Anda di halaman 1dari 5

NAMA : MUH JUFRI

NIM: 105831104120

KELAS :4B ARSITEKTUR

MACAM-MACAM AIR SUCI DAN NAJIS

1. Air yang suci dan mensucikan


Kategori air ini dibolehkan untuk diminum dan dipakai untuk bersuci atau menyucikan benda lain. Air
yang masih murni yang jatuh dari langit atau keluar dari bumi dan belum berubah keadaanya.
Menurut Ibnu Qasim Al-Ghazi ada 7 (tujuh) macam air yang termasuk dalam kategori air suci dan
mensucikan, ia berkata :

‫ وماء‬،‫ وماء البئر‬،‫ وماء النهر‬،‫ وماء البحر‬،‫ماء السماء‬: ‫المياه التي يجوز التطهير بها سبع مياه‬
‫ وماء البرد‬،‫وماء الثلج‬, ‫العين‬
"Air yang dapat digunakan untuk bersuci ada tujuh macam, yakni air hujan, air laut, air sungai, air sumur,
air mata air, dan air salju, dan air dari hasil hujan es."

Allah berfirman;

‫ِب َعن ُكم ِرجزَ ال َّشي ٰط ِن‬ َ ‫ط ِه َر ُكم ِبه َويُذه‬ َ ‫اس اَ َمنَة ِمن ُه َو ُين َِز ُل َع َلي ُكم ِمنَ ال َّس َمآ ِء َمآء ِل ُي‬
َ ‫اِذ ُيغَشِي ُك ُم ال ُّن َع‬
َ ‫ط َع ٰلى ُق ُلو ِب ُكم َو ُيثَ ِبتَ ِب ِه‬
‫اۡلق َد َام‬ َ ‫َو ِل َير ِب‬
“(Ingatlah), ketika Allah membuat kamu mengantuk untuk memberi ketentraman dari-Nya, dan Allah
menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu untuk menyucikan kamu dengan (hujan) itu dan
menghilangkan gangguan-gangguan setan dari dirimu dan untuk menguatkan hatimu serta
memperteguh telapak kakimu (teguh pendirian).” (QS. Al-Anfal:11)

Walaupun pada kategori ini air mengalami perubahan, hal itu hanya terjadi salah satu dari semua
sifatnya yang tiga (warna,rasa dan baunya) seperti berikut:

• Berubah karena tempatnya, seperti air yang tergenang atau mengalir di batu belerang.
• Berubah karena lama tersimpan, seperti air kolam.
• Berubah karena sesuatu yang terjadi padanya, seperti berubah karena ikan atau kiambang.
• Berubah karena tanah yang suci, begitu juga berubah yang sukar memeliharanya misalnya
berubah karena daun-daunan yang jatuh dari pohon-pohon yang berdekatan dengan sumur
atau tempat-tempat air yang lainnya.

2. Air suci tetapi tidak mensucikan


Kategori ini memiliki dzat yang suci namun tidak bisa digunakan bersuci, baik untuk menghilangkan
membersihkan hadas atau najis. Ada tiga kategori air yang termasuk dalam air suci tetapi tidak
mensucikan;

• Air yang telah berubah salah satu sifatnya karena bercampur dengan sesuatu benda yang
suci, selain dari perubahan yang tersebut di atas seperti air teh, air kopi,dan sebagainya.
• Air sedikit kurang dari dua qullah (tempatnya persegi panjang yang mana panjangnya,
lebarnya,dalamnya 1 1/4 hasta. Kalau tempatnya bundar maka garis tengahnya 1 hasta,
dalam 2 ¼ hasta, dan keliling 3 1/7 hasta) Sudah terpakai untuk menghilangkan hadas atau
menghilangkan hukum najis. Sedangkan air itu tidak berubah sifatnya dan tidak pula
bertambah timbangannya.
• Air pohon-pohonan atau air buah-buahan, seperti air yang keluar dari tekukan pohon kayu(air
nira), air kelapa dan sebagainya.

3. Air mutanajis atau air yang bernajis


Dalam air mutanajis merupakan air yang memiliki volume kurang dari dua qullah lalu terkena atau
kejatuhan barang najis atau air yang melebih dua qullah namun berubah salah satu sifat air karena
terkena najis. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

)‫َا ْو ِري ِْح ِه (رواه ابن ماجه والبيهقى‬

“Air itu tidak dinajisi sesuatu, kecuali apabila berubah rasa, warna, dan baunya.” (Riwayat Ibnu Majah
dan Baihaqi).

4. Air musyammas atau air yang makruh

Air termasuk musyammas, jika air dijemur di bawah sinar matahari dengan menggunakan wadah
logam selain emas dan perak. Air kategori ini makruh digunakan untuk badan, namun tidak untuk
pakaian. Kecuali air yang terkena sinar matahari di tanah, seperti air sawah, air kolam, dan tempat-
tempat yang tidak akan berkarat. Rasulullah ‫ﷺ‬bersabda,

‫هللا َع َل ْي ِه َو َس َّل َم َل َه َاَل َت ْف َعلِى‬


ُ ‫ص َّلى‬
َ َ‫هللا َع ْن َها َا َّن َها َس َّخنَتْ َما ًء فِ ال َّش ْم ِس َف َقال‬ ِ ‫َع ْن َعا ِئ َس ِة ِر‬
ُ ‫ض َى‬

َ ‫ث ْال َب َر‬
)‫ (رواه البىهقى‬.‫ص‬ ُ ‫َيا ُح َم ْي َرا ُء َف ِا َّن ُه ي ُْو ِر‬

Dari Aisyah. Sesungguhnya ia telah memanaskan air pada cahaya matahari, maka Rasulullah SAW
berkata kepadanya. “Janganlah engkau berbuat demikian, ya Aisyah. Sesungguhnya air yang dijemur
itu dapat menimbulkan penyakit sopak.” (Riwayat Baihaqi).

1. Najis Mukhaffafah (Ringan)


Ini merupakan najis yang ringan. Yang termasuk najis mukhaffafah adalah air kencing bayi
laki-laki yang belum berumur 2 tahun dan belum mengonsumsi makanan apapun kecuali air
susu ibunya.

Cara Membersihkan Najis Mukhaffafah


Untuk membersihkan najis mukhaffafah adalah dengan menggunakan air bersih.
Rasulullah bersabda: “Barang yang terkena air kencing anak perempuan harus dicuci,
sedangkan bila terkena air kencing laki-laki cukup dengan memercikan air padanya.” (HR Abu
Daud dan Nasa’i). Cara membersihkan menggunakan air, yaitu air harus mengenai seluruh
tempat atau tubuh yang terkena najis ini. Air yang digunakan juga harus lebih banyak dari air
kencing yang mengenainya. Setelah itu, barulah benda yang sudah dibersihkan, lalu diperas
dan dikeringkan. Dalam syarat ini tidak diwajibkan menggunakan air yang mengalir.

2. Najis Mutawassitah (Sedang)


Cuci tangan pakai selang
Macam-macam najis yang kedua adalah najis mutawassitah. Ini merupakan najis sedang atau
pertengahan antara najis yang ringan dan berat.

• Kotoran manusia
• Darah haid
• Madzi, yaitu cairan bening yang keluar dari kemaluan yang tidak disertai tekanan
syahwat yang sangat kuat
• Air wadi, yakni air putih, keruh dan kental yang keluar setelah buang air kecil.
• Nanah bercampur darah.
• Darah yang keluar dalam jumlah banyak.
• Arak (minuman keras).
• Kotoran hewan yang haram dimakan.
• Bangkai hewan, kecuali manusia, ikan, dan belalang.
• Muntah

Cara Membersihkan Najis Mutawassitah


Jika Moms terkena najis ini, ada 2 cara untuk menyucikannya, yaitu pertama Moms harus
membersihkannya hingga warna, wujud, bau, atau rasanya hilang. Kedua, dilanjutkan
dengan menyiram menggunakan air bersih.

Hadis Bukhari dan Muslim memuat tentang cara menyucikan najis darah haid yang
diriwayatkan oleh Asma’ radhiyallahu anha.

“Seorang perempuan datang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Pakaian
salah seorang dari kami terkena darah haid, apa yang harus ia lakukan?’ Beliau menjawab,
‘Keriklah darah itu terlebih dahulu, kemudian bilaslah dengan air, kemudian cucilah ia.
Setelah itu engkau boleh memakainya untuk shalat.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Contoh yang lain adalah apabila Moms terkena muntah di suatu ruangan. Buang dulu
muntahnya hingga tempat tersebut kering. Kemudian, siram dengan air hingga benar-
benar bersih.

Moms cukup siram di tempat yang terkena najis saja dan jangan lupa untuk mengelapnya
hingga kering.

3. Najis Mughalladah (Berat)


Air liur anjing.
Najis mughallazhah merupakan macam-macam najis yang berat.
Contoh najis ini adalah terkena air liur anjing dan menyentuh babi. Jika Moms terkena najis
ini, cara membersihkannya tidak semudah kedua najis di atas. Ada beberapa aturan untuk
membersihkannya.

Cara Membersihkan Najis Mughallazhah


Najis mughallazhah dapat disucikan dengan cara membasuh tubuh yang terkena
menggunakan air sebanyak 7 kali basuhan di mana salah satunya dicampurkan dengan debu.
Hal ini sesuai dengan hadis yang berbunyi:
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sucinya bejana salah seorang di antara kalian
ketika anjing menjilat dalam bejana tersebut, hendaklah mencucinya sebanyak 7 kali dan yang
pertama dengan menggunakan tanah’.” (HR. Muslim). Namun, sebelum membasuh dengan
air, Moms harus hilangkan terlebih dahulu wujud, warna, bau, dan rasa najis tersebut. Secara
hukum (hukmiyah), najisnya masih ada di tempat karena belum dibasuh dengan air.
Pencampuran air bersih dengan debu dapat dilakukan dengan 3 cara:

Pertama, Campurkan air bersih dan debu secara bersamaan. Kemudian, letakkan pada tempat
atau tubuh yang terkena najis. Cara ini merupakan cara yang lebih utama dibandingkan cara
lainnya.
Kedua, Letakkan debu di tempat atau tubuh yang terkena najis. Lalu, beri air bersih dan
campurkan keduanya, kemudian baru dibasuh.
Ketiga, beri air bersih terlebih dahulu di tempat atau tubuh yang terkena najis. Lalu, beri debu
dan campurkan keduanya, baru kemudian dibasuh.

4. Najis yang Dimaafkan (Ma’fu)


Selain ketiga macam-macam najis, Moms harus tahu bahwa najis pun ada yang dapat
dimaafkan atau ditoleransi. Artinya, najis tersebut tidak perlu dicuci atau dibasuh
menggunakan air. Contoh najis ini adalah bangkai hewan yang tidak mengeluarkan darah atau
nanah sedikit pun. Tak hanya itu, najis yang dimaafkan ialah najis kecil tak kasat mata, seperti
ketika Moms buang air kecil tidak melepas pakaian dan terkena cipratan air seni yang bulirnya
tidak terlihat. Moms yang pakaiannya terkena najis kecil tak kasat mata, seperti contoh
sebelumnya masih dianggap sah ibadahnya karena najis pakaian tersebut masuk pada
kategori najis dimaafkan.

Cara Membersihkan Najis Ma’fu.


Jika Moms terkena najis ma’fu, sebenarnya tidak perlu mencucinya. Tetapi, jika merasa ragu,
Moms bisa membasuhnya dengan air bersih atau berwudhu ya. Nah itu dia Moms macam-
macam najis, contoh, serta cara membersihkannya. Semoga membantu ya Moms dan semoga
dengan mengetahuinya, ibadah Moms semakin khusyuk!

Anda mungkin juga menyukai