Anda di halaman 1dari 17

Pelajaran Fikih

Taharah
Kelas 7
Pengertian
Thaharah

Bersuci

Hadas
Thaharah

Najis

Wudhu

Tayamum
A. Pengertian Thaharah
Secara bahasa kata thaharah merupakan
bentuk masdar dari kata “thahura” yang
berarti suci atau bersih. Sementara menurut
istilah, thaharah adalah bersuci atau
membersihkan dari segala sesuatu yang
menjadikan diperbolehkannya mengerjakan
ibadah shalat, thawaf, dan membaca
Al-Quran.
B. Bersuci
1. Macam-macam bersuci
Secara umum, para Dilihat dari sifatnya, bersuci dibedakan
ahli fiqih membagi menjadi dua yaitu bersuci yang bersifat
lahiriah dan bersuci yang bersifat
thaharah atau
batiniah. Bersuci yang bersifat lahiriah
bersuci menjadi dua yaitu membersihkan badan, pakaian, dan
yaitu bersuci dari tempat tinggal dari segala kotoran atau
hadas dan najis. najis. Sedangkan, bersuci yang bersifat
batiniah adalah membersihkan jiwa dari
segala kotoran yang berupa segala dosa
dan maksiat seperti syirik, takabur, hasud.
B. Bersuci
2. Alat-alat bersuci
a. Air
1) Air suci dan menyucikan, istilah fiqih menyebutnya
thahir muthahhir. Air ini disebut air mutlak karena
masih asli dan murni serta menyucikan.
• Air hujan, air es, dan air embun
(Q.S. Al-Anfal/8: 11)
• Air laut (H.R. Tirmidzi)
• Air sungai, air sumur, dan mata air
(H.R. Abu Daud)
2) Air suci dan tidak menyucikan, merupakan
air/zatnya yang suci, tetapi tidak sah digunakan
untuk bersuci.
• Air suci yang telah • Air pohon –pohonan/
dicampur dengan buah –buahan seperti
benda suci lainnya air kelapa. Jenis air ini
hingga berubah salah tidak dapat digunakan
satu sifatnya seperti air untuk bersuci
teh, air kopi dsb. walaupun suci.
• Air musta’amal yaitu air • Air mutanajjis, air yang
sedikit yang telah terkena najis
digunakan untuk • Air musyammas, air
bersuci walaupun tidak yang menjadi panas
berubah sifatnya. seperti besi.
b. Debu
Debu atau tanah digunakan untuk tayamum
sebagai pengganti wudhu. Tayamum dilakukan jika
tidak ada air atau berhalangan memakai air,
misalnya karena sakit atau musafir.

c. Batu
Batu dapat digunakan untuk bersuci atau beristinja
ketika tidak ada air. Istinja, yaitu membersihkan
dubur setelah buang air besar. Jumlah sedikitnya 3
batu, selain itu tidak boleh menunggu najis hingga
kering sebab akan sulit untuk dibersihkan.
C. Hadas
Hadas adalah suatu kondisi dimana seseorang dalam
keadaan tidak suci menurut ketentuan syara’.

Hadas Kecil, hadas yang cara menghilangkannya


dengan berwudhu atau tayamum.

1. Hukum wajib bersuci 2. Sebab–sebab hadas kecil.


seseorang yang hendak • Keluar sesuatu dari dubur.
beribadah, haruslah dalam • Hilang akal
keadaan suci dari hadas • Bersentuhan kulit laki-laki
kecil. Karena merupakan dan perempuan bukan
syarat sah ibadah mahdah. mahram
Oleh karena itu, bersuci • Menyentuh kemaluan
itu wajib. dengan telapak tangan
C. Hadas
Hadas Besar, hadas yang cara menghilangkannya dengan
mandi wajib atau bertayamum jika tidak ada air.

1. Sebab-sebab hadas besar 2. Rukun wajib mandi


a. Berhubungan suami a. Niat
istri b. Mengalirkan & membasuh
b. Keluar mani, baik air keseluruh tubuh.
disebabkan melalui c. Menghilangkan najis
mimpi atau yang lain. kalau ada di badan.
c. Meninggal dunia
d. Datang bulan atau haid
dan nifas
C. Hadas
3. Sunah mandi wajib 4. Larangan bagi orang yang
a. Membaca basmalah berhadas besar
b. Berwudhu sebelum a. Shalat
mandi b. Thawaf
c. Menggosok seluruh c. Memegang mushaf dan
badan dengan tangan membaca Al-Qur’an
d. Berturut-turut tidak d. I’tikaf
berselang waktu e. Khusus wanita haid dan
nifas dilarang
berhubungan suami istri
dan puasa.
f. Sujud tilawah
D. Najis
Secara bahasa kata najis merupakan bentuk fa’il dari kata
najasa yang berarti kotor. Sementara menurut istilah, najis adalah
sesuatu yang dianggap kotor oleh syara’. Adapun yang termasuk
najis disepakati oleh imam mazhab empat (Imam Syafi’i, Imam
Ahmad bin Hanbal,Imam Abu Hanifah, dan Imam Malik)

1. Tinja 7. Madi
2. Mazi 8. Darah binatang
3. Madi 9. Bangkai binatang
4. Darah binatang 10. Binatang yang bagian
5. Muntah tubuhnya terpotong
6. Air kencing
D. Najis
1. Macam-macam najis
a. Najis mukhaffafah b. Najis mutawassitah
merupakan najis yang merupakan najis yang tergolong sedang,
tergolong ringan seperti darah, nanah, muntah, bangkai,
seperti air kencing minuman memabukkan.
bayi, cara menyucikan • Najis ainiyah adalah najis yang
cukup memercikkan kelihatan wujudnya
air pada benda yang • Najis hukmiyah adalah najis yang
terkena najis. tidak terlihat wujudnya
c. Najis mugallazah
merupakan najis yang tergolong berat, yaitu najis dari anjing, babi,
baik jilatannya, air kencing, kotoran, daging, tulang, darah, bangkai.
Cara menyucikannya dengan membasuh sebanyak tujuh kali, satu kal
dicampur dengan tanah.
E. Wudhu
Secara bahasa, wudhu 1. Syarat sah wudhu
berasal dari kata tawadda’a
– yatawadda’u. wudhu • Islam
artinya bersih atau indah. • Mumayyiz/tamyiz
Sedangkan menurut istilah, • Menggunakan air yang suci
wudhu adalah dan menyucikan
membersihkan anggota • Tidak dalam keadaan
tubuh dengan air yang suci berhadas besar
menyucikan untuk • Tidak ada yang menghalangi
menghilangkan hadas kecil sampainya air pada anggota
berdasarkan syarat dan tubuh yang dibasuh seperti
rukun cat, getah, dan sebagainya.
E. Wudhu
2. Rukun wudhu Mengerjakan amalan
Rukun wudhu adalah bagian dari wudhu dengan
wudhu yang menjadi tiang berurutan, sesuai
penyangga utama. yang telah ditetapkan
a. Niat Allah swt.
b. Membasuh muka Sebagaimana
c. Membasuh kedua tangan tercantum dalam
sampai siku
Al-Quran dan Hadits.
d. Mengusap sebagian kepala
e. Membasuh kedua kaki
sampai mata kaki
f. Tertib
F. Tayamum
• Secara bahasa • Tayamum adalah pengganti
memiliki makna wudhu dan mandi, sebagai
al-qasdu, artinya rukhsah atau keringanan bagi
kesengajaan atau orang yang tidak memakai air
tujuan. karena beberapa halangan yang
• Menurut istilah menyebabkan seseorang boleh
adalah menyapukan melakukan tayamum.
tanah (debu) yang 1. sebab-sebab
baik (suci) ke muka diperbolehkan tayamum
dan kedua tangan a. Sakit
sampai siku dengan b. Dalam perjalanan (pesawat
syarat yang telah udara)
ditentukan. c. Tidak menemukan air
F. Tayamum
2. Syarat tayamum 3. Rukun tayamum
a. Ada halangan sehingga a. Niat
boleh tayamum, misal sakit b. Menyapu muka dengan
b. Sudah masuk waktu shalat debu
c. Sudah diusahakan mencari c. Menyapu kedua tangan
air & benar-benar tidak ada sampai siku dengan debu
d. Menggunakan debu atau d. Tertib atau berurutan
tanah yang suci
e. Menghilangkan najis
sebelum melakukan
tayamum
F. Tayamum
4. Sunah tayamum 5. Hal-hal yang
a. Membaca basmalah membatalkan tayamum
b. Mengembus/meniup debu a. Hal-hal yang
dari telapak tangan, agar membatalkan wudhu,
debu yang menempel tipis membatalkan tayamum
juga
c. Mendahulukan anggota
badan yang kanan b. Ada air sebelum mulai
daripada kiri shalat, bagi yang
tayamum karena tidak
d. Membaca doa setelah
ada air
tayamum sama seperti
doa setelah wudhu c. Murtad (keluar dari
agama Islam)

Anda mungkin juga menyukai