Anda di halaman 1dari 6

REFLEKSI KASUS

Penanganan Hipertensi Sebelum General Anestesi

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Program Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu
Anestesi Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Diajukan Kepada:

dr. Michael Budi Aviantoro, Sp.An

Disusun Oleh:

Ghifari Sya’bani

20184010007

BAGIAN ILMU ANESTESI RSUD TIDAR KOTA MAGELANG

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2018
A. Pengalaman
Seorang wanita berusia 54 tahun dengan diagnosis fraktur sepertiga distal tulang
radius sinistra dari dokter spesialis orthopedi dikonsulkan ke bagian anestesi
berkenaan dengan rencana Open Reduction and Internal Fixation (ORIF). Pasien ini
memliki keluhan tangan kiri bengkak dan nyeri sejak 1,5 bulan sebelumnya
berkonsultasi ke dokter.

RPD : Hipertensi (+), penyakit jantung (-), asthma (-)


RPK : Hipertensi (-), diabetes mellitus (-)
RPSos : (-)
Pemeriksaan Fisik:
 Keadaan umum : Baik
 Kesadaran : Compos mentis
 Sistem Respirasi : Vesikuler (+/+), Wheezing (-/-), Ronkhi (-/-)
 Sistem Kardiovaskuler : S1S2 (reguler,+), murmur (-)
 Sistem Gastrointestinal : Hepatomegali (-), bising usus (+)
 Sistem Ekstremitas : Bengkak pergelangan tangan kiri

Hasil Rontgen: Kesan fraktur sepertiga distal radius sinistra


Pemeriksaan khusus Anestesi:
 Breathing difficulty assesment : Elderly, lainnya (-)
 Intubation difficulty assessment : Trauma (-), malampati score 1,
mobilitas leher luwes, obstruksi (-)
 ASA :1
 B1 : Clear, RR 16 x/menit, vesikuler (+/+), -
wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
 B2 : TD 140/90, HR 88 x/menit
 B3 : GCS E4V5M6, pupil isokhor, refleks
cahaya (+/+)
 B4 : Supel
 B5 :-
 B6 ; Akral Hangat

Penatalaksanaan:
1. Persiapan Operasi
- Lengkapi Informed Consent Anestesi
- Puasa 8 jam sebelum operasi
- Tidak menggunakan perhiasan/kosmetik
- Tidak menggunakan gigi palsu
- Memakai baju khusus kamar bedah
2. Diagnosis Pra Bedah : Fr. Radius distal sinistra
3. Diagnosis pasca Bedah : Post ORIF
4. Jenis Anestesi : General Anestesi
5. Mulai Anestesi : 18 Juli 2018, pukul 09.45
6. Mulai Operasi : 18 Juli 2018, pukul 09.50
7. Premedikasi : fentanyl 100 cc
8. Induksi : Recofol 150 mg, Sevoflurane 8%, Isoflurane
1%
9. Pemeliharaan : O2 3 liter per menit, N2O 3 liter per menit
10. Jenis Cairan : Asering
11. Kebutuhan cairan selama Operasi
Maintenance Operasi : 2cc/kgBB/jam 2 x 63 = 126 cc
Pengganti Puasa : 8 x maintenance  8 x 126 = 1.008 cc
Stress Operasi : operasi berat 8cc/kgBB/jam  8 x 63 = 504 cc
Keb. Cairan jam I : (50% kebutuhan puasa) + MO + SO
Total : (50% x 1008) + 126 + 504 = 1.134 cc
12. Pemantauan Selama Tindakan Anestesi
 Pasien dilakukan anestesi pada tanggal 18 Juli 2018 pada jam 09.45 dan
operasi dimulai jam 09.50
 Pasien dipasang alat pantau untuk mengawasi tanda vital dan saturasi
oksigen.
 Dilakukan premedikasi dengan memasukkan fentanyl 100 cc
 Maintenance diberikan O2 3 lpm dan N2O 3 lpm kemudian dilakukan
kontrol pada tanda vital dan saturasi oksigen setiap 3 menit.
 Selama anastesi berlangsung TD berkisar 140/80 mmHg – 150/90 mmHg
dan nadi berkisar 75 - 84 kali/menit.
 Selama operasi cairan masuk asering 500 ml
 Lama anestesi 60 menit
 Lama operasi 40 menit.
13. Selesai operasi : 10.30 WIB
14. Instruksi Pasca Bedah
Posisi : Supine
Infus : Asering 20 tpm
Analgetik : Inj. Dexketoprofen 100 mg
Anti muntah : Inj. Sotatic 10 mg
Lain-lain :
 Awasi Vital sign dan KU
 Jika sadar penuh, Peristaltik (+) , mual (-), muntah (-), coba minum makan
perlahan.

Post operasi
1. Asering dengan dexketoprofen 100 mg di tambah sotatic 10 mg 20 tpm
2. Pengawasan KU dan VS menggunakan monitor
3. Foto rontgen ulang
B. Pertanyaan
 Mengapa anestesia umum harus mengontrol tekanan darah?
 Mengapa dipilih fentanyl untuk mengontrol tekanan darah?
C. Analisis
Anestesia umum menekan sistem saraf pusat agar bisa beradaptasi dalam
berbagai hal mekanisme tubuh selama dilaksanakan tindakan operasi atau tindakan
berbahaya lain terhadap tubuh. Anestesia umum memiliki indeks terapeutik yang
rendah, oleh karena itu, memerlukan perawatan yang baik selama tindakan.
Pemilihan obat-obatan tertentu dan rute administrasi untuk menghasilkan
anestesia umum didasarkan pada sifat kimia dan farmokologinya dan pada efek
samping yang bisa ditimbulkan dari obat tersebut, dalam konteks prosedur diagnostik
dan pembedahan yang disarankan dengan pertimbangan usia, kondisi tubuh, dan obat-
obatan. Anestesia umum biasanya tidak dilakukakan dengan menggunakan agen yang
sederhana, dengan demikian, ahli anestesia menerapkan berbagai kombinasi obat
penenang, obat penghambat neuromuskular, anestesia lokal, seperti yang diperlukan
sesuai dengan status klinis pasien.
Anestesia menghasilkan penurunan tekanan darah arteri sistemik. Penyebab
penurunan tekanan darah adalah vasodilatasi, depresi jantung atau keduanya,
pengurangan kontrol baroreseptor dan pengurangan umum pada tonus simpatik
sentral. Penurunan tekanan darah ditingkatkan oleh penurunan volume atau disfungsi
miokard. Anestesia memiliki sifat hipotensi dalam kondisi fisiologis harus digunakan
dengan hati-hati pada korban trauma. A
Dalam pelaksanaan anestesia umum, saat dimana akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistemik, diantaranya adalah:
1. Laringoskopi dan intubasi endotrakeal, tindakan ini menyebabkan
peningkatan respon simpatis yang akan meningkatkan 20-25 mmHg pada
pasien yang normal, sedangkan pada pasien dengan hipertensi akan lebih
tinggi peningkatannya.
2. Stimulasi pembedahan, kedalaman anestesia yang tidak adekuat selama
situasi pembedahan atau intervensi lain sering menyebabkan peningkatan
tekanan darah, dan akan semakin parah pada pasien dengan hipertensi
terutama hipertensi kronis. Peningkatan tekanan darah selama operasi
dapat diturunkan secara efektik dengan memperdalam anestesi.
3. Kegawatan dan ekstubasi trakeal, selama kegawatan, stimulasi simpatis
yang disebabkan oleh rasa sakit dapat menghasilkan respon berlebihan
terhadap rangsangan refleks jalan nafas selama penyedotan dan ekstubasi
trakeal, dengan konsekuensi hipertensi dan takikardi. Perubahan
hemodinamik ini sering dikontrol dengan memastikan analgesia yang
adekuat sesuai dengan tingkat kegawatan.
4. Hipoksemia dan/atau hiperkarbia, dapat menyebabkan hipertensi dan
takikardia karena rangsangan simpatik. Perawatan termasuk pemberian
fraksi oksigen inspirasi (FiO2) dan/atau menyediakan atau mengendalikan
ventilasi untuk meningkatakan ventilasi per menit untuk mengurangi
karbon dioksida arterial (CO2).
5. Withdrawal terhadap obat antihipertensi, Jika rejimen antihipertensi
pasien terganggu pada saat hari operasi, hipertensi intraoperatif persisten
harus diobati dengan obat yang setara dengan obat yang terlewatkan bila
memungkinkan.
6. Penyebab lain, kurang umum terjadi pada hipertensi intraoperatif
persisten atau refrakter termasuk distensi kandung kemih, peningkatan
tekanan intrakranial, alkohol atau benzodiazepine withdrawal syndromes,
penggunaan kokai atau amfetamin. Kadang-kadang terjadi pada hipertensi
persistensi berat yang disebabkan oleh sindrom serotonin, thyroid storm,
atau hipertermia maligna. Sangat jarang terjadi pada pheokromositoma
yang sebelumnya tidak terduga yang dapat menyebabkan hipertensi berat,
biasanya terkait dengan takikardi, aritmia, dan/atau kolaps kardiovaskuler.
Mortalitas dan morbiditas sangat tinggi ketika pheokromositoma
sebelumnya tidak terdiagnosis.
Penggunaan premedikasi dalam penanganan hipertensi sangat penting dengan
tujuan agar tidak terjadi kejadian yang tidak diinginkan. Dalam kasus ini digunakan
fentanyl, dimana fentanyl ini merupakan opioid untuk mengatasi nyeri selama
tindakan operasi.
fentanyl diberikan sebelum melakukan tindakan ekstubasi trakeal, dimana
kejadian yang merugikan yang dapat terjadi saat tindakan ekstubasi adalah perubahan
kardiovaskular dan terangsangnya refleks jalan nafas yang dapat menyebabkan
peningkatan respon hemodinamik, batuk serta peningkatan tekanan intrakranial.
Tindakan ekstubasi mempengaruhi beberapa sistem organ yaitu
kardiovaskular, respirasi, saraf dan hormonal. Manipulasi ekstubasi dapat
menyebabkan respon seperti peningkatan laju nadi, hipertensi, disritmia, spasme
bronkus, spasme laring, edema laring, sekresi bronkus yang berlebih, sementara
hipotensi dan bradikardi dapat terjadi namun relative jarang. Pada sistem
kardiovaskular terjadi peningkatan tekanan darah dan laju nadi sekitar 20% atau lebih
diatas nilai sehari hari ( base line ) dan dapat menetap sampai periode pemulihan serta
berlangsung selama 5- 15 menit.
Pada umumnya pasien dapat mentolelir respons kardiovaskular terhadap
ekstubasi tanpa mengalami komplikasi yang bermakna. Akan tetapi, pada pasien
dengan penyakit penyerta (co-existing disease), respon hemodinamik tersebut
kemungkinan tidak dapat ditolelir sehingga akan memperlihatkan efek samping yang
berlebih karena toleransi yang terbatas seperti pada pasien dengan hipertensi,
hipertensi yang dipicu kehamilan, penyakit jantung dan pasien dengan peningkatan
tekanan intrakranial.
Fentanil merupakan salah satu opioid sintetik poten yang dapat menurunkan
respon kardiovaskular pada saat ekstubasi pada pasien pembedahan elektif. Untuk
mencegah atau mengurangi respon kardiovaskular digunakan dosis 1-10 mcg/kgBB
intra vena.
D. Kesimpulan
Tindakan anestesia umum menyebabkan penurunan tekanan darah sistolik.
Namun pada pasien dengan penyakit hipertensi harus dilakukan pengontrolan tekanan
darah sebelum tindakan operatif untuk memudahkan dalam tindakan ekstubasi trakeal.
Fentanyl adalah opioid yang poten dapat menurunkan kardiovaskuler ada saat
ekstubasi pada pasien pembedahan dengan efek samping yang minimal, fentanyl
mempunyai dosis 1-10 mcg/kgBB intravena.
E. Daftar Pustaka
1. Tosaki, A. Pharmocology. 2011. Publisher: ISBN.
2. Nurrochmad, A., Masahiko, O., Narita, M., dan Suzuki, T. Keuntungan fentanyl
untuk pengobatan nyeri: studi tentang profil farmakologi dan efek sampingnya.
2004. Majalah Farmasi Indonesia 15 (4): 185-193.
3. Schonberger, R.B., Fontes, M.L., Selzer, A. Anesthesia for patients with
hypertension. 2018. UpToDate Inc.
4. Perbandingan pengaruh pemberian fentanyl. Diunduh dari:
dihttp://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/23227/Chapter%20I.pdf
;jsessionid=27983CDEA5579B26CBB7D5C0A151FC4E?sequence=5

Anda mungkin juga menyukai