Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MACAM-MACAM AIR DAN MACAM-MACAM NAJIS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Fiqih Muamalah


Dosen Pengampu : Ahmad Fatoni, M.Pd

Disusun Oleh :

NAMA : ITA ROSITA


NIM : 222612010131

UNIVERSITAS ISLAM ANNUR LAMPUNG


JL. RAYA SIDOHARJO KEC. JATI AGUNG
KAB. LAMPUNG SELATAN, LAMPUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan kami
kemampuan dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah memberikan pengetahuan kepada pembaca
mengenai Macam-Macam Air dan Macam-Macam Najis.
Makalah ini pasti memiliki kekurangan didalamnya. Adapun harapan penulis agar
pembaca dapat memberikan saran dan kritiknya pada makalah ini, karena hasil tulisan penulis
tidak terlepas dari kesalahan, seperti kesalahan dalam penulisan ataupun yang lainnya. Untuk
itu penulis memohon maaf jika terjadi kesalahan dalam penulisan ataupun kesalahan lainnya,
karena penulis adalah manusia biasa yang memiliki keterbatasan kemampuan.

Lampung, September 2023


Penulis,

ITA ROSITA
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan Makalah..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2
A. Pengertian Air.....................................................................................................2
B. Macam-Macam Air.............................................................................................2
C. Pengertian Najis..................................................................................................3
D. Macam-Macam Najis..........................................................................................4
E. Cara Mensucikan Najis.......................................................................................5
BAB III PENUTUP.............................................................................................................6
A. Kesimpulan.........................................................................................................6
B. Saran...................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air merupakan komponen utama dalam kehidupan, sekitar 60 % dari tubuh manusia
tersusun dari air, dua pertiga dari bentuk bumi juga berupa lautan yang terdiri oleh air. Di
samping itu air juga memiliki fungsi sebagai pemelihara kehidupan di Muka Bumi.
Manusia, hewan, dan tumbuhan sangat memerlukan air untuk keberlangsungan hidup
mereka. Firman Allah SWT :
“Dan dia (Allah) telah menurunkan air (hujan) dari lamgit, kemudian dia mengeluarkan
(menghasilkan) dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untuk kalian semua.
Maka janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu baginya, padahal kalian mengetahui”.
(Al Baqarah: 22)
Dalam Islam sendiri air berperan penting sebagai syarat diterimanya ibadah salat, yaitu
sebagai alat atau sarana untuk bersuci baik dari hadas maupun najis. Dengannya seorang
muslim dapat beribadah secara sah karena telah memenuhi syarat sahnya salat yaitu suci.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Air ?
2. Apa Saja Macam-Macam Air ?
3. Apa Pengertian Najis ?
4. Apa saja Macam-Macam Najis ?
5. Bagaimana Cara Mensucikan Najis ?

C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Air
2. Mengetahui Macam-Macam Air
3. Mengetahui Pengertian Najis
4. Mengetahui Macam-Macam Najis
5. Mengetahui Cara Mensucikan Najis
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Air
Air merupakan komponen utama dalam kehidupan, sekitar 60 % dari tubuh manusia
tersusun dari air, dua pertiga dari bentuk bumi juga berupa lautan yang terdiri oleh air. Di
samping itu air juga memiliki fungsi sebagai pemelihara kehidupan di Muka Bumi.
Manusia, hewan, dan tumbuhan sangat memerlukan air untuk keberlangsungan hidup
mereka. Firman Allah SWT :
“Dan dia (Allah) telah menurunkan air (hujan) dari lamgit, kemudian dia mengeluarkan
(menghasilkan) dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untuk kalian semua.
Maka janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu baginya, padahal kalian mengetahui”.
(Al Baqarah: 22)
Dalam Islam sendiri air berperan penting sebagai syarat diterimanya ibadah salat, yaitu
sebagai alat atau sarana untuk bersuci baik dari hadas maupun najis. Dengannya seorang
muslim dapat beribadah secara sah karena telah memenuhi syarat sahnya salat yaitu suci.

B. Macam-Macam Air
Air memiliki berbagai macam jenis dan variasi. Syaikh Abi Suja’ dalam kitabnya yang
berjudul Matan al-Ghayyah at-Taqrib mengklasifikasikan air menjadi 4 macam, yaitu :
1. Air Mutlak
Air Mutlak adalah air yang suci secara zatnya serta dapat digunakan untuk bersuci.
Menurut Abi Suja’ ada 7 macam air yang masuk dalam kategori air mutlak. Beliau
mengatakan:

،‫ وماء النهر‬،‫ وماء البحر‬،‫ ماء السماء‬:‫المياه التي يجوز التطهير بها سبع مياه‬
‫ وماء البرد‬،‫ وماء الثلج‬,‫ وماء العين‬،‫وماء البئر‬

“Air yang dapat digunakan untuk bersuci ada tujuh macam yaitu air hujan, air laut, air
sungai, air sumur, air sumber, air salju, dan air es.“
2. Air Musyammas
Air Musyammas adalah air yang telah dipanaskan dibawah terik panas matahari
dengan mengunakan wadah logam kecuali emas dan perak seperti besi dan baja.
Air ini suci secara materinya dan dapat digunakan untuk menghilangkan hadas dan
najis namun dihukumi makruh dalam penggunaannya pada tubuh seperti untuk wudu
dan mandi, sedangkan untuk mencuci pakaian air ini dihukumi mubah.
3. Air Musta’mal dan Mutaghayyar
Air pada klasifikasi ini dihukumi suci secara materinya namun tidak dapat digunakan
untuk bersuci.
a. Air Musta’mal: Air yang sudah digunakan untuk menghilangkan hadas atau najis,
tatkala tidak berubah sifatnya dan tidak bertambah ukurannya setelah terpisah dari
tempat yang dibasuh.
Contoh : Air bekas mandi atau wudu
b. Air Mutaghayyar : Air yang telah berubah salah satu sifatnya (baik warna, bau,
atau rasa) karena telah tercampur oleh sesuatu yang suci dengan perubahan yang
mencegah kemutlakan nama air tersebut.
Contoh : Air sumur yang telah tercampur kopi, maka kemutlakan nama air
(sumur) telah berubah sebab telah bercampur dengan sesuatu lain yang suci (kopi)
sehingga namanya berubah dari “air sumur menjadi air kopi”.
4. Air Mutanajjis
Air Mutanajjis bukanlah air yang dihukumi najis secara zatnya sebagaimana air
kencing atau air liur anjing. Air Mutanajjis adalah air awalnya suci namun telah
berubah hukumnya menjadi najis karena tercampur dengan sesuatu yang najis seperti
darah, kotoran cicak dan lain sebagainya.
Adapun keadaan air tersebut bisa dihukumi mutanajis adalah :
a. Ketika air tersebut telah mencapai 2 qullah (kurang lebih 270 liter) kemudian
terkena najis maka air itu akan dihukumi mutanajjis tatkala telah berubah salah
satu dari sifatnya baik bau, warna ataupun rasa.
b. Namun jika air itu kurang dari 2 qullah, maka akan tetap dihukumi mutanajjis
ketika terkena sesuatu yang najis meskipun salah satu dari sifatnya tidak berubah.
Wallaho A’lam Bi-Shawab.

C. Pengertian Najis
Najis adalah suatu kotoran, jika kotoran tersebut menempel pada pakaian atau tempat,
maka pakaian atau tempat tersebut tidak dapat digunakan untuk beribadah (misalnya
sholat). Kotoran tersebut harus disucikan dengan cara-cara tertentu sesuai dengan
tingkatan najis tersebut.
Allah SWT menciptakan air yang salah satu fungsinya yakni untuk membersihkan najis.
Dalam Al-Qur'an surat Al-Anfal ayat 11, Allah SWT berfirman:

‫ِإْذ ُيَغ ِّش يُك ُم ٱلُّنَع اَس َأَم َنًة ِّم ْنُه َو ُيَنِّز ُل َع َلْيُك م ِّم َن ٱلَّس َم ٓاِء َم ٓاًء ِّلُيَطِّهَر ُك م ِبِهۦ‬
‫َٰط‬
‫َو ُيْذ ِهَب َع نُك ْم ِر ْج َز ٱلَّش ْي ِن َو ِلَيْر ِبَط َع َلٰى ُقُلوِبُك ْم َو ُيَثِّبَت ِبِه ٱَأْلْقَد اَم‬
Artinya: (Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu
penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu air (hujan) dari langit
untuk mensucikan kamu dengan air itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan
syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki(mu).

D. Macam-Macam Najis
Ust. H. Fatkhur Rahman dalam bukunya Pintar Ibadah memaparkan menurut
tingkatannya, najis dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
1. Najis Mukhaffafah yaitu najis ringan
Contohnya air kencing bayi laki-laki yang belum makan sesuatu kecuali air susu
ibunya. Jika sang bayi sudah pernah mengonsumsi makanan selain air susu ibu,
semisal susu kaleng buatan pabrik atau yang lainnya, maka air kencingnya sudah tidak
lagi dikatakan najis ringan, melainkan najis sedang.
Lalu, bagaimana dengan air kencing bayi perempuan yang belum makan apa-apa
selain air susu ibu? Ust. Abu Sakhi dalam bukunya Panduan Praktis dan Lengkap
Menuju Kesempurnaan Salat menjelaskan bahwa hukumnya bukan termasuk najis
ringan, tetapi najis sedang.
2. Najis Mutawasithah yaitu najis biasa atau sedang.
Contohnya nanah, darah, kotoran yang keluar dari qubul dan dubur manusia atau
binatang, minuman keras, darah haid dan nifas, wadi dan madzi, juga bangkai
(termasuk tulang dan bulunya). Bangkai manusia, belalang, dan ikan tidak dianggap
najis.
3. Najis Mutawasithah dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Najis 'Ainiyah yaitu najis yang tampak zatnya atau sifatnya seperti warna, bau, dan
rasanya
b. Najis Hukmiah yaitu najis yang tidak tampak zatnya atau sifatnya, seperti air
kencing atau arak yang sudah kering
4. Najis Mughallazah yaitu najis berat.
Contohnya babi dan air liur anjing. Hal ini berdasarkan Al-Qur'an surat Al-An'aam
ayat 145,
‫ُقْل ٓاَّل َاِج ُد ِفْي َم ٓا ُاْو ِح َي ِاَلَّي ُمَح َّر ًم ا َع ٰل ى َطاِع ٍم َّيْطَعُم ٓٗه ِآاَّل َاْن َّيُك ْو َن َم ْيَتًة َاْو‬
‫َد ًم ا َّم ْس ُفْو ًحا َاْو َلْح َم ِخ ْنِز ْيٍر َفِاَّنٗه ِر ْج ٌس َاْو ِفْس ًقا ُاِهَّل ِلَغْيِر ِهّٰللا ِبٖۚه َفَمِن اْض ُطَّر‬
‫َغْيَر َباٍغ َّو اَل َع اٍد َفِاَّن َر َّبَك َغ ُفْو ٌر َّر ِح ْيٌم‬

Artinya: Katakanlah, "Tidak kudapati di dalam apa yang diwahyukan kepadaku


sesuatu yang diharamkan memakannya bagi yang ingin memakannya, kecuali (daging)
hewan yang mati (bangkai), darah yang mengalir, daging babi karena ia najis, atau
yang disembelih secara fasik, (yaitu) dengan menyebut (nama) selain Allah. Akan
tetapi, siapa pun yang terpaksa bukan karena menginginkannya dan tidak melebihi
(batas darurat), maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang."
Adapun tentang najis anjing didasarkan pada hadits berikut. Rasulullah SAW
bersabda, "Jika seekor anjing menjilat bejana salah satu daripada kamu sekalian, maka
hendaknya kamu menuangkan bejana itu (mengosongkan isinya) kemudian
membasuhnya tujuh kali." (HR Muslim)

E. Cara Mensucikan Najis


Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk membersihkan najis ialah:
1. Mensucikan dari Najis Mukhaffafah
Jika sesuatu itu terkena najis Mukhaffafah, maka cara mensucikannya yaitu dengan
memercikkan air suci atau air mutlak pada sesuatu yang terkena najis. Air mutlak
adalah air murni termasuk di dalamnya air sumur, air hujan, air sungai, dan embun.
Dasarnya adalah hadits berikut ini,
Dari As-Sam'i RA berkata bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, "Air kencing bayi
perempuan harus dicuci sedangkan air kencing bayi laki-laki cukup dipercikkan air
saja." (HR Abu Daud, An-Nasai, dan Al-Hakim).
2. Mensucikan dari Najis Mutawasitah ('Ainiyah)
Jika sesuatu itu terkena najis Mutawasithah ('Ainiyah), maka cara mensucikannya
yaitu dengan mencucinya hingga warna, bau, dan rasanya hilang. Kemudian dibasuh
dengan air yang suci.
3. Mensucikan dari Najis Mutawasitah (Hukmiyah)
Jika sesuatu itu terkena najis Mutawasithah (Hukmiyah), maka cara mensucikannya
yaitu dengan membasuh atau mengalirkan air suci pada sesuatu yang terkena najis.
4. Mensucikan dari Najis Mughallazah
Jika sesuatu itu terkena najis Mughallazah, maka cara mensucikannya yaitu dengan
mencucinya sampai tujuh kali dan salah satunya dicampur dengan debu atau tanah.
Tanah di sini tidak boleh diganti dengan bahan lainnya misal sabun, deterjen, atau
yang lainnya. Kemudian membasuh atau mengalirkan air suci pada sesuatu yang
terkena najis tersebut.
5. Najis Makfu (Najis yang Dimaafkan)
Najis Makfu adalah najis yang tidak wajib disucikan karena terlampau sedikit dan
tidak dapat dibedakan antara yang terkena najis dan yang tidak. Contohnya darah atau
nanah yang sedikit, bangkai hewan yang tidak mengalir darahnya, percikan air najis
yang sedikit, dan lain sebagainya.
Pada makanan beku yang kejatuhan benda najis, cara menghilangkannya cukup
dengan membuang sebagian makanan yang terkena najis. Tetapi jika benda najis
tersebut jatuh pada makanan cair, maka makanan tersebut hukumnya najis karena
tidak dapat dibedakan antara yang terkena najis dan yang tidak terkena najis.
Adapun disebutkan dalam buku Panduan Shalat Lengkap dan Praktis: Wajib dan
Sunnah oleh Ahmad Sultoni bahwa nanah serta darah dari kudis atau bisul kita sendiri
juga termasuk ke dalam jenis najis Makfu
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Air merupakan komponen utama dalam kehidupan, sekitar 60 % dari tubuh manusia
tersusun dari air, dua pertiga dari bentuk bumi juga berupa lautan yang terdiri oleh air. Di
samping itu air juga memiliki fungsi sebagai pemelihara kehidupan di Muka Bumi.
Manusia, hewan, dan tumbuhan sangat memerlukan air untuk keberlangsungan hidup
mereka. Firman Allah SWT :
“Dan dia (Allah) telah menurunkan air (hujan) dari lamgit, kemudian dia mengeluarkan
(menghasilkan) dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untuk kalian semua.
Maka janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu baginya, padahal kalian mengetahui”.
(Al Baqarah: 22)
Najis adalah suatu kotoran, jika kotoran tersebut menempel pada pakaian atau tempat,
maka pakaian atau tempat tersebut tidak dapat digunakan untuk beribadah (misalnya
sholat). Kotoran tersebut harus disucikan dengan cara-cara tertentu sesuai dengan
tingkatan najis tersebut.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini mungkin banyak kesalahan baik dari isi dan cara penulisan.
Untuk menyempurnakan makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca atau pihak yang menggunakan makalah ini. Dengan kerendahan hati penulis
mohon maaf apabila banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini, dengan senang
hati kritik dan saran dan pandangan dari berbagai pihak menyempurnakan makalah ini.
Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

https://banten.nu.or.id/syariah/air-dan-macam-macamnya-dalam-islam-tm25e
https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6650149/macam-macam-najis-dan-cara-
mensucikannya

Anda mungkin juga menyukai