Anda di halaman 1dari 2

a.

Thaharah Ma’nawiyah atau Bersuci batiniah

Buletin Al - Hasan
Bersuci batiniah adalah membersihkan jiwa dari kotoran batin berupa dosa dan
perbuatan maksiat seperti iri, dengki, takabur dll. Cara membersihkannya dengan taubatan
nashoha yaitu memohon ampun dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Pasalnya, thaharah
ma'nawiyah ini penting dilakukan sebelum melakukan thaharah hissiyah, karena ketika bersuci
harus dalam keadaan bersih dari sifat-sifat sirik tersebut
b. Thaharah Hissiyah atau Bersuci lahiriah
Beberapa contoh yang bersifat lahiriah adalah membersihkan diri, tempat tinggal dan
lingkungan dari segala bentuk kotoran, hadas dan najis. Membersihkan diri dari najis adalah
membersihkan badan, pakaian atau tempat yang didiami dari kotoran sampai hilang rasa, bau
dan warnanya. Untuk membersihkan dari najis dan hadas ini, bisa dilakukan dengan
menggunakan air seperti berwudu, mandi wajib, serta tayamum (bila dalam kondisi tidak ada
air) .
Musholla Al Hasan, Jln. Ir. Juanda, Ameaba. Kelurahan
Mbay I, Kec. Aesesa, Kabupaten Nagekeo, Propinsi NTT.
4. Macam-Macam Alat Thaharah
(Foto: iStockphoto/Wavebreakmedia Allah selalu memudahkan hambanya dalam melakukan sesuatu. Untuk bersuci misalnya, kita
tidak hanya bisa menggunakan air, tetapi kita juga bisa menggunakan tanah, batu, kayu dan benda-
THAHARAH benda padat lain yang suci untuk menggantikan air jika tidak ditemukan.
)
1. Pengertian Dalam bersuci menggunakan air, kita juga harus memperhatikan air yang boleh dan tidak boleh
Thaharah menurut bahasa berarti bersuci. Menurut syara’ atau istilah adalah membersihkan diri, digunakan untuk bersuci. Macam-macam air yang dapat digunakan untuk bersuci adalah air bersih
pakaian, tempat, dan benda-benda lain dari najis dan hadas menurut cara-cara yang ditentukan oleh (suci dan mensucikan) yang turun dari langit atau keluar dari bumi dan belum pernah dipakai bersuci,
syariat islam. Thaharah tak sekadar bersih-bersih badan. Tak setiap yang bersih pun pasti sudah suci. di antaranya:
Lebih dari itu, suci dari hadas adalah melakukannya dengan berwudu, mandi, ataupun tayamum. 1. Air mutlak yaitu air yang suci dan mensucikan dan dapat digunakan untuk bersuci dengan tidak
Sementara suci dari najis yaitu menghilangkan kotoran yang ada di badan, pakaian, dan tempat. makruh (digunakan sewajarnya tidak berlebihan).
Yang termasuk dalam air mutlak yaitu :
2. Ayat tentang pentingnya Thaharah - Air hujan - Air sumur - Air laut
Thaharah atau bersuci adalah syarat wajib yang harus dilakukan dalam beberapa macam ibadah. - Air sungai - Air danau/ telaga - Air salju
Ada beberapa ayat yang menyatakan tentang pentingnya thaharah, diantaranya : - Air embun
- QS Al-maidah ayat : 6 : “ Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Sebagaimaa firman Allah daam QS Al- Anfal ayat : 11[8:11] (Ingatlah), ketika Allah menjadikan
maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu
kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu
atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, gangguan-gangguan setan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh denganya telapak
lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah kaki(mu).
mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia 2. Air yang suci tetapi tidak dapat mensucikan, yaitu air yang halal untuk diminum tapi tidak dapat
hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu digunakan untuk bersuci seperti air teh, kopi, sirup, air kelapa dll.
bersyukur.” 3. Air musyammas yaitu air yang terjemur oleh matahari dalam bejana selain emas dan perak. Air
- Qs Al-Muddatstir ayat 4 : "Dan, pakaianmu bersihkanlah." (Al-Muddatstsir:4). ini makruh digunakan untuk bersuci
- Qs Al-Baqarah ayat 222 : "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan 4. Air mustakmal yaitu air yang telah digunakan untuk bersuci. Air ini tidak boleh digunakan untuk
menyukai orang-orang yang menyucikan diri." (Al-Baqarah:222) bersuci walaupun tidak berubah rasa, bau maupun warnanya
5. Air mutanajis yaitu air yang sudah terkena najis. Baik yang sudah berubah rasa, warna dan
3. Macam macam Thaharah baunya maupun yang tidak berubah dalam jumlah yang sedikit yaitu kurang dari dua kullah (270
Thaharah atau bersuci menurut pembagiannya dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu : liter menurut ulama kontemporer)
6. Air haram, yaitu air yang diperoleh dengan cara mencuri (ghashab), atau mengambil tanpa izin,
sehingga air itu tidak dapat menyucikan
5. Cara-Cara Thaharah  Membasuh seluruh muka
Ada berbagai cara dalam bersuci yaitu bersuci dengan air seperti berwudhu dan mandi junub  Membasuh kedua tangan sampai siku-siku
atau mandi wajib. Ada juga bersuci dengan menggunakan debu, tanah yaitu dengan bertayamum.  Mengusap sebagian rambut kepala
Dan bisa juga menggunakan air,tanah,batu dan kayu (tissue atau kertas itu masuk kategori kayu) yaitu  Membasuh kedua belah kaki sampai mata kaki
dengan beristinja.  Tertib, artinya mendahulukan mana yang harus dahulu dan mengakhirkan yang harus
Cara-cara thaharah menurut pembagian najisnya: diakhiri.
a. Najis ringan (najis mukhafafah) 3) Tayamum
Najis mukhafafah adalah najis yang berasal dari air kencing bayi laki-laki yang belum makan Thaharah tayamum ini merupakan cara yang menggantikan mandi dan wudu, apabila dalam
apapun kecuali air susu ibunya saja dan umurnya kurang dari 2 tahun. Cara membersihkan najis kondisi tidak ada air. Syarat tayamum adalah menggunakan tanah yang suci tidak tercampur
ini cukup dengan memercikkan air kebagian yang terkena najis. benda lain. Lalu diawali niat
b. Najis sedang (najis mutawassitah)
Yang termasuk kedalam golongan najis ini adalah kotoran, air kencing dsb. Cara "Nawaitut tayammuma lisstibaahatishsholaati fardhol lillaahi taala."
membersihkannya cukup dengan membasuh atau menyiramnya dengan air sampai najis
tersebut hilang (baik rasa, bau dan warnanya). Artinya:  Saya niat tayamum agar diperbolehkan melakukan fardu karena Allah.
c. Najis berat (najis mughalazah) Setelah membaca niat, dilanjut dengan meletakkan dua belah tangan ke atas debu misalnya
Najis berat adalah suatu materi yang kenajisannya ditetapkan berdasarkan dalil yang pasti (qat’i) debu pada kaca atau tembok dan usapkan ke muka sebanyak dua kali. Dilanjut mengusap dua
yaitu anjing dan babi. Cara membersihkannya yaitu dengan menghilangkan barang najisnya belah tangan hingga siku sebanyak dua kali juga, dan memindahkan debu kepada anggota tubuh
terlebih dahulu lalu mencucinya dengan air bersih sebanyak tujuh kali dan salah satunya dengan yang diusap. Yang dimaksud mengusap bukan sebagaimana menggunakan air dalam berwudu,
tanah atau batu. tatapi cukup menyapukan saja bukan mengoles-oles seperti memakai air. Dengan begitu
Berikut akan dijelaskan beberapa macam cara Thaharah, pengertian thaharah dan pembagiannya ini wajib dipahami sebagai mana mestinya, karena
1) Mandi Wajib sewaktu-waktu sudah pasti diperlukan.
Mandi atau ghusl merupakan syarat mutlak ketika bersuci, istilah mandi wajib dalam thaharah
yaitu mengalirkan air ke seluruh tubuh dari ujung kepala sampai ujung kaki. Mandi wajib ini 6. Hikmah Thaharah
harus dibarengi dengan membaca niat yang menyucikan diri dari hadas kecil dan besar yaitu: Ada empat hikmah tentang disyariatkannya thahârah sebagaimana disarikan dari kitab al-Fiqh
al-Manhajî ‘ala Madzhabil Imâm asy-Syâfi‘î  karya Musthafa al-Khin, Musthafa al-Bugha, dan 'Ali asy-
"Nawaitul ghusla liraf'il-hadatsil-akbari fardhal lillaahi ta'aala." Asyarbaji.
Pertama, bersuci merupakan bentuk pengakuan Islam terhadap fitrah manusia. Manusia
Artinya: Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari janabah, fardhu karena Allah memiliki kecenderungan alamiah untuk hidup bersih dan menghindari sesuatu yang kotor dan jorok.
ta'ala." Karena Islam adalah agama fitrah, maka ia pun memerintahkan hal-hal yang selaras dengan fitrah
Menurut madzhab Syafi'i, saat pertama membaca niat harus dibarengi dengan menyiram tubuh manusia.
dengan air secara merata. Kedua, mengguyur seluruh bagian luar badan, tak terkecuali rambut Kedua, menjaga kemuliaan dan wibawa umat Islam. Orang Islam mencintai kehidupan
dan bulu-bulunya. Sedangkan bagian tubuh yang berbulu atau berambut harus dengan air bermasyarakat yang aman dan nyaman. Islam tidak menginginkan umatnya tersingkir atau dijauhi dari
mengalir. pergaulan lantaran persoalan kebersihan. Seriusnya Islam soal perintah bersuci ini menunjukkan
2) Berwudu komitmennya yang tinggi akan kemuliaan para pemeluknya
Sementara itu, thaharah dengan berwudu menurut syara' adalah untuk menghilangkan hadas Ketiga, menjaga kesehatan. Kebersihan merupakan bagian paling penting yang memelihara
kecil ketika akan salat. Orang yang hendak melaksanakan salat sudah wajib hukumnya seseorang dari terserang penyakit. Ragam penyakit yang tersebar umumnya disebabkan oleh
melakukan wudu, karena berwudu merupakan syarat sahnya salat. Thaharah berwudu juga sama lingkungan yang kotor. Karena itu tidak salah pepatah mengungkapkan, "kebersihan adalah pangkal
halnya dengan mandi wajib yang diawali dengan membaca niat wudu seperti ini: kesehatan". Anjuran untuk membersihkan badan, membasuh wajah, kedua tangan, hidung, dan
kedua kaki, berkali-kali saban hari relevan dengan kondisi dan aktivitas manusia. Sebab, anggota-
"Nawaitul wudhuu'a liraf'il-hadatsil-ashghari fardhal lillaahi ta'aalaa." anggota tubuh itu termasuk yang paling sering terpapar kotoran.
Keempat, menyiapkan diri dengan kondisi terbaik saat menghadap Allah: tidak hanya bersih tapi
Artinya: Aku niat berwudu untuk menghilangkan hadas kecil karena Allah.
juga suci. Dalam shalat, doa, dan munajatnya, seorang hamba memang seharusnya dalam keadaan
Kemudian melaksanankan fardu wudu enam perkara, di antaranya:
suci secara lahir batin, bersih jasmani dan rohani, karena Allah yuhhibbut tawwâbîna yayuhibbul
 Niat
mutathahhirîna (mencintai orang-orang yang bertobat dan menyucikan.

Anda mungkin juga menyukai