Anda di halaman 1dari 9

A.

THOHAROH
1. MACAM MACAM PEMBAGIAN AIR
Ada 4
1. Air suci mensucikan (mutlak)
Air yang bisa digunakan untuk keseharian seperti minum, dan bisa untuk
menghilangkan najis dan hadats
A. Air hujan
B. Air laut
C. Air sungai
D. Air sumur
E. Air mata air (sumber)
F. Air es
G. Air salju
2. Air suci makruh digunakan untuk bersuci
Air ini bisa digunakan untuk bersuci karena belum terkena najis akan tetapi
makruh digunakan, disebut air musyamasy
3. Air suci tidak mensucikan
Contoh kopi,air teh,air
4. Air najis
Air yang sudah tercampur dengan najis

2. BENDA-BENDA YANG TERMASUK NAJIS


1. Bangkai binatang darat yang berdarah selain mayit manusia.
2. Darah
3. Nanah
4. Segala sesuatu benda cair yang keluar dari 2 lubang kecuali mani
5. Arak
6. Anjing dan babi
7. Bagian btubuh binatang yang diambil dari tubuhnya selagi hidup

3. CARA MENCUCI BENDA NAJIS


1. Mughaladah (tebal)
2. Mukhafafah (ringan)
3. Mutawasithah (sedang)

4. ISTINJA
Apabila keluar kotoran dari dua jalan depan dan belakang wajib istinja, bisa
menggunakan air dan 3 buah batu
۞ Air ۞

(‫ والكثير قلتان فأكثر ) فصل‬، ‫ القليل مادون القلتين‬: ‫الماء قليل وكثير‬.


Air Untuk Bersuci

Walmaau Qoliilun Wa Katsiirun . Al-Qoliilu Maa Duunal Qullataini . Walkatsiiru Qullataani Fa


Aktsaru 

Dan air itu yaitu sedikit dan banyak . Yang sedikit adalah air yg kurang dari 2 kullah . Dan
yang banyak yaitu 2 kullah atau lebih

‫ القليل يتنجس بوقوع النجاسة فيه وإن لم يتغير‬.

Al-Qoliilu Yatanajjasu Biwuquu'innajaasati Fiihi Wain Lam Yataghoyyar . 

Dan air yg sedikit menjadi najis ia dengan kejatuhan najis padanya walaupun tidak berubah

rasa , warna , dan baunya .

‫والماء الكثير ال يتنجس إال إذا تغير طعمه أو لونه أو ريحه‬.

Walkatsiiru Laa Yatanajjasu Illaa Idzaa Taghoyyaro Tho'muhu , Aw Lawnuhu , Aw Riihuhu . 

Dan air yg banyak tidaklah ia menjadi najis kecuali jika berubah rasa , atau warnanya , atau

baunya .

2 Kullah bila diukur dengan liter yaitu 216 liter kurang lebih , bila diukur wadahnya
yaitu 60 cm X 60 cm x 60 cm . Air yang kurang dari 2 kullah menjadi musta'mal
bila terciprat air bekas bersuci yaitu bila terciprat air basuhan yang pertama karena
basuhan yang pertamalah yang wajib. Adapun bila air itu kurang dari 2 kullah maka
lebih baik diambil dengan gayung, jangan dimasukkan dengan tangan (dikobok) .
Demikianlah jawaban kami , semoga Anda dapat memahaminya . Wallahu Yahdi Ila
Sawaissabil 
 

Macam-macam air dan pembagiannya.

1. Air yang suci dan mensucikan.

Air ini ialah air yang boleh diminum dan dipakai untuk menyucikan(membersihkan)
benda yang lain. Yaitu air yang yang masih murni yang jatuh dari langit atau terbit
dari bumi dan masih tetap belum berubah keadaannya, seperti; air hujan air laut,
air sumur, air es yang sudah hancur kembali, air embun, dan air yang keluar dari
mata air. 

Allah berfirman dalam QS Al-Anfal ayat 11: “Dan Allah menurunkan kepadamu
hujan dari langit untuk menyucikan kamu dengan hujan itu."

Perubahan air yang tidak menghilangkan keadaan atau sifatnya’suci menyucikan’.


Walaupun perubahan itu terjadi salah satu dari semua sifatnya yang
tiga(warna,rasa dan baunya) adalah sebagai berikut:

1. Berubah karena tempatnya, seperti air yang tergenang atau mengalir di batu
belerang.

2. Berubah karena lama tersimpan, seperti air kolam.

3. Berubah karena sesuatu yang terjadi padanya, seperti berubah karena ikan atau
kiambang.

4. Berubah karena tanah yang suci, begitu juga berubah yang sukar
memeliharanya misalnya berubah karena daun-daunan yang jatuh dari poho-pohon
yang berdekatan dengan sumur atau tempat-tempat air yang lainnya.
 

2. Air suci tetapi tidak menyucikan

Zatnya suci tetapi tidak sah dipakai untuk menyucikan sesuatu. Yang termasuk
dalam kategori ini ada tiga macam air :

a. air yang telah berubah salah satu sifatnya karena bercampur dengan sesuatu
benda yang suci, selain dari perubahan yang tersebut di atas seperti air teh, air
kopi, dan sebagainya.

b. Air sedikit kurang dari dua kulah (tempatnya persegi panjang yang mana
panjangnya, lebarnya,dalamnya 1 1/4 hasta.kalau tempatnya bundar maka garis
tengahnya 1 hasta, dalam 2 ¼ hasta, dan keliling 3 1/7hasta.) sudah terpakai
untuk menghilangkan hadas atau menghilangkan hukum najis. Sedangkan air itu
tidak berubah sifatnya dan tidak pula bertambah timbangannya.

c. Air pohon-pohonan atau air buah-buahan, seperti air yang keluar dari tekukan
pohon kayu(air nira), air kelapa dan sebagainya.
 

3. Air yang bernajis

Air yang termasuk bagian ini ada dua macam :

a. Sudah berubah salah satu sifatnya oleh najis. Air ini tidak boleh dipakai lagi, baik
airnya sedikit atau banyak , sebab hukumnya seperti najis.

b. Air bernajis tetapi tidak berubah salah satu sifatnya. Air ini kalau sedikit- berarti
urang dari dua kulah –tidak boleh dipakai lagi, bahkan hukumnya sama dengan
najis. Kalau air itu banyak berarti dua kulah atau lebih, hukumnya tetap suci dan
menyucikan. 

Rasulullah bersabda Saw : Air itu tidak dinajisi sesuatu, kecuali apbila berubah
rasa, wana atau baunya.”(Riwayat Ibnu Majah dan Baihaqi). 

Dalam hadist lain Rasul Saw: ‘Apabila air cukup dua kulah, tidaklah dinajisi oleh
sesuatu apapun.(Riwayat oleh lima ahli hadist)
 

4. Air yang makruh

Yaitu air yang terjemur oleh matahari dalam bejana selain bejana emas atau perak.
Air ini makruh dipakai untuk badan. Tetapi tidak makruh untuk pakaian; kecuali air
yang terjemur di tanah, seperi air sawah, air kolam, dan tempat tempat yang
bukan bejana yang mungkin berkarat. 

Sabda Rasulullah Saw. Dari Aisyah .Sesungguhnya ia telah memanaskan air pada
cahaya matahari. Maka Rasulullah Saw. Berkata kepadanya , ‘Jangan engkau
berbuat demikian, ya Aisyah. Sesungguhnya air yang dijemur itu akan
menimbulkan sopak.(penyakit kulit)”(Riwayat Baihaqi).

۞ Najis Yang Bisa Suci ۞

(‫ وجلد الميتة إذا دبغ وما صارا حيوانا ) فصل‬. ‫ الخمر إذا تخللت بنفسها‬ : ‫ الذي يظهر من النجاسة ثالثة‬.
Alladzii Yathhuru Minannajaasaati Tsalaatsatun : Al-Khomru Idzaa Takhollalat
Binafsiha , Wajildul Maytati Idzaa Dubigho , Wa Maa Shooro Hayawaanan .
Yang menjadi suci padahal awalnya najis adalah tiga jenis: Khomr apabila jadi cuka dengan
sendirinya , dan kulit bangkai apabila disamak, dan apa-apa yang jadi binatang.
 
 
Syarh atau Penjelasan Kitab Safinah an-Najah
 
Ada Tiga Perkara Najis yang Bisa Menjadi Suci;
Pertama, Arak ketika menjadi cuka, dengan sendirinya atau secara alamiah. Perubahan dari
arak menjadi cuka tanpa ada campuran seperti kimia atau tidak dengan menggunakan alat.
Maka jika perubahan dari arak menjadi cuka dengan menggunakan cairan kimia atau dengan
menggunakan alat teknologi canggih, maka tetap dianggap tidak suci, alias masih termasuk
barang yang najis.
Kedua, Kulit bangkai ketika sudah disamak.
Ketiga, hewan yang muncul dari sesuatu atau daging bagkai, meski dari bangkai hewan yang
najis seperti bangkai anjing yang telah membusuk dan mengeluarkan ulat-ulat, maka ulat-ulat
tersebut adalah hewan yang suci.
۞ Macam-Macam Najis ۞

(‫ )فصل‬: ‫ والمخففة‬. ‫ نجاسة الكلب والخنزير وفرع أحدهما‬: ‫ المغلظة‬. ‫ مغلظة ومخففة ومتوسطة‬ : ‫النجاسة ثالثه‬
‫ سائر النجاسات‬: ‫ والمتوسطة‬.‫بول الصبي الذي لم يطعم غير اللبن ولم يبلغ الحولين‬.

Annajaasaatu Tsalaatsun : Mughollazhotun , Wa Mukhoffafatun, Wa

Mutawassithotun . Wal Mughollazhotu Najaasatul Kalbi Wal Khinzhiiri Wafar’i

Ahadihima . Wal Mukhoffafatu Baulushshobiyyi Alladzii Lam Yath’am hoyrollabani

Walam Yablughil Haulaini .wal Mutawassithotu Saairunnajaasaati

Segala najis yaitu 3 : Najis berat , dan najis ringan , dan najis sedang . Dan najis berat yaitu
najis anjing dan babi dan anak-anak dari salah satu keduanya . Dan najis ringan yaitu kencing
anak kecil yang tidak makan selain air susu dan belum sampai umurnya 2 tahun . Dan najis
sedang yaitu semua najis .
 
Najasah (Najis)

Najis atau najasah dalam bahasa Arab artinya kotoran atau sesuatu yang menjijikan dalam ilmu fiqih
ialah kotoran atau sesuatu yang menjijikan yang bisa menghalangi kesempurnaan shalat.

Pembagian Najis

Najis dibagi menjadi Tiga Bagian:

1- Najis Mugholladzoh. (Berat)

Najis yang berat yaitu anjing, babi dan anak yang lahir dari keduanya.

Cara mensucikannya ialah dicuci bersih dengan air 7 kali dan salah satunya wajib dicuci dengan
tanah.

Cara ini berdasarkan sabda Rasulallah saw: “Sucinya tempat (perkakas) seseorang diantara kamu
apabila telah dijilat oleh anjing, adalah dengan dicuci tujuh kali. Permulaan diantara pencucian itu
(harus) dicuci dengan tanah”. (HR. Muslim)

2- Najis Mukhofafah (Ringan)

Ialah najis yang ringan, seperti air kencing anak laki-laki yang usianya kurang dari dua tahun dan
belum makan apa-apa, selain air susu ibunya.

Cara membersihkannya, cukup dengan memercikkan air bersih pada benda yang terkena najis. 

Rasulallah saw bersabda: “Barangsiapa yang terkena air kencing anak wanita, harus dicuci. Dan jika
terkena air kencing anak laki-laki cukuplah dengan memercikkan air padanya”. (HR. Abu Daud, at-
Tirmidzi, Ibnu Majah dan al-Hakim)

3- Najis Mutawassithah (Sedang)

Najis yang sedang, yaitu najis selain najis mughaladzah (berat) dan najis mukhafafah (ringan)
seperti:

 Arak
Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk
perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan” al-
Maidah 90

 Darah
Sesuai dengan hadist yang diriwayatkan Aisyah ra, Rasulallah saw bersabda “Jika datang haid,
maka tinggalkanlah shalat. Jika pergi maka bersucilah dan lakukanlah shalat” (HR Bukhari Muslim)

 Nanah adalah darah yang berobah menjadi busuk


 Muntah adalah makanan yang berubah di dalam perut mejadi rusak dan busuk,
hukumnya seperti tahi.
 Kotoran (tahi) manusia atau binatang (selain binatang yang tidak mengelair darahnya).
Dari Ibnu Mas’ud ra, ia berkata: “Aku membawa kepada Rasulallah saw dua batu dan segumpal
najis (tahi) binatang yang kering. Lalu beliau mengambil dua batu dan membuang najis tersebut.
Beliau bersabda: Sesungguhnya ia najis” (HR Bukhari)

 Kencing (kecuali kecing anak laki-laki yang belum berusia 2 tahun dan belum makan
kecuali susu ibunya).
Rasulullah saw pernah melewati dua kuburan, maka beliau bersabda, “Mereka berdua sedang
disiksa, dan keduanya tidak disiksa karena dosa besar. Adapun salah seorang dari keduanya dia
tidak beristinja’ dari kencingnya (cebok), sedangkan yang lainnya dia menebarkan adu domba
(namimah) ” (HR Bukhari Muslim)

 Madzi dan wadi


Sesuai dengan sabda Rasulallah saw “Jika kau melihat madzi, maka cucilah kemaluanmu, dan
berwudhulah” (HR Bukhari Muslim).

 Susu binatang yang tidak dimakan dagingnya hukumnya najis kecuali susu ibu
(manusia) suci, 
 Anggota yang terputus dari binatang yang hidup hukumnya najis kecuali ikan, belalang
dan manusia.
Rasulallah saw bersabda “apa yang terputus dari anggota binatang hidup, adalah bangkai” (HR Abu
Daud, at-Tirmidzi).
Sedang rambut atau bulu bangkai binatang yang boleh dimakan dagingnya hukumnya suci. Allah
berfirman “dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu unta dan bulu kambing, alat-alat rumah
tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu). An-Nahl 80 ,

Cara mensucikan najis mutawasithah (sedang) yaitu dicuci dengan air sampai hilang warna, bau
dan rasanya.

Najis mutawassithah terbagi atas dua bagian:

1. Najis ‘Ainiah

Najis ‘Ainiah yaitu najis yang memiliki bentuk atau wujud dan bisa dilihat oleh mata. Ia memiliki
warna, rasa dan bau. Kalau terkana najis ini, cara mensucikannya dengan menghilangkan zatnya
sampai hilang warna, rasa dan baunya. Semasih najis itu belum hilang salah satu dari zatnya yaitu
warna, rasa dan baunya, maka hukum benda itu masih tetap najis. Jika warna dan bau belum juga
hilang setelah dicuci karena mendapat kesulitan maka hukum benda itu suci.

2. Najis Hukmiah

Najis Hukmiyah yaitu najis yang tidak memiliki bentuk atau wujud dan tidak bisa dilihat oleh mata.
seperti kencing yang sudah kering. Kalau terkana najis ini, cara mensucikannya cukup dengan
mengalirkan air pada bekas najis tersebut.

Keterangan (Ta’liq):

 Madzi ialah air seperti lendir yang keluar dari kemaluan sewaktu timbul birahi dan jika
ingin shalat tidak usah mandi cukup dengan mecucinya sampai bersih dan wudhu.
 Madi ialah air seperti lendir yang keluar dari kemaluan karena sakit diantaranya
keputihan dan jika ingin shalat tidak usah mandi cukup dengan mencucinya sampai
barsih dan wudhu.
۞ Penyucian Najis ۞
(‫ تطهر برش الماء عليها ) فصل‬: ‫ والمخففة‬. ‫إحداهن بتراب‬، ‫ تطهر بسبع غسالت بعد إزالة عينها‬: ‫المغلظة‬
‫ مع الغلبة وإزالة عينها‬.

Al-Mughollazhotu Tathhuru Bighoslihaa Sab’an Ba’da Izaalati ‘Ainihaa Ihdaahunna

Bituroobin . Wal Mukhoffafatu Tathhuru Birosysyil Maa-i ‘Alaihaa Ma’al Gholabati

Waizaalati ‘Ainihaa .

Najis Mughollazhoh atau berat suci ia dengan membasuhnya 7 kali sesudah menghilangkan
dzatnya salah satunya dengan tanah .  Dan najis Mukhoffafah atau ringan suci ia dengan
memercikkan air diatasnya  serta rata dan sudah hilang dzatnya
 

‫ التي لها لون وريح وطعم فال بد من إزالة لونها‬: ‫ العينية‬. ‫عينية وحكميه‬ :‫والمتوسطة تنقسم إلى قسمين‬

‫ وطعمها‬f‫ وريحها‬.

Wal Mutawassithotu Tanqosimu Ilaa Qismaini : ‘ Ainiyyatun Wa Hukmiyyatun .

Al’Ainiyyatu Allatii Lahaa Launun Wa Riihun Wa Tho’mun Falaa Budda Min Izaalati

Launihaa Wa Riihahaa Wa Tho’mihaa

Dan najis Mutawassithoh atau najis sedang terbagi kepada 2 bagian : ‘Ainiyyah dan
Hukmiyyah . Adapun ‘ainiyyah yaitu sesuatu yg baginya ada warna dan bau dan rasa maka
tidak boleh tidak dari menghilangkan warnanya dan baunya dan rasanya .
Dan najis hukmiyyah yaitu yg tidak ada warna dan tidak ada bau dan tidak ada rasa maka
cukup mengalirkan air diatasnya .
 
 
Syarh atau Penjelasan Kitab Safinah an-Najah
 
Cara Penyucian Pada Tiga Macam Najis
1- Najis Mugholladzoh. (Berat)

Najis yang berat yaitu anjing, babi dan anak yang lahir dari keduanya.

Cara mensucikannya ialah dicuci bersih dengan air 7 kali dan salah satunya wajib dicuci dengan
tanah.

Cara ini berdasarkan sabda Rasulallah saw: “Sucinya tempat (perkakas) seseorang diantara kamu
apabila telah dijilat oleh anjing, adalah dengan dicuci tujuh kali. Permulaan diantara pencucian itu
(harus) dicuci dengan tanah”. (HR. Muslim)

2- Najis Mukhofafah (Ringan)

Ialah najis yang ringan, seperti air kencing anak laki-laki yang usianya kurang dari dua tahun dan
belum makan apa-apa, selain air susu ibunya.

Cara membersihkannya, cukup dengan memercikkan air bersih pada benda yang terkena najis. 

Rasulallah saw bersabda: “Barangsiapa yang terkena air kencing anak wanita, harus dicuci. Dan jika
terkena air kencing anak laki-laki cukuplah dengan memercikkan air padanya”. (HR. Abu Daud, at-
Tirmidzi, Ibnu Majah dan al-Hakim)

3- Najis Mutawassithah (Sedang)

Cara mensucikan najis mutawasithah (sedang) yaitu dicuci dengan air sampai hilang warna, bau
dan rasanya.

Najis mutawassithah terbagi atas dua bagian:

1. Najis ‘Ainiah

Najis ‘Ainiah yaitu najis yang memiliki bentuk atau wujud dan bisa dilihat oleh mata. Ia memiliki
warna, rasa dan bau. Kalau terkana najis ini, cara mensucikannya dengan menghilangkan zatnya
sampai hilang warna, rasa dan baunya. Semasih najis itu belum hilang salah satu dari zatnya yaitu
warna, rasa dan baunya, maka hukum benda itu masih tetap najis. Jika warna dan bau belum juga
hilang setelah dicuci karena mendapat kesulitan maka hukum benda itu suci.

2. Najis Hukmiah

Najis Hukmiyah yaitu najis yang tidak memiliki bentuk atau wujud dan tidak bisa dilihat oleh mata.
seperti kencing yang sudah kering. Kalau terkana najis ini, cara mensucikannya cukup dengan
mengalirkan air pada bekas najis tersebut.

Keterangan (Ta’liq):

 Madzi ialah air seperti lendir yang keluar dari kemaluan sewaktu timbul birahi dan jika
ingin shalat tidak usah mandi cukup dengan mecucinya sampai bersih dan wudhu.
 Madi ialah air seperti lendir yang keluar dari kemaluan karena sakit diantaranya
keputihan dan jika ingin shalat tidak usah mandi cukup dengan mencucinya sampai
barsih dan wudhu.

Anda mungkin juga menyukai