Nya dari kalangan mereka sendiri, yaitu Nabi
Shalih. Beliau memberikan peringatan kepada mereka tentang akibat dari
buruknya perbuatan itu. Akan tetapi, mereka mengejek, mendustakan, dan
meminta bukti yang tak dapat dibantah sebagai pembenaran terhadap kenabian
beliau. Nabi Shalih pun mendatangkan seekor unta yang menjadi mukjizatnya.
Beliau lantas meminta mereka agar tidak menyakitinya. Hal ini terekam dalam
firman Allah, "Sesungguhnya telah datang kepada kalian bukti yang nyata dari
Rabb kalian. Ini (seekor) unta betina dari Allah sebagai tanda untuk kalian.
Biarkanlah ia makan di bumi Allah, janganlah disakiti, nanti akibatnya kalian
akan mendapatkan siksaan yang pedih,"(QS. Al-A'raf [7]: 73)

Unta betina tersebut tinggal beberapa waktu di perkampungan kaum Tsamud.


Ia pun makan tumbuh-tumbuhan dan minum air pada satu hari dan
meninggalkannya pada hari yang lain. Ini merupakan suatu hal yang mendorong
sebagian mereka untuk percaya dengan mukjizat Nabi Shalih. Kaum Tsamud
lantas khawatir akibat semua itu serta bahaya yang mengancam kekuasaan
mereka. Tampaklah rasa hasut dan kedengkian mereka ketika sembilan orang
diantara mereka bersekongkol untuk membunuh unta tersebut. Kisah ini
disebutkan dalam firman Allah, "Di kota itu ada sembilan orang laki-laki yang
berbuat kerusakan di bumi, mereka tidak melakukan perbaikan. Mereka berkata,
'Bersumpahlah kalian dengan (nama) Allah bahwa kita pasti akan menyerang dia
bersama keluarganya pada malam hari, kemudian kita akan mengatakan kepada
ahli warisnya (bahwa) kita tidak menyaksikan kebinasaan keluarganya itu, dan
sungguh, kita orang yang benar.' Dan mereka membuat tipu daya, dan Kami pun
membuat tipu daya, sedang mereka tidak menyadari. Maka, perhatikanlah akibat
dari tipu daya mereka, bahwa kami membinasakan mereka dan kaum mereka
semua. Maka, itulah rumah-rumah mereka yang runtuh karena kezhaliman
mereka. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mengetahui," (QS. An-Naml [27]: 48-
52).

Demikianlah siksaan pedih yang menimpa kaum Tsamud. Semua itu akibat
kekufuran mereka kepada Allah dan penyembelihan terhadap unta mukjizat Nabi
Shalih. Allah menyelamatkan Nabi Shalih dan orang-orang yang beriman, dari
adzhab yang menimpa kaum itu. Keutuhan sebagian tempat tinggal mereka pun
bisa menjadi pelajaran dan peringatan.

Ibnu Katsir meriwayatkan di dalam Tarikh-nya bahwa Rasulullah menutup


kepala dan mempercepat kendaraannya ketika melewati pemukiman kaum
Tsamud di al-Hijr (Mada'in Salih). Selain itu, beliau juga melarang para
sahabatnya untuk masuk ke pemukiman mereka, kecuali dalam keadaan
menangis. Di dalam sebuah riwayat disebutkan "Jika kalian tidak bisa menangis,
paksalah untuk bisa menangis karena merasa takut tertimpa (adzab) seperti yang
menimpa mereka."
C. Umat Nabi Shaleh as

Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan membiarkan
hamba-hamba-Nya berada dalam kegelapan terus-menerus tanpa diutusnya
pesuruh di sisi-Nya untuk memberi penerangan dan memimpin mereka keluar dari
jalan yang sesat ke jalan yang benar. Demikian pula Allah tidak akan menurunkan
azab dan seksaan kepada suatu umat sebelum mereka diperingatkan dan diberi
petunjukkan oleh-Nya dengan perantara seorang yang dipilih untuk menjadi
utusan dan rasul-Nya. Sunnatullah ini berlaku pula kepada kaum Tsamud, yang
kepada mereka telah diutuskan Nabi Saleh seorang yang telah dipilih-Nya dari
suku mereka sendiri, dari keluarga yang terpandang dan dihormati oleh kaumnya,
terkenal tangkas, cerdik, pandai, rendah hati dan ramah-tamah dalam pergaulan.

Dikenalkan mereka oleh Nabi Saleh kepada Tuhan yang sepatutnya mereka
sembah, Tuhan Allah Yang Maha Esa, yang telah mencipta mereka, menciptakan
alam sekitar mereka, menciptakan tanah-tanah yang subur yang menghasilkan
bahan-bahan keperluan hidup mereka, mencipta binatang-binatang yang memberi
manfaat dan berguna bagi mereka dan dengan demikian memberi kepada mereka
kenikmatan dan kemewahan hidup dan kebahagiaan lahir dan batin. Tuhan Yang
Esa itulah yang harus mereka sembah dan bukan patung-patung yang mereka
pahat sendiri dari batu-batu gunung yang tidak berkuasa memberi sesuatu kepada
mereka atau melindungi mereka dari ketakutan dan bahaya.

Nabi Saleh memperingatkan mereka bahwa ia adalah seorang daripada


mereka, terjalin antara dirinya dan mereka ikatan keluarga dan darah. Mereka
adalah kaumnya dan sanak keluarganya dan dia adalah seketurunan dan sesuku
dengan mereka. Ia mengharapkan kebaikan dan kebajikan bagi mereka dan
sesekali tidak akan menjerumuskan mereka ke dalam hal-hal yang akan membawa
kerugian, kesengsaraan dan kebinasaan bagi mereka. Ia menerangkan kepada
mereka bahwa dia adalah pesuruh dan utusan Allah, dan apa yang diajarkan dan
didakwahkan kepada mereka adalah amanat Allah yang harus dia sampaikan
kepada mereka untuk kebaikan mereka semasa hidup dan sesudah mereka mati di
akhirat kelak. Dia berharap yang kaumnya mempertimbangkan dan memikirkan
bersungguh-sungguh apa yang dia serukan dan anjurkan agar mereka segera
meninggalkan penyembahan kepada patung berhala itu dan percaya beriman
kepada Allah Yang Maha Esa seraya bertaubat dan mohon keampunan kepada-
Nya atas dosa dan perbuatan syirik yang selama ini telah mereka lakukan. Allah
maha dekat kepada mereka dengan mendengarkan doa mereka dan memberi
keampunan kepada yang bersalah apabila dimintanya.
Terperanjatlah kaum Saleh mendengar seruan dan dakwahnya yang bagi
mereka merupakan hal yang baru yang tidak diduga akan datang dari saudara atau
anak mereka sendiri. Maka serentak ditolaknya ajakan Nabi Saleh itu seraya
berkata mereka kepadanya:"Wahai Saleh! Kami mengenalmu seorang yang
pandai, tangkas dan cerdas, fikiranmu tajam dan pendapat serta semua
pertimbanganmu selalu tepat. Pada dirimu kami melihat tanda-tanda kebajikan
dan sifat-sifat yang terpuji. Kami mengharapkan dari engkau sebetulnya untuk
memimpin kami menyelesaikan hal-hal yang rumit yang kami hadapi, memberi
petunjuk dalam soal-soal yang gelap bagi kami dan menjadi ikutan dan
kepercayaan kami di kala kami menghadapi krisis dan kesusahan. Akan tetapi
segala harapan itu menjadi meleset dan kepercayaan kami kepadamu tergelincir
hari ini dengan tingkah lakumu dan tindak tandukmu yang menyalahi adat-istiadat
dan tatacara hidup kami. Apakah yang engkau serukan kepada kami? Engkau
menghendaki agar kami meninggalkan persembahan kami dan nenek moyang
kami, persembahan dan agama yang telah menjadi darah daging kami menjadi
sebahagian hidup kami sejak kami dilahirkan dan tetap menjadi pegangan untuk
selama-lamanya. Kami sesekali tidak akan meninggalkannya kerana seruanmu
dan kami tidak akan mengikutimu yang sesat itu. Kami tidak mempercayai cakap-
cakap kosongmu bahkan meragui kenabianmu. Kami tidak akan mendurhakai
nenek moyang kami dengan meninggalkan persembahan mereka dan mengikuti
jejakmu."

Nabi Saleh memperingatkan mereka agar jangan menentangnya dan agar


mengikuti ajakannya beriman kepada Allah yang telah mengurniai mereka rezeki
yang luas dan penghidupan yang sejahtera. Diceritakan kepada mereka kisah
kaum-kaum yang mendapat seksaan dan azab dari Allah kerana menentang rasul-
Nya dan mendustakan risalah-Nya. Hal yang serupa itu dapat terjadi ke atas
mereka jika mereka tidak mahu menerima dakwahnya dan mendengar nasihatnya,
yang diberikannya secara ikhlas dan jujur sebagai seorang anggota dari keluarga
besar mereka dan yang tidak mengharapkan atau menuntut upah daripada mereka
atas usahanya itu. Ia hanya menyampaikan amanat Allah yang ditugaskan
kepadanya dan Allah-lah yang akan memberinya upah dan ganjaran untuk
usahanya memberi pimpinan dan tuntutan kepada mereka.
Sekelompok kecil dari kaum Tsamud yang kebanyakannya terdiri dari orang-
orang yang berkedudukan sosial lemah menerima dakwah Nabi Saleh dan
beriman kepadanya sedangkan sebahagian yang terbesar terutamanya mereka
yang tergolong orang-orang kaya dan berkedudukan tetap berkeras kepala dan
menyombongkan diri menolak ajakan Nabi Saleh dan mengingkari kenabiannya
dan berkata kepadanya:" Wahai Saleh! Kami kira bahawa engkau telah dirasuk
syaitan dan terkena sihir. Engkau telah menjadi sinting dan menderita sakit gila.
Akalmu sudah berubah dan fikiranmu sudah kacau sehingga engkau tidak sedar
yang engkau telah mengeluarkan kata-kata yang tidak masuk akal dan mungkin
engkau sendiri tidak memahaminya. Engkau mengaku bahwa engkau telah
diutuskan oleh Tuhanmu sebagai nabi dan rasul-Nya. Apakah kelebihanmu
daripada kami semua sehingga engkau dipilih menjadi rasul, padahal ada orang-
orang di antara kami yang lebih patut dan lebih cekap untuk menjadi nabi atau
rasul daripada engkau. Tujuanmu dengan bercakap kosong dan kata-katamu
hanyalah untuk mengejar kedudukan dan ingin diangkat menjadi kepala dan
pemimpin bagi kaummu. Jika engkau merasa bahwa engkau cerdas dan cergas
dan mengaku bahwa engkau tidak mempunyai arah dan tujuan yang terselubung
dalam dakwahmu itu maka hentikanlah usahamu menyiarkan agama barumu
dengan mencerca penyembahan kami dan nenek moyangmu sendiri. Kami tidak
akan mengikuti jalanmu dan meninggalkan jalan yang telah ditempuh oleh orang-
orang tua kami lebih dahulu.

Nabi Saleh menjawab: " Aku telah berulang-ulang mengatakan kepadamu


bahwa aku tidak mengharapkan sesuatu apapun daripadamu sebagai balasan atas
usahaku memberi penerangan kepada kamu. Aku tidak mengharapkan upah atau
mendambakan pangkat dan kedudukan bagi usahaku ini yang aku lakukan semata-
mata atas perintah Allah dan daripada-Nya kelak aku harapkan balasan dan
ganjaran untuk itu dan bagaimana aku dapat mengikutimu dan menterlantarkan
tugas dan amanat Tuhan kepadaku, padahal aku talah memperoleh bukti-bukti
yang nyata atas kebenaran dakwahku. Janganlah sesekali kamu harapkan bahawa
aku akan melanggar perintah Tuhanku dan melalaikan kewajibanku kepada-Nya
hanya semata-mata untuk melanjutkan penyembahan nenek moyang kami yang
jahil itu. Siapakah yang akan melindungiku dari murka dan azab Tuhan jika aku
berbuat demikian? Sesungguhnya kamu hanya akan merugikan dan
membinasakan aku dengan seruanmu itu."

Setelah gagal dan berhasil menghentikan usaha dakwah Nabi Saleh dan
dilihatnya ia bahkan makin giat menarik orang-orang mengikutnya dan berpihak
kepadanya, para pemimpin dan pemuka kaum Tsamud berusaha hendak
membendung arus dakwahnya yang makin lama makin mendapat perhatian
terutama dari kalangan bawahan menengah dalam masyarakat. Mereka menentang
Nabi Saleh dan untuk membuktikan kebenaran kenabiannya dengan suatu bukti
mukjizat dalam bentuk benda atau kejadian luar biasa yang berada di luar
kekuasaan manusia.
D. Mukjizat Nabi Shaleh as

Kaum Tsamud yang ingkar dengan dakwah Nabi Shaleh menuntut sebuah
pembuktian dari Nabi Saleh sebagai bukti bahwa beliau adalah benar Rasul Allah
SWT. Hingga suatu ketika mereka sedang berkumpul mengitari sebongkah batu
yang besar. Tak lama berselang datanglah Nabi Shaleh mendekati mereka.
Pemimpin kaum Tsamud dan kaumnya menjadikan kesempatan tersebut untuk
menghina Nabi Shaleh. Pemimpin kaum Tsamud mengajukan tantangan kepada
Nabi Shaleh agar Tuhannya Saleh dapat mengeluarkan unta dari bongkahan batu
tersebut.

Mereka berkata, “(Sesungguhnya kamu adalah salah seorang dari orang-


orang yang kena sihir) termasuk orang-orang yang banyak kena sihir, sehingga
akalnya tidak waras lagi. (Tafsir Al-Jalalain, Asy-Syu’ara : 153)

(Kamu tidak lain hanyalah seorang manusia seperti kami, maka datangkanlah
suatu mukjizat, jika kamu memang termasuk orang-orang yang benar”) di dalam
pengakuanmu sebagai seorang Rasul.(Tafsir Al-Jalalain, Asy-Syu’ara’ : 154)

Nabi Shaleh pun tersenyum dan mengatakan bahwa Allah SWT Maha
Kuasa dan mampu berbuat apapun. Ia pun bermunajat kepada Allah SWT.
Sebagaimana digambarkan dalam surat Hud sebagai berikut :

Shaleh berkata: “Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti
yang nyata dari Tuhanku dan diberi-Nya aku rahmat (kenabian) dari-Nya, maka
siapakah yang akan menolong aku dari (azab) Allah jika aku mendurhakai-Nya.
Sebab itu kamu tidak menambah apapun kepadaku selain daripada kerugian”.
(QS. Hud : 63)

Nabi Shaleh bermunajat kepada Allah agar mengeluarkan seekor unta dari
dalam bongkahan batu. Permohonan Nabi Shaleh pun Allah kabulkan. Allah
memerintahkan Nabi Shaleh memukulkan tangannya ke atas permukaan
bongkahan batu yang ada di hadapannya. Kemudian secara tiba-tiba muncullah
seekor unta yang gemuk, besar, dan bagus dari dalam bongkahan batu tersebut.
Tentu saja, kandungan susunya banyak. Orang-orang Tsamud terperanjat
semuanya. Saking herannya, mereka bergumam bagaikan suara lebah.

(Saleh menjawab, “Ini seekor unta betina, ia mempunyai giliran untuk


mendapatkan air) maksudnya air minum (dan kalian mempunyai giliran pula
untuk mendapatkan air di hari yang tertentu). (Tafsir Al-Jalalain, Asy-Syu’ara’ :
155)

(Dan janganlah kalian sentuh unta betina itu dengan sesuatu kejahatan, yang
menyebabkan kalian akan ditimpa azab hari yang besar”) yakni azab yang besar-
besar. (Tafsir Al-Jalalain, Asy-Syu’ara’ : 156)
Nabi Shaleh lalu berkata kepada kaumnya, “Hai kaumku, inilah tanda
bahwa aku adalah Nabi pesuruh Allah. Sembahlah Allah, dan tinggalkanlah
berhala-berhala itu. Kalian jangan mengganggu unta ajaib ini. Binatang ini perlu
minum sebagaimana kalian minum. Jika kalian menginginkan susunya, silakan
memerahnya!” kata Nabi Shaleh menerangkan.

Sejak itulah, sang unta berkeliaran. Ia berpindah-pindah tempat kemana


pun ia suka. Setiap hari, orang-orang antre untuk mendapatkan susunya. Anehnya,
susu itu keluar terus walaupun banyak orang yang memerahnya.

Dikisahkan bahwa air susu dari Unta Nabi Shaleh ini mampu
mengeluarkan susu yang sangat banyak yang mampu memenuhi kebutuhan unta
kaum Tsamud. Sebagaimana hewan yang lain Unta Nabi Shaleh juga memerlukan
minuman. Unta tersebut bisa tidak minum beberapa hari. Tetapi ketika tiba
masanya, Unta tersebut bisa minum dengan jumlah air yang sangat banyak. oLeh
karenanya Nabi Shaleh mengatur waktu bagi Kaum Tsamud untuk mengambil air
dan unta tersebut minum.

Sejak awal, Nabi Shaleh telah memperingatkan kaum Tsamud. Mereka


dilarang mengganggu unta itu, apalagi membunuhnya. Sebab, unta itu bukan
sembarang unta, melainkan mukjizat dari Allah. Jika sampai ada yang
membunuhnya, dikhawatirkan Allah akan murka.

“Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah sebagai mukjizat (yang menunjukkan
kebenaran) untukmu, sebab itu biarkanlah dia, makan di bumi Allah, dan
janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa pun yang akan
menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat.” (QS. Hud: 64)

Unta itu merupakan mukjizat Nabi Shaleh dari Allah SWT karena :

1. Unta itu keluar langsung dari batu gunung dan dalam keadaan bunting.
2. Bukti yang kedua adalah bila unta unta itu minum air yang terdapat di
sumur-sumur maka binatang-binatang yang lain tidak berani mendekati
sumber air tersebut.
3. Bukti yang ketiga adalah unta itu merupakan mukjizat karena ia
mengeluarkan susu yang mencukupi untuk dipakai minum oleh ribuan
manusia dari kaum Tsamud. Oleh karena itu Allah menyifatinya dengan
Naqatullah (unta Allah). Oleh karena itu berkaitan dengan minumnya unta
tersebut maka Nabi Shalih membuat giliran hari bagi Unta dan bagi
penduduk Tsamud (Q.S Asyuara : 155)
E. Ayat Alquran Tentang Nabi Shaleh as

Pada Surat Al-A'raaf [7]: ayat 73-75, Firman Allah SWT :

Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka Shaleh.
Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan
bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata
kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu,
maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu
mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan
ditimpa siksaan yang pedih." Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan
menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum
'Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana
di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk
dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu
merajalela di muka bumi membuat kerusakan. Pemuka-pemuka yang
menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada orang-orang
yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka: "Tahukah
kamu bahwa Shaleh di utus (menjadi rasul) oleh Tuhannya?". Mereka
menjawab: "Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu, yang Shaleh
diutus untuk menyampaikannya". (QS. Al-A'raaf [7]: ayat 73-75)
Pada Surat Al-A'raaf [7]: ayat 76-79, Firman Allah SWT :

Orang-orang yang menyombongkan diri berkata: "Sesungguhnya kami


adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu".
Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh
terhadap perintah Tuhan. Dan mereka berkata: "Hai Shaleh,
datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul)
kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah)". Karena itu mereka
ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan
di tempat tinggal mereka. Maka Shaleh meninggalkan mereka seraya
berkata: "Hai kaumku sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu
amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasehat kepadamu, tetapi kamu
tidak menyukai orang-orang yang memberi nasehat". (QS. Al-A'raaf [7]:
ayat 76-79)
Pada Surat Huud (Hud) [11] : ayat 61-64 , Firman Allah SWT :
Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata:
"Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain
Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu
pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah
kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi
memperkenankan (do'a hamba-Nya)." Kaum Tsamud berkata: "Hai
Shaleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami
yang kami harapkan, apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa
yang disembah oleh bapak-bapak kami ? dan sesungguhnya kami betul-
betul dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap agama yang kamu
serukan kepada kami." Shaleh berkata: "Hai kaumku, bagaimana
pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan diberi-
Nya aku rahmat (kenabian) dari-Nya, maka siapakah yang akan menolong
aku dari (azab) Allah jika aku mendurhakai-Nya. Sebab itu kamu tidak
menambah apapun kepadaku selain daripada kerugian. Hai kaumku,
inilah unta betina dari Allah, sebagai mukjizat (yang menunjukkan
kebenaran) untukmu, sebab itu biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan
janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun yang akan
menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat." (QS. Huud (Hud) [11] :
ayat 61-64)

Pada Surat Huud (Hud) [11] : ayat 65-68, Firman Allah SWT :
Mereka membunuh unta itu, maka berkata Shaleh: "Bersukarialah kamu
sekalian di rumahmu selama tiga hari, itu adalah janji yang tidak dapat
didustakan." Maka tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Shaleh
beserta orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami
dan dari kehinaan di hari itu. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-Lah yang
Maha Kuat lagi Maha Perkasa. Dan satu suara keras yang mengguntur
menimpa orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di
rumahnya, seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu.
Ingatlah, sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka.
Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum Tsamud. (QS. Huud (Hud) [11] : ayat
65-68)

Pada Surat Asy-Syu'araa [26]: ayat 141-152, Firman Allah SWT :

Kaum Tsamud telah mendustakan rasul-rasul. Ketika saudara mereka,


Shaleh, berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak bertakwa?
Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus)
kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan
aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu, upahku tidak
lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Adakah kamu akan dibiarkan
tinggal disini (di negeri kamu ini) dengan aman, di dalam kebun-kebun
serta mata air, dan tanam-tanaman dan pohon-pohon korma yang
mayangnya lembut. Dan kamu pahat sebagian dari gunung-gunung untuk
dijadikan rumah-rumah dengan rajin; maka bertakwalah kepada Allah
dan taatlah kepadaku; dan janganlah kamu mentaati perintah orang-
orang yang melewati batas, yang membuat kerusakan di muka bumi dan
tidak mengadakan perbaikan". (QS. Asy-Syu'araa [26]: ayat 141-152)
Pada Surat Asy-Syu'araa [26]: ayat 153-159, Firman Allah SWT :

Mereka berkata: "Sesungguhnya kamu adalah salah seorang dari orang-


orang yang kena sihir; Kamu tidak lain melainkan seorang manusia
seperti kami; maka datangkanlah sesuatu mukjizat, jika kamu memang
termasuk orang-orang yang benar". Shaleh menjawab: "Ini seekor unta
betina, ia mempunyai giliran untuk mendapatkan air, dan kamu
mempunyai giliran pula untuk mendapatkan air di hari yang tertentu. Dan
janganlah kamu sentuh unta betina itu dengan sesuatu kejahatan, yang
menyebabkan kamu akan ditimpa oleh azab hari yang besar". Kemudian
mereka membunuhnya, lalu mereka menjadi menyesal, maka mereka
ditimpa azab. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
bukti yang nyata. Dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman. Dan
sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi
Maha Penyayang. (QS. Asy-Syu'araa [26]: ayat 153-159)
BAB III

PENUTUP
BAB IV

LAMPIRAN
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

 http://www.yuksinau.id/contoh-kata-pengantar-makalah/#
 https://pondokislami.com/kisah-nabi-shaleh-dan-mukjizat-nabi-shaleh-
kaum-tsamud.html
 http://silsilah-garis-keturunan-25-nabi-rasul.indonesia-
karir.com/q7a/2852-2714/Nabi-Saleh-as-%28Shalih,-Shaleh,-
Sholeh%29_62_2221131_silsilah-garis-keturunan-25-nabi-rasul-
indonesia-karir.html
 https://kisahmuslim.com/2654-kisah-nabi-shalih-alaihissalam.html
 http://silsilah-garis-keturunan-25-nabi-rasul.indonesia-
karir.com/q7a/2852-2714/Nabi-Saleh-as-%28Shalih,-Shaleh,-
Sholeh%29_62_2221131_silsilah-garis-keturunan-25-nabi-rasul-
indonesia-karir.html
 https://alquranmulia.wordpress.com/tag/tafsir-ibnu-katsir-surah-al-araaf-
ayat-79/
 https://alquranmulia.wordpress.com/2015/10/15/tafsir-ibnu-katsir-surah-
al-araaf-ayat-73-78/
 https://alquranmulia.wordpress.com/2014/05/05/tafsir-ibnu-katsir-surah-
asy-syuaraa-ayat-153-159-20/
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=1366&bih=657&tbm=is
ch&sa=1&ei=zsNuXIq5Ktf5rQGb54-
wDw&q=Surat+Huud+%28Hud%29+[11]+%3A+ayat+64&oq=Surat+Hu
ud+%28Hud%29+[11]+%3A+ayat+64&gs_l=img.3...44887.44887..45350
...0.0..0.136.136.0j1......0....1..gws-wiz-img.OUq-eo9SXkU#imgrc=_
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=1366&bih=657&tbm=is
ch&sa=1&ei=zsNuXIq5Ktf5rQGb54-
wDw&q=Surat+Huud+%28Hud%29+[11]+%3A+ayat+64&oq=Surat+Hu
ud+%28Hud%29+[11]+%3A+ayat+64&gs_l=img.3...44887.44887..45350
...0.0..0.136.136.0j1......0....1..gws-wiz-img.OUq-
eo9SXkU#imgrc=U6pejzapqdaTWM:
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=1366&bih=657&tbm=is
ch&sa=1&ei=zsNuXIq5Ktf5rQGb54-
wDw&q=Surat+Huud+%28Hud%29+[11]+%3A+ayat+64&oq=Surat+Hu
ud+%28Hud%29+[11]+%3A+ayat+64&gs_l=img.3...44887.44887..45350
...0.0..0.136.136.0j1......0....1..gws-wiz-img.OUq-
eo9SXkU#imgrc=U6pejzapqdaTWM:

Anda mungkin juga menyukai