Anda di halaman 1dari 6

KARYA TULIS ILMIAH

BERWUDHU DENGAN AIR LIMBAH DI SUNGAI YANG MENGALIR


DERAS
Karya tulis ilmiah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Qiro’atul Kutub Fiqih yang
diampu oleh Bapak H.Wajihudin, Alh.M.Pd.I.

Oleh :
Barotut Taqiyah
2017010061

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)


UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Wudhu menurut bahasa berarti bersih atau indah. Media yang paling utama digunakan
untuk berwudhu adalah air. Ditinjau dari segi hukumnya air terbagi menjadi lima macam,
yaitu air thahir muthahir atau air mutlaq, air thahir ghairu muthahir atau air suci tidak
mensucikan, air makruh atau air musyamas, air mutanajis dan air musta’mal. Air yang
dapat digunakan untuk berwudhu sendiri yaitu air thahir muthahir atau air mutlaq, air ini
adalah air yang masih asli belum tercampur dengan najis yang menyebabkan berubahnya
warna bau maupun rasa. Seiring berjalannya waktu keberadan air bersih semakin minim,
karena banyaknya pabrik yang dibangun menyebabkan pembuangan limbahnya sendiri
mencemari air bersih. Lalu bagaimanakah hukumnya berwudhu menggunakan air limbah
di sungai yang mengalir deras? Melalui karya tulis ilmiah ini akan dibahas tentang hukum
berwudhu menggunakan air limbah di sungai yang mengalir dengan deras.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana hukumnya berwudhu menggunakan air limbah di sungai yang mengalir deras?

C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hukum berwudhu menggunakan air limbah di sungai yang mengalir
deras
BAB II
PEMBAHASAN

Thaharoh menurut bahasa adalah bersih dan suci. Sedangkan menurut istilah ahli fikih
berarti membersihkan diri dari hadas atau najis, seperti mandi, berwudlu atau bertayamum.
Wudhu sendiri menurut istilah syari'at islam adalah membersihkan anggota badan yang
bertujuan untuk menghilangkan hadats kecil dengan menggunakan air yang suci dan
mensucikan sesuai dengan syarat dan rukun tertentu.1
Sesuai dengan Firman Allah SWT.

ِ ِ‫ياأَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِ َذا قُ ْمتُ ْم إِلَى الصَّال ِة فَا ْغ ِسلُوا ُوجُوهَ ُك ْم َوأَ ْي ِديَ ُك ْم إِلَى ْال َم َراف‬
‫ق َوا ْم َسحُوا‬
‫وس ُك ْم َوأَرْ ُجلَ ُك ْم إِلَى ْال َك ْعبَي ِْن‬
ِ ‫بِ ُر ُء‬

Artinya : "Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan shalat,
maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh)
kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki". (Al-Maidah :6)
Air suci mensucikan atau air mutlaq sendiri terdapat 7 macam, yaitu air hujan, air laut, air
sungai, air sumur, air dari sumber mata air, air es atau salju, dan air embun. Lalu bagaimana
jika berwudhu menggunakan air limbah disungai yang mengalir deras? Dalam kitab
Safinatun Najah dijelaskan bahwa :

ُ‫ يَتَنَجَّس‬:ُ‫ل‬l‫ َوالقَلِ ْي‬.ُ‫أ ْكثَر‬llَ‫ا ِن ف‬llَ‫ قُلَّت‬:ُ‫ر‬l‫ َو ْال َكثِ ْي‬.‫ا ُدوْ نَ ْالقُلَّتَ ْي ِن‬ll‫ َم‬:ُ‫ل‬l‫ فَ ْالقَلِ ْي‬.ٌ‫ر‬l‫ ال َما ُء قَلِ ْي ٌل َو َكثِ ْي‬: ‫فَص ٌل‬
،ُ‫ه‬l ُ‫ أَوْ لَوْ ن‬،ُ‫ ه‬l‫ الَ يَتَنَجَّسُ إِالَّ إذا تَ َغيَّ َر طَ ْع ُم‬:ُ‫ر‬l‫ا ُء ْال َكثِ ْي‬ll‫ َو ْال َم‬. ْ‫يَتَ َغيَّر‬ ‫ َوإِن لَ ْم‬،‫ ِه‬l‫ ِة فِ ْي‬l ‫اس‬ َ ‫ع النَّ َج‬ِ ْ‫و‬llُ‫بِ ُوق‬
.ُ‫أوْ ِر ْي ُحه‬

Fasal : “Air sedikit dan banyak. Air sedikit itu air yang kurang dari dua qullah dan air banyak
itu jika lebih dari dua qullah. Air sedikit menjadi najis apabila kejatuhan najis atau benda
najis ke dalamnya meskipun tidak berubah (rasa, warna dan bau). Sedangkan air banyak (air

1
Fikih Umat Islam, “Pengertian Wudhu Secara Bahasa dan Istilah,” Situs Resmi Fikih Umat Islam.
http://fikihumatislam.blogspot.com/2015/09/pengertianwudhu.html#:~:text=Adapun%20Wuhu%20menurut
%20bahasa%20adalah,Sesuai%20dengan%20Firman%20Allah%20SWT. (10 September 2015).
lebih dari dua qullah) tidak menjadi najis dengan jatuhnya benda najis ke dalamnya kecuali
jika berubah rasanya, warnanya, atau bauanya.”2

Dalam deskripsi tentang berwudhu menggunakan air limbah disungai yang mengalir
dengan deras, disini dilihat dari banyaknya air jelas masuk kedalam air banyak atau air lebih
dari dua qullah, karena volume air sungai yang mengalir deras tentu banyak, bukan air
sedikit. Namun air sungai ini telah tercemar limbah, seperti yang kita tahu jika limbah
bercampur dengan air pasti air itu akan tercemar, menjadi bau, berubah warna dan juga rasa
begitupun dengan air sungai yang disebutkan diatas, air tersebut telah berubah rasa, warna
dan bau jadi air tersebut tidak dapat digunakan untuk berwudhu, meskipun air tersebut lebih
dari dua qullah, seperti yang telah dijelaskan dalam kitab Safinatun Najah bahwa air banyak
(lebih dari dua qullah) akan berubah menjadi air najis apabila kejatuhan najis sehingga
berubah rasa, warna dan aroma atau bau.

2
Syaikh Salim Ibn Sumair Al-Hadrami, Matan Safinatun Najah (Semarang : PT Karya Toha Putra,
2003), hal.5.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Air limbah yang mengalir deras di sungai tidak dapat digunakan untuk berwudhu apabila
telah berubah rasa, warna dan bau, meskipun air tersebut masuk ke golongan air banyak
(lebih dari dua qullah). Seperti yang telah dijelaskan dalam kitab Safinatun Najah bahwa air
banyak (lebih dari dua qullah) akan berubah menjadi air najis apabila kejatuhan najis
sehingga berubah rasa, warna dan aroma atau bau.

B. Saran
Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun, yang dapat digunakan
untuk memperbaiki karya tulis ilmiah ini atau untuk karya tulis ilmiah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://fikihumatislam.blogspot.com/2015/09/pengertianwudhu.html#:~:text=Adapun
%20Wuhu%20menurut%20bahasa%20adalah,Sesuai%20dengan%20Firman%20Allah
%20SWT.

Syaikh Salim Ibn Sumair Al-Hadrami.2003.Matan Safinatun Najah.Semarang : PT Karya


Toha Putra.

Anda mungkin juga menyukai