Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH qurdis tentang

“Ujian dan cobaan”

Disusun oleh : Destri mahira putri

KELAS : XI IPA V

MAN 6 JAKARTA KAMPUS B


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan taufik dan
hidayah-NYA kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarganya, para sahabatnya, dan mudah-mudahan sampai kepada kita selalu
umatnya.

Makalah ini menyajikan tentang ujian dan cobaan. Seiring dengan berakhirnya


penyusunan makalah ini, sepantasnyalah penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah turut membantu penyusun dalam penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini,


oleh karena itu peyusun berharap adanya kritik dan saran yang membangun. Penyusun
berharap kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun maupun pembaca dan mudah-
mudahan makalah ini dijadikan ibadah di sisi Allah Swt.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb
PENDAHULUAN

 Hidup adalah perjuangan”, istilah itulah yang mungkin paling tepat untuk mendeskripsikan
makna dari sebuah kehidupan. Maka setiap manusia yagn hidup di dunia ini tidak akan pernah
lepas dari berbagai jenis perjuangan. Jika seorang manusia ingin hidup tanpa mau berjuang, maka
sama saja ia sedang mengharapkan sebuah kematian untuk menjemputnya.

Di dalam ajaran Islam, Allah swt mengatakan di dalam Al Quran bahwa manusia diciptakan tidak
lain hanyalah untuk mengabdi/beribadah kepada Allah swt. Artinya, jika ada manusia yang tidak
mau beribadah kepada Allah swt maka ia tidak patut untuk hidup.

Cobaan memang terkadang terasa sangat berat, sehingga banyak sekali manusia yang merasa
sangat menderita manakala mendapatkan cobaan dari Allah swt. Bahkan ada pula yang nekat
mengakhiri hidupnya karena tidak mampu untuk bertahan dengan cobaan yang tengah
dialaminya.

Umat muslim tidak pantas bersikap demikian. Putus asa dan terjebak dalam duka yang tak
berkesudahan bukanlah sifat seorang muslim. Seorang muslim hendaknya senantiasa optimis dan
berpikiran positif. Berbaik sangka kepada yang telah memberikan cobaan, yaitu Allah swt adalah
jalan terbaik yang diajarkan oleh Islam. Karena sesungguhnya Allah swt akan menjawah sesuai
dengan prasangka hamba-Nya. Jika hambanya berprasangka buruk, maka keburukanlah yang
akan diterimanya. Namun, jika hambanya senantiasa berbaik sangka maka Allah swt pun akan
memberikan kebaikan kepadanya.

Syukur dan sabar adalah merupakan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Sebagaimana kehidupan kita yang terkadang senang atau susah, lapang atau sempit, kaya atau
miskin dan lain-lain. Hidup adalah ujian, maka atas kondisi apapun kita ada dalam ujian Allah
swt. Pada saat kita mendapatkan kesenangan, kelapangan rizki, menjadi orang kaya ujiannya
adalah pandai tidak kita bersyukur. Sedangkan pada suatu ketika kita mendapatkan kesusahan,
kesempitan rizki, menjadi orang miskin ujiannya adalah mampu tidak kita bersikap sabar.
UJIAN DAN COBAAN
Ujian Dan Cobaan Menurut Pandangan Islam. Di dalam ajaran Islam, Allah swt mengatakan
di dalam Al Quran bahwa manusia diciptakan tidak lain hanyalah untuk mengabdi/beribadah
kepada Allah swt. Artinya, jika ada manusia yang tidak mau beribadah kepada Allah swt
maka ia tidak patut untuk hidup.

Ibadah kepada Allah swt, itulah perjuangan hidup yang diajarkan di dalam Islam. Islam tidak
mengajarkan umatnya untuk bermalas-malasan. Islam mengajarkan umatnya untuk berjuang,
karena Islam mengajarkan bahwa Allah swt tidak akan merubah nasib suatu kaum melainkan
kaum itu sendirilah yang harus berjuang untuk merubahnya. Sama saja dengan seorang
karyawan yang direkrut untuk bekerja, kalau dia tidak mau bekerja maka berhenti saja
menjadi karyawan.

Satu hal yang identik dengan perjuangan adalah adanya cobaan. Cobaan adalah salah satu
bagian dari setiap perjuangan yang tidak dapat dihindarkan, pasti dialami dan dirasakan oleh
setiap manusia dalam perjalanan hidup.

Islam telah mengajarkan kepada umatnya bahwa tidak ada sesuatu apapun yang telah
diciptakan di dunia ini melainkan pasti ada manfaatnya. Tidak ada yang diciptakan dengan
sia-sia, dan tidak ada pula yang diciptakan tanpa tujuan. Allah swt telah
memperhitungkannya dengan sangat sempurna. Bahkan Islam mengajarkan bahwa setiap
cobaan itu merupakan salah satu bentuk pembersih dari dosa-dosa yang telah diperbuat,
cobaan merupakan tanda cinta dari Allah swt. Semakin Allah swt mencintai seorang hamba
maka semakin banyak cobaan yang akan diberikan-Nya. Hal itu tidak lain hanyalah untuk
semakin meningkatkan rasa cinta dan kedekatan umatnya kepada-Nya.

Islam memandang cobaan sebagai suatu pelajaran yang bernilai positif, bukan sebagai satu
hal yang negatif. Begitulah kacamata Islam, selalu mengajarkan untuk melihat dengan
kacamata positif. Cobaan merupakan gudang hikmah yang sangat berharga. Banyak hikmah
yang dapat dipetik melalui sebuah cobaan, di antaranya adalah:

Cobaan adalah Pembersih. Dalam kacamata Islam, cobaan yang menimpa seorang muslim
sebenarnya adalah bukti kasih sayang Allah swt kepada umat-Nya. Karena, dengan cobaan
itulah Allah swt akan membersihkan seseorang dari dosa-dosanya yang telah overload. Kalau
dosa-dosa tersebut tidak dibersihkan, tentu saja akan mencelakakan manusia tersebut.

A.    Ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang ujian dan cobaan

    Qs. Al-Ankabut(29): 2-3


(۲) ‫ب النَّاسُ أَ ْن يُ ْت َر ُكوا أَ ْن يَقُولُوا آ َمنَّا َوهُ ْم ال يُ ْفتَن‬ َ ‫أَ َح ِس‬
(۳)  َ‫ص َدقُوا َولَيَ ْعلَ َم َّن ْال َكا ِذبِين‬
َ َ‫َولَقَ ْد فَتَنَّا الَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِ ِه ْم فَلَيَ ْعلَ َم َّن هَّللا ُ الَّ ِذين‬
2.      “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah
beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?”
3.      “Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui
orang-orang yang dusta.”

   Qs. Al-Baqarah (2): 286


‫رًا‬e‫ص‬ْ ِ‫ا إ‬eeَ‫لْ َعلَ ْين‬ee‫ت َربَّنَا ال تُ َؤا ِخ ْذنَا ِإ ْن ن َِسينَا أَوْ أَ ْخطَأْنَا َربَّنَا َوال تَحْ ِم‬ ْ َ‫ال يُ َكلِّفُ هَّللا ُ نَ ْفسًا إِال ُو ْس َعهَا لَهَا َما َك َسب‬
ْ َ‫ت َو َعلَ ْيهَا َما ا ْكتَ َسب‬
‫رْ نَا َعلَى‬e‫ص‬ ُ ‫ا فَا ْن‬eeَ‫ا أَ ْنتَ َموْ الن‬eeَ‫ا َوارْ َح ْمن‬eeَ‫رْ لَن‬eeِ‫فُ َعنَّا َوا ْغف‬ee‫ ِه َوا ْع‬eِ‫َك َما َح َم ْلتَهُ َعلَى الَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِنَا َربَّنَا َوال تُ َح ِّم ْلنَا َما ال طَاقَةَ لَنَا ب‬
(۲۸۶) َ‫ْالقَوْ ِم ْال َكافِ ِرين‬
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat
pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya. (Mereka berdo`a): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami
lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban
yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya
Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami
memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah
Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".

B. Solusi dari Al-Qur’an dan hadits dalam menghadapi ujian dan cobaan.

1.   Muhasabah diri
Lakukan muhasabah (evaluasi diri) mengapa ujian dan cobaan itu terjadi? Adakah hal
tersebut Allah berikan kepada kita sebagai peningkatan kualitas keimanan?. Muasabah ini
juga sangat penting agar kita menyadari titik kesalahan dan kekeliruan kita. Sehingga kita
dapat bertindak lebih baik di masa-masa selanjutnya.
2.   Menerima dengan ridla.
Terimalah ujian dan cobaan yang kita hadapi dengan hati yang ridla. Jikapun kita tidak ridla
dengan apa yang terjadi, hal itu tidak akan bisa mengubah apa yang telah berlalu. Dengan
keridlaan justru hati menjadi tenang, pikiran menjadi jernih dan lapang untuk menemukan
solusi. Sehingga kita dapat bangkit dengan penuh ketegaran melewati ujian tersebut. Sikap
ridla juga akan mendatangkan keridlaan serta rahmat Allah atasnya.
Bertaubat jika bersalah
Adakalanya ujian dan cobaan itu diberikan oleh Allah SWT untuk mengingatkan kita atas
kesalahan dan kekeliruan yang kita lakukan. Jika kita telah menyadari bahwa ada kekhilafan
yang telah kita lakukan, maka bersegeralah untuk bertaubat, yaitu dengan menyesali
kesalahan tersebut, berjanji untuk tidak mengulanginya dan berusaha untuk menggantinya
dengan amal yang lebih baik.
3.   Memahami sunnatullah
Boleh jadi ibadah kita sudah mantap, akhlak juga sudah baik, tetapi jika perilaku kita
terhadap lingkungan di sekitar kita tidak sesuai dengan sunnatullah, maka musibah pun akan
tetap datang. Maka kita harus memperbaiki perilaku kita agar tidak bertentangan
dengan sunnatullah.
4.   Bersyukur
Seorang mukmin yang memiliki kualitas iman yang tinggi bukan saja menerima ujian dan
cobaan yang datang dengan sabar serta ridla, bahkan dia dapat bersyukur. Dia menyadari
bahwa sesungguhnya ujian dan cobaan belum seberapa dibandingkan dengan yang diterima
orang lain. Ini akan menjadikan ia terus bersyukur, karena merasa Allah SWT masih sayang
kepadanya. Ia yakin masih ada nikmat iman dan Islam yang lebih berharga dari dunia dan
seluruh isinya.
5.   Tetap optimis
Tidak ada alasan untuk berputus asa, harapan hari esok lebih baik akan selalu terbuka.
Kesenangan itu tidak akan terasa jika tidak ada sakit.
6.   Mendekatkan diri kepada Allah
Puncak dari semua ikhtiar yang kita lakukan untuk menghindari dan menerima ujian dan
cobaan itu dengan sebaik-baiknya adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kita sadar
bahwa Dia mencintai dan menyayangi kita. Maka apapun yang diberikan, kita tidak akan
menolak-Nya, menaati perintah-Nya serta meninggalkan larangan-Nya.
PENUTUP

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka kami menyimpulkan bahwa:


Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti akan diberi ujian dan cobaan oleh Allah SWT.
Tentunya Allah mempunyai tujuan dalam memberikan ujian dan cobaan tersebut, seperti
halnya saat manusia diciptakan di dunia ini yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT. Ujian
dan cobaan itu juga bisa dijadikan salah satu alat dalam beribadah kepada Allah SWT. Dan
Allah SWT akan menguji seberapa kuat dan sungguh-sungguh dalam beriman dan bertakwa
kepada Allah SWT. Hal itu bisa dilihat dalam penyikapan yang manusia lakukan terhadap
ujian dan cobaan yang menimpanya. Ada beberapa solusi yang bisa dilakukan oleh manusia
dalam menghadapi ujian dan cobaan, antara lain: muhasabah diri, menerima dengan ridla,
bersabar, bertaubat jika bersalah, memahami sunatullah, bersyukur, tetap optimis,
mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai