Anda di halaman 1dari 26

PRESENTASI KASUS

TUMOR PAROTIS

NIKEN ISWARA AJI


20184010014

BAGIAN ILMU TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN


DAN KEPALA LEHER
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TIDAR KOTA MAGELANG
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Basuki Anggoro
Umur : 85 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
Alamat : Magersari, Magelang Selatan
Tanggal masuk : 25 Oktober 2018
Keluhan Utama Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien bangsal dengan diagnosis
Pasien awal dari dokter spesialis THT-
menngeluhkan KL yaitu pansinusitis. Pasien
mengeluhkan pilek tidak
terdapat benjolan sembuh-sembuh dan keluar
di pipi dekat lendir kental kekuningan setiap
bersin, hidung tersumbat, nyeri
dengan telinga kiri pada tulang sinus wajah.
kurang lebih 3 Keluhan diawali dengan pilek
dan batuk kering biasa. Keluhan
tahun dan semakin dirasakan memberat saat cuaca
membesar. dingin. Pasien sudah berusaha
mengobati keluhan dengan
Benjolan minum obat-obat yang diberikan
terkadang terasa dokter tetapi tidak kunjung
sembuh.
nyer.
•Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan serupa (-), alergi dingin (-), sakit gigi (-), asma (-)
ISPA (-), gangguan di telinga (-), HT (+), DM (-), riwayat sakit
jantung (-).
•Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien tidak memiliki keluarga yang mengalami keluhan
serupa seperti pasien.
•Riwayat Personal Sosial
Pasien terkadang minum minuman dingin yang membuat
keluhan pilek tidak sembuh-sembuh. Pasien tidak merokok,
tidak minum alkohol, dan tidak mengonsumsi NAPZA.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sedang
Gizi : baik
GCS : E4, M6, V5
Kesadaran : compos mentis
Vital Sign
 TD : 140/90 mmHg
 Suhu : 36.5oC

 Nadi : 83 x/menit

 RR : 24 x/menit
PEMERIKSAAN FISIK

Mata : Corpus Alineum Thoraks : Cor dan


(-/-) Pulmo dalam batas
Konjungtiva : anemis (-/-) normal
Sklera :Ikterik (-/-)

Abdomen : Datar, Supel,


BU (+), Hepar dan
Limpa tak teraba
membesar

Kulit : Warna sawo Ekstremitas Superior


matang, hidrasi cukup dan Inferior : Akral
hangat, Edem (-)
HIDUNG
Hidung Dextra Sinistra

Bentuk Simetris, oedema (-) Simetris, oedema (-)

Mukosa Hiperemis (-) Hiperemis (-)

Sekret (-) (-)

Konka Inferior Hipertrofi (-) Hipertrofi (-)

Polip (-) (-)

Massa (-) (-)

Discharge (-) (-)

Septum Nasi Ditengah, tidak ada deviasi, perdarahan (-)


TELINGA
Telinga Dextra Sinistra

Aurikula Normotia, hematoma Normotia, hematoma


(-), nyeri tarik aurikula (-), nyeri tarik aurikula
(-) (-)
Liang Telinga Serumen (+), Serumen (+),
hiperemis (-), edema hiperemis (-), edema
(-), otorhea (-) (-), otorhea (-)
Membran Timpani Intak : retraksi (-), Intak : retraksi (-),
bulging (-), edema (-), bulging (-), edema (-),
cone of light (+) cone of light (+)
TENGGOROKAN
Tenggorokan Dextra Sinistra

Tonsil T2 T2

DPP Hiperemis (-)

Uvula Ditengah, hiperemis (-), edema (-), bentuk


normal
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Hematologi

Hemoglobin 14,8 13 – 18 Ribu/ul

Eritrosit 5,3 4,5 – 6,5 Juta/ul

Lekosit 7,9 4 – 11 g/dl

Hematokrit 45,1 40 – 54 Vol%

Angka trombosit 226 150 – 450 Ribu/ul

MCV 84,6 76 – 96 Fl

MCH 27,8 27,5 – 32 Pg

MCHC 32,8 30 – 35 g/dl

CT 05’ 00’’ 1 – 10 menit

BT 03’ 00’’ 2–7 menit

Hitung Jenis

Eosinofil% 2 1–6 %

Basofil% 1 0–1 %

Limfosit% 26 20 – 45 %

Monosit% 17 2 – 10 %

Neutrofil% 55 40 – 75 %

Imuno/Serologi

HBs Ag (rapid) Negatif Negatif


USG & AJH
Kesan:
USG :
Massa cenderung dari parotis sinistra dengan
degenerasi kistik
Tak tampak lymphadenopati colli

AJH :
FNA nodul regio parotis sinistra : Benign Vascular
lession, konsisten dengan Cyistic Hemangioma,
tidak di dapatkan sel ganas.
DIAGNOSIS
Diagnosis kerja:
Tumor Parotis Sinistra

Diagnosis Penyerta :
Hipertensi

Diagnosis banding:
Parotis Mixed Tumor
Mukoepidermoid Karsinoma
Hemangioma
TERAPI
Terapi yang diberikan oleh dokter kepada
pasien pada saat rawat inap adalah :
 Inf. Asering 20 tpm
 Inj. Ceftriaxone 1 x 2 gram
 Inj. Metyl Prednisolon 2x6,5 mg
 Alprazolam 0,25 gram
 Amlodipin 10 mg
 Inj. Ceftriaxone 1x 2
 Inj. Ketorolac 3 x 30 mg
 P.O Vestein syr 3 x 1
 Inj. Ranitidine 2x50 mg
TUMOR PAROTIS
DEFINISI
Tumor adalah jaringan baru (neoplasma) yang
timbul dalam tubuh akibat pengaruh berbagai
faktor penyebab tumor yang menyebabkan
jaringan setempat kehilangan fungsi normal
atas pertumbuhannya.
ANATOMI
Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang berpasangan, berjumlah 2.
Kelenjar parotis merupakan kelenjar liur yang terbesar. terletak
dibawah meatus akustik eksternus diantara mandibula dan otot
sternokleidomastoideus.
ETIOLOGI

GAYA
GAYA
GENETIK
GENETIK VIRUS
VIRUS HIDUP
HIDUP
PATOFISIOLOGI
 Teori multiseluler :
Tumor kelenjar liur berasal dari diferensiasi sel-
sel matur dari unit-unit kelenjar liur

 Teori Biseluler :
Sel basal dari glandula ekskretorius dan duktus
interkalated bertindak sebagai stem sel.
KLASIFIKASI
STAGING TUMOR PAROTIS
PEMERIKSAAN FISIK
 Inspeksi :
- terlihat benjolan seperti telur ayam
-
 Palpasi :
- benjolan di pipi dekat telinga kiri
- bentuk bulat seperti telur ayam
- konsistensi : sedikit lunak
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Laboratorium
• Aspirasi Jarum Halus
• USG
PENATALAKSANAAN
 Terapi Pembedahan
l. Parotidektomi superfisial
Mengangkat lobus superfisial parotis, sebelah lateral nervus fasialis. Indikasi
operasi ini untuk tumor jinak dan tumor ganas dini (Tl, T2) dengan derajat
keganasan rendah

2. Parotidektomi total
Mengangkat seluruh kelenjar parotis beserta tumornya. Indikasi operasi ini
untuk tumor jinak yang rekuren, tumor jinak lobus profunda dan tumor ganas
parotis terutama keganasan derajat tinggi

3. Parotidektomi radikal
Pada pembedahan ini Nervus fasialis tak diperhatikan lagi karena sudah rusak
Indikasi operasi ini untuk tumor ganas parotis yang infiltratif, mengenai
struktur di sekitarnya (T3,T4).
PENATALAKSANAAN
 Terapi Non Pembedahan

Indikasi umum untuk terapi radiasi pasca operasi yaitu:


1. Diameter terbesar tumor > 4 cm
2. Tumor derajat tinggi
3. Invasi tumor ke struktur lokal, limfatik, saraf, dan pembuluh
darah
4. Tumor berada sangat dekat dengan saraf
5. Tumor berasal dari dalam atau luar lobus dalam
6.Tumor muncul kembali setelah dilakukan reseksi ulang
7. Batas yang positif dari pemeriksaan akhir patologi
8. Keterlibatan nodus limfatikus regional
KOMPLIKASI
 Nervus Fasialis
Nervus fasialis mengalami trauma sehingga terjadi kelemahan pada
otot-otot fasialis, biasanya sembuh dalam 14 hari sampai 3 bulan
setelah operasi dan penyembuhan bisa lebih cepat dengan latihan
terapi bicara dan bahasa.
 Frey’s Syndrome
Frey’s syndrome adalah manifestasi klinik berupa kemerahan dan
berkeringat pada hemifasial setelah stimulus kelenjar saliva dan
mengunyah.
Sindrom ini bisa muncul setelah beberapa minggu sampai beberapa
tahun setelah trauma
 Hematoma
Terjadi karena blokade drainase sehingga pada pasien post
parotidektomi dipasang drain untuk mencegah terjadinya hematoma
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai