Anda di halaman 1dari 31

MATERI KOMPRE MATA KULIAH FIQIH

- Fiqih secara bahasa artinya paham yang mendalam. Secara istilah adalah dugaan kuat
yang dicapai oleh seorang mujtahid dalam usahanya menemukan hukum Allah.
Hakikat fiqih itu antara lain: Fiqih itu adalah ilmu tentang hukum Allah, yang
dibicarakannya adalah hal-hal yang bersifat amaliyah furu’iyah, pengertian tentang
hukum Allah itu didasarkan kepada dalil tafsili, fiqih itu digali dan ditemukan melalui
penalaran dan istidlal seorang mujtahid atau faqih.
- Sumber perumusan fiqih antara lain Al-Qur’an, sunnah nabi, ijma’ ulama dan qiyas
(yang disepakati para ulama) dan istihsan, al-maslahat al-mursalah, al-istishab, urf atau
adat, qaul shahabi, syara’ atau hukum umat sebelum Islam, saad al-zariah atau sa’dud
zari’ah. Muatan fiqih diantaranya adalah fiqih ibadah, muamalah (munakahat, jinayat).
A. Materi Fiqih Ibadah
1. Thaharah secara etimologi berarti bersih dan jauh dari kotoran baik yang kasat mata
maupun yang tidak. Secara terminology adalah bersih atau suci dari najis baik najis
factual semisal tinja maupun najis secara hukmi (najis yang tak terlihat) seperti hadats
atau juga bisa diartikan sebagai sifat hukmiyyah yang diperbolehkan karenanya segala
sesuatu yang dicegah oleh hadats atau yang mengandung hukum menjijikkan. Adapun
media untuk alat bersucinya antara lain: Air (al-ma’), alat untuk menyamak (al-dibqh),
debu (at-turab), menggosok (ad-dalk), menggaruk (al-fark), dan lain sebagainya.
2. Air terbagi menjadi beberapa macam yaitu air mutlak, air musta’mal, air yang berubah
karena benda suci, dan air yang bertemu dengan najis.
a. Air mutlak artinya air itu suci di dalam dirinya dan mensucikan yang lain.
Macamnya yaitu air hujan (Al-Furqan ayat 48), air laut, air zamzam, air yang
berubah-ubah (mutaghayyir karena terlalu lama mengendap atau dikarenakan
lokasinya atau karena bercampur dengan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan darinya
seperti eceng gondok dan daun pohon).
b. Air musta’mal adalah air yang menetes atau terjatuh dari anggota tubuh orang yang
berwudhu atau mandi. Status hukumnya suci seperti halnya air mutlak karena orang
mukmin itu tidak najis sehingga tidak ada alasan baginya untuk menjadikan air
kehilangan kesuciannya hanya lantaran ia memeganginya.

1
c. Air yang berubah karena benda suci misalnya tercampur sabun, minyak za’faran dan
air bunga mawar. Statusnya tetap suci lagi mensucikan selama masih terjaga
kemutlakannya. Namun, jika air tersebut sudah dikalahkan oleh benda suci yang
mencampurinya maka mengakibatkan kemutlakan air tidak mampu mencakupinya
seperti air susu, teh, kopi dan lain sebagainya.
d. Air yang bertemu najis mempunyai dua kondisi yaitu: Pertama, benda najis itu
mengubah rasa, warna dan bau air maka dalam kondisi ini air sudah tidak lagi boleh
digunakan untuk bersuci. Kedua, air tetap dalam kemutlakannya dalam artian air
tersebut tidak berubah sama sekali dari segi rasa, warna dan baunya maka statusnya
tetap suci lagi mensucikan baik air itu sedikit maupun banyak.
e. As-Su’r (sisa atau bekas air minum hewan) pada mulanya berarti air di wadah bekas
diminu hewan namun istilah ini digeneralisasikan menyebutkan sesuatu yang tersisa
dari segala sesuatu diantaranya:
1.) Air bekas minum manusia baik Islam, kafir, junub, kufur maupun haid adalah
suci. Sekalipun ada ayat yang menyatakan orang musyrik itu najis (At-Taubah
ayat 28) namun itu hanya najis dalam artian maknawi yaitu jika dilihat dari sisi
keyakinannya yang bathil dan tidak menghindari benda yang kotor dan najis.
2.) Air bekas minum hewan yang dimakan dagingnya statusnya juga suci karena air
liurnya dari daging yang suci.
3.) Air bekas minum peranakan keledai dan kuda (al-baghl), keledai, hewan buas
dna burung predator statusnya tetap suci.
4.) Air bekas minum kucing statusnya tetap suci.
5.) Air bekas minum anjing dan babi hukumnya najis dan wajib dijauhi karena selain
najis ia juga kotor.
3. Sunnah-sunnah fitrah antara lain: Khitan atau sunat, mencukur bulu kemaluan (al-
istihdad), mencabut bulu ketiak, memotong kuku, memanjangkan jenggot, memotong
kumis, istinja’ (cebok) artinya mencuci tempat keluar kotoran dari salah satu jalan baik
qubul maupun dubur atau mengusap dengan batu dan semisalnya tapi tidak boleh dengan
tulang, kotoran hewan yang sudah mengeras/membatu, dan benda yang dimuliakan.

2
Wudhu secara etimologi (Al-wadha’ah) yang artinya bagus dan bersih. Secara istilah .4
adalah aktivitas bersuci dengan media air yang berhubungan dengan empat anggota
tubuh yaitu muka, kedua tangan, kepala dan kedua kaki. Dalilnya Q.S Al-Maidah ayat 6

Adapun fardhu atau rukun wudhu antara lain: Niat, membasuh muka, membasuh kedua
tangan sampai siku, mengusap kepala, membasuh kedua kaki sampai kedua mata kaki,
tertib dalam mengerjakan wudhu, berkesinambungan, dan menggosok-gosok tangan ke
anggota badan.
Sunnahnya yaitu: Membaca bismillah ketika hendak wudhu, membasuh kedua tangan
hingga persendian tangan sebelum berwudhu, berkumur dan menghisap air ke dalam
hidung, bersiwak ketika hendak berkumur, menyela-nyela jenggot, menggosok jari
tangan dan kaki, mendahulukan anggota badan yang kanan, mengulang membasuh dua
atau tiga kali, mengusap kedua telinga.
Yang dianjurkan yaitu: Menghadap kiblat, berwudhu sebelum masuk shalat, tidak
menepuk-nepuk air ke wajah dan lainnya, tidak berbicara selama wudhu, menggerakkan
cincin atau semisalnya, memulai dengan bagian depan anggota wudhu, memperlama
membasuh bagian muka dan membasuh sampai di atas siku atau di atas mata kaki,
berwudhu di tempat yang suci, berhemat dalam menggunakan air, berdo’a setelah
wudhu, melaksanakan shalat dua rakaat sehabis wudhu di selain waktu yang tidak
dimakruhkan untuk shalat.
Yang dimakruhkan yaitu: Boros dalam menggunakan air, terlalu hemat atau pelit
menggunakan air sehingga bisa meninggalkan perkara yang disunnahkan, berkumur dan
mengisap air ke dalam hidung secara berlebihan.
Yang membatalkan yaitu: Keluarnya sesuatu dari dua jalan, tidur pulas yang
menghilangkan kesadaran, hilang akal baik karena gila, epilepi, mabuk ataupun karena
menkonsumsi obat-obatan, dan memegang kemaluan tanpa penghalang.
Yang tidak membatalkan yaitu: Bersentuhan dengan lawan jenis, muntah, keluar darah
dari tubuh manusia, makan daging unta, memandikan mayit, bimbang dalam hadits.
5. Macam-macam wudhu antara lain: Wudhu fardhu (wudhu orang yang berhadats jika
hendak mengerjakan shalat, menyentuh mushaf), wudhu sunnah/mandub (setiap hendak
shalat, hendak berdzikir, setelah mengkonsumsi makanan yang proses pembuatannya

3
melalui pemanggangan dan pembakaran, hendak tidur, hendak makan dan minum bagi
orang junub, sebelum mandi, ketika terbakar emosi).
6. Perkara yang mewajibkan mandi yaitu:
a. Keluarnya sperma baik disertai dengan kenikmatan yang nyata maupun tidak nyata
(mimpi basah). Kecuali orang yang keluar sperma tanpa dorongan syahwat
melainkan karena sakit atau kedinginan, seseorang mimpi basah namun tidak
mendapati adanya sperma maupun bekas-bekasnya, jika ia bangun dan mendapati
sperma namun tidak ingat apakah mimpi basah atau tidak itu ia wajib mandi jika ia
yakin itu adalah sperma, namun jika ragu maka yang lebih afdhal baginya adalah
mandi demi kehati-hatian.
b. Persetubuhan (coitus) adalah penetrasi (memasukkan secara riil) alat vital ke dalam
alat vital lawan seks meskipun tidak sampai terjadi ejakulasi dan bukan sekedar
bercumbu.
c. Haid
d. Berhentinya pendarahan haid dan nifas, persalinan tanpa pendarahan, meninggal
dunia, masuk Islam.
7. Hal-hal yang dilarang bagi orang junub yaitu: Shalat, thawaf, menyentuh dan membawa
mushaf, membaca al-qur’an dengan niat membaca, berdiam diri di masjid. Mandi sunnag
antara lain: Mandi hari jum’at, mandi dua hari raya, mandi setelah memandikan mayat,
mandi ihram, mandi ketika masuk Makkah, dan mandi ketika hendak wukuf di Arafah.
Mekanisme mandi wajib antara lain:
a. Berniat dan membersihkan semua angota badan
b. Membasuh kedua telapak tangan tiga kali sebelum memasukkan ke dalam bak mandi
dan membasuh segala kotoran dan najis yang ada di kemaluan dan tubuhnya.
c. Berwudhu sebelum melaksanakan mandi.
d. Menyiram air ke atas kepala tiga kali lalu siramkan air ke seluruh tubuh mulai dari
yang kanan dan gosok-gosok hingga benar-benar bersih.
8. Tayamum secara bahasa artinya menyegaja. Secara istilah adalah menyengajakan diri
menyentuh debu yang suci untuk mengusap wajah dan kedua tangan dengan sekali atau
dua kali sentuhan dengan niat agar memperoleh kebolehan melakukan sesuatu yang
sebelumnya terhalang oleh adanya hadats bagi orang yang tidak bisa menemukan air

4
atau takut apabila menggunakannya akan menimbulkan mudharat. Dalilnya adalah Q.S
An-Nisa (4) ayat 43
Latar belakang disyariatkannya tayamum adalah saat perjalanan bersama dengan
Rasulullah sehingga dalam suatu waktu kalung milik Aisyah terputus sehingga kami
harus menginap di suatu tempat untuk mencarinya dan tempat itu tidak berair serta
mereka pun tidak ada membawa persediaan air.Hingga Abu Bakar mendatangiku dan
mencercaku saat Nabi sedang tidur di pangkuanku.Saat itulah Allah menurunkan ayat
perintah tayamum.
Tayamum boleh apabila sudah mencari air namun tetap tidak menemukannya, takut
mudharat jika menyentuh atau menggunakan air, takut kedinginan atau membuat sakit,
takut musuh, kebutuhan mendesak air seperti ada air tapi hanya untuk kebutuhan pokok
yang mendesak, dan takut kehabisan waktu jika harus mencari air. Tayamum itu dengan
debu yang suci dan sesuatu yang termasuk jenis tanah seperti kerikil, batu dan kapur.
Tata caranya yaitu niat, basmallah, menepukkan kedua tangan ke debu atau tanah cukup
sekali lalu mengusap kedua tangan yang telah dikibas sedikit ke bagian yang perlu.
9. Najis adalah kotoran yang harus dibersihkan oleh orang muslim dan mengharuskannya
untuk mencuci segala sesuatu yang dikenainya. Najis ada dua yaitu najis yang berlaku
umum pada laki-laki dan perempuan dan najis yang berlaku khusus bagi perempuan.
a. Najis yang berlaku umum bagi laki-laki dan perempuan yaitu:
1.) Najis yang telah disepakati status kenajisannya antara lain: Darah yang mengalir,
daging babi, tinja dan air kencing manusia, kotoran dan air kencing hewan yang
tidak boleh dimakan dagingnya, wadi (air keruh yang keluar setelah kencing),
madzi (air yang berwarna putih, lembut dan lengket yang keluar dari kemaluan
ketika bercumbu atau ketika menghayal dan berhasrat melakukan hubungan seks
yang keluarnya terkadang tidak terasa), daging hewan yang haram dimakan,
bangkai, dan bagian yang terpisah dari hewan yang masih hidup.
2.) Najis yang masih diperselisihkan statusnya antara lain: Kotoran dan air kencing
hewan yang halal dagingnya, air liur anjing, sperma, tulang bangkai, rambut dan
bulu bangkai, muntahan, basah-basah yang keluar dari lambung, dan minuman
keras.

5
b. Najis yang khusus berlaku bagi perempuan yaitu: Darah haid, nifas (darah yang
keluar setelah melahirkan), istihadhah (darah yang keluar karena adanya suatu
penyakit di luar masa haid dan nifas) di mana jika demikian maka ia boleh
melakukan yang dilarang saat haid setelah ia menunggu dan melewati masa di mana
ia biasanya mengalami haid. Dilarang berhubungan badan dengan wanita haid
berdasarkan dalil Q.S Al-Baqarah (2) ayat 222:
10. Tingkatan najis ada tiga yaitu:
a. Najis mukhaffafah (najis ringan), cara membersihkannya cukup dengan
mempercikkan air pada bagian yang terkena najis. Najis ini antara lain air kencing
bayi laki-laki yang belum berumur dua tahun dan belum memakan sesuatu selain asi.
b. Najis mutawasitthah (najis sedang), cara membersihkannya itu dengan dibasuh tiga
kali agar sifat-sifat najisnya hilang baik rasa, warna dan baunya. Najis ini antara lain
segala sesuatu yang keluar dari dubur dan qubul manusia atau binatang, barang cair
yang memabukkan, susu, tulang, bulu dari hewan yang haram dimakan, bangkai
kecuali bangkai manusia, ikan laut dan belalang.
c. Najis mughalladzah (najis berat), cara membersihkannya yaitu dengan dibasuh
sebanyak tujuh kali dan salah satunya dengan tanah. Najis ini yaitu anjing dan babi.
d. Najis ma’fu (najis yang dimaafkan), antara lain nanah atau darah yang cuma sedikit,
debu dan air lorong-lorong yang memercik sedikit dan susah dihindarkan.
11. Wanita yang istihadhah tidak wajib mandi untuk melaksanakan shalat maupun mandi
pada waktu-waktu tertentu kecuali hanya sekali saja yaitu ketika suci dari haid, wajib
berwudhu setiap hendak melaksanakan shalat, membasuh kemaluannya sebelum wudhu
dan membalutnya dengan kain atau kapas pembalut, ia tidak perlu berwudhu sebelum
masuk waktu shalat karena sucinya adalah darurat sehingga tidak perlu didahulukan
sebelum dibutuhkan, boleh bersetubuh diluar waktu ia biasa haid, dan statusnya
layaknya wanita suci.
12. Shalat menurut bahasa artinya doa. Menurut istilah artinya sekumpulan ucapan dan
perbuatan yang diawali dengan niat dan diakhiri dengan salam. Pensyariatan shalat
mengandung titik konsentrasi kehidupan yang baik di mana kita dapat melihat di
dalamnya semangat penegakan keadilan, pembinaan akhlak, dan penempaan naluri.
Berdiri adalah ungkapan kesadaran, ruku’ dan sujud tujuannya adalah pengagungan dan

6
ini tidak akan tercapai dengan sikap lalai. Hukum shalat adalah wajib (fardhu’ain)
dalilnya Q.S An-Nisa (3) ayat 103:
13. Waktu shalat dijelaskan dalam Q.S Al-Isra’ (17) ayat 78:.”
Perjalanan mengenai waktu shalat yang diwajibkan dimulai dari shalat zuhur karena ia
merupakan kewajiban pertama yang disyariatkan dan Jibril melaksanakannya bersama
dengan Rasulullah. Waktu terlarang shalat yaitu: Setelah melakukan shalat subuh dan
asar, shalat pada waktu matahari terbit di tengah-tengah dan pada saat tenggelam, shalat
setelah terbit fajar sebelum masuk waktu subuh, setelah iqamah, dan shalat pada saat
khutbah jum’at.
14. Syarat wajib shalat yaitu: Islam, berakal, suci dari haid dan nifas, sampainya dakwah,
mampu melaksanakan, baligh. Syarat sah shalat yaitu: Suci dari hadats dan najis, suci
pakaian badan dan tempat dari najis, mengetahui masuknya waktu shalat (shalat pada
waktu yang ditentukan, menutup aurat, dan menghadap kiblat.
15. Hal-hal yang membatalkan shalat antara lain: Hilang salah satu dari syarat sah shalat,
salah satu dari rukun shalat tertinggal, secara sengaja mengucapkan ucapan di luar dari
apa yang menjadi bacaan shalat, secara sengaja melakukan perbuatan atau gerakan di
luar gerakan shalat, makan dan minum. Bentuk-bentuk shalat antara lain: Shalat
berjamaah, shalat jum’at, shalat hari raya, shalat jenazah. Keringanan dalam pelaksanaan
shalat antara lain:
a. Qasar yaitu mengurangi jumlah rakaat shalat bagi orang yang sedang dalam
perjalanan dan mengalami kesulitan dalam perjalananya itu. Dalilnya adalah Q.S An-
Nisa (4) ayat 101
b. Menjama’ shalat yaitu mengumpulkan dua shalat dalam satu waktu baik taqdim
maupun takhir.
c. Mengubah bentuk shalat bagi orang yang sedang sakit seperti duduk bila tidak
sanggup berdiri, shalat dalam kendaraan, shalat ketika sedang perang dan lain
sebagainya.
16. Adzan secara bahasa adalah pemberitahuan. Secara istilah adalah pemberitahuan khusus
yang bertujuan untuk melaksanakan shalat, dengan kalimat tertentu dan cara tertentu,
dilakukan dengan suara yang keras. Rukun shalat antara lain: Niat, takbiratul ihram,

7
berdiri betul, membaca surat Al-Fatihah, ruku’, sujud, I’tidal, duduk di antara dua sujud,
tuma’ninah pada setiap rukunnya, duduk, akhir, tasyahhud akhir, salam, tertib.
Sunnah shalat yaitu: Takbir perpindahan dari satu rukun ke rukun yang lain, membaca
tasbih dalam ruku’ dan sujud, membaca dzikir dalam ruku’ dan sujud, membaca
sami’allahulimanhamida, dzikir dalam I’tidal, do’a dalam duduk antara dua sujud,
tasyahud awal dan duduk tasyahud awal, mengangkat tangan pada takbiratul ihram,
meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri, membaca do’a iftitah, membaca ta’awudz
dalam shalat, membaca basmallah, mengucapkan aamiin, dan lainlain.
:Dalil shalat jamaah adalah dalam Q.S An-Nisa (4) ayat 102 .17
18. Zakat secara etimologi artinya membersihkan, berkembang dan berkah, disebut
demikian karena harta yang dizakati akan semakin berkembang berkat dikeluarkan
zakatnya dan doa orang yang menerimanya. Zakat juga membersihkan orang yang
menunaikannya dari dosa dan memujinya. Secara istilah adalah permberian harta dengan
jumlah tertentu dari harta tertentu kepada orang-orang tertentu dengan syarat dan rukun
tertentu. Hukum zakat adalah wajib’ain, dalilnya Q.S Al-Baqarah (2) ayat 43Artinya:
“dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang
ruku'.”
19. Tujuan disyariatkannya zakat adalah agar harta tidak mengalir diantara orang-orang yang
kaya saja. Adapun hikmah disyariatkannya zakat adalah untuk membersihkan jiwa orang
yang berzakat dari sifat sombong dan kikir serta membersihkan hartanya dari bercampur
baurnya dengan hak orang lain. Seperti dalam Q.S At-Taubah (9) ayat 103:
õ□è{ô`ÏBöNÏlÎ;ºuqøBr&Zps%y□|¹öNèdã□ÎdgsÜè?NÍk□Ïj.t□è?
ur$pkÍ5Èe@|¹uröNÎgø□n=tæ(¨bÎ)y7s?4qn=|¹Ö`s3y□öNçl°;3ª!
$#urìì□ÏJy□íO□Î=tæÇÊÉÌÈ
Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah
Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”
20. Rukun dan syarat zakat antara lain:
a. Orang yang berzakat (muzakki) syaratnya adalah orang Islam yang telah baligh
berakal dan memiliki harta yang memenuhi syarat.

8
b. Harta yang dizakatkan syaratnya adalah ia harta yang baik, milik sempurna dari
orang yang berzakat, berjumlah satu nisab atau lebih dan telah tersimpan atau
dimiliki selama satu tahun qamariyah atau haul. (syarat umum harta zakat). Secara
garis besar harta zakat itu dikelompokkan menjadi dua yaitu hasil pendapatan dan
apa-apa yang tumbuh dan keluar dari bumi. Dalilnya Q.S Al-Baqarah (2) ayat 267:
yg□□r'¯»t□tûïÏ%©!$
$#(#þqãZtB#uä(#qà)ÏÿRr&`ÏBÏM»t6Íh□sÛ$tBóOçFö;|¡□2!$
£JÏBur$oYô_t□÷zr&Nä3s9z`ÏiBÇÚö□F{$#(□wur(#qßJ£Ju□s?
y]□Î7y□ø9$#çm÷ZÏBtbqà)ÏÿYè?
NçGó¡s9urÏm□É□Ï{$t«Î/HwÎ)br&(#qàÒÏJøóè?
Ïm□Ïù4(#þqßJn=ôã$#ur¨br&©!$#;ÓÍ_xîî□□ÏJymÇËÏÐÈ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian
dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan
dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu
menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa
Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”
c. Orang yang menerima zakat (mustahiq) syaratnya adalah jelas adanya, baik ia orang
atau badan atau lembaga atau kegiatan. Dalilnya Q.S At-Taubah (9) ayat 60:
yJ¯RÎ)àM»s%y□¢Á9$#Ïä!#t□s)àÿù=Ï9ÈûüÅ3»|$*
¡yJø9$#urtû,Î#ÏJ»yèø9$#ur$pkö□n=tæÏpxÿ©9xsßJø9$#uröNåkæ5qè=è
%□ÎûurÉ>$s%Ìh□9$#tûüÏBÌ□»tóø9$#ur□ÎûurÈ@□Î6y□«!
$#Èûøó$#urÈ@□Î6¡¡9$#(Zp□Ò□Ì□sù□ÆÏiB«!$#3ª!
$#uríO□Î=tæÒO□Å6ymÇÏÉÈ
Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk
hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan
Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan
yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
1.) Fakir adalah orang yang tidak memiliki harta untuk menunjang kehidupan
dasarnya disebabkan oleh ketidak mampuannya untuk mencari nafkah karena
fisik yang tidak mampu seperti orang tua jompo atau orang yang cacat.
2.) Miskin adalah orang yang tidak memiliki harta untuk menunjang kehidupan
dasarnya, namun ia mampu berusaha mencari nafkah hanya saja penghasilannya
tidak mencukupi bagi kehidupan dasarnya dan keluarganya.

9
3.) Amil yaitu orang yang ditunjuk oleh penguasa yang sah untuk mengurus zakat
baik mengumpulkan, membagi dan mendauyagunakannya serta petugas lain yang
ada hubungannya dengan pengurusan zakat.
4.) Muallaf yaitu orang-orang yang dijinakkan hatinya untuk tetap berada dalam
Islam diantaranya: Pemuka muslim yang terpandang di kalangan nonmuslim
yang diperkirakan dapat mengajak masuk Islam, pemuka muslim yang masih
lemah imannya sedangkan mereka berpengaruh di kalangan pengikutnya,
kelompok muslim yang diam di perbentengan dan perbatasan negeri non muslim
yang kedudukannya dapat melindungi orang-orang Islam dari gangguan musuh,
kelompok muslim yang besar pengaruhnya terhadap pengumpulan zakat dan
disegani oleh pihak yang enggan membayar zakat, kelompok non muslim yang
lemah hatinya agar ia cenderung masuk Islam, kelompok non muslim yang
dikhawatirkan berbuat buruk terhadap orang Islam agar ia berhenti mengganggu
(menurut tafsiran Muhammad Rasyid Ridha).
5.) Riqab secara bahasa artinya perbudakan dan yang dimaksud di sini adalah untuk
kepentingan memerdekakan budak.
6.) Gharimin adalah orang yang dililit hutang dan tidak dapat melepaskan dirinya
dari jeratan hutan tersebut kecuali dengan bantuan dari luar.
7.) Fi sabilillah adalah keperluan untuk menegakkan agama Allah.
8.) Ibnu sabil (anak jalanan) adalah orang yang berada dalam perjalanan (bukan
untuk tujuan maksiat) yang kehabisan biaya dalam perjalanannya dan tidak
mampu meneruskan perjalanannya kecuali dengan bantuan dari luar.
21. Macam-macam jenis harta yang wajib dizakatkan beserta nisab dan haulnya antara lain:
a. Emas dan perak wajib dizakatkan apabila telah mencapai nisab (perak 200 dirham
yaitu 595gram dan emas 20 dinar/mitsqal yaitu 85gram) dan telah memiliki
kekayaan tersebut selama satu haul (satu tahun qamariyah). Kadar zakat yang wajib
dikeluarkannya adalah 2.5%. Adapun perhiasan wanita tidak wajib dizakati selama
tidak diniatkan untuk disimpan dan dijual. Tapi jika diniatkan demikian maka ia
tetap wajib zakat apabila telah mencapai nisab dan haulnya.
b. Hewan ternak yaitu unta, sapi, kambing atau domba yang haulnya adalah hidup lepas
mencari makan sendiri dan telah dimiliki selama satu tahun. Nisabnya yaitu:

10
1.) Unta: Setiap 24 ekor unta atau kurang zakatnya adalah seekor kambing betina.
Setiap 5 ekor unta, seekor kambing. Jika jumlahnya 25-35 ekor maka zakatnya
satu ekor anak unta betina umur 1-2 tahun atau seekor unta jantan umur 3-4
tahun. Jika jumlahnya 36-45 maka zakatnya seekor anak unta berumur 2-3 tahun.
Jika jumlahnya 46-60 ekor aka zakatnya seekor unta betina berumur 3-4 tahun.
2.) Sapi: Setiap 30 ekor sapi zakatnya seekor anak sapi jantan atau betina yang
masih muda dan dari setiap 40 ekor diambila zakatnya seekor sapi yang telah
berumur.
3.) Kambing: Jumlah 40-120 maka zakatnya seekor kambing. 121-200 ekor maka
zakatnya 2 ekor kambing. 201-300 ekor maka zakatnya 3 ekor kambing.
c. Hasil pertanian tanaman pangan baik buahan, umbi-umbian yang menjadi makanan
pokok bagi manusia. Haul zakat pertanian adalah setiap panen dan tidak perlu
menunggu satu tahun. Nisabnya adalah 5 wasaq di mana 1 wasaq sama dengan 60
sha’ dan satu sha’ sama dengan 2.5kg atau 3.1liter. Jadi nisabnya adalah 750 kg atau
930 liter dengan kadar zakat yang harus dikeluarkan itu 10% bagi yang diairi oleh air
hujan atau mata air yang tidak memerlukan biaya, dan 5% bagi yang diairi oleh
kincir atau yang memerlukan biaya untuk pengairannya.
d. Harta perniagaan adalah segala sesuatu yang dipersiapkan untuk diperjualbelikan.
Untuk nisab dan haulnya, para ulama sepakat menyamakannya dengan zakat emas
dan perak.
e. Harta rikaz (temuan) dan barang tambang. Rikaz adalah harta yang ditemukan dari
perut bumi dan merupakan peninggalan dari umat sebelumnya yang tidak diketahui
secara pasti (rikaz bentuknya barang jadi sedangkan barang tambang belum jadi).
Nisab dan haulnya pun disamakan dengan zakat emas dan perak.

22. Zakat fitrah adalah zakat yang secara khusus diwajibkan pada akhir bulan ramadhan dan
dilaksanakan paling lambat sampai pelaksanaan shalat hari raya idul fitri. Hikmah
pensyariatannya adalah untuk menyucikan orang-orang yang berpuasa dari hal-hal buruk
yang terjadi dalam puasa itu. Zakat fitrah digunakan untuk fakir miskin. Waktu
pembayarannya antara lain:

11
a. Waktu boleh yaitu pada permulaan ramadhan.
b. Waktu wajib yaitu akhir ramadhan dan awal syawal.
c. Waktu utama yaitu setelah shalat subuh dan sebelum shalat idul fitri.
d. Waktu makruh yaitu setelah selesai shalat idul fitri.
e. Waktu haram yaitu akhir hari raya idul fitri ketika matahari telah terbenam.
23. Puasa secara bahasa artinya adalah menahan dan diam dalam segala bentuknya termasuk
menahan dan diam dalam berbicara. Secara terminologis puasa adalah menahan dari
makan, minum, dan segala hal yang dapat membatalkannya mulai dari terbit fajar sampai
terbenamnya matahari dengan syarat-syarat yang telah ditentukan. Hukum puasa itu ada
yang wajib, sunnah, dan lain sebagainya. Dalilnya itu Q.S Al-Baqarah (2) ayat 183:
yg□□r'¯»t□tûïÏ%©!$#(#qãZtB#uä|=ÏGä.ãNà6ø□n=tæãP$u□Å_Á9$#$yJx.|$
=ÏGä.□n?tã□úïÏ%©!$#`ÏBöNà6Î=ö7s%öNä3ª=yès9tbqà)Gs?ÇÊÑÌÈ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Puasa itu diwajibkan Allah dalam rangka memenuhi kehendak Allah untuk menguji
ketaatan manusia kepada Allah.Hikmahnya adalah untuk mendidik umat Islam supaya
menjadi manusia yang bertaqwa, melindungi umat Islam dari perbuatan dan ucapan
yang buruk dan tercela, dan mendatangkan kesehatan bagi yang menjalankannya.
24. Syarat wajib puasa adalah Islam dan mukallaf. Adapun syarat sahnya adalah suci dari
haid dan nifas. Rukun puasa adalah niat dan menahan dari hal-hal yang membatalkan
puasa seperti makan dan minum, berhubungan badan suami istri serta juga orang
berpuasa harus menjauhi dosa-dosa kecil seperti ucapan tidak senonoh dan tindakan
jahil. Keringanan puasa dijelaskan dalam Q.S Al-Baqarah (2) ayat 184:
YB$□r&;Nºy□rß□÷è¨B4`yJsù□c%x.Nä3ZÏB$³Ò□Í□£D÷rr&4□n?$
tã9□xÿy□×o£□Ïèsùô`ÏiBBQ$□r&t□yzé&4□n?tãur□úïÏ%©!
$#¼çmtRqà)□ÏÜã□×pt□ô□ÏùãP$yèsÛ&ûüÅ3ó¡ÏB(`yJsùtí§qsÜs?
#Z□ö□yzuqßgsù×□ö□yz¼ã&©!4br&ur(#qãBqÝÁs?
×□ö□yzöNà6©9(bÎ)óOçFZä.tbqßJn=÷ès?ÇÊÑÍÈ
Artinya: “(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka Barangsiapa diantara
kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah
baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.
dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak
berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi Makan seorang miskin.
Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, Maka Itulah
yang lebih baik baginya.dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”

12
Penetapan bulan ramadhan itu ada dua yaitu dengan hisab (menggenapkan bilangan
bulan sya’ban menjadi 30 hari) dan dengan rukyah (melihat hilal bulan ramadhan pada
malam 30 bulan sya’ban setelah terbenanmnya matahari).
25. Haji secara bahasa berasal dari kata al-hajj artinya adalah al-qasdu awizziyarah
(menyengaja mengunjungi). Secara terminologis adalah pergi mengunjungi tempat-
tempat tertentu (ka’bah, shafa marwah, muzdalifah, arafah) untuk menunaikan aktivitas
tertentu (ihram, thawaf, sa’i dan wukuf) pada waktu tertentu (bulan syawal, zulkaidah
dan 10 hari pertama bulan dzulhijjah). Hukum haji adalah wajib sekali seumur hidup
dalam Q.S Ali-Imran (3) ayat 97:
Ïm□Ïù7M»t□#uä×M»uZÉi□t/ãP$s)¨BzO□Ïdºt□ö/Î)(`tBur¼ã&s#yzy□tb%x.
$YYÏB#uä3¬!ur□n?
tãĨ$¨Z9$#□kÏmÏMø□t7ø9$#Ç`tBtí$sÜtGó□$#Ïmø□s9Î)Wx□Î6y□4`tBurt
□xÿx.¨bÎ*sù©!$#;ÓÍ_xîÇ`tãtûüÏJn=»yèø9$#ÇÒÐÈ
Artinya: “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam
Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia;
mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang
yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah.Barangsiapa mengingkari
(kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan
sesuatu) dari semesta alam.
Tujuan diwajibkannya haji adalah memenuhi panggilan Allah untuk memperingati
serangkaian kegiatan yang pernah dilakukan oleh nabi Ibrahim sebagai penggagas
syariat Islam.Syarat sah haji yaitu waktu tertentu dan tempat tertentu.Syarat wajib haji
ada dua yaitu syarat umum yaitu Islam, dewasa, berakal sehat, merdeka dan mampu,
serta jika melakukan haji badal maka syaratnya adalah yang melakukannya harus sudah
haji sebelumnya dan hanya bisa membadalkan untuk satu orang pada satu musim haji(1
niat untuk 1 orang)
Isthitha’ah ada dua macam yaitu istitha’ah mubasyirah (seseorang melakukan haji atau
umrah dengan kemampuan langsung dari dirinya) dan isthitha’ah ghairu mubasyirah
(seseorang punya harta yang dengannya ia bisa mewakilkan orang lain untuk
melaksanakan haji bagi dirinya karena fisiknya tidak mampu) dan syarat istitha’ahitu
yaitu:
a. Mampu dari segi dana bagi biaya perjalanan untuk pergi, pulang dan juga untuk
biaya keluarga yang ditinggalkan.

13
b. Mampu dari segi adanya alat transportasi ke sana, baik yang dimilikinya sendiri
maupun milik orang lain dengan jalan menyewanya.
c. Mampu dari segi fisik yaitu tahan dalam mengikuti proses perjalanan jauh dan
selama masa melaksanakan ibadah haji.
d. Mampu dari segi kemanan di tempat tujuan maupun dalam perjalanan.
e. Didampingi oleh suami atau mahramnya khusus bagi perempuan.
26. Rukun haji antara lain:
a. Ihram, yaitu kesengajaan hati yang diiringi dengan perbuatan untuk mengerjakan
rangkaian ibadah haji dari awal sampai akhir. Ihram itu ada 3 macam yaitu:
1.) Qiran yaitu niat melaksanakan haji dan umrah secara bersamaan ketika seseorang
berada di miqat (wajib membayar dam) dan hari H nya adalah sejak mulai masuk
Mekkah.
2.) Tamattu’ yaitu melakukan umrah terlebih dahulu pada bulan-bulan haji
kemudian dilanjutkan dengan haji setelah itu (wajib membayar dam) dan hari H
nya adalah pada tanggal 8 zulhijjah. Tamattu’ asal katanya al-mata’ artinya
kesenangan. Dinamakan tamattu’ karena seseorang dapat melaksanakan ibadah
haji dan umrah pada bulan haji pada tahun yang sama tanpa kembali dulu ke
negerinya juga karena ia setelah tahallul dapat bersenang-senang.
3.) Ifrad yaitu seseorang berniat hanya untuk melaksanakan haji ketika berada di
miqat, setelah itu baru ia umrah. (sunnah membayar dam) dan hari H nya sejak
mulai memasuki Mekkah.
b. Wukuf, yaitu berada dalam waktu tertentu dan di tempat mana saja di Arafah (suatu
tempat diluar kota Mekkah yang merupakan tempat bertemunya Adam dan Hawa
setelah keduanya diturunkan ke bumi) dalam keadaan apa saja baik itu tidur, bangun,
di atas kendaraan, duduk, dan sebagainya pada tanggal 9 Dzulhijjah mulai dari
tergelincir matahari sampai terbenam matahari. Dalilnya Q.S Al-Baqarah (2) ayat
198:
ø□s9öNà6ø□n=tãîy$oYã_br&(#qäótGö;s?WxôÒsù`ÏiBöNà6În/§□4!§}
#s□Î*sùOçFôÒsùr&ïÆÏiB;M»sùt□tã(#rã□à2ø□$$sù©!
$#y□YÏãÌ□yèô±yJø9$#ÏQ#t□ysø9$#(çnrã□à2ø□$#ur$yJx.öNà61y□ydbÎ)
urOçFZà2`ÏiB¾Ï&Î#ö7s%z`ÏJs9tû,Îk!!$□Ò9$#ÇÊÒÑÈ

14
Artinya: “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan)
dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafat, berdzikirlah
kepada Allah di Masy'arilharam.dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah
sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan Sesungguhnya kamu sebelum
itu benar-benar Termasuk orang-orang yang sesat.”
c. Thawaf, secara bahasa yaitu berkeliling atau berputar. Secara istilah adalah salah
satu rukun haji dan umrah yang dilakukan dengan cara berjalan mengitari atau
mengelilingi ka’bah sampai dengan tujuh kali putaran di mulai dari hajar aswad dan
diakhiri di hajar aswad pula dengan posisi ka’bah di sebelah kiri orang yang
melakukan thawaf. Dalilnya Q.S Al-Hajj (22) ayat 29:
OèO(#qàÒø)u□ø9öNßgsWxÿs?¢
(#qèùqã□ø9uröNèdu□rä□çR(#qèù§q©Üu□ø9urÏMø□t7ø9$
$Î/È,□ÏFyèø9$#ÇËÒÈ
Artinya: “Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada
badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka dan
hendaklah mereka melakukan melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu
(Baitullah).”

d. Sa’i, yaitu berjalan cepat atau berlari-lari kecil dari bukit shafa ke bukit marwah
bolak-balik (dengan hitungan satu kali dari shafa ke marwah dan dari marwah ke
shafa dua kali dan seterusnya) sebanyak tujuh kali dan di mulai dari bukit shafa dan
dilakukan setelah melakukan thawaf. Dalilnya Q.S Al-Baqarah (2) ayat 158:
bÎ)$xÿ¢Á9$#nourö□yJø9$#ur`ÏBÌ□ͬ!$yèx©«!$#(ô`yJsù¢kym|¨*
Mø□t7ø9$#Írr&t□yJtFôã$#□xsùyy$oYã_Ïmø□n=tãbr&□□§q©Üt□$yJÎg
Î/4`tBurtí§qsÜs?#Z□ö□yz¨bÎ*sù©!$#í□Ï.$x©íO□Î=tãÇÊÎÑÈ
Artinya: “Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi'ar
Allah[102]. Maka Barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau
ber-'umrah, Maka tidak ada dosa baginya[103] mengerjakan sa'i antara
keduanya. dan Barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan
hati, Maka Sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri[104] kebaikan lagi Maha
mengetahui.”
e. Tahallul (mencukur atau menghilangkan rambut). Tahallul secara bahasa artinya
menghalalkan atau menjadi halal. Secara istilah adalah keadaan seseorang yang telah
dihalalkan melakukan perbuatan baik yang sebelumnya diharamkan dalam ihram.
Prosesnya bagi laki-laki adalah dengan menggunduli habis rambutnya atau

15
memotong rambutnya secara keseluruhan, sedangkan untuk wanita cukup dengan
memendekkan rambutnya sedikit saja.
Tahallul umrah hanya mencukur saja, sedangkan tahallul haji ada dua yaitu: Tahallul
awal (setelah melontar jumrah aqabah, thawaf, sa’i dan bergunting maka ia boleh
melakukan larangan ihram kecuali menikmati istri) dan tahallul akhir setelah
melakukan semua rangkaian ibadahnya. Dalilnya Q.S Al-Fath (48) ayat 27:
ô□s)©9□Xy□|¹ª!$#ã&s!qß□u□$t□öä□□9$#Èd,ysø9$$Î/
(£`è=äzô□tGs9y□Éfó¡yJø9$#tP#t□ysø9$#bÎ)uä!$x©ª!
$#□úüÏZÏB#uätûüÉ)Ïk=ptèCöNä3y□râäâ□z`□Î□Å_Çs)ãBur□w□cqèù$s□
rB(zNÎ=yèsù$tBöNs9(#qßJn=÷ès?□@yèyÚsù`ÏBÈbrß□□□Ï9ºs□$
[s÷Gsù$·6□Ì□s%ÇËÐÈ
Artinya: “Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang
kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa Sesungguhnya kamu pasti
akan memasuki Masjidil haram, insya Allah dalam Keadaan aman, dengan
mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut.
Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan
sebelum itu kemenangan yang dekat.”
Jika memilih haji tamattu’ maka akan bercukur sebanyak tiga kali pada waktu
berturut-turut yaitu: Setelah melakukan semua rangkaian manasik umrah, setelah
melakukan manasik haji sampai pada 2 dari 3 rangkaian yaitu melontar jumrah
aqabah, thawaf dan sa’i, serta setelah melakukan semua rangkaian manasik haji
secara keseluruhan.
27. Wajib haji antara lain:
a. Memulai ihram dari miqat (tempat tertentu atau masa tertentu yang dimulai padanya
ihram dengan segala yang melekat dengan ihram itu. Miqat ada dua macam yaitu
miqat zamani dan miqat makani. Miqat zamani ada tiga bulan yaitu bulan syawal,
zulkaidah dan zulhijjah dan puncaknya adalah 9 zulhijjah dampai 13 zulhijjah.
Dalilnya adalah Q.S Al-Baqarah (2) ayat 197:
kptø:$#Ö□ßgô©r&×M»tBqè=÷è¨B4`yJsùuÚt□sù ÆÎg□Ïù¢kptø:□
$#□xsùy]sùu□□wur□XqÝ¡èù□wurtA#y□Å_□ÎûÆdkysø9$#3$tBur(#qè=
yèøÿs?ô`ÏB9□ö□yzçmôJn=÷èt□ª!$#3(#rß□¨rt□s?ur 
cÎ*sùu□ö□yzÏ□#¨□9$#3□uqø)G9$#4Èbqà)¨?
$#ur□Í<'ré'¯»t□É=»t6ø9F{$#ÇÊÒÐÈ
Artinya: “(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, Barangsiapa
yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, Maka tidak
boleh rafats, berbuat Fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan

16
haji. dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah
mengetahuinya. Berbekallah, dan Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwa
dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal.”
Miqat makani antara lain: Zul Hulaifah untuk warga dari Madinah, al-juhfah untuk
warga dari syam, qarn al-manazil untuk warga dari Nejed, yalamlam untuk warga
dari Yaman, dzatu ‘irq untuk warga dari Iraq dan Khurasan..
b. Kehadiran atau bermalam pada semua tempat di Muzdalifah selain lembah muhassir
walaupun hanya sesaat yang waktunya sesudah tengah malam selesai melaksanakan
wukuf di Arafah. Dalilnya sama dengan wukuf.
c. Melempar jumrah. Pada hari id adha hanya jumrah aqabah saja, sedangkan pada hari-
hari tasyrik setiap hari tiga jumrah masing-masing secara bergantian yaitu jumrah
ula, wustha, dan jumrah aqabah.
d. Bermalam di Mina hampir sepanjang malam pada malam-malam tasyrik yaitu 3 atau
2 malam tanggal 11 dan 12 zulhijjah dan bertolak dari Mina sebelum matahari
terbenam pada tanggal 13 zulhijjah.
e. Hadyu yaitu hewan qurban yang disembelih di tanah haram dengan tujuan untuk
mendekatkan diri kepada Allah.
f. Mencukur rambut atau menggunduli kepala.
g. Thawaf wada’ dan menjauhi hal-hal yang terlarang selama dalam ihram.
28. Hal-hal yang terlarang dalam ihram antara lain:
a. Melakukan akad nikah dan melakukan hubungan badan. Melakukan hubungan badan
ini menyebabkan hajinya batal dan wajib diulangi lagi tahun berikutnya. Adapun
melakukan perkawinan berarti melanggar salah satu dari wajib haji oleh karena itu
hajinya tidak batal namun ia harus membayar dam yaitu menyembelih seekor
kambing di tanah haram dalam masa haji.
b. Berburu binatang liar baik untuk di makan maupun tidak. Dalilnya Q.S Al-Maidah
(5) ayat 95:
pk□□r'¯»t□tûïÏ%©!$#(#qãYtB#uä□w(#qè=çGø)s?y□ø□$
¢Á9$#öNçFRr&ur×Pã□ãm4`tBur¼ã&s#tFs
%Nä3ZÏB#Y□ÏdJyètG□BÖä!#t□yfsùã@÷WÏiB$tB□@tFs
%z`ÏBÉOyè¨Z9$#ãNä3øts□¾ÏmÎ/
#urs□5Aô□tãöNä3YÏiB$N□ô□ydx÷Î=»t/
Ïpt7÷ès3ø9$#÷rr&×ot□»¤ÿx.ßQ$yèsÛtûüÅ3»|

17
¡tB÷rr&ãAô□tãy7Ï9ºs□$YB$u□Ϲs-rä□u□Ïj9tA$t/ur¾ÍnÍ□öDr&3$xÿtãª!
$#$£Jtãy#n=y□4ô`tBury□$tããNÉ)tFZu□sùª!$#çm÷ZÏB3ª!
$#urÖ□□Í□tãrè□BQ$s)ÏGR$#ÇÒÎÈ
Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang
buruan, ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa di antara kamu membunuhnya
dengan sengaja, Maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak
seimbang dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil
di antara kamu sebagai had-yad yang dibawa sampai ke Ka'bah atau (dendanya)
membayar kaffarat dengan memberi Makan orang-orang miskin atau berpuasa
seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu, supaya Dia merasakan akibat
buruk dari perbuatannya. Allah telah memaafkan apa yang telah lalu. dan
Barangsiapa yang kembali mengerjakannya, niscaya Allah akan menyiksanya.
Allah Maha Kuasa lagi mempunyai (kekuasaan untuk) menyiksa.”
c. Memotong rambut atau bercukur dan sanksinya adalah membayar fidyah yaitu
berpuasa atau bersedekah (memberi makan orang miskin) atau berkorban.
d. Memakai wangi-wangian pada pakaian atau badannya.
e. Memakai pakaian yang berjahit dan diikat kecuali untuk perempuan.
f. Menutup kepala, melakukan rafats, berbuat fasik, bertengkar dan berbantah-bantahan
dengan teman.
g. Memakai pakaian warna-warni yang dicelup dengan zat pewangi.
h. Menebang pohon di tanah haram.
29. Tata cara thawaf antara lain: Memulai thawaf dari tempat yang sejajar dengan hajar
aswad lalu mencium atau menyentuh atau berisyarat kea rah hajar aswad semampu
mungkin, jika telah memulai thawaf disunnahkan untuk berlari-lari kecil pada tiga
putaran pertama dengan mengambil posisi yang dekat dengan ka’bah dan berjalan biasa
pada empat putaran berikutnya, disunnahkan untuk memperbanyak zikir dan do’a,
berdo’a ketika tiba di rukun yamani. Jenis thawaf yaitu: Thawaf qudum, thawaf ifadhah,
thawaf wada’, thawaf tathawwu’.
30. Manasik haji adalah rangkaian ibadah atau kegiatan yang dilakukan dalam ibadah haji.
Rangkaian tersebut antara lain:
a. Ihram dan berniat haji.
b. Melakukan thawaf qudum dan shalat sunnah 2 rakaat sebagai shalat penghormatan.
c. Berangkat menuju Arafah pada tanggal 9 zulhijjah.
d. Wukuf atau berdiam diri di mana saja di Arafah dari tergelincir matahari tanggal 9
zulhijjah sampai terbit fajar tanggal 10 zulhijjah dengan kegiatan di sana yaitu

18
mendengarkan khutbah, melakukan shalat zuhur dan asar dengan jama’ taqdim
qashar dengan satu azan dan dua iqamat.
e. Beranjak meninggalkan Arafah menuju Muzdalifah untuk mabit pada hari nahar
tanggal 10 zulhijjah dari sejak magrib sampai subuh dengan melakukan shalat
magrib dan isya dijama’ takhir qashar.
f. Berangkat menuju mina untuk mabit dan melontar jamarah aqabah pada tanggal 10
zulhijjah dengan 7 kali lemparan batu kerikil kecil dengan menempatkan baitullah di
sebelah kiri lalu mulai melemparkan batu dengan tiap lemparan mengucapkan
“Allahuakbar allahummaj’alhu hajjan mabruran wa dzamban maghfuran”, lalu
setelah itu menyembelih kambing sebagai dam/denda bila haji tamattu’, lalu tahallul
awal dan kembali ke Mekkah untuk melakukan thawaf ifadhah.
g. Tanggal 11 zulhijjah melontar 3 jamarah (ula, wustha, aqabah) 7 kali lemparan
masing-masing setelah matahari tergelincir atau sore atau malam.
h. Tanggal 12 dan 23 juga begitu lalu meninggalkan mina menuju Mekkah.
i. Melakukan thawaf ifadhah lalu dilanjutkan dengan sa’i.
j. Melakukan tahallul akhir dan melakukan thawaf wada’ jika sudah akan
meninggalkan Mekkah.
k. Tarwiah, yaitu berangkat menuju mina untuk melakukan wukuf dilakukan pada
tanggal 8 zulhijjah pada waktu dhuha sampai tanggal 9 zulhijjah menjelang matahari
terbit. Kegiatannya antara lain: Ihram dan miqat di pondok masing-masing bagi
tamattu’ dan ihram di miqat makani bagi qiran dan ifrad, melafalkan niat haji/umrah
atau haji dan umrah.
31. Umrah diambil dari kata I’timar yang berarti mengunjungi. Umrah adalah mengunjungi
ka’bah dengan serangkaian ibadah khusus di sekitarnya (Ihram, thawaf, sa’i dan
tahallul). Pelaksanaan umrah tidak terikat dengan miqat zamani dengan arti ia dapat
dilakukan kapan saja termasuk pada musim haji sekalipun. Perbedaannya dengan haji
adalah pada wukuf di Arafah, berhenti di Muzdalifah, melempar jumrah dan menginap
di Mina. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa umrah adalah ibadah haji dalam
bentuknya yang sederhana sehingga sering disebut dengan haji kecil. Hukum umrah
adalah wajib sebagaimana hukum haji. Dalil umrah Q.S Al-Baqarah (2) ayat 196:

19
q□JÏ?r&ur¢kptø:$#not□÷Kãèø9$#ur¬!4÷bÎ*sùöNè?#(
…□(#$;÷□ÅÇômé&$yJsùu□y£ø□tGó□$#z`ÏBÄ□ô□olù
Artinya: “dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah karena Allah. jika kamu
terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), Maka (sembelihlah) korban
yang mudah didapat…”
32. Rukun umrah sama dengan haji kecuali wukuf di Arafah (dihilangkan) yaitu ihram,
thawaf dan sa’i. Sedangkan wajib umrah sama dengan wajib haji kecuali hadir di
Muzdalifah, melempar jumrah dan bermalam di Mina. Selama larangan yang harus
dihindari selama haji juga berlaku selama melaksanakan umrah. Hanya saja masa
pelaksanaan umrah lebih pendek dari masa haji. Manasik umrah antara lain:
a. Ihram.
b. Melakukan thawaf dan shalat dua rakaat.
c. Melakukan sa’i tujuh kali dan tahallul.
33. Perbedaan haji dan umrah yaitu: Haji terikat waktu sedangkan umrah tidak, rangkaian
kegiatan umrah lebih kecil/sedikit dibandingkan haji, rute haji lebih luas daripada umrah.
Persamaannya yaitu: Sama-sama mengunjungi ka’bah, sama-sama ihramnya, sama
talbiyahnya, sama denda ihramnya. Perbedaan dam nusuk dengan dam kifarat adalah
pada sebabnya, di mana dam nusuk disebabkan oleh aturan ibadah (jika memilih haji
tamattu’ atau qiran) sedangkan dam kifarat disebabkan oleh adanya pelanggaran
terhadap larangan-larangan selama ihram.
34. Haji mabrur adalah haji yang memperoleh kebaikan dari pelaksanaannya. Indikatornya
adalah ia suka memberi makanan dan selalu lemah lembut dalam bicara. Maksudnya
adalah orang yang berubah dan mengganti semua kelakuan buruknya menjadi baik
setelah melaksanakan haji.
35. Nafar menurut bahasa artinya rombongan. Menurut istilah adalah keberangkatan jemaah
haji meninggalkan mina pada hari tasyrik (11,12,13). Ada dua nafar yaitu: Nafar awal
(keluar atau berangkat meninggalkan mina setelah melontar pada tanggal 12 zulhijjah
sebelum matahari terbenam, dan nafar tsani (keluar atau berangkat meninggalkan mina
setelah melontar pada tanggal 13 zulhijjah dan ini lebih banyak pahalanya). Dalilnya Q.S
Al-Baqarah (2) ayat 203:
rã□ä.ø□$#ur©!$#þ□Îû5Q$□r&;Nºy□rß□÷è¨B4`yJsù□@¤fyès?#(*
Ïmø□n=tã`tBurt□¨zr's?)□ÎûÈû÷ütBöqt□IxsùzNøOÎ
20
IxsùzNøOÎ)Ïmø□n=tã4Ç`yJÏ94□s+¨?$#3(#qà)¨?$#ur©!
$#(#þqßJn=ôã$#uröNà6¯Rr&Ïmø□s9Î)tbrç□|³øtéBÇËÉÌÈ
Artinya: “dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang
berbilang. Barangsiapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua
hari, Maka tiada dosa baginya.dan Barangsiapa yang ingin menangguhkan
(keberangkatannya dari dua hari itu), Maka tidak ada dosa pula baginya, bagi
orang yang bertakwa.dan bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah, bahwa
kamu akan dikumpulkan kepada-Nya.”

B. Materi Fiqih Muamalah

21
1. Syirkah (perserikatan) secara bahasa artinya adalah persekutuan, perkongsian,
perkumpulan, bercampur yakni bercampurnya salah satu dari dua harta dengan yang
lainnya sehingga tidak dapat dibedakan antara keduanya. Secara istilah syirkah adalah
suatu kerjasama antara dua orang atau lebih dalam bidang usaha atau ekonomi, bekerja
sama dalam bidang perdagangan atau harta, untuk memperoleh keuntungan bersama
dengan syarat dan ketentuan tertentu yang telah disepakati bersama. Hukumnya adalah
boleh berdasarkan al-qur’an, sunnah dan ijma’ dengan dasar hukumnya Q.S An-Nisa (4)
ayat 12:
.…bÎ*sù……(#þqçR%□2u□sYò2r&`ÏBy7Ï9ºs□ôMßgsùâä!%□2u□à°□ÎûÏ]è=□W9$#4
Artinya: “…tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, Maka
mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu…”
2. Syarat-syarat syirkah antara lain: Adanya perkongsian dua belah pihak, adanya kegiatan
dengan tujuan mendapatkan keuntungan materi, adanya pembagian laba atau rugi secara
proporsional sesuai dengan perjanjian, dan tidak menyimpang dari ajaran Islam. Adapun
rukun syirkah beserta syaratnya yaitu:
a. Sighat atau akad (ijab dan qabul), syaratnya: Lafadz perjanjian harus jelas yaitu
anggaran dasar dan anggaran rumahtangganya, kalimat akad hendaknya mengandung
arti izin untuk menjalankan modal syirkahnya.
b. Pihak yang berakad (baik syariku al-mal atau pemilik harta dan syariku al-badn atau
pengusaha), syaratnya: Satu sama lain membolehkan untuk membelanjakan harta,
anggota syirkah hendaknya orang yang berakal, baligh dan merdeka atau keinginan
sendiri (tidak dipaksa).
c. Usaha, syaratnya: Usaha berupa kegiatan dengan tujuan untuk mendapatkan
keuntungan, usaha tidak menyimpang dari ajaran Islam atau bukan usaha yang
diniatkan untuk maksiat, pembagian keuntungan jelas persentasinya, pembagian
keuntungan diambil dari laba perserikatan bukan dari harta lain.
d. Harta atau modal, syaratnya: Modal berupa benda atau harta yang jelas dan dapat
dihitung atau dinilai dengan uang, modal yang diberikan itu sama dalam hal jenis dan
macamnya, modal tersebut digabung sehingga tidak dapat dipisahkan antara modal
yang satu dengan yang lainnya.

22
3. Secara garis besar, syirkah dibagi menjadi dua yaitu syirkah al-amlak dan syirkah al-
uqud. Syirkah al-amlak (syirkah milik) adalah kepemilikan oleh dua orang atau lebih
terhadap suatu barang tanpa melalui akad syirkah (dua orang atau lebih memiliki suatu
barang secara bersama tanpa melakukan akad syirkah). Hukum syirkah al-amlak ini
(dalam kedua macamnya) adalah bahwa masing-masing orang yang berserikat seolah-
olah orang lain dalam bagian teman serikatnya, jadi ia tidak boleh melakukan tasarruf
terhadap barang yang menjadi bagian temannya tanpa persetujuan dari temannya itu. Hal
itu karena meskipun mereka bersama-sama menjadi pemilik atas barang tersebut, namun
masing-masing anggota serikat tidak memiliki kekuasaan atas barang yang menjadi
bagian temannya. Macamnya antara lain:
a. Syirkah ikhtiyariyah, yaitu suatu bentuk kepemilikan bersama yang timbul karena
perbuatan orang-orang yang berserikat. Contohnya si a dan b diwasiati atau dihibahi
atau membeli sebidang tanah dari/oleh seseorang.
b. Syirkah jabariyah, yaitu suatu bentuk kepemilikan bersama yang timbul bukan
karena perbuatan orang-orang yang berserikat, melainkan harus terpaksa diterima
oleh mereka. Contohnya si a dan b menerima warisan sebuah rumah, maka rumah
tersebut milik mereka berdua tanpa bisa menolak.
Adapun syirkah al-uqud adalah suatu ungkapan tentang akad yang terjadi antara dua
orang atau lebih untuk bersekutu di dalam modal dan keuntungannya. Macam-
macamnya antara lain:
a. Syirkah ‘inan, yaitu kerjasama antara dua orang atau lebih dalam permodalan untuk
melakukan suatu usaha bersama dengan cara membagi untung rugi sesuai dengan
jumlah modal masing-masing.
b. Syirkah mufawadhah, yaitu kerjasama antara dua orang atau lebih untuk melakukan
suatu usaha dengan syarat modal harus sama banyak, mempunyai wewenang untuk
bertindak yang ada kaitannya dengan hukum, seagama, dan masing-masing
mempunyai hak untuk bertindak atas nama syirkah.
c. Syirkah wujuh, yaitu kerjasama dua orang atau lebih untuk membeli sesuatu tanpa
modal, tetapi hanya modal kepercayaan dan keuntungan dibagi antara sesama
mereka.

23
d. Syirkah abdan, yaitu kerjasama dua orang atau lebih untuk melakukan suatu usaha
perkerjaan dan hasilnya atau upah kerjanya dibagi antara sesama mereka
berdasarkan perjanjian yang disepakati bersama.
4. Beberapa hal yang dapat membatalkan atau mengakihiri perjanjian syirkah yaitu:Salah
satu pihak mengundurkan diri, salah satu pihak meninggal dunia, salah satu pihak
kehilangan kecakapannya bertindak hukum seperti gila yang sulit disembuhkan, salah
satu pihak murtad dan melarikan diri ke negeri yang berperang dengan negeri muslim
karena orang seperti ini dianggap sudah wafat.
5. Mudharabah secara bahasa berasal dari kata addhorbu fil ardh yang artinya melakukan
perjalanan untuk berdagang. Dalam bahasa arab juga berarti memukul atau berjalan.
Secara istilah artinya adalah akad kerjasama antara shahibul maal (pemilik modal)
dengan mudharib (yang mempunyai keahlian atau keterampilan) untuk mengelola suatu
usaha yang produktif dan halal dengan hasil yang diperoleh dibagi bersama berdasarkan
nisbah yang disepakati dan jika ada kerugian ditanggung oleh pemilik modal. Hukumnya
boleh menurut kesepakatan ulama dengan dasar hukumnya Q.S Al-Muzammil (73) ayat
20:
… #$!«tbrã□yz#uäurtbqç/Î□ôØt□□ÎûÇÚö□F{$#tbqäótGö6t□`ÏBÈ@ôÒsù 
“…dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia
Allah…”
6. Menurut jumhur ulama rukun dan syarat mudharabah antara lain:
a. Aqaid atau pelaku (pemilik modal dan pengusaha), syaratnya yaitu harus ada
minimal dua pelaku yang bertindak sebagai pemilik modal dan satunya lagi sebagai
pengusaha, orang yang memiliki kecakapan untuk memberikan kuasa dan
melaksanakan wakalah dan juga melakukan tasarruf.
b. Ma’qud alaih (modal, pekerjaan dan keuntungan/rugi), syaratnya yaitu:
1.) Syarat modal: Modal harus berupa uang tunai, modal harus jelas dan diketahui
ukurannya, modal harus ada dan tidak boleh berupa hutang, modal harus
diserahkan kepada pengelola agar dapat digunakan untuk kegiatan usaha.
2.) Syarat nisbah keuntungan: Keuntungan harus diketahui dan jelas kadarnya,
keuntungan harus merupakan bagian yang dimiliki bersama dengan pembagian
secara nisbah atau persentase sesuai dengan kesepakatan dan perjanjian bersama.

24
c. Sighat (ijab dan qabul) harus berangkat dari kesadaran, kesediaan dan kerelaan kedua
belah pihak serta jelas dan dapat dipertanggung jawabkan.
7. Jenis mudharabah dilihat dari transaksi (akad) yang dilakukan pemilik modal dengan
pekerja antara lain:
a. Mudharabah mutlaqah adalah kerjasama antara shahibul maal dan mudharib yang
cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan
daerah bisnis.
b. Mudharabah muqayyadah adalah kerjasama di mana mudharib dibatasi dengan
batasan jenis usaha, waktu dan tempat usaha yang digunakan sebagai syarat dan
apabila muhdarib melanggar maka ia akan menganggung kerugian jika
mengalaminya.
8. Jual beli secara bahasa artinya adalah tukar menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain.
Secara istilah adalah akad yang dilakukan oleh dua pihak di mana pihak pertama
menyerahkan barang dan pihak kedua menyerahkan imbalan atas barang tersebut baik
berupa uang maupun barang yang lain. Hukumnya adalah boleh dengan dasar hukum
Q.S An-Nisa (4) ayat 29:
yg□□r'¯»t□□úïÏ%©!$#(#qãYtB#uä□w(#þqè=à2ù's?$
Nä3s9ºuqøBr&Mà6oY÷□t/È@ÏÜ»t6ø9$$Î/HwÎ)br&□cqä3s?
¸ot□»pgÏB`tã<Ú#t□s?öNä3ZÏiB4□wur(#þqè=çFø)s?öNä3|¡àÿRr&4¨bÎ)©!
$#tb%x.öNä3Î/$VJ□Ïmu□ÇËÒÈ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh
dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”
9. Rukun dna syarat jual beli menurut jumhur ulama antara lain:
a. Aqid (penjual dan pembeli) haruslah orang yang memiliki kecakapan dan kekuasaan
untuk hal tersebut, mumayyiz atau berakal, harus lebih dari satu,.
b. Sighat (ijab dan qabul), para ulama sepakat bahwa landasan untuk terwujudnya suatu
akad adalah timbulnya sikap yang menunjukkan kerelaan atau persetujuan kedua
belah pihak untuk merealisasikan kewajiban di antara mereka, qabul harus sesuai
dengan ijab dalam arti pembeli menerima apa yang diijabkan oleh penjual, harus
terjadi dalam satu majelis.

25
c. Ma’qud ‘alaih, adalah barang yang diperjual belikan dan juga uang atau barang yang
menjadi imbalan atas barang tersebut. Barang yang dijual harus ada atau jelas
keberadaannya, barang harus dimiliki atau dikuasai langsung, barang yang dijual
harus sudah dimiliki, barang harus diserahkan pada saat dilakukannya akad jual beli.
Syarat sah jual beli adalah harus terhindar dari hal-hal seperti ketidakjelasan,
pemaksaan, pembatasan dengan waktu, penipuan, kemudaratan, dan syarat-syarat yang
merusak lainnya.
10. Khiyar adalah pilihan untuk melanjutkan jual beli atau membatalkannya karena ada
cacat pada barang yang dijual atau ada perjanjian pada waktu akad atau sebab yang
lainnya. Tujuan adanya khiyar adalah untuk mewujudkan kemaslahatan bagi kedua belah
pihak sehingga tidak ada rasa menyesal setelah akad selesai. Hukumnya dibolehkan
dengan dasar hukum hadits sabda nabi yang mengatakan hal demikian boleh dilakukan.
11. Macam-macam khiyar menurut hanafiyah ada 16, menurut malikiyah dan syafiiyah dua,
dan menurut hanabilah ada 8. Antara lain:
a. Khiyar majelis adalah khiyar yang diberikan oleh kedua belah pihak yang melakukan
akad untuk meneruskan atau membatalkan jual beli selama mereka masih berada di
majelis akad.
b. Khiyar syarat adalah para pihak yang melakukan jual beli memberikan persyaratan
bahwa dalam waktu tertentu mereka berdua atau salah satunya boleh memilih antara
meneruskan jual beli atau membatalkannya.
c. Khiyar ‘aib adalah khiyar yang diberikan kepada kedua pihak waktu menemukan
barang atau uang yang diterimanya cacat dan cacat tersebut telah ada sebelum
adanya akad.
12. Riba secara bahasa artinya bertambah dari asalnya. Dalam Islam ada dua bentuk riba
yaitu yang ada dalam wilayah hutang disebut riba nasiah dan yang ada dalam wilayah
jual beli disebut dengan riba fadhal. Riba nasiah adalah tambahan yang harus diberikan
oleh orang yang berhutang sebagai imbalan dari perpanjangan waktu pembayaran
hutangnya. Riba fadhal adalah tambahan yang diperoleh dalam penukaran dua barang
yang sama jenisnya. Dalilnya Q.S Al-Baqarah ayat 275:
…ymr&urª!$#yìø□t7ø9$#tP§□ymur(#4qt/Ìh□9$#4@¨3…
“Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.”

26
13. Utang piutang adalah penyerahan harta berbentuk uang untuk dikembalikan pada waktu
tertentu dengan jumlah yang sama. Dalilnya Q.S Al-Muzammil ayat 20:
râät□ø%$$sù$tBu□□£u□s?çm÷ZÏB4(#qãK□Ï%r&urno4qn=¢Á9$#(#qè?#(
.…#uäurno4qx.¨□9$#(#qàÊÌ□ø%r&ur©!$#$·Êö□s%$YZ|¡ym
“dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada
Allah pinjaman yang baik.”
Hukumnya boleh apabila terpenuhi rukun dan syaratnya. Rukunnya yaitu akad yang
bermaksud melepaskan uang untuk sementara dengan cara menunjukkan adanya rasa
suka sama suka.
14. Rente atau bunga bank adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan bank karena
jasanya meminjamkan uang untuk melancarkan perusahaan orang yang meminjam.

C. Materi Fiqih Kontemporer


1. Keluarga berencana atau KB adalah suatu usaha untuk mengatur jumlah ataupun jarak
usiakelahiran anak sedemikian rupa. KB dalam Islam hukumnya boleh karena
pertimbangan ekonomi, kesehatan dan pendidikan selama KB itu dilakukan dengan
sukarela dan tidak bertentangan dengan agama dan juga pancasila. Dalilnya Q.S An-Nisa
ayat 9:
u□ø9ur□úïÏ%©!$#öqs9(#qä.t□s?ô`ÏBóOÎgÏÿù=yzZp-□÷·|
□Íh□è□$¸ÿ»yèÅÊ(#qèù%s{öNÎgø□n=tæ(#qà)Gu□ù=sù©!
$#(#qä9qà)u□ø9urZwöqs%#´□□Ï□y□ÇÒÈ

27
Artinya: “ dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir
terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa
kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.”
Alat kontrasepsi yang boleh untuk perempuan kata ulama adalah
a. Spiral.
b. Pil.
c. Injeksi atau suntik.
d. Susuk (implan).
e. Obat tradisional seperti minum jamu.
Adapun alat kontrasepsi yang boleh untuk laki-laki adalah
a. Kondom.
b. Coitus interruptus (azal) yaitu menghentikan hubungan suami istri saat telah
mencapai orgasme.
Alat kontrasepsi yang dilarang Islam untuk perempuan adalah
a. Menstruasi regulation (MR), yaitu pengguguran kandungan yang masih muda.
b. Abortus atau aborsi, yaitu pengguguran kandungan yang sudah bernyawa.
c. Ligasi tuba, yaitu mengikat saluran kantong ovum.
d. Tubektomi, yaitu mengangkat tempat ovum.
Adapun alat kontrasepsi yang dilarang untuk laki-laki adalah vasektomi (sterilisasi)
yaitu mengikat atau memutuskan saluran sperma dari buah zakar.
2. Asuransi menurut UU Nomor 2 tahun 1992 pasal 1 nya adalah perjanjian antara dua
pihak atau lebih di mana pihak penanggung mengikat diri kepada bertanggung untuk
memberikan asuransi kepada yang bertanggung akibat musibah seperti kebakaran
dengan catatan si bertanggung sebelumnya telah membayar sejumlah uang yang
ditetapkan tiap bulannya. Hukumnya antara lain:
a. Haram karena asuransi mengandung unsur belum pasti, sama dengan judi,
mengandung unsur riba dan bunga, mengandung unsur pemerasan karena jika sudah
tidak bisa melanjutkan pembayaran maka yang selama ini telah dibayar akan hilang,
hidup mati manusia dijadikan sebagai bisnis sehingga terdapat praktek memakan
harta yang bathil di dalamnya.

28
b. Diperbolehkan karena terjadi kesepakatan dan kerelaan kedua belah pihak, tidak ada
nash yang melarang asuransi, asuransi termasuk dalam akad mudharabah,
memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak, asuransi termasuk ke dalam jenis
koperasi, asuransi dianalogikan dengan sistem pensiun pada taspen.
c. Makruh karena tidak terdapat dalil tegas yang mengharamkan ataupun membolehkan
asuransi tersebut.
3. Pergantian kelamin (transeksual) adalah usaha seorang dokter ahli bedah plastik dan
kosmetik untuk mengganti kelamin seorang laki-laki menjadi kelamin wanita dan
begitupun sebaliknya melalui proses operasi. Hukumnya adalah haram dan mengandung
dosa besar yang juga melibatkan pihak lain seperti dokter bedahnya, orang yang
memberi dukungan baik moril ataupun materil dan kalaupun sudah diganti kelamin dan
ia melakukan hubungan seks itu sama halnya dengan homoseksual ataupun lesbian
karena cairannya tetap sesuai dengan jenis kelamin asalnya.
4. Inseminasi atau pembuahan buatan adalah perpaduan sperma pria dengan ovum wanita
untuk maksud pembuahan atau penghamilan. Bayi tabung adalah peletakan sperma laki-
laki dan ovum perempuan pada suatu cawan pembiakan sebagai persiapan untuk
diletakkannya ke dalam rahim seorang wanita (ibu). Inseminasi ada dua yaitu:
a. Inseminasi heterolog yaitu yang tidak berasal dari air mani suami dan istri yang sah.
Hukumnya adalah haram karena digolongkan perbuatan zina dan akan menyulitkan
dalam penegakkan hukum Islam yaitu:
1.) Mengacaukan hukum Islam untuk menemukan wali anak perempuan dasi hasil
iseminasi dan bayi tabung bila ia dikawinkan.
2.) Menyulitkan hukum Islam untuk menentukan hak-hak anak tersebut dalam
urusan pewarisan dan sebagainya.
b. Inseminasi homolog yaitu yang berasal dari air mani suami dan istri yang sah.
Hukumnya boleh.
5. Zakat profesi atau zakat hasil gaji sebagian ulama tidak mewajibkannya dengan alasan
zakat itu artinya tumbuh dan berkembang sedangkan yang dapat tumbuh dan
berkembang itu adalah tumbuhan, ternak, emas. Sebagian juga mengatakan wajib
dengan dalil Q.S Al-Baqarah ayat 267:

29
yg□□r'¯»t□tûïÏ%©!$
$#(#þqãZtB#uä(#qà)ÏÿRr&`ÏBÏM»t6Íh□sÛ$tBóOçFö;|¡□2!$
£JÏBur$oYô_t□÷zr&Nä3s9z`ÏiBÇÚö□F{$#(□wur(#qßJ£Ju□s?
y]□Î7y□ø9$#çm÷ZÏBtbqà)ÏÿYè?
NçGó¡s9urÏm□É□Ï{$t«Î/HwÎ)br&(#qàÒÏJøóè?
Ïm□Ïù4(#þqßJn=ôã$#ur¨br&©!$#;ÓÍ_xîî□□ÏJymÇËÏÐÈ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian
dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan
dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu
menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa
Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”
Profesi adalah pekerjaan yang dikerjakan oleh ahlinya yang didukung oleh pendidikan
yang selaras atau khusus, keterampilan khusus, pengetahuan dan pengalaman yang
banyak dengan waktu yang lama, bersifat formal (diakui dan memiliki izin), sulit
digantikan dan dibayar. Zakat profesi itu sebanyak 2.5% dengan nisab dan haul emas
ataupun dengan nisab dan haul pertanian.
6. Gambar itu hukumnya haram apabila untuk disembah, mubah apabila untuk pengajaran,
mubah apabila untuk perhiasan dan tidak menimbulkan fitnah, makruh apabila untuk
perhiasan tapi menimbulkan fitnah kepada maksiat, dan haram apabila untuk perhiasan
tapi menimbulkan fitnah kepada musyrik.
7. Hukum menikahi wanita yang dihamili sendiri adalah:
a. Mazhab yang 4 (hanafi, maliki, syafii, hambali) menetapkan bahwa sah
perkawinannya dan boleh melakukan hubungan suami istri.
b. Menurut ibn Hazm boleh dinikahkan dan boleh melakukan hubungan suami istri
setelah taubat dan telah menerima hukuman cambuk atau dera.
8. Hukum menikahi wanita hamil yang dihamili orang lain adalah:
a. Menurut Imam Abu Yusuf tidak sah pernikahannya dan kalaupun tetap menikah
maka hukum nikahnya adalah batal.
b. Imam Muhammad bin Hasan as-saybani boleh menikahinya atau sah pernikahannya
tetapi haram untuk melakukan hubungan suami istri sampai anak lahir dan sampai
telah mendapatkan hukuman dera.

30
c. Abu hanifah dan syafii nikahnya sah karena wanita hamil itu tidak terlibat
pernikahan dengan siapapun dan boleh berhubungan suami istri karena nasab anak
yang dikandung itu tidak akan terganggu.
9. Status anak yang dikandung adalah:
a. Anaknya tetap anak zina jika lelaki yang menikahi bukanlah orang yang
menghamilinya.
b. Jika lelaki yang menikahi termasuk atau ikut menghamilinya, ada dua ketentuan
yaitu dinikahi sebelum usia kehamilan 4 bulan maka anak menjadi anak yang sah,
namun jika dinikahi sudah lewat usia kehamilan 4 bulan maka anaknya adalah anak
zina.
c. Jika lelaki yang menikahinya adalah lelaki yang menhamilinya maka status anaknya
tetap anak zina karena keberadaan janin adalah sebelum akad.

31

Anda mungkin juga menyukai