Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Idris (bahasa Arab: , Alkitab: Henokh) (sekitar 4533-4188 SM) atau Nabi

Idris adalah salah seorang rasul yang pertama kali diberikan tugas untuk menyampaikan

risalah kepada kaumnya. Ia diberikan hak kenabian oleh Allah setelah Adam dan Syits.

Dikatakan bahwa Idris lahir dan tinggal di Babil, Irak, untuk berdakwah kepada kaumnya

yang bernama Bani Qabil dan Memfis. Sedangkan beberapa kisah menyebutkan, Idris lahir di

daerah Munaf, Mesir. Namanya disebutkan sebanyak 2 kali dalam Al-Qur'an

Kalau kita bicara kembali tentang ajaran dan agama maka kita tidak akan lepas dari

peran seorang Nabi dan rosul khususnya umat islam karena Nabi adalah seorang penyampai

berita dari Allah SWT dalam bentuk syariat yang inti dari ajarannya adalah terbagi dari tiga

bagian:

- Seruan beriman kepada Allah dan keesaannya

- Iman kepada hari akhir dan balasan pada hari akhir itu

- Penjelasan hokum-hukum yang didalamnya terdapat kabaikan dan kebahagiaan

manusia dunia dan akhirat

demikian juga dalam pembahasan makalah ini yang berusaha untuk lebih mengetahui

bagaimana masalah Nabi Idris dalam penyampaian nya pada kaumnya untuk mengajak ke

jalan yang benar dan meninggalkan segala bentuk kesesatan sesudah Nabi Adam melalui

ajaran-ajaran yang telah beliau dari Allah SWT. melalui perantara malaikat Jibril a.s.
A. Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan penjelaasan diatas, maka penulis dapat mengambil suatu rumusan yang menjadi

pokok permasalahan dalam makalah ini, yakni tentang kisah Nabi Idris As.

Dari rumusan masalah diatas kemudian dapat dituangkan lagi kedalam beberapa batasan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Biografi Nabi idris As?

2. Bagaimana Kisah Nabi idris As dalam AlQuran?

.
BAB II
PEMBAHASAN

A. ETIMOLOGI

Dalam "Kisah Menakjubkan 25 Nabi", Idris memiliki nama asli Khanukh

(Akhnukh), ia dipanggil Idris karena ia selalu mempelajari mushaf-mushaf Adam dan Syits.

Menurut buku berjudul The Prophet of God Enoch: Nabiallah Idris, Idris adalah sebagai

sebutan atau nama Arab bagi Akhnukh, nenek moyang Nuh.

Dikatakan bahwa asal mula nama Idris berasal dari kosa kata bahasa Arab, "darasa"

yang memiliki arti belajar. Ia dijuluki demikian karena ia banyak sekali mempelajari ilmu, ia

dianggap pula sebagai penemu tulisan dan alat tulisnya. Menurut Az-Zamakhsyari

menyatakan bahwa kata Idris bukan nama yang berasal dari bahasa Arab.

Ia juga dijuluki sebagai "Asad al-asad" (Singa dari segala singa) karena keberanian

dan kegagahannya, sedangkan di dalam kisah lain, Idris diberi julukan "Harmasu al-

Haramisah"[1] (Ahlinya perbintangan)[2]

B. GENEALOGI

Idris adalah keturunan keenam dari Adam, silsilah lengkapnya adalah sebagai berikut,

Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Anusy bin Syits bin Adam. Menurut kitab tafsir, ia

hidup 1.000 tahun setelah Adam wafat. Sedangkan dalam buku yang berjudul Qashash al-

Anbiyya karya Ibnu Katsir dituliskan bahwa Idris hidup bersama Adam selama 308 tahun.[2]

C. BIOGRAFI

Nabi Idris dianugerahi kepandaian dalam berbagai disiplin ilmu dan kemahiran, serta

kemampuan untuk menciptakan alat-alat untuk mempermudah pekerjaan manusia. Dalam


beberapa kisah dikatakan bahwa Idris sebagai nabi pertama yang mengenal

tulisan,[3] menguasai berbagai bahasa, ilmu perhitungan, ilmu alam, astronomi, dan lain

sebagainya.

Menurut Ibnu Ishaq, Nabi Idris adalah orang yang pertama kali menulis dengan pena,

menjahit baju dan memakainya, dan manusia yang mengerti masalah medis.[4]

Dalam suatu kisah, terdapat suatu masa di mana kebanyakan manusia akan

melupakan Allah sehingga Allah menghukum manusia dengan bentuk kemarau yang

berkepanjangan. Nabi Idris pun turun tangan dan memohon kepada Allah untuk mengakhiri

hukuman tersebut. Allah mengabulkan permohonan itu dan berakhirlah musim kemarau

tersebut dengan ditandai turunnya hujan.

Nabi Idris diperkirakan bermukim di Mesir di mana ia berdakwah untuk menegakkan

agama Allah, mengajarkan tauhid, dan beribadah menyembah Allah serta memberi beberapa

pendoman hidup bagi pengikutnya supaya selamat dari siksa dunia dan akhirat.

Ia dinyatakan di dalam Al-Quran sebagai manusia pilihan Allah sehingga Dia

mengangkatnya ke langit. Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya meriwayatkan bahwa Nabi Idris

wafat saat dia sedang berada di langit keempat ditemani oleh seorang malaikat dan ia hidup

sampai usia 82 tahun.

D. PENJELASAN DIDALAM AL-QURAn dan HADIST

Qur'an

Terdapat empat ayat yang berhubungan dengan Idris dalam Al-Qur'an, dimana ayat-ayat

tersebut saling terhubung di dalam Surah Maryam (Maryam) dan Surah Al-Anbiya'(Nabi-

nabi).
"...dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al-

Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi, dan

Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi."

Maryam 19:56-57

'"...dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris, dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang

yang sabar. Kami telah memasukkan mereka kedalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka

termasuk orang-orang yang saleh."

Al-Anbiya' 21:85-86

Hadits

Dalam sebuah hadits, Idris disebutkan sebagai salah seorang dari nabi-nabi pertama yang

berbicara dengan Muhammad dalam salah satu surga selama Mi'raj.

Diriwayatkan dari Abbas bin Malik:

"... Gerbang telah terbuka, dan ketika aku pergi ke surga keempat, di sana aku melihat

Idris. Jibril berkata (kepadaku), "Ini adalah Idris; berilah dia salammu." Maka aku

mengucapkan salam kepadanya, dan ia mengucapkan, "Selamat datang, wahai saudaraku

yang alim dan nabi yang saleh." sebagai balasan salamnya kepadaku."

Sahih Bukhari 5:58:227

Idris dipercayai sebagai seorang penjahit berdasarkan hadits ini:

Ibnu Abbas berkata:

"Dawud adalah seorang pembuat perisai, Adam seorang petani, Nuh seorang tukang kayu,

Idris seorang penjahit dan Musa adalah penggembala."

Al-Hakim[5]
E. REFERENSI KISAH PERJALANAN NABI IDRIS AS

Nabi Idris as (bahasa Arab: )merupakan salah satu nabi yang disebut namanya

dalam Al Quran dan dengan kenabiannya itu, Allah mengangkatnya ke martabat yang tinggi

(QS 19:56-57). Meskipun dalam Alkitab, nabi Idris as diidentifikasi sebagai Henokh,

identitas sebenarnya dari nabi Idris as di Alkitab masih belum jelas.

Menurut Al Quran

Nabi Idris as, disebutkan dua kali di Al Quran dimana ia digambarkan sebagai orang yang

benar (perkataan dan perbuatannya) dan seorang nabi.

"Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al

Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan

Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi." (QS. Maryam: 56-57)

Penyebutan "Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi" menyebabkan beberapa

sejarawan percaya bila nabi Idris as adalah Henokh. Sebab dalam Kitab Kejadian, Henokh

juga dikisahkan diangkat oleh Allah.

"Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh

Allah." (Kejadian 5:24)


"Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang

sabar. Kami telah memasukkan mereka kedalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka

termasuk orang-orang yang saleh." (QS. Al-Anbiya': 85-86)

Menurut Hadits

Menurut hadits yang diriwayatkan Anas bin Malik:

"... Aku dibawa naik ke langit keempat. Jibril minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa

ini? Jibril menjawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad, jawab Jibril.

Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jibril menjawab: Dia telah diutus. Kami pun dibukakan.

Ternyata di sana ada Nabi Idris as. Dia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan.

Allah Taala berfirman Kami mengangkatnya pada tempat (martabat) yang tinggi...." (Shahih

Muslim 1:309 dan 1:314)

Diriwayatkan dari Abbas bin Malik:

" ... Gerbang telah terbuka, dan ketika aku pergi ke surga keempat, disana aku melihat Idris.

Jibril berkata (kepadaku). 'Ini adalah Idris; berilah dia salammu.' Maka aku mengucapkan

salam kepadanya dan ia mengucapkan salam kepadaku dan berkata. 'Selamat datang, wahai

saudaraku yang alim dan nabi yang saleh. ... " (Sahih Bukhari 5:58:227)
Menjadi Nabi Di Usia 40 Tahun

Nabi Idris as adalah keturunan keenam nabi Adam as, dari Yazid bin Mihlaiel bin Qinan bin

Syits. Nabi Idris as juga merupakan kakek bapak dari nabi Nuh as. Nabi Idris as diperkirakan

lahir 100 tahun setelah wafatnya nabi Adam as.

Dalam literatur Islam, Idris diangkat menjadi nabi pada usia 40 tahun, usia yang sama dengan

nabi Muhammad saw. Nabi Idris as hidup di jaman ketika orang-orang mulai menyembah api

(kaum nabi Idris as adalah keturunan Qabil, putra nabi Adam as yang melakukan

pembunuhan pertama). Nabi Idris as kemudian membagi waktunya menjadi 2 dalam

seminggu. Yakni selama tiga hari Nabi Idris akan mengajarkan kepada kaumnya. Dan empat

hari berikutnya, nabi Idris as akan mencurahkan seluruh waktunya untuk beribadah kepada

Allah.

Manusia Pertama Yang Menggunakan Pena

At-Tabari (sejarawan dan pemikir muslim) mengambarkan nabi Idris as sebagai orang yang

memiliki kebijaksanaan yang besar dan pengetahuan yang luas. Dialah manusia pertama yang

menggunakan pena, mengenal tulisan, menguasai berbagai bahasa, ilmu perhitungan, ilmu

alam, astronomi, dan lain sebagainya. Bahkan nabi Idris as dipercaya sebagai orang pertama

yang menguasai ilmu menjahit.

Ibnu Abbas berkata, "Dawud adalah seorang pembuat perisai, Adam seorang petani, Nuh

seorang tukang kayu, Idris seorang penjahit dan Musa adalah penggembala." (dari al-Hakim)
Hijrah Ke Mesir

Disebabkan sebagian besar umatnya kufur, nabi Idris as mengajak umatnya yang beriman

untuk hijrah ke Mesir. Awalnya ajakan ini ditolak sebab umatnya khawatir Mesir negeri yang

tandus, namun akhirnya mereka bersedia untuk turut serta hijrah ke Mesir.

Diuji Iblis

Suatu ketika Iblis datang mengunjungi nabi Idris as yang sedang menjahit. Iblis lalu

menantang nabi Idris as untuk memasukkan dunia ke dalam telur. Nabi Idris as kemudian

menjawab bahwa Tuhannya tidak hanya mampu memasukkan dunia ke dalam telur, tetapi

juga memasukkan dunia ke dalam lubang jarum. Setelah berkata demikian, nabi Idris as

kemudian langsung menusukkan jarum ke mata Iblis. Iblis tersebut akhirnya melarikan diri.

Dikunjungi Malaikat Izrail - Malaikat Pencabut Nyawa

Kesalehan nabi Idris as mengundang kekaguman para malaikat. Suatu ketika dengan

menyamar sebagai manusia, datanglah malaikat Izrail berkunjung ke rumah nabi Idris as.

Setelah menyampaikan salam, malaikat Izrail dipersilahkan masuk. Awalnya nabi Idris as

tidak menyadari bila tamunya merupakan malaikat. Namun setelah beberapa hari menolak

untuk makan dan tidur, nabi Idris as akhirnya dengan hati-hati menanyakan keanehan

tersebut kepada tamunya.

Alangkah terkejutnya nabi Idris as setelah mengetahui tamunya merupakan malaikat Izrail.
Saya adalah Izrail, malaikat pencabut nyawa, kata sang tamu. Nabi Idris as sangat kaget.

Jadi, engkau datang untuk mencabut nyawa saya? tanya nabi Idris as.

Malaikat Izrail kemudian menjelaskan kehadirannya karena ingin lebih mengenal nabi Idris

as lebih dekat. Mengetahui hal ini nabi Idris as kemudian memanfaatkan kehadiran malaikat

Izrail dengan mengajukan dua permintaan. Permintaan pertama adalah bagaimana rasanya

mati? Permintaan kedua adalah keinginan untuk melihat surga dan neraka. Dengan ijin Allah,

malaikat Izrail memenuhi dua permintaan tersebut.

Rasa Sakit Kematian Permintaan

Permintaan pertama nabi Idris as adalah ingin mengetahui bagaimana rasanya nyawa

dicabut?

Sebenarnya saya ingin merasakan bagaimana rasanya jika nyawa seseorang sedang di

cabut, ujar nabi Idris.

Permintaan yang aneh, sebab umumnya manusia sangat takut dengan kematian. Malaikat

Izrail kemudian mencabut nyawa nabi Idris as. Setelah bangun dari kematian nabi Idris as

kemudian ditanya bagaimana rasanya sakaratul maut?

"Sesungguhnya ibarat terkelupasnya kulit dalam keadaan hidup-hidup, maka rasa sakit

menghadapi maut itu lebih dari 1000 kali sakitnya." ujar nabi Idris as.
Malaikat Izrail lalu menjelaskan, ia mencabut nyawa nabi Idris as dengan lemah lembut

seperti yang biasa dilakukan ketika mencabut nyawa orang-orang beriman.

Karena penasaran, kemudian nabi Idris as bertanya bagaimana rasa kematian orang tidak

beriman. Malaikat Izrail menjelaskan, mereka akan dicabut nyawanya dengan rasa sakit yang

luar biasa. Rasa sakit tersebut akan terus dirasakan hingga hari kiamat.

Melihat Surga Dan Neraka

Permintaan kedua nabi Idris as adalah keinginannya untuk melihat surga dan neraka. Lagi-

lagi malaikat Izrail menunjukan keheranannya.

Ya Nabi Allah, mengapa ingin melihat neraka? Bahkan para malaikat pun takut

melihatnya, sahut malaikat Izrail.

Terus terang, saya takut sekali kepada Azab Allah itu. Tapi mudah-mudahan, iman saya

menjadi tebal setelah melihatnya,ujar nabi Idris as.

Setibanya di neraka, nabi Idris as langsung pingsan tak sanggup melihat kekejaman di neraka.

Malaikat penjaga neraka sangat menakutkan dan menyeret semua manusia yang durhaka

kepada Allah ke dalam berbagai siksaan yang mengerikan. Api neraka berkobar dahsyat,

suara gemuruhnya membuat gentar, pemandangan yang sangat menakutkan.


Dari neraka, kemudian nabi Idris as diantar ke surga. Malaikat Ridwan menyambutnya

dengan suka cita. Penghuni surga akan senang bertemu dengan malaikat Ridwan, karena ia

akan menyambutnya dengan sikap sopan dan lemah lembut.

Melihat surga, nabi Idris as sangat terpesona, kagum dengan keindahannya. Berkali-kali

diucapkannya, "Subhanallah, subhanallah, subhanallah....". Sungai-sungai surga airnya

bening seperti kaca. Pohon-pohonnya batangnya terbuat dari emas dan perak. Pohon buah-

buahan ada di setiap penjuru dan buahnya segar, ranum dan harum.

Nabi Idris as juga melihat istana-istana pualam bagi penghuni surga. Ketika berkeliling, nabi

Idris as didampingi bidadari-bidadari cantik dan anak-anak muda yang wajahnya amat

tampan. Mereka semua bertingkah laku dan bertutur kata sopan.

Nabi Idris as sangat ingin meminum air surga, Bolehkah saya meminumnya? Airnya

kelihatan sejuk dan segar sekali.. Malaikat Izrail pun menjawab, Silahkan minum, inilah

minuman untuk penghuni surga..

Maka para pelayan surga pun datang, mereka mengantarkan minuman air surga

menggunakan gelas berupa piala yang terbuat dari emas dan perak. Nabi Idris as pun

meminum air surga itu dengan penuh nikmat. Alhamdulillah, alhamdulillah,

alhamdulillah....,, nabi Idris as bersyukur berulang-ulang.


Wafat Nabi Idris as?

Dikisahkan nabi Idris as hidup hingga umur 365 tahun dan berteman erat dengan malaikat

penghuni surga. Malaikat tersebut kemudian membawanya ke langit namun terhenti di langit

keempat. Mereka bertemu dengan malaikat maut.

Malaikat tersebut bertanya kepada malaikat maut, berapa sisa umur nabi Idris as? Malaikat

maut kemudian bertanya, dimanakah nabi Idris karena dirinya telah diperintahkan untuk

mencabut nyawanya. Akhirnya nabi Idris meninggal dan tetap berada di langit keempat.

Seperti dijelaskan pada hadits yang diriwayatkan Anas bin Malik:

"... Aku dibawa naik ke langit keempat. Jibril minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa

ini? Jibril menjawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad, jawab Jibril.

Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jibril menjawab: Dia telah diutus. Kami pun dibukakan.

Ternyata di sana ada Nabi Idris as. Dia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan.

Allah Taala berfirman Kami mengangkatnya pada tempat (martabat) yang tinggi...." (Shahih

Muslim 1:309 dan 1:314)

F. NASEHAT DAN AJARAN

Berikut ini adalah beberapa nasihat dan untaian kata mutiara Nabi Idris.

Kesabaran yang disertai iman kepada Allah (akan) membawa kemenangan.

Orang yang bahagia adalah orang yang waspada dan mengharapkan syafaat

dari Tuhannya dengan amal-amal salehnya.


Bila kamu memohon sesuatu kepada Allah dan berdoa, maka ikhlaskanlah niatmu.

Demikian pula (untuk) puasa dan salatmu.

Janganlah bersumpah palsu dan janganlah menutup-nutupi sumpah palsu supaya kamu

tidak ikut berdosa.

Taatlah kepada rajamu dan tunduklah kepada pembesarmu serta penuhilah selalu

mulutmu dengan ucapan syukur dan puji kepada Allah.

Janganlah iri hati kepada orang-orang yang baik nasibnya karena mereka tidak akan

banyak dan lama menikmati kebaikan nasibnya.

Barang siapa melampaui kesederhanaan tidak sesuatu pun akan memuaskannya.

Tanpa membagi-bagikan nikmat yang diperolehnya, seseorang tidak dapat bersyukur

kepada Allah atas nikmat-nikmat yang diperolehnya itu.


BAB III
KESIMPULAN

Didalam Al-Quran tidak disebutkan sesuat utentang Nabi Idris secara terperici
mengenai kehidupan dan ajaran-ajaranya dan juga tidak ada sandaran kuat tentang
kehidupannya
Al-qaran hanya mengambarkan Nabi Idris as. Dengan keterangan mengenai sifat-sifat beliau
yaitu sabar, kebenaran, dan ketinggian derajat
Kesimpulan pendapat-pendapat para ulama mengenai beliau adalah Nabi Idris as. Merupakan
Nabi pertama yang menerima wahyu dari malaikat Jibril untuk memberi petunjuk kepada
keturunan Qabil supaya mereak kembali dari kesesatan dan kekafiran mereka serta bertobat
kepada Allah dan berjalan menurut syariaatnya.
DAFTAR PUSTAKA

o Zaid Hussein Al-Hamid. Kisah 25 Nabi dan Rosul, PT. Pustaka Amani Jakarta.
o Prof. R. H. A. Soenarjo, S.H., Al-Quran dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara
Peterjemah/Pentafsir Al-Quran.
o Al-Hamid, Zaid Husein. Kisah 25 Nabi dan Rosul, PT. Pustaka Amani, Jakarta, 1995.
o Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya
o Habanakah Abdurrahman Pokok-Pokok Akidah

Anda mungkin juga menyukai