Anda di halaman 1dari 7

‫الفقه‬

Virtual Learning Of Annur Darunnajah 8


Cidokom

Class 1
‫الطهارة‬
(BERSUCI)
A. Pengertian Thaharah

Thaharah secara bahasa berarti bersuci, dan thaharah juga bermakna an-nadhzafah, yaitu kebersihan.
Thaharah secara istilah bisa diartikan sebagai kegiatan bersuci dan membersihkan.

‫عبارة عن غسل أعضاء مخصوصة بصفة مخصوصة‬

Artinya: Kegiatan mencuci anggota tubuh tertentu dengan cara tertentu.


‫رفع الحدث و إزالة النجس‬
Artinya: mengangkat hadats dan menghilangkan najis.

Dari dua pengertian di atas, bisa dipahami bahwa thaharah bentuk kesucian dan kebersihan secara
ritual yang berdasarkan ketentuan resmi dari allah swt dan dibawa oleh rasulullah saw secara sah.
Air yang dapat digunakan secara sah atau benar dalam bersuci ada 7 macam, yaitu :

1. Air Hujan ‫لمطر‬%%‫ماء ا‬


2. Air Laut (Air Asin) ‫لبحر‬%%‫ماء ا‬
3. Air Sungai ‫ر‬%‫لنه‬%%‫ماء ا‬
4. Air Sumur ‫لبئر‬%%‫ماء ا‬
5. Air Sumber Mata Air ‫لعين‬%%‫ماء ا‬
6. Air Es (Salju) ‫لثلج‬%%‫ماء ا‬
7. Air Embun ‫لبرد‬%%‫ماء ا‬
B. Macam – Macam Air

1. Air Mutlak ‫ماء ا<<لمطلق‬


Air mutlak, yaitu air yang keberadaannya suci (eksistensinya) dan dapat dipakai untuk bersuci,
serta dapat menyucikan benda-benda lainnya, tanpa adanya qayid atau ikatan yang tetap, dan berakibat
menimbulkan bahaya adanya qayid yang pecah, misalnya air sumur yang keberadaanya mutlak
(sucinya).
2. Air Musyammas ‫ماء ا<<لمشّمس‬
Air suci yang menyucikan, tetapi makruh pemakaiannya kalau kalau digunakan untuk menyucikan
badan dan tidak makruh untuk menyucikan pakaian, yaitu “Al-Maaul musyammas”, contohnya air
panas akibat sinar matahari.
3. Air Musta’mal ‫ماء ا<<لمستعمل‬
Air suci, tidak bisa dipakai untuk bersuci, dan tidak pula menyucikan disebut air musta’mal, artinya air
yang telah dipakai untuk bersuci, misalnya air yang pernah digunakan untuk menghilangkan hadas atau
najis kalau tidak berubah, atau tidak bertambah dari keadaan semula, setelah diperkirakan adanya sebagian
air tersebut yang meresap pada benda yang dicuci.

4. Air Najis ( Mutanajis )


• Air najis ada dua macam :
Air yang kurang dari dua kulah yang kemasukan najis, baik air itu keadaannya berubah atau tidak
(hukumnya tetap najis). Kecuali najis yang ma’fu, misalnya berupa bangkai hewan yang darahnya tidak
mengalir, baik ketika dibunuh atau dipotong anggota tubuhnya, seperti semut, lalat, dan lain-lain. Dengan
catatan tiada unsure kesengajaan menjatuhkan bangkai ke dalam air itu berubah, maka air tetap suci.
Demikian pula najis yang tidak nyata, tidak terlihat oleh mata telanjang, dan tidak menyebabkan air itu
najis dan banyak lagi contoh serupa yang dipaparkan secara luas dalam kitab tentang air suci.
Air yang memenuhi ukuran dua kulah atau lebih karena kejatuhan atau kemasukan najis, baik
sedikit atau banyak. Air yang memenuhi ukuran dua kulah menurut ukuran diperkirakan 500 kati
bagdad. Menurut pendapat yang benar atau 10 blek minyak tanah. Sedangkan menurut imam nawawi
ukuran 1 kati bagdad itu seharga 7 dirham. Penulis tidak membahas air suci yang haram, seperti air
yang dipakai untuk berwudhu yang diperoleh dengan cara ghashab; atau air persediaan minum para
musafir yang ada dipinggir jalan.
A. Kesimpulan
Air yang dapat digunakan secara sah atau benar dalam bersuci ada 7 macam, yaitu: air hujan, air
laut atau air  asin, air sungai, air sumur, air sumber, air es atau salju, dan air embun. Tetapi kalau dilihat
kenyataan yang ada, air-air tersebut dibagi menjadi 4 macam:
Air Mutlak, yaitu air yang keberadaannya suci (eksistensinya) dan dapat dipakai untuk bersuci, serta
dapat menyucikan benda-benda lainnya, Air suci yang menyucikan, tetapi makruh pemakaiannya kalau
kalau digunakan untuk menyucikan badan dan tidak makruh untuk menyucikan pakaian, yaitu “Al-
Maaul musyammas”, air panas akibat sinar matahari. Air suci, tidak bisa dipakai untuk bersuci, dan
tidak pula menyucikan disebut Air Musta’mal. Air najis (mutanajis) ada dua macam, yaitu: air yang
terkena najis.

Anda mungkin juga menyukai