NIPP : 20174011103
REFLEKSI KASUS
Pengelolaan Heart Failure pada Pasien dengan Rencana Operasi
Transurethral Resection of Prostate
A. Pengalaman
Seorang laki-laki berusia 70 th dengan diagnosis BPH dari dokter spesialis urologi dikonsulkan ke
bagian anestesi berkenaan dengan rencana Transurethral Resection of Prostate (TURP). Pasien ini
memiliki keluhan sesak napas ketika beraktivitas ringan yang dirasakan sejak 10 th SMRS. Sesak
napas dan batuk sering terjadi di malam hari yang sampai membangunkan pasien dari tidurnya.
Keluhan kaki bengkak disangkal.
RPD : stroke infark (+) sekitar 4 th SMRS; DM (-); hipertensi (+); penyakit jantung (-); asthma
(-)
RPK :-
1
Hasil roentgen thorax: kesan kardiomegali dengan tanda-tanda HF
Vital Sign
160
140
120
100
80
60
40
20
0
1300 1310 1320 1330 1340 1350 1400 1410
2
B. Pertanyaan
Kondisi patologis apa saja yang perlu diperhatikan pada pasien ini berkaitan dengan
rencana operasinya?
Bagaimana penanganan perioperative gagal jantung?
C. Analisa Kritis
Kejadian kardiovaskular (infark miokard, aritmia, cardiac arrest) pasca atau intra operasi terjadi
pada 25-50% pasien yang sebelumnya telah menderita penyakit kardiovaskular (Butterworth,
2013). Berkaitan dengan hal ini, penanganan penyakit kardiovaskular sebelum dan saat dilakukan
operasi sangat penting untuk diperhatikan. Ditambah pasien ini menjalani operasi urologi yang
termasuk operasi dengan risiko kardiovaskular sedang, yaitu 1-5% kasus mengalami kejadian
kardiovaskular (Fleisher, 2014).
Pada saat assessment pre-operasi, berbagai penyulit tindakan pembiusan harus diinvestigasi. Dari
hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, didapatkan paroxysmal nocturnal dyspnea (+),
kardiomegali, dan batuk malam (+). Adanya dua kriteria mayor dan satu kriteria minor sudah
cukup untuk menegakkan diagnosis gagal jantung (European Society of Cardiology, 2016).
Setelah diagnosis tersebut ditegakkan, ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu etiologi dan
persiapan pre operasinya.
Dari pemeriksaan auskultasi, didapatkan murmur pansistolik dengan punctum maksimum pada
apeks jantung. Hal ini menunjukkan adanya regurgitasi pada katup mitral (Gaol, 2014).
Regurgitasi pada katup mitral bisa disebabkan banyak hal, misalnya infark miokard, dilatasi
ventrikel kiri, dan kelainan kongenital (Baumgartner, 2017). Pada pasien ini, etiologi dari
regurgitasi mitral kemungkinan berasal dari dilatasi ventrikel kiri karena pasien tidak memiliki
riwayat penyakit jantung. Selain itu, pasien memiliki riwayat hipertensi, sehingga sangat mungkin
pasien ini menderita hypertensive heart disease yang menyebabkan ventrikel kirinya berdilatasi.
Pada riwayat penyakit dahulu, pasien pernah mengalami stroke infark. Thrombus yang menyumbat
pembuluh darah otak pada pasien ini dulu kemungkinan berasal dari jantung. Pasien ini memiliki
regurgitasi mitral yang beresiko memunculkan turbulensi di dalam ruang-ruang jantung, sehingga
3
darah dapat menjendal dan terbentuklah thrombus (Baumgartner, 2017). Selain itu, pasien gagal
jantung juga beresiko mengalami atrial fibrilasi yang juga dapat membentuk thrombus (Kamel,
2016).
Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa terdapat 5 kondisi patologis yang perlu diingat
sebelum memberikan penanganan kepada pasien, yaitu gagal jantung, regurgitasi mitral,
hipertensi, risiko thromboemboli, dan risiko aritmia. Pada refleksi kasus ini, penulis akan lebih
fokus ke penanganan gagal jantungnya.
I. Pre Operasi
Pada dasarnya, penanganan pasien gagal jantung pre operasi adalah sama dengan penanganan
gagal jantung pada umumnya.
4
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
Pasien dengan NYHA class IV sebaiknya tidak menjalani operasi elektif (Magner, 2004)
Pasien tidak boleh dalam kondisi ADHF pada saat menjalani operasi elektif
Pasien yang mengalami gagal jantung, mayoritas juga mengalami penurunan fungsi ventrikel kiri,
sehingga cardiac output dan perfusi jaringan sangat bergantung pada tonus simpatik. Oleh karena
itu, terdapat dua hal yang bisa dilakukan untuk membantu kerja jantung selama operasi, yaitu:
Daftar Pustaka
Baumgartner, H. (2017). 2017 ESC Guidelines for the management of valvular heart disease.
eurheartj.
European Society of Cardiology. (2016). Acute and Chronic Heart Failure., (pp. 2129-2200).
Gaol, H. (2014). Kelainan Katup Jantung. In C. Tanto, Kapita Selekta Kedokteran (p. 769).
Jakarta: Media Aesulapius.
5
6