Anda di halaman 1dari 5

FIQIH

Pertemuan 1 yang bisa mencegah sahnya shalat. Seperti


orang junub, haid, nifas dan lain-lain
Thaharah
Cara bersuci dari hadas :
Berasal dari bahasa Arab ‫ رالطه ا‬yang secara
bahasa artinya kebersihan atau bersuci. Berdasarkan jenis-jenis hadas yang telah
Sedangkan menurut istilah, thaharah adalah diketahui, ada yang disebut hadas kecil dan ada
meyucikan badan, pakaian, dan tempat dari yang disebut sebagai hadas besar. Perbedaan
hadas dan najis dengan cara yang telah
jenis hadas ini juga berlaku bagi perbedaan cara
ditetapkan oleh syariat islam.
menyucikannya.
Menurut Imam Ibnu Rusyd, thaharah itu
terbagi menjadi 2, yaitu : Cara bersuci dari hadas kecil, yaitu berwudhu
dan tayammum. Sedangkan bersuci dari hadas
1. Thaharah dari hadats, yaitu besar yaitu, mandi.
membersihkan diri dari hadats kecil
(sesuatu yang diminta bersucinya Alat-alat untuk bersuci :
dengan wudhu) dan dari hadats besar
1. Air
(sesuatu yang diminta bersucinya
Dasar penggunaan air untuk bersuci
dengan mandi).
dari najis adalah pernyataan Rasulullah
2. Thaharah dari khubts atau najis, yaitu
berikut ini :
membersihkan diri, pakaian, dan
tempat ibadah dari sesuatu yang najis
Artinya :
dengan air
“Air itu tidaklah menyebabkan najisnya
Najis, Hadas, Alat dan cara sesuatu, kecuali jika berubah rasanya,
membersihkan/mensucikannya warnanya atau baunya.” (HR ibn Majjah
dan Baihaqi)
Pengertian Najis :
Pembagian air yang digunakan untuk
Najis menurut bahasa adalah apa saja yang
bersuci :
kotor. Sedangkan menurut syara’ berarti
- Air Mutlak
kotoran yang mengakibatkan shalat/ibadah
- Air musta’mal
tidak sah, seperti darah dan kencing
- Air Mutanajis
Cara membersikan najis - Air Musyammas

- Istinja’ dan istijmar 7 Macam-macam air yang boleh dan untuk


- Menggosok dan menyiram bersuci : Air Hujan, Air Laut, Air Salju, Air Mata
Air, Air Sungai, Air Embun, Air Sumur.

2. Debu yang suci


Pengertian Hadas : Ketika seseorang ingin bersuci (dalam
artian bersuci dari hadas), dan dia tidak
Hadas secara etimologi ialah seseorang yang
menemukan air untuk itu, maka
tengah berhadas, sedangkan secara terminologi
diberkan kemudahan untuk masalah itu,
ialah sesuatu yang mengotori anggota tubuh
FIQIH

yaitu dengan bersuci dengan debu, yang pada tubuh, pakaian maupun tempat
disebut dengan istilah bertayammum. shalat.
3. Benda Beda yang dapat menyerap b. Najis mukhaffafah adalah najis yang
kotoran, seperti batu, tisu, kayu dan ringan. Kencing bayi laki-laki yang
semacamnya. Dalam hal ini, belum makan apapun selain susu dan
dikhususkan untuk menghilangkan umurnya belum sampai dua tahun.
najis, seperti untuk beristinja’. Adapun cara untuk menyucikan najis ini
adalah dengan diperciki air sampai
Pembagian Najis merata, baik najis itu bersifat ‘ainiyah
Secara wujud najisnya, najis dibagi kedalam 2 maupun hukmiyah, baik berada pada
macam, yaitu najis ‘ainiyah dan najis bukmiyah. tubuh, pakaian maupun tempat shalat.
c. Najis mutawassithah adalah najis yang
a. Najis ‘Ainiyab adalah semua najis yang sedang atau pertengahan antara kedua
berwujud atau dapat dilihat melalui najis sebelumnya. Yaitu najis selain
mata atau mempunyai sifat yang nyata, anjing dan babi atau najis selain kencing
seperti warna atau baunya. Contoh bayi laki-laki yang belum makan apapun
adalah seperti kotoran, kencing, dan selain susu. Yaitu seperti kencing
darah. manusia, kotoran, binatan dan darah.
b. Najis hukmiyah adalah semua najis yang Adapun cara untuk menyucikannya
telah kering dan bekasnya sudah tidak adalah dengan mengalirinya air
ada lagi serta sudah hilang antara sehingga dapat menghilangkan
warna dan baunya. Contohnya adalah bekasnya dan hilang pula sifat-sifatnya,
kencing yang mengenai baju yang seperti warna, rasa maupun baunya,
kemudaian kering sedangkan bekasnya baok najis itu bersifat ‘ainiyah maupun
tidak nampak. hukmiyah, baik berada pada tubuh,
pakaian maupun tempat shalat.
Sedangkan secara timbangan berat ringannya,
najis dibagi kedalam tiga golongan, yaitu najis
Najis yang harus disucikan :
mughallazah, mukhaffafah dan mutawassithah.
- Bagian tubuh ternak yang dipotong saat
a. Najis mughallazah adalah najis yang masih hidup
tergolong berat. Najis disebut sebagai - Darah binatang
najis yang berat karena cara - Daging bangkai
menyucikannya tidak semudah najis- - Wadi
najis yang lain. Yang termasuk kedalam - Madzi
najis ini adalah anjing dan babi. - Kencing dan kotoran binatang
Adapun cara untuk menyucikan najis ini - Air liur dan keringat anjing
adalah dengan disamak. Cara - Darah nifas
penyamakannya adalah dengan - Darah haid
membasuh najis tersebut dengan air - Kotoran manusia
sebanyak tujuh kali dan salah satu - Babi
ainiyah maupun hukmiyah, baik berada
Hadas kecil
FIQIH

Hadas kecil ialah bila seseorang dalam keadaan menggunakan benda seperti air atau batu. Jadi,
bernajis disebabkan buang hajat selama belum istinja’ berarti menggunakan batu atau air.
beristinjak, maka ia tetap dalam keadaan
berhadas kecil. Pengertian Istijmar
Istijmar adalah menghilangkan sisa buang air
Hadas besar dengan menggunakan batu atau benda-benda
Hadas besar ialah seseorang dalam keadaan yang semisalnya.
bernajis yang mewajibkan ia mandi sesudah
berhadas besar itu, baru dinamakan ia suci dari Syarat-syarat dalam istinja dan istijmar :
hadas besar. - Hilang rasanya
- Hilang baunya
Sebab-sebab orang berhadas - Hilang warnanya
1. Karena bersenggama (bersetubuh
suami istri) biar keluar mani atau tidak, Pengertian Wudhu
maka wajib mandi. Firman Allah SWT Menurut bahasa, wudhu artinya bersih dan
dalam surat Al-Maidah ayat 6 : indah. Sedangkan istilah (syariah islam) artinya
menggunakan air pada anggota badan tertentu
dengan cara tertentu yang dimulai dengan niat
Artinya : “Jika kamu junub (bersetubuh)
guna mengjilangkan hadast kecil. Wudhu
maka hendaklah kamu mandi.”
merupakan salah satu syarat sahnya sholay
2. Keluar mani baik karena bersebutuh
(orang yang akan sholat, diwajibkan berwudhu
atau tidak seperti bermimpi dan
lebih dulu, tanpa wudhu shalatnya tidak sah).
sebagainya, maka wajib mandi.
3. Sebab buang kotoran (haid). Sabda
Nabi SAW telah mengabarkan kepada kita
Rasullulloh SAW. Dari ‘Aisyah R.A
bahwa beliau akan mengenal ummatnya di
berkata : telah bersabda Rasullulloh
Padang Mahsyar dengan adanya cahaya pada
SAW, kepada Fatimah binti Hubaisyi,
anggota tubuh mereka, karena pengaruh
“Bila datang haidh maka tinggalkanlah
wudhu mereka ketika di dunia. “Perhiasan
shalat (sembahyang) dan bila telah
(cahaya) seorang mukmin akan mencapai
habis maka mandilah Anda.” HR.
tempat yang dicapai oleh wudhu’nya” [Muslim
Bukhari
dalam Ath-Thoharoh, bab : Tablugb Al-Hilyah
4. Karena nifas (darah yang keluar sesudah
baits Yablugb Al-Wudhu’ (585)}
melahirkan), bila darah nifas itu telah
berhenti, maka diwajibkan mandi.
Pengertian mandi
Mandi adalah meratakan air ke seluruh tubuh
Istinja, Istijmar, Wudhu, Mandi, Tayamum,
dengan tujuan untuk menghilanhkan hadats
Menyapu dua sepatu :
besar. Manusia perlu mandi untuk
Pengertian Istinja’ menurut bahasa ada dua
menghilangkan bau, debu, dan sel-sel kulit yang
perbuatan yang dilakukan untuk menghilangkan
sudah mati. Mandi bermanfaat untuk
najis, yaitu kotoran. Adapun menurut istilah
memelihara kesehatan, menjaga kebersihan,
syara istinja adalah perbuatan yang dilakukan
serta mempertahankan penampilan agar tetap
untuk menghilangkan najis dengan
FIQIH

rapi. Setelah mandi, manusia biasanya merasa


segar, bersih, dan santai. Dalil-dalil tentang thaharah :

Mandi wajib/Mandi Junub :


1. Mandi yang dilakukan setelah Artinya : “Sesungguhnya Allah menyukai orang-
bersetubuh (melakukakn hubungan orang yang bertaubat dan menyucikan diri.”
suami istri) (QS. Al-Baqarah: 222)
2. Setelah haid/menstruasi (Wanita)
3. Setelah melahirkan/Nifas (Wanita)
4. Meninggal Dunia Artinya : “Allah tidak akan menerima shalat
Mandi Sunat/Sunat : yang tidak dengan bersuci.” (HR. Muslim)
1. Mandi untuk Shalat jum’at
2. Mandi untuk Shalat hari raya Etika sosial dan aktualisasi ibadah thaharah
3. Sadar dari kehilangan kesadaran akibat dalam kehidupan sehari-hari
pingsan, gila, dbb. Etika Buang Air :
4. Mualaf (baru memeluk/masuk agama - Masuk ke kamar mandi dengan
islam) mendahulukan kaki kiri, membaca doa
5. Setelag memandikan mayit, mayat, atau jangan bicara (ngobrol) dikamar mandi
jenazah dan keluar dari kamar mandi dengan
6. Saat hendak ihram mendahulukan kaki kanan dan
7. Ketika akan sa’i membaca doa
8. Ketidak hendak thawaf dan sebagainya. - Jangan buang air (besar dan kecil)
ditemoat orang sering lewat atau
Dimensi ritual dan spiritual ibadah thaharah berteduh karena membahayakan dan
Dimensi Ritual Thaharah adalah tata cara takut binatang yang tersakiti.
pelaksanaannya, termasuk di dalamnya alat dan - Jangan menghadap atau membelakangi
acara membersihakna atau mensucikannya. kiblat pada saat buang air, kecuali
Dimensi Spiritual Thaharah, yang membedakan dilakukan dalam bangunan (ruang
antara berwudhu dan bersih-bersih diri ialah khusus)
niat. Setelah berniat baru kita memulai seluruh - Dan lainnya
rangkaian rukun dan sunah wudhu. Niat sangat Etika Wudhu
penting artinya dalam Islam. Tidak ada ibadah - Jagalah diri selalu dalam keadaan
tanpa niat, sekalipun yang dilakukan adalah wudhu atau senantiasa memperbarui
ibadah khusus. wudhu
Dengan demikian, thaharah yang benar adalah - Jangan tidur sebelum berwudhu
bersinerginya antara kesucian lahir dengan - Awali dengan basmallah ketika
batin. Jika hanya mengarah kepada kesucian berwudhu
lahir, maka bukan disebut thaharah (kesucian) - Bersiwaklah setiap kali berwudhu
tapi nadzofah (kebersihan). Konsekuensinya, - Mulailah berwudhu dengan bagian
niat wudhu itu harus juga diiringi dengan niat kanan
mengkongkritkannya dalam perbuatan yang - Dan lainnya
mewujudkan perilaku positif
FIQIH

Etika sosial dan aktualisasi ibadah


thaharah dalam kehidupan thaharah
dalam kehidupan sehari-hari
Etika Mandi :
- Jangan masuk ke masjid dalam keadaan
junub kecuali setelah mandi, untuk
wanita jangan masuk masjid dalam
keadaan haid atau nifas kecuali setelah
mandi.
- Jangan membiarkan aurat terbuka
- Membasuhi seluruh badan dan
menggosok-gosoknya
- Basuh kepala lebih dahulu (bersamaan
dengan niat), kemudian badan sebelah
kanan setelah itu bagian kiri masing-
masing 3 kali basuhan
Islam menyatakan bahwa bersuci melahirkan
banyak sifat, sikap, nilai serta pesan yang akan
berdampak kepada perilaku seseorang. Banyak
hadits-hadits yang menerangkan keutamaan
thaharah, yang apabila dilakukan dapat
membersihkan dosa dan kesalahan manusia.
Oleh karenannya, apabila thaharah atau bersuci
selalu diamalkan sebagaimana sunnahnya,
maka akan mampu menghadirkan kesucian lahir
dan batin.

Anda mungkin juga menyukai