1. Air mutlak adalah air suci mensucikan, dan air mutlak terbagi – bagi menjadi 2 bagian
1. Air yang boleh di pakai untuk bersuci, terbagi menjadi ada 7 macam air, yaitu :
2. Air musta’mal adalah air suci tetapi tidak mensucikan ( telah di pakai untuk bersuci)
seperti : air bekas berwudhu, air bekas mandi, dan air musta’mal tidak boleh di pakai
untuk bersuci.
3. Air najis atau mutanajis, adalah air yang kejatuhan sesuatu yang najis.
Keadaan-keadaan kejatuhan najis ke dalam air :
a. Apabila airnya sedikit ( kurang dari 2 kula), maka di hukumkan najis secara mutlaq.
b. Apabila airnya banyak (lebih dari 2 kula), maka ada beberapa tafsil:
- Apabila najisnya bentuknya cair maka dihukumkan najis walaupun airnya
banyak dan tidak berubah warna airnya,
- Apabila najisnya bentuknya keras atau padat, maka di hukumkan tidak najis
dengan syarat warnanya, rasanya, dan baunya tidak berubah.
B. HUKUM-HUKUM YANG TERKANDUNG DALAM AIR
1. Hukum najis yang di maafkan di dalam air.
Najis yang di maafkan jika terjatuh ke dalam air, seperti : najis yang tidak terlihat dengan
mata telanjang atau najis yang darahnya tidak mengalir jika di potong seperti : lalat, dengan
dua syarat :
a. Najisnya terjatuh bukan dari kesengajaan.
b. Airnya tidak berubah baik rasanya, warnanya dan baunya.
2. Hukum air mutlak yang berubah karena bercampur dengan sesuatu.
Air mutlak yang berubah dengan sesuatu, maka di hukumkan sebagai air musta’mal dengan
Syarat :
a. Airnya berubah karena terjatuhan sesuatu yang suci, dan jika berubahnya Karena
bercampur dengan yang najis maka air tersebut di hukumkan najis.
b. Airnya berubah karena bercampur dengan sesuatu yang bisa di satukan, seperti : kopi,
teh, dan jika berubahnya dengan sesuatu yang bisa di pisahkan seperti daun maka boleh
di pakai bersuci.
c. Airnya berubahnya banyak yang dapat merubah nama air tersebut, seperti : di buat jus
dll, dan jika berubahnya hanya sedikit dan tidak merubah nama air tersebut maka boleh di
pakai bersuci.
d. Airnya berubah karena bercampur dengan sesuatu yang tidak di butuhkan dan bisa
tercegah dan jika berubahnya karena bercamour dengan sesuatu yang memang di
butuhkan dan tidak bisa di cegah, seperti : bercampur lumut, tanah dll maka air tersebut
boleh di pakai untuk bersuci.
1. Berpindah tempat duduk dari tempat buang hajat agar air basuhannya tidak
tercampur dengan air mutanajis (air yang telah tercampur dengan najis) ketika istinja.
2. Tidak menghadapi kearah kiblat atau membelakangi kiblat ketika istinja.
3. Duduk sambal menagakan telapak kakinya yang kiri dan menapakan yang kanan
ketika istinja.
4. Sambal di urut-urut kemaluannya dengan jari tengah dan jempul sebelah kiri sambil
ngedehem sebanyak 3 kali atau lebih untuk mengeluarkan sisa-sisa air kencingnya
ketika buang air kecil.
5. Menggunakan dengan satu jari ketika istinja yaitu jari tengah.
6. Membaca doa setelah selesai istinja di dalam hati, yaitu :
Najis mugholazhoh adalah najis berat, yaitu najis anjing dan babi dan cabang
dan keduanya dan cara membersikannya adalah dengan 7 kali basuhan setelah
menghilangkan najis tersebut salah satunya dengan tanah dan caranya ada 3
cara yaitu:
Najis mukhoffafa, adalah najis ringan dan syarat najis mukhoffafa ada 2 yaitu :
1. Najis kencing bayi kecil laki-laki yang belum sampai usia 2 tahun, dan jika
bayinya perempuan walaupun berumur di bawah 2 tahun najisnya di anggap
najis mutawasithoh.
2. Sang jabang bayi belum makan apa-apa kecuali susu asi ibu, dan jika
bayinya sudah makan makanan selain asi ibu, maka hukumkan najis
mutawasithoh.
Dan cara membersihkan najis mukhoffafa adalah dengan cara membasuhnya
dengan air setelah menghilangkan bentuk najisnya dan sifatnya.
Allahumma a’inni ‘ala tilawati kitabika wa katsroti dzikri laka wa tsabbitni bil qoulis
tsabit fiddun’ya wal akhiroh.
Artinya : Ya Allah tolonglah aku untuk membaca kitab sucimu al qur’an dan banyak
berdzikir Mengingat engkau dan tetapkanlah aku dengan perkataan yang mantap
(Laailahailallah) di dunia dan akhirat.
4. Di sunahkan ketika memasukan air ke dalam hidung dengan tangan kanan dengan
cara di hirup sambil membaca doa ini :
Allahumma arihni roihatal Jannah wa anta ’anni rodhin.
Artinya : Ya Allah ciumkanlah aku bau-bauan surge dan engkau ya Allah ridho
kepadaku.
5. Di sunahkan melafatkan niat wudhu ketika membasuh muka dan wajib di baca niat
wudhu di dalam hati berbarengan dengan membasuh muka, yaitu :
7. Di sunahkan ketika membasuh kedua tangan di mulai dari telapak tangan dan di
basuh sampai melebihi sikut sebanyak 3 kali sambil menyela-nyela jari-jari dan kuku-
kuku sambil membaca doa :
Doa ketika membasuhkan tangan kanan :
Allahumma ‘a tini kitabi bi yamini wa adkhilnil janna bi ghoiri hisab.
Artinya : Ya Allah berikanlah kepadaku catatan amalku dari sebelah kananku dan
masukanlah aku kedalam surge tanpa di hisap
Allahumma inni a’udzu bika an tazilla qodami ‘ala shirot fin nar yauma
tazillu aqdamul munafiqin”.
Artinya : “Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada Mu dari
tergelincirnya kakiku dari api neraka ketika menyebrang jembatan
shirothol mustaqim di hari yang mana engkau menggelincirkan kaki-
kaki orang munafiq.
11. Di sunahkan membaca doa setelah selesai membaca doa wudhu, yaitu :
12. Di sunahkan membaca do’a setelah selesai berwudhu dengan menghadap kiblat
dan mengangkat kedua tangannya ke atas sambal membaca do’a selesai wudhu,
yaitu :
Artinya : “aku bersaksi bahwasanya tiada tuhan selain Allah dan tiada sekutu
baginya dan aku bersaksi bahwasanya nabi Muhammad adalah utusan
Nya. Ya Allah jadikanlah aku termasuk golongan orang-orang yang
bertaubat dan jadikanlah aku termasuk golongan orang orang yang suci dan
jadikanlah aku termasuk golongan orang orang yang sholeh, segala puji
Bagi Mu ya Allah dan dengan pujuan Mu aku bersaksi bahwasanya tiada
tuhan selain engkau aku memohn ampun kepada Mu dan aku bertaubat
kepada Nya.