Anda di halaman 1dari 3

FIQIH WANITA

THAHARAH :

Menurut bahas a, thaharah artinya bersih

Sedang menurut syara’, thaharah berarti sucinya mushalli (orang yang sholat), badannya, pakaiannya,
dan tempat shalatnya dari najis seperti kentut.

FIRMAN-NYA DALAM AL UR’AN :

 “Dan pakaianmu bersihkanlah”


 “dan jika kamu junub maka mandilah”
 “allah tidak berhak menyulitkan kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan ni’mat – nya bagimu, supaya kamu bersyukur”
 ‘kebersihan itu sebagian dari iman”

MACAM- MACAM THAHARAH :

1. Bersuci dari hadats besar maupun kecil. Jenis thaharah ini adalah yang khusus mengenai tubuh ,
seperti wudhu’, mandi dan tayamum.
2. Bersuci dari khubuts (najis), baik yang ada pada tubuh, pakaian maupun tempat, yaitu dengan
menghilangkan najis tersebut.

TINGKATAN – TINGKATAN THAHARAH :

Sebenarnya arti thaharah itu sangat luas, yang bisa kita golongkan sbb :

1. Membersihkan tubuh dari hadats, najis dsb


2. Membersihkan anggota tubuh dari perbuatan dosa
3. Memnersihkan jiwa, jangan sampai menyeleweng atau berakhlak rendah
4. Kesucian para nabi, yakni kebersihan hati mereka dari kemusyrikan terhadap allah tabaraka wa
ta’ala

ADAB THAHARAH

1. Janagan menhadap ataupun membelakangi kiblat ketika bersuci (beristinja) dari buang air besar
maupun kecil
2. Masuklah ke jamban dengan mendahulukan kaki kiri, dan keluarlah dengan kaki kana terlebih
dahulu
3. Jangan berbicara ketika buang air
4. Ucapkanlah sehabis buang air “ alhamdulillahilladzy adzhaba ‘annil adza wangaa faa nii”
5. Bersiwaklah. Bahkan ketika wudhu’, bersiwak itu sunnah mu’akad
6. Dahulukan anggota anggota tubuh bagian kanan ketika membasuh atau mengusap
7. Hematlah akan air
8. Berdo’alah sehabis berwudhu’
9. Shalatlah dua rakaat sehabis wudhu’
10. Sekalah air setelah wudhu’ dan mandi

WUDHU’

FARDHU WUDHU’

1. Niat, yakni sengaja menyengaja wudhhu’


2. Membasuh seluruh permukaan wajah dengan air yang suci, satu kali
3. Membasuh ke dua tangan sampai ke siku, satu kali tapi rata
4. Mengusap kepala satu kali
5. Membasuh satu kali kedua kaki sampai ke mata kaki. Yaitu dua tulang yang menonjol pada ujung
betis
6. Tertib dalam mensucikan keempat anggota tersebut
7. Berturut turut (mualata) dalam mensucikan seluruh anggota wudhu’

SUNNAT WUDHU’:

1. Membasuh tangan sampai pergelangan dengan air suci, tiga kali


2. Membaca basmallah ketika mulai berwudhu’
3. Berkumur
4. Membersihkan hidung (istinsyak), dengan cara menghirup air kedalam hidung
5. Menyemprotka kembali air dalam hidung (istinstar), dengan cara memijat lubang hidung dengan
ibu jari dan telunjuk tangan kiri, karenadengan demikian tentu lebih bersih lagi
6. Mengusap daun telinga
7. Menggunakan air yangbaru dalam mengusap telinga
8. Menyela nyela jari – jari tangan dan kaki
9. Menggerak gerakan cincin, bila air sampai ke bawahnya
10. Mendahulukan tangan dan kaki kanan daripada kiri
11. Memulai dari bagian depan setiap angota wudhu’
12. Memperpanjang basuhan pada wajah (ghurrah), dan juga pada tangan dan kaki (tahjil)
13. Basuhan kedua dan ketiga setelah sempurnanya basuhan pertama
14. Menghadap kiblat ketika berwudhu’
15. Segera (faur)

HAL- HAL YANG MAKRUH DILAKUKAN DALAM BERWUDHU :

1. Berwudhu di tempat yang najis


2. Berbicara ketika berwudhu
3. Memukulkan air pada wajah ketika membasuh

YANG MEMBATALKAN WUDHU :


1. Adanya sesuatu yang keluar dari dalam perut melalui salah satu dari dua jalan kotoran, baik itu
berupa hal hal yang biasa keluar dari sana seperti kencing, madzi, wadi, hadi (cairan putih yang
keluar dari farji wanita menjelang melahirkan anak), mani yang keluar tanpa merasakan
kelexatan, tinja dan angin.
2. Terjadinya peristiwa yang kadang – kadang mengakibatkan keluarnya sesuatu dari salah satu
dua jalan kotoran, sekalipunnyatanya tidak keluar, yakni pertama, hilang akal, baik karena
meminum khamr, candu atau apa saja yang memabukkan, ataupun karena gila, pingsan dan
terkejut.
Kedua, tidur. Mengenai tidur ini dibicarakan olehpara ulama secara panjang lebar. Tapi yang
paling hati – hati bahwa orang yang tidur sambil berdiri, duduk, ruku’ ataupun sujud, tidak wajib
berwudhu lagi. Tapi bagi yang tidur berbari ng, ia wajib berwudhu kembali. Dan allah jua lah
yang lebih tau.
3. Menyentuh laki – laki dengan syahwat
Menurut madzhab maliki:
menurut madzhab maliki, bersentuhan antara lelaki perempuan itu membatalkan wudhu’
apabila :
 Lelaki yang menyentuh perempuan itu sudah baligh
 Sentuhan itu bermaksud untuk mendapatkan kenikmatan, atau tidak bermaksud begitu, tapi
ternyatabmerasa nikmat
 Perempuan yang disentuh kulitnya terbuka, atau berpakaian tapi dengan kain yang tipis. Jadi
kalau kain penutuo itu tebal maka tidak batal wudhunya
 Orang yang disentuh tergolong perempuan yang sudah dapat membangkitkan syahwat lelaki.

Anda mungkin juga menyukai