Anda di halaman 1dari 8

MACAM-MACAM

AIR UNTUK BERSUCI

Kelompok 1

Anisa Mylina Ragil 191711045


Dwi Yanti Ayu Andani 190711005
Neneng Ayati 190711030
Revina Novianti 190711019
Sindy Nuryati 190711013
Supriyadi 190711025
Thaharah

Thaharah (‫ ) طـهـارة‬dalam bahasa Arab bermakna An-


Nadhzafah (‫) لاــنظافة‬, yaitu kebersihan. Kata “Thaharoh” berarti
“suci atau bersih”. Menurut istilah syara’, mengandung banyak
tafsir, di antaranya: Suatu perbuatan yang menjadikan
seseorang boleh shalat, misalnya: wudu, mandi, tayamum, dan
menghilangkan najis.
Bersuci meliputi beberapa perkara. Antara lain sebagai berikut:
1. Alat bersuci, seperti air, tanah dan sebagainya
2. Cara bersuci
3. Macam dan jenis-jenis najis yang perlu dibersihkanatau disucikan
4. Benda yang wajib disucikan\
5. Sebab-sebab atau keadaan yang menyebabkan diwajibkannya untuk bersuci.
MACAM-MACAM AIR
1. Air Mutlaq
Air mutlaq, yaitu air yang keberadaannya suci (eksistensinya) dan dapat
dipakai untuk bersuci, serta dapat menyucikan benda-benda lainnya. Singkatnya, air
mutlak adalah air yang suci dan mensucikan. Air ini boleh dipakai untuk bersuci,
serta boleh dikonsumsi.
 Diantara air yang termasuk kedalam kategori ini antara lain:
1) Air Hujan
Air hujan yang turun dari langit hukumnya adalah suci. Bisa digunakan
untuk berwudhu, mandi atau membersihkan najis pada suatu benda.
Meski pun dizaman sekarang ini air hujan sudah banyak tercemar dan
mengandung asam yang tinggi, namun hukumnya tidak berubah, sebab kerusakan
pada air hujan diakibatkan oleh polusi dan pencemaran ulah tangan manusia dan zat-
zat yang mencemarinya itu bukan termasuk najis.
2) Air Laut
6) Air Es atau Salju
Air laut adalah air yang suci dan juga mensucikan.
Salju sebenarnya hampir sama dengan hujan, yaitu
Sehingga boleh digunakan untuk berwudhu, mandi janabah
sama-sama air yang turun dari langit. Hukumnya
ataupun untuk membersihkan diri dari buang kotoran
tentu saja sama dengan hukum air hujan, sebab
(istinja’). Termasuk juga untuk mensucikan barang, badan
keduanya mengalami proses yang mirip kecuali
dan pakaian yang terkena najis.
pada bentuk akhirnya saja.
3) Air Sungai
Sedangkan air sungai itu pada dasarnya suci, karena
7) Air Embun
dianggap sama karakternya dengan air sumur atau mata air.
Embun juga bagian dari air yang turun dari langit,
Sejak dahuu umat Islam terbiasa mandi, wudhu atau
meski bukan berbentuk air hujan yang turun deras.
membersihkan najis termasuk beristinja’ dengan air sungai.
Embun lebih merupakan tetes-tetes air yang akan
4) Air Sumur
terlihat banyak di hamparan kedaunan pada pagi
Air sumur, mata air dan dan air sungai adalah air yang
hari. Maka tetes embun yang ada pada dedaunan
suci dan mensucikan. Sebab air itu keluar dari tanah yang
atau pada barang yang suci, bisa digunakan untuk
telah melakukan pensucian. Kita bisa memanfaatkan air-air
mensucikan, baik untuk berwudhu, mandi, atau
itu untuk wudhu, mandi atau mensucikan diri, pakaian dan
menghilangkan najis.
barang dari najis.
5) Air Sumber (Mata Air)
Air sumber adalah air yang bersumber dari mata air,
hukumya suci dan mensucikan
2. Air Mussyammas (Air yang makruh) 3. Air Musta’mal
Air suci yang menyucikan, tetapi makruh Air suci, tidak bisa dipakai untuk bersuci, dan tidak
pemakaiannya kalau kalau digunakan untuk pula menyucikan disebut air musta’mal, artinya air yang telah
menyucikan badan dan tidak makruh untuk dipakai untuk bersuci, misalnya air yang pernah digunakan
menyucikan pakaian, yaitu air panas akibat sinar untuk menghilangkan hadas atau najis. Yang termasuk
matahari. Menurut syara’, ketetapan makruh itu pada kedalam bagian ini ada tiga macam diantaranya:
dasarnya untuk memelihara kesehatan manusia semata a. Air yang telah berubah sifatnya karena bercampur dengan
karena air panas akibat sinar matahari yang mengenai air yang suci, selain dari perubahan tersebut diatas, seperti
bajana yang terbuat dari logam selain emas dan perak air kopi, air teh dan sebagainya
adalah berbahaya. b. Air yang sedikit atau kurang dari dua kullah yang sudah
terpakai untuk menghilangkan hadas atau menghilangkan
hukum najis sedangkan air itu tidak berubah sifatnya dan
tidak berubah pula timbangannya
c.       Air pohon-pohonan atau buah-buahan, seperti air yang
keluar dari tekukan pohon kayu (nira), air kelapa dan
sebagainya.
4. Air Najis (Air Mutanajis)
Air yang termasuk kedalam bagian ini ada dua macam yaitu:
a. Air yang sudah beubah salah satu sifatnya oleh najis. Baik itu sedikit ataupun banyak
jumlah airnya
b. Air yang bernajis, tetapi tidak berubah salah satu sifatnya. Jika air itu kurang dari dua
kullah atau dalam artian sedikit, maka air tersebut tidak boleh digunakan untuk bersuci
bahkan hukumnya sama dengan najis. Namun, jika air itu banyak atau berarti lebih
dari dua kullah, maka hukumnya tetap suci dan mensucikan. Sabda Rosululloh SAW:
“Air itu tidak dinajisi sesuatu, kecuali apabila berubah rasa, warna atau baunya”
(Riwayat Ibnu Majah dan Baihaqi)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai