Anda di halaman 1dari 5

Kajian Kitab Safinatun Najah

3tf1 cJlShgprtumolunsorci or20i19ed  · 

Fasal 8 : Hukum Air

( ‫ والماء الكثير ) فصل‬, ‫ القليل يتنجس بوقوع النجاسة فيه وإن لم يتغير‬, ‫ والكثير قلتان فأكثر‬، ‫ القليل مادون القلتين‬: ‫الماء قليل وكثير‬
‫ال يتنجس إال إذا تغير طعمه أو لونه أو ريحه‬.

Makna dalam bahasa Indonesia

air itu yaitu sedikit dan banyak . Yang sedikit adalah air yg kurang dari 2 kullah . Dan yang banyak
yaitu 2 kullah atau lebih . Dan air yg sedikit menjadi najis ia dengan kejatuhan najis padanya
walaupun tidak berubah rasa , warna , dan baunya . Dan air yg banyak tidaklah ia menjadi najis
kecuali jika berubah rasa , atau warnanya , atau baunya .

Keterangan:

2 Kullah bila diukur dengan liter yaitu 216 liter kurang lebih , bila diukur wadahnya yaitu 60 cm X 60
cm x 60 cm . Air yang kurang dari 2 kullah menjadi musta'mal bila terciprat air bekas bersuci yaitu
bila terciprat air basuhan yang pertama karena basuhan yang pertamalah yang wajib. Adapun bila air
itu kurang dari 2 kullah maka lebih baik diambil dengan gayung, jangan dimasukkan dengan tangan
(dikobok) .

**Macam-macam air dan pembagiannya.

1. Air yang suci dan mensucikan.

Air ini ialah air yang boleh diminum dan dipakai untuk menyucikan(membersihkan) benda yang lain.
Yaitu air yang yang masih murni yang jatuh dari langit atau terbit dari bumi dan masih tetap belum
berubah keadaannya, seperti; air hujan air laut, air sumur, air es yang sudah hancur kembali, air
embun, dan air yang keluar dari mata air.

Allah berfirman dalam QS Al-Anfal ayat 11: “Dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit
untuk menyucikan kamu dengan hujan itu."

Perubahan air yang tidak menghilangkan keadaan atau sifatnya’suci menyucikan’. Walaupun
perubahan itu terjadi salah satu dari semua sifatnya yang tiga(warna,rasa dan baunya) adalah
sebagai berikut:

1. Berubah karena tempatnya, seperti air yang tergenang atau mengalir di batu belerang.

2. Berubah karena lama tersimpan, seperti air kolam.

3. Berubah karena sesuatu yang terjadi padanya, seperti berubah karena ikan atau kiambang.

4. Berubah karena tanah yang suci, begitu juga berubah yang sukar memeliharanya misalnya
berubah karena daun-daunan yang jatuh dari poho-pohon yang berdekatan dengan sumur atau
tempat-tempat air yang lainnya.

2. Air suci tetapi tidak menyucikan

Zatnya suci tetapi tidak sah dipakai untuk menyucikan sesuatu. Yang termasuk dalam kategori ini ada
tiga macam air :
a. air yang telah berubah salah satu sifatnya karena bercampur dengan sesuatu benda yang suci,
selain dari perubahan yang tersebut di atas seperti air teh, air kopi, dan sebagainya.

b. Air sedikit kurang dari dua kulah (tempatnya persegi panjang yang mana panjangnya,
lebarnya,dalamnya 1 1/4 hasta.kalau tempatnya bundar maka garis tengahnya 1 hasta, dalam 2 ¼
hasta, dan keliling 3 1/7hasta.) sudah terpakai untuk menghilangkan hadas atau menghilangkan
hukum najis. Sedangkan air itu tidak berubah sifatnya dan tidak pula bertambah timbangannya.

c. Air pohon-pohonan atau air buah-buahan, seperti air yang keluar dari tekukan pohon kayu(air
nira), air kelapa dan sebagainya.

3. Air yang bernajis

Air yang termasuk bagian ini ada dua macam :

a. Sudah berubah salah satu sifatnya oleh najis. Air ini tidak boleh dipakai lagi, baik airnya sedikit
atau banyak , sebab hukumnya seperti najis.

b. Air bernajis tetapi tidak berubah salah satu sifatnya. Air ini kalau sedikit- berarti urang dari dua
kulah –tidak boleh dipakai lagi, bahkan hukumnya sama dengan najis. Kalau air itu banyak berarti
dua kulah atau lebih, hukumnya tetap suci dan menyucikan.

Rasulullah bersabda Saw : Air itu tidak dinajisi sesuatu, kecuali apbila berubah rasa, wana atau
baunya.”(Riwayat Ibnu Majah dan Baihaqi).

Dalam hadist lain Rasul Saw: ‘Apabila air cukup dua kulah, tidaklah dinajisi oleh sesuatu apapun.
(Riwayat oleh lima ahli hadist)

4. Air yang makruh

Yaitu air yang terjemur oleh matahari dalam bejana selain bejana emas atau perak. Air ini makruh
dipakai untuk badan. Tetapi tidak makruh untuk pakaian; kecuali air yang terjemur di tanah, seperi
air sawah, air kolam, dan tempat tempat yang bukan bejana yang mungkin berkarat.

Sabda Rasulullah Saw. Dari Aisyah .Sesungguhnya ia telah memanaskan air pada cahaya matahari.
Maka Rasulullah Saw. Berkata kepadanya , ‘Jangan engkau berbuat demikian, ya Aisyah.
Sesungguhnya air yang dijemur itu akan menimbulkan sopak.(penyakit kulit)”(Riwayat Baihaqi)

(ٌ‫ ال َقلِ ْي ُل ) َفصْ ل‬.‫ان َفأ َ ْك َثر‬ ِ ‫ْن َو ْال َك ِث ْي ُر قُلَّ َت‬
ِ ‫ال َما ُء َقلِ ْي ٌل َو َك ِث ْي ٌر َو ْال َقلِ ْي ُل َما ُد ْو َن ْالقُلَّ َتي‬
‫ ْال َما ُء ْال ًك ِث ْي ُر اَل َي َت َنجَّ سُ ِااَّل ِا َذا َت َغي ََّر‬ ‫ َو‬. ْ‫َي َت َنجَّ سُ ِبوُ قُ ْو ِع ال َّن َجا َس ِة ِف ْي ِه َو ِانْ َل ْم َي َت َغيَّر‬
َ
‫طعْ ُم ُه اَ ْو َل ْو ُن ُه اَ ْو ِر ْي ُح ُه‬.

Air terbagi menjadi dua, yaitu: air sedikit dan air banyak. Air sedikit adalah air yang
ukurannya kurang dari 2 kullah sedang air banyak adalah air yang ukurannya mencapai 3
kullah atau lebih.
Air sedikit bisa menjadi najis hanya dengan kejatuhan najis meskipun tidak berubah.
Air banyak tidak serta-merta menjadi najis (jika kejatuhan najis) kecuali jika ada yang
berubah dari rasa, warna atau baunya.

Penjelasan
Air adalah alat atau sarana untuk bersuci. Baik bersuci untuk mengangkat hadas seperti
wudhu dan mandi wajib atau untuk menghilangkan najis.
Allah berfirman dalam Alquran:
)48: ‫َو أَ ْن َز ْل َنا م َِن ال َّس َما ِء َما ًء َطه ُْورً ا (الفرقان‬
"Dan kami turunkan dari langit air yang sangat bersih.”

Memandang dari segi hukum syariat, air terbagi menjadi 2, yaitu:

1. Air sedikit.
Air sedikit adalah air yang ukuran banyaknya tidak mencapai 2 kullah, yaitu air yang tidak
mencapai 217 liter.

2. Air banyak.
Air banyak adalah air yang ukuran banyaknya mencapai 2 kullah atau lebih, atau air yang
jumlahnya mencapai 217 liter atau lebih.

Setiap masing-masing dari air tersebut di atas memiliki hukum yang berbeda-beda.

1. Air sedikit
Air sedikit secara langsung menjadi air mutanajjis jika terkena atau kemasukan najis di
dalamnya, meski air tersebut tidak berubah rasa, warna maupun baunya. Sehingga air yang
demikian (air sedikit yang terkena najis) tidaklah sah untuk membersihkan najis ataupun
untuk mengangkat hadast seperti wudhu.
Rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

َ ‫ْن َل ْم َيحْ م ِِل ْال َخ ِبي‬


‫ْث‬ ِ ‫إِ َذا َب َل َغ ْال َما ُء قُلَّ َتي‬
"Jika air mencapai 2 kullah (217 liter) maka air tersebut tidak membawa kotoran atau najis."

Mengambil pemahaman dari hadist tersebut bahwa air yang tidak mencapai 2 kullah (kurang
dari 2 kullah) maka membawa najis.
Namun hal ini (air sedikit secara langsung menjadi najis jika kejatuhan najis) tidak berlaku
jika najis yang mengenai air tersebut adalah najis yang dimaafkan atau air mengalir melewati
najis.

Perinciannya adalah sebagai berikut:

1. Jika yang mengenai air sedikit adalah najis yang dimaafkan, maka air tersebut tetap dalam
keadaan suci dan bisa mensucikan yang lain sehingga tetap diperbolehkan untuk mengangkat
hadast.
Adapun najis-najis yang dimaafkan oleh syariat adalah sebagai berikut:
a. Najis yang secara umumnya tidak terlihat oleh mata.
b. Bangkai binatang yang tidak mengalirkan darah ketika dibedah. Yaitu binatang seukuran
cicak dan binatang yang lebih kecil.

Najis-najis tersebut tidak membuat air sedikit menjadi mutanajjis jika najis tersebut tidak
sengaja dimasukan dalam air dan air tersebut tidak berubah salah satu sifatnya (rasa, warna
atau bau)
Jika najis tersebut sengaja dimasukan dalam air sedikit atau salah satu sifat air berubah, maka
air tersebut berubah menjadi mutanajjis.

2. Jika air sedikit melewati najis (bukan najis yang masuk ke dalam air) maka air tersebut
tetap suci mensucikan dengan 3 syarat, yaitu:
a. Air tidak berubah salah satu sifatnya.
b. Setelah melewati najis jumlah air tidak bertambah banyak.
c. Air telah membersihkan najis.
Jika salah satu syarat tersebut tidak terpenuhi maka air tersebut menjadi mutanajjis.

Faidah
Semua benda cair (selain air) meliputi minyak dll hukumnya adalah seperti air sedikit, maka
menjadi najis ketika terkena najis walaupun jumlahnya banyak (lebih dari 217 liter)

2. Air banyak
Sebagaimana telah disebutkan bahwa air banyak adalah air yang jumlahnya mencapai 217
liter atau lebih, maka air tersebut tidak serta-merta menjadi air metanajjis ketika terkena atau
kejatuhan najis. Air banyak bisa menjadi najis ketika salah satu sifat air (rasa, warna dan bau)
berubah. Jika salah satu sifat air tersebut berubah maka air tersebut menjadi mutanajjis.

Faidah
Air najis adalah air yang memang asalnya adalah benda najis seperti air kencing. Air
mutanajjis adalah air suci yang menjadi najis karena sebab terkena atau kejatuhan najis.

Permasalahan
1. ketika ada air banyak (217 liter atau lebih) terkena najis, namun kita ragu apakah air
tersebut berubah atau tidak. Bolehkah bersuci dengan air tersebut?
Jawab: diperbolehkan bersuci dengan air tersebut karena hukum asli dalam air adalah suci.

2. ketika ada air banyak dan berubah, namun kita ragu apakah perubahan air tersebut karena
kemasukan benda suci atau najis. Bagaimana hukumnya?
Jawab: air tersebut tetap dihukumi suci karena hukum asli dalam air adalah suci.

3. ketika ada air banyak dan berubah karena kemasukan najis kemudian setelah beberapa
waktu kita ragu, apakah perubahan tersebut telah hilang atau belum. Bagaimana hukumnya?
Jawab: air tersebut dihukumi najis karena air tersebut jelas-jelas berubah karena terkena najis.

Cara mensucikan air


Air mutanajjis adalah air yang menjadi najis karena terkena najis. Air tersebut tidak bisa
digunakan untuk mengangkat hadast atau menghilangkan najis. Namun ada beberapa cara
supaya air mutanajjis bisa menjadi suci kembali, sehingga bisa digunakan untuk mengangkat
hadast dan membersihkan najis.

Adapun cara-cara menjadikan air mutanajjis menjadi air suci adalah sebagai berikut:

1. suci dengan sendirinya.


Artinya air tersebut menjadi suci atau hilang perubahannya dengan sendirinya tanpa
dicampur dengan apapun. Hal ini bisa terjadi ketika air didiamkan dalam waktu yang lama
kemudian perubahan karena terkena najis hilang dengan sendirinya.

2. suci dengan menambah air.


Air mutanajjis bisa menjadi suci dengan menambahkan air hingga mencapai 217 liter dan
setelah ditambah air, perubahan karena terkena najis menjadi hilang.

3. suci dengan berkurangnya air.


Air mutanajjis menjadi suci dengan menyusut dengan sendirinya. Dengan syarat sisa air
setelah penyusutan air masih mencapai 217 liter.

‫و هللا أعلم‬

Anda mungkin juga menyukai