Standar Kompetensi:
QS. At-Tahrim: 6; QS. Thaha: 132; QS. Al-Anam: 70; QS. An-Nisa: 36
dan QS. Hud: 117-119 dan hadist tentang tanggung jawab manusia
terhadap keluarga dan masyarakat
A. Pendahuluan
Manusia sebagai makhluk Allah Swt yang bertugas sebagai khalifah fil ardh mengemban
amanah untuk menjaga diri, keluarga dan masyarakatnya dari penyebab-penyebab kebinasaan
yang menjerumuskan ke dalam api neraka.
Penyebab utama kebinasaan manusia ialah perbuatan syirik, meninggalkan amar maruf
nahyi munkar, durhakan kepada kedua orangtua, lari dari peperangan, mendzalimi saudara dan
kerabat, menghardik anak yatim dan miskin, tidak peduli kepada kaum dhuafa, tidak ramah
kepada lingkungan dan sebagainya. Semuanya itu ialah faktor-faktor penyebab kebinasaan atau
keruksakan baik pada tatanan mikro seperti individu dan keluarga sampai ke tatanan maskro
pada masyarakat umum dan negara.
Namun demikian keruksakan itu tidak akan terjadi jika penduduk suatu negri berbuat baik
dengan beribadah kepada Allah, tidak menyekutukannya, berbakti kepada orangtua,
memperhatikan karib-kerabat, menyayangi yatim, miskin dan kaum dhuafa lainnya, serta berbuat
baik kepada lingkungan (flora dan fauna).
Itu semua merupakan tanggungjawab manusia baik untuk dirinya sendiri, atau untuk
rakyatnya kalau ia berkuasa atau mempunyai kekuasaan dari mulai seorang majikan sampai raja
atau persiden. Tanggung jawab suami kepada keluarganya, isteri kepada suami dan anak-
anaknya. Tanggung jawab bawahan, hamba, pegawai, pembantu kepada pekerjaan yang telah
diamanahkan oleh atasannya. Jika mereka semua menjalankan amanahnya masing-masing
dengan baik, maka mereka akan memperoleh Rahmat Allah Swt dan akan terbebas dari
kebinasaan baik di dunia maupun diakhirat.
dirimu
dan keluargamu
bahan bakarnya
manusia dan batu
3. Terjemah
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang
keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
4. Munasabah Al-Ayat
Ayat sebelumnya menjelaskan bahwa kalau nabi mencerai istrinya, barangkali akan ada
pengganti yang lebih baik. Pada ayat ini dijelaskan kewajiban seorang muslim untuk menjaga
diri dan keluarganya dari api neraka yang mempunyai penjaga malaikat yang kasar dan keras.
5. Penjelasan (Tafsir)
a. Yang dimaksud dengan1
:
- Menurut Imam Ali bin Abi Thalib ialah Ajarilah diri dan keluargamu kebaikan dan didiklah
mereka.(HR.Baihaqi, Abdul Razaq, Al-Faryabi, Said bin Mansur, Abd bin Hamid, Ibnu
Jarir, Ibnu Mundzir, dan Hakim)
- Ibnu Abbas mengatakan ajarkanlah mereka untuk taat kepada Allah Swt dan takutlah
maksiat kepada-Nya, perintahkan keluargamu dengan berdzikir niscara Allah Swt akan
menyelamatkanmu dari Api neraka (HR. Ibnu Jarir dan Ibnu Mundzir)
- Suatu saat Rasulullah Saw membaca lalu para sahabat bertanya
bagaiman kami menjaga keluarga kami dari api neraka! Lalu Rasulullah Saw bersabda:
kamu menyuruh mereka dengan sesuatu yang dicintai oleh Allah Swt dan melarang
mereka dari sesuatu yang dibenci oleh Allah Swt (HR. Ibnu Marduwaih bersumber dari
Zaid bin Aslam)
- Mujahid mengatakan wasiatilah keluargamu untuk takwa kepada Allah Swt (HR. Abd bin
Hamid dari Mujahid).
- Menurut Dhahak, Muqatil merupakan hak seorang muslim ialah mendidik keluarga,
kerabat dan amat-abdnya terhadap apa yang diperintahkan dan dilarang oleh Allah Swt
b. Yang dimaksud dengan
yang berarti bahan bakarnya adalah manusia
dan batu. Manusia yang menjadi bahan bakar menurut Ibnu Katsir ialah mayit-mayit bani
Adam As, yaitu mereka mengingkari Allah Swt dan tidak beriman, musyrik kepada-Nya,
orang-orang yang dosanya sangat banyak mereka semua menjadi bahan bakar api neraka.
Kalimat ini juga termaktub dalam QS Al-Baqarah:24 dengan redaksi yang sama dan
disebutkan bahwa api neraka tersebut telah disiapkan bagi orang-orang kafir.
peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan
bagi orang-orang kafir.
1
Lihat Suyuthi, Tafsir Durul Mantsur, Juz.29 Surat At-Tahrim CD Maktabah Maarif Islamiyah
Belajar Interaktif Al-Quran-Hadits Kelas XII MA 18
Dan yang dimaksud dengan hajar atau batu menurut Ibnu katsir ialah berhala-berhala yang
disembah oleh manusia sebagaimana firman Allah Swt QS. Al-Anbiya:21 berikut:
Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan Jahannam,
kamu pasti masuk ke dalamnya.
Nabi Isa As suatu waktu lewat sebuah gunung yang tergantung antara langit dan bumi,
kemudian ia masuk, dan menangis lalu meras kagum darinya, kemudian keluar. Nabi Isa As
bertanya: bagaimana kisah gunung ini? Mereka menjawab; kami tidak mengetahui, seperti
itulah nenek moyang kami memberi tahu kami. Kemudian nabi Isa As berdoa; Ya Allah
izinkanlah kepada gunung ini agar mengabarkan kisahnya, Allah Swt mengijinkannya, lalu
gunung itupun berkata ketika Allah berfirman
aku bergetar takut
menjadi bahan bakar api neraka tersebut. Kemudian aku berdoa untuk memberikan rasa aman
kepadaku. Maka ia berdoa kepada Allah Swt dan Allah mengabulkannya, lalu Allh berfirman
sekarang engkau telah menetap, maka gunung itupun kembali menetap ke bumi. (HR. Ibnu
Mundzir bersumber dari Abdul Aziz bin Abi Rawad)
Dan api neraka mempunyai penjaganya yaitu malaikat Malik sebagai komandannya, sifat-sifat
malaikat penjaga neraka disebutkan dengan 2 sifat yaitu yang berarti kasar, keras,
bengis dan sebagainya karena di dalam hati para penjaga tersebut tidak ada kasih sayang. Dan
ini sesuai dengan tuga mereka yaitu menjaga neraka yang isinya ialah orang-orang kafir.
kepada keluargamu.
mendirikan shalat
dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.
Kami tidak meminta rezki kepadamu,
Kamilah yang memberi rezki kepadamu.
Dan akibat (yang baik) itu
3. Terjemah
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam
mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki
kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.
4. Munasabah Al-Ayat
5. Penjelasan (Tafsir)
Perintahlah wahai Rasul keluargamu dan selamatkanlah mereka dari api neraka yaitu dengan
mendirikan shalat dan bersabar dalam menunaikan dan memeliharanya dengan dawam atau
kontinyuitas. Karena Allah Swt tidak meminta rejeki, Dia-lah yang memberikan rejeki
kepadamu, kepada keluargamu, dengan demikian gunakan waktu luang itu untuk beribadah
dan bertakwa kepada Allah Swt. Dan akibat orang-orang yang bertakwa dan taat ialah surga.
Umar bin Khatab pernah melakukan shalat sepanjang malam sampai akhir malam, lalu ia
membangunkan keluarganya untuk shalat dan berkata: shalat! Shalat! Dan membaca ayat ini
(HR. Malik dan Baihaki bersumber dan Aslam)
Rasulullah Saw apabila menemui keluarganya merasa berat dan sempit lalu menyuruh mereka
untuk shalat dan membaca ayat ini. (HR. Ibnu Abi Hatim, Ibnu Mundzir, Thabrani dan Abu
Nuaim dalam Hilayah bersumber dari Abdullah bin Salam.
D. Membaca 3
1. Membaca Al-Anam: 70
(70)
2. Mufrodat
Lapadz Makna
Dan tinggalkanlah
agama mereka
dan senda-gurau,
, karena perbuatannya sendiri
Tidak akan ada baginya selain daripada
Allah.
pelindung
dan azab yang pedih
3. Terjemah
Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan
senda-gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan
Al Qur'an itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena
perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak (pula) pemberi syafa`at
selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak
akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam
neraka, disebabkan perbuatan mereka sendiri. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air
yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.
4. Munasabah Al-Ayat
Ayat sebelumnya menjelaskan bahwa tidak ada pertanggungjawaban orang-orang bertakwa
atas dosa mereka yang mengolok-olok ayat Allah Swt, yang ada ialah agar orang-orang
bertakwa mengingatkan mereka untuk bertakwa. Pada ayat ini menjelaskan agar menghindari
orang-orang yang bermain-main dalam agama dan memperingatkan mereka agar tidak
menjerumuskan diri ke neraka.
5. Penjelasan (Tafsir)
Yang dimaksud dengan kalimat yang berarti agar tidak dijerumuskan ke dalam
neraka ialah diri atau jiwa tidak menuju kepada kehancuran atau kebinasaan dan terpenjara di
dalam api neraka serta menghalangi pahala. Arti basala ialah menahan sesuatu dan
mencegahnya dengan kuat.
yang
Kalimat
berarti minuman dari air yang sedang mendidih. Kalimat
hamim disini merupakan panas dalam batas terakhir yaitu sangat panas sekali.
Ayat ini merupakan taukid atau penguat terhadap ayat sebelumnya, untuk meninggalkan
orang-orang yang bermain-main dengan agama yaitu kaum musyrikin yang bermain-main
dengan agama mereka dengan agama berhalanya, mereka membuat berhala, disembah lalu di
makan. Mereka telah menyia-nyiakan umur kepada perkara yang tidak ada manfaatnya yaitu
main dan senda gurau, mereka malah sibuk dengannya, keindahan kehidupan dunia membuat
mereka benar-benat tergoda dan hanyut dalam nafsunya seakan-akan keindahan tersebut
membuat mereka kekal abadi. Mereka sibuk dengan kelezatan dunia yang hina sebagaimana
firman Allah Swt dalam QS. Al-Hijr:3 berikut:
Dan peringatkanlah manusia dengan Al-Quran dan nasehatilah mereka agar mereka tidak
menahan dari berbuat baik dan agar mereka tidak terjerumus ke dalam neraka jahanam
dengan sebab perbuatannya dan menyerahkan diri ke dalam kehancuran. Perhatikanlah firman
Allah Swt
(39) ( 38)
Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya,
kecuali golongan kanan,
tidak ada bagi mereka pelindung dan pemberi syafaat. Sudah maklum bahwa tidak ada yang
mampu memberikan syafat kecuali dengan izin-Nya.
Walaupun ia mengerahkan segala cara untuk menebusnya niscaya tidak akan ada manfaatnya.
Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka, disebabkan perbuatan mereka
sendiri. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang
pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.
-Al-Quran merupakan sebaik-baiknya pengingat bagi manusia dari keterjerumusan dirinya
terhadap kebinasaan dan siksa di neraka jahanam, dan seorang muslim yang benar ia
menjadikan Al-Quran sebagai iman dan sunah Rasululullah Saw sebagai manhaj, maka ia
tidak akan tertipu dengan angan-angan dan keraguan.
(lihat Al-Quran tentang syafat) hubungan ayat ini denga tanggung jwab manusia.kalaui ini
dengan masyarakat. kembangkan
E. Membaca 4: Beribadah Kepada Allah dan Berbuat Baik Kepada Orangtua, kerabat dan
seterusnya
1. Membaca QS. An-Nisa: 36
(36)
2. Mufrodat
Lapadz Makna
Sembahlah Allah
berbuat baiklah
karib-kerabat
tetangga yang dekat
teman sejawat
ibnu sabil
dan hamba sahayamu
tidak menyukai
tidak menyukai
sombong
orang-orang yang
3. Terjemah
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri,
4. Munasabah Al-Ayat
Ayat sebelumnya menjelaskan bahwa kalau ada persengketaan antara suami-isteri maka
keduanya harus mengirim hakim untuk menyelesaikannya jika keduanya berkehendak untuk
islah (berdamai). Pada ayat ini perintah untuk menyembah Allah Swt, berbuat baik kepada
kedua orangtua, kerabat dan seterusnya.
5. Penjelasan (Tafsir)
Pada ayat ini anda diajak untuk mempelajari kandungan QS. An-Nisa:36 yang berbicara
mengenai akhlak Al-Quran dalam hal tauhid sebagai infestasi (modal) keimanan pertama
dengan mengeesakan Allah Swt dan tidak berbuat syirik kepada-Nya. Untuk lebih jelas,
marilah kita bahas satu persatu kandungannya:
a. Kalimat yang artinya Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Mengandung pesan tauhid uluhiyah
(ketuhanan) dengan hanya menyembah, tunduk menyerahkan diri dalam keadaan sirran
(tersembunyi: sendiri) danalaniyah (terang-terangan bersama orang lain/bersama-sama),
atau secara bathin dan dzahir dengan ikhlas yaitu memurnikan maksud dan tujuan
beribadah hanya karena Allah Swt semata, ia tidak beribadah tidak mengharapkan imbalan
kecuali imbalan dan keridhaan Allah Semata. Ayat ini membawa pesan dalam berinteraksi
atau berakhlak dengan Sang Khalik atau hablum minallahi (hubungan manusia dengan
Tuhannya).
b. Pesan kalimat yang artinya Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-
bapa. Ia membawa pesan bahwa kita semua termasuk anda harus berbuat baik kepada
kedua orang tua, sebagai kewajiban anak kepadanya. Ayat ini membawa pesan bagaimana
berinteraksi dengan kedua orangtua kita yang menjadi sebab jalan kita dilahirkan ke dunia.
Berbuat baik atau berbakti kepadanya merupakan suatu kewajiban setelah keduanya
Belajar Interaktif Al-Quran-Hadits Kelas XII MA 23
mengurus, mendidik, membimbing kita sebagai putera-puterinya dengan tanpa lelah.
Banyak ayat ataupun hadits yang menjelaskan kewajiban berbakti kepada ibu-bapak,
bahkan sampai-sampai keridhaan dan kemurkaan Allah Swt ada pada kedua orangtua.
Sebaliknya orang yang durhaka kepada kedua orangtua merupakan perbuatan dosa besar.
Ini menunjukkan pentingnya berbuat baik kepadanya, baik ketika masih hidup ataupun
sepeninggalnya.
Berbuat baik kepada kedua orang tua dapat dilakukan dengan perkataan yang baik, tutur
Implement
kata lemah-lembut, suara secukupnya, sikap menghormat dan melayaninya, atau dengan
asi
berinfak kepadanya sesuai dengan kemampuan, karena memberikan sesuatu (uang,
makanan san sebagainya) kepada mereka, dapat membuat mereka bangga dan bahagia
sehingga akan keluar kata-kata doa, inilah yang sangat dibutuhkan oleh kita sebagai
putera-puterinya. Sudahkah annda berbuat baik kepada ibu-bapak anda! Jika belum segera
berbuat baiklah kepadanya, memohon maaf dan doa restu kepadanya. Sebab jika keduanya
telah tiada kepada siapa kita akan memohon doa? Yang keridhaannya juga merupakan
keridhaan Ilahi Rabbi.
c. Kalimat yang berarti berbuat baik kepada karib-kerabat. Huruf wawu pada
kalimat ini dan seterusnya sampai akhir ayat ialah huruf athaf (penghubung) yang
mempunyai hubungan dengan kalimat sebelumnya yaitu berbuat baik. Juga mempunyai
makna lil ikhtishar atau untuk meringkas, artinya tidak perlu pada kalimat sesudah wabil
walidaini ihsanan menggunakan ihsana lagi tetapi cukup dengan memakai huruf wawu,
selain itu huruf wawu juga bermakna littaqib artinya berbuat baik mempunyai prioritas
dalam sesuai urutan dalam ayat ini, yaitu berbuat baik kepada ibu-bapak terlebih dahulu,
lalu kepada karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan
tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Karib kerabat ialah saudara sekandung, seibu, sebapak, paman atau bibi baik dari ibu atau
dari bapak dan putera puteri mereka. Semuanya kerabat dan mereka mempunyai hak waris
walaupun mahjub (terhalang) atau jauh.
d. Kalimat yang berarti anak yatim ialah orang yang ditinggal wafat oleh bapaknya
dalam keadaan masih kecil.
yang
e. Kalimat
artinya orang-orang miskin ialah orang yang tidak mampu
mencukupi kebutuhan pokoknya sehari-hari.
yang berarti tetangga yang dekat ialah yang letak rumahnya dekat
f. Kalimat
dengan kita ada juga yang menyebutkannya dengan nasab.
g. Kalimat
yang berarti tetangga yang jauh ialah yang letak rumahnya jauh dari
kita atau nasabnya jauh.
h. Kalimat
yang artinya sahabat karib ialah teman kita atau yang paling
dekat dengan kita baik dalam pekerjaan atau perjalanan walaupun bertemu dengan singkat.
i. Kalimat yang berarti ibnu sabil atau Musafir (yang memerlukan pertolongan)
yaitu mereka yang sedang melakukan perjalanan kemudian kehabisan bekal atau tidak
punya bekal.
j. Dan kalimat
yang artinya hamba sahayamu. hamba sahayanya baik
abid atau amat (hamba sahaya laki-laki atau perempuan).
negeri
secara zalim
sedang penduduknya
orang-orang yang berbuat kebaikan
Jikalau Tuhanmu menghendaki.
tentu Dia menjadikan manusia
berselisih pendapat
Kecuali orang-orang yang diberi rahmat
oleh Tuhanmu.
Dan untuk itulah Allah menciptakan
mereka
telah ditetapkan
Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya)
semuanya
3. Terjemah
Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang
penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan. Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu
Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat.
Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah
menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: sesungguhnya
Aku akan memenuhi Neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.
4. Munasabah Al-Ayat
Ayat sebelumnya (11:116) menjelaskan bahwa keruksakan kaum terdahulu ialah karena tidak
ada yang mencegah terhadap orang-orang yang berbuat keruksakan dimuka bumi, mereka
hanya mementingkan kemewahan untuk diri sendiri. Pada ayat ini (11:117) Allah Swt bahwa
Ia tidak akan membinasakan suatu negeri bila di dalamnya masih ada orang yang berbuat
baik.
5. Penjelasan (Tafsir)
Bila anda membaca lebih mendalam terhadap ayat ini, anda akan menemukan bahwa
manusia mempunyai tanggungjawab terhadap masyarakatnya. Apabila masyarakat diseru
dalam kebaikan dan mereka menerima, tentu anda akan membayangkan betapa masyarakat itu
sangat baik dan beriman kepada Allah Swt, halnya sebuah kota santri yang disana sini
terdapat orang yang mengaji, di dalam dan di luar rumah mereka berbakti sehingga mereka
memperoleh Rahmat Ilahi Rabbi. Agar lebih jelas marilah kita bahas kandungan QS.
Hud:117-119 tersebut:
a. Ayat 117 surat Hud ini menjelaskan bahwa Allah Swt tidak akan membinasakan suatu
negeri jika penduduknya berbuat kebaikan. pada ayat ini disebut kata dzalim atau dengan
cara dzalim, yang dimaksud menurut Wahbah ialah perbuatan syirik. Dan kalimat
muslihun yaitu orang yang senantiasa berbuat kebaikan atau kemaslahatan, ia
bertanggungjawab tidak hanya kepada dirinya, tetapi juga bertanggung jawab kepada
masyarakat, dengan menjalankan amar maruf nahyi munkar sebagai bentuk kepedulian
dan perhatian kepada masyarakatnya.
Dan masyarakat terdiri dari beberapa keluarga, keluarga terdiri dari individu-individu. Jika
individu-individu ini baik maka insya Allah masyarakatnya akan baik, sebaliknya jika
buruk maka masyarakatnya juga akan ikut buruk. Baik-buruknya suatu masyarakat akan
nampak dari sikap dan prilaku mereka. Oleh karena jika suatu penduduk negeri berbuat
baik akan mencegah turunnya kebinasaan, baik berupa bentuk musibah atau peperangan
dan sebagainya. Terutama kebaikan tersebut ialah nilai-nilai tauhid, nilai-nilai ini mampu
meredam kemurkaan Allah Swt.
Belajar Interaktif Al-Quran-Hadits Kelas XII MA 26
Sama halnya dengan sekolah anda, jika penghuninya yaitu murid, guru dan SDM
Implemen komponen pendidikan lainnya baik maka citra sekolah tersebut akan baik, tidak terjadi
tasi
kecurangan dalam ujian, tidak akan terjadi tawuran antar kelas atau sekolah, tidak akan ada
kesenggangan antara tenaga kependidikan dan siswa-siswinya. Justru yang ada ialah
ketentraman, kenyamanan, ketertiban, keamanan yang buat hati tenang dan merindukan
suasana seperti itu, ukhuwah Islamiyah amat terasa, seakan-akan semua lingkungan
sekolah ialah keluarga kita. Bahkan ketika anda ditanya sekolah dimana, lalu masyarakat
mengetahui akhlak sekolah tersebut yang baik, maka anda akan dihormat dengan
sendirinya.
Sebaliknya jika sekolah anda tidak baik dengan adanya tawuran, geng-gengan, kemalasan,
ketidakharmonisan, maka akan menyebabkan kejenuhan, tidak kerasan tinggal disekolah,
tidak kondusif, banyak gangguan dan sebagainya. Yang akan mencederai sekolah anda dan
image yang buruk di mata masyarakat.
b. Ayat 118 menjelaskan seandainya Allah Swt menghendaki agar manusia menjadi umat
yang satu niscaya mereka menjadi umat yang satu, akan tetapi manusia senantia berada
dalam perselisihan. Wahbah menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan umat yang satu
ialah semua manusia masuk Islam, sehingga mereka semua berada dalam satu agama yang
diridhai oleh Allah Swt. Huruf lau mempunyai makna pengandaian yang sebenarnya tidak
akan terjadi karena Allah Swt tidak menghendakinya.
c. Ayat 119 memberikan takhsis atau pengkhususan dari ayat sebelumnya (118) yaitu
manusia yang senantiasa berselisih. Pada ayat ini Allah mengkhususkan bahwa terdapat
umat yang tidak berselisih yaitu orang-orang yang diberi Rahmat oleh Allah Swt, mereka
tidak berselisih. Tetapi antara mereka saling menasehati dengan kesabaran dan kebenaran,
serta mengamalkan amar maruf nahyi munkar (lihat surat Al-Asr).
d. Lalu pada akhir ayat 119 Allah Swt menutup dengan firman yang artinya Kalimat
Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: sesungguhnya Aku akan memenuhi Neraka
Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya. Ketetapan tersebut telah
sempurna dalam qadha dan qadarnya Allah Swt, sehingga aspek qadha dan qadar ini masuk
dalam rukun iman sebagai aspek penting dalam keimanan kepada Allah Swt. Dan jin-
manusia ialah yang akan memenuhi neraka jahanam, sebagaimana telah disebutkan dalam
QS.At-Tahrim:6 dan Al-Baqarah:24 bahwa manusia ialah salah satu bahan bakar neraka.
Jin dan manusia yang memenuhi neraka ini ialah meraka yang durhaka kepada Allah Swt
dengan kafir, mengingkarinya, berbuat dosa dan sebagainya.
bertanggungjawab
Seorang pemerintah
rumah tangga, suami dan anak-
anaknya
Seorang hamba
1084 Hadis Ibnu Umar r.a: Diriwayatkan daripada Nabi s.a.w katanya: Baginda telah
bersabda: Ketahuilah Kamu semua adalah pemimpin dan kamu semua akan
bertanggungjawab terhadap apa yang kamu pimpin. Seorang pemerintah adalah pemimpin
manusia dan dia akan bertanggungjawab terhadap rakyatnya. Seorang suami adalah
pemimpin bagi ahli keluarganya dan dia akan bertanggungjawab terhadap mereka.
Manakala seorang isteri adalah pemimpin rumah tangga, suami dan anak-anaknya, dia akan
bertanggungjawab terhadap mereka. Seorang hamba adalah penjaga harta tuannya dan dia
juga akan bertanggungjawab terhadap harta tuannya. Ingatlah, kamu semua adalah
pemimpin dan akan bertanggungjawab terhadap apa yang kamu pimpin *
4. Kedudukan Hadits
Hadits ini adalah hadits sahih yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dari Bisyr bin
Muhammad al-Marwazy dari Abdullah dari Yunus dari Zuhry dari Salim bin Abdullah dari
Ibnu Umar. Rawi-rawi yang meriwayatkan hadits ini diantaranya ialah:
- Imam Muslim, bab Imarat, no. 3408.
- Tirmidzi,no.1627.
- Abu Daud, bab Kharaj, Imarat dan Fai, no. 2539.
- Ahmad, bab musnad kebanyakan dari sahabat, no. 4266, 4920, 5603, 5635, dan 5753.
5. Penjelasan (Tafsir)
Pada bagian akhir bab ini anda akan mempelajari secara lebih spesifik atau khusus mengenai
tanggung jawab manusia. Pada hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar terdapat 5 point:
a. Setiap individu atau orang adalah pemimpin dan akan bertanggungjawab terhadap apa
yang dipimpinnya. Maksudnya ialah masing-masing manusia mempunyai amal atau
perbuatannya masing-masing baik bermanfaat atau tidak. Allah Swt telah memerintahkan
manusia untuk beribadah kepada-Nya, sudah semestinya manusia menyembahnya.
Perbuatan manusia selain mempunyai kewajiban beribadah kepada Allah Swt sebagai
hablum minallahi juga mempunyai perbuatan yang berhubungan dengan manusia, dan
lingkungan hidup atau hablum minan nas wal bi-ah. Semua yang bersumber dari manusia
baik itu ucapan atau perbuatan (tangan, kaki, hidung dsb) akan dipertanggungjawabkan di
pengadilan akherat nanti. Jadi tanggungjawab yang pertama disebutkan dalam hadits ini
ialah tanggung jawab manusia kepada dirinya sendiri.
Anda mengetahui berbagai kasus yang menimpa para pejabat kita yang terkenal
korupsinya, mereka yang tidak bertanggungjawab di dunia sudah hina dengan perkataan
Implemen dan penjara, hidup mereka tidak tenang, walaupun masih ada yang belum tercium atau
tasi masih bebas karena faktor kekuasaan atau politik tetapi nanti di akhirat ia tidak akan
menemukan tempat berlari.
Kalau anda menjadi ketua kelas atau OSIS, PMR, ketua tim klub voli ball dan sebagainya
maka anda mempunyai kekuasaan pada tingkat paling mikro (kecil), dengan demikian anda
mempunyai tanggungjawab memimpin mereka untuk dibawa ke jalan yang benar, bukan
jalan yang tidak baik.
c. Suami adalah pemimpin bagi ahli keluarganya dan dia akan bertanggungjawab terhadap
mereka. Posisi suami di dalam keluarga adalah sebagai kepala rumah tangga yang
bertanggungjawab terhadap ibadah, pendidikan, kesejahteraan istri dan anak-anaknya.
Rasulullah Saw setiap menjelang subuh senantiasa berangkat ke rumah Ali-Fathimah untuk
menyeru shalat, begitu juga yang dilakukan oleh Umar bin Khatab.
d. Isteri adalah pemimpin rumah tangga, suami dan anak-anaknya, dia akan
bertanggungjawab terhadap mereka. Istri yang baik dan bertanggungjawab ialah yang
mampu menjalankan amanah suaminya terutama menjaga kehiomatan dan harta milik
suaminya, begitu juga dalam hal mengurus dan mendidik anak-anaknya merupakan
tanggungjawab bersama. Namun biasanya peran isteri terhadap pendidikan anaknya sangat
berpengaruh besar karena kebanyakan isteri selalu ada di rumah, dan suami sibuk bekerja.
Walaupun demikian suami ataupun isteri yang sama-sama sibuk harus menyempatkan diri
untuk mendidik anak-anaknya terutam untuk beribadah kepada Allah Swt karena mereka
ialah anamah.
e. Hamba adalah penjaga harta tuannya dan dia juga akan bertanggungjawab terhadap harta
tuannya. Seorang hamba atau pegawai, pembantu, bawahan dan seterusnya ia mempunyai
tanggungjawab terhadap majikan, atasan atau tuannya dalam menjalankan amanah bekerja,
karena itu adalah kewajibannya. Hak dia adalah mendapatkan upah sesuai dengan
perjanjian.
Kemudian hadits ini ditutup dengan ungkapan yang pertama, yaitu Ingatlah, kamu semua
adalah pemimpin dan akan bertanggungjawab terhadap apa yang kamu pimpin. Pengulangan
atau tikrar ini mempunyai faedah litaukid atau menguatkan agar orang yang membacanya
memperhatikan atau diulang karena saking pentingnya aspek ini yang ditekankan kepada
masing-masing individu mempunyai tanggungjawab.
Hadits hadits lain mengenai tanggung jawab manusia dan masyarakat
: 56
*
Belajar Interaktif Al-Quran-Hadits Kelas XII MA 29
56 Diriwayatkan daripada Abdullah bin Amru bin al-As r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Di antara
dosa-dosa besar ialah seorang lelaki mencerca kedua orang tuanya. Para Sahabat bertanya: Wahai Rasulullah!
Adakah akan berlaku seorang lelaki memaki-hamun kedua orang tuanya Rasulullah menjawab dengan
bersabda: Ya. Seorang lelaki yang memaki hamun bapa seorang lelaki lain, nescaya lelaki itu memaki kembali
bapanya, begitu juga sekiranya seorang lelaki memaki hamun ibu seorang lelaki lain, nescaya lelaki itu juga
akan memaki hamun ibunya *
1503
:
*
1503 Diriwayatkan daripada Abdullah bin Amru r.a katanya Telah datang seorang lelaki kepada Nabi s.a.w
memohon izin kepada baginda agar diperkenankan untuk turut berperang. Nabi s.a.w bersabda: Adakah kedua
orang tuamu masih hidup Lelaki itu menjawab: Ya, masih hidup. Nabi s.a.w bersabda: Berbuat baiklah kepada
mereka, maka keluarlah berperang *
H. Penutup
1. Setiap manusia ialah pemimpin bagi dirinya, suami bagi keluarganya, isteri bagi suami dan
anak-anaknya, hamba bagi tuannya dan penguasa bagi rakyatnya. Semuanya akan dimintai
pertanggungjawabannya.
2. Penyebab utama kebinasaan suatu kaum adalah perbuatan syirik.
3. Keridhaan dan Kemurkaan Allah Swt berada pada keridhaan dan kemurkan kedua orang tua
selama tidak memerintahkan bermaksiat kepada-Nya.
4. Syirik, Durhaka kepada kedua orangtua dan meninggalkan shalat merupakan dosa besar.
5. Manusia dan batu merupakan bahan bakar neraka.
Mutiara Hikmah
Isteri Yang Taat Kepada Suami
Ada sebuah kisah, bahawa pada masa Nabi s.a.w. ada seorang laki-laki
yang akan berangkat berperang, yang berpesan kepada isterinya : "Hai
isteriku janganlah sekali-kali engkau meninggalkan rumah ini, sampai aku
kembali pulang." Secara kebetulan, ayahnya menderita sakit, maka wanita
tadi mengutus seorang laki-laki menemui Rasulullah s.a.w.
Rasullullah s.a.w. bersabda kepada utusan itu : "Agar dia mentaati suaminya". Demikian
pula si wanita, mengutus utusan tidak hanya sekali sehigga akhirnya dia mentaati suaminya dan
tidak berani keluar rumah.
Maka ayahnya pun meninggal dunia dan dia tetap tidak melihat mayat ayahnya dan dia
tetap sabar. Sehingga suaminya kembali pulang. Maka Allah menurunkan wahyu kepada Nabi
s.a.w. yang berbunyi, Maksudnya : "Sesungguhnya Allah s.w.t. telah mengampuni wanita tersebut,
disebabkan ketaatannya kepada suaminya."
Belajar Interaktif Al-Quran-Hadits Kelas XII MA 30
Evaluasi
A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas, tepat dan singkat!
Mujahid ialah:
4. Yang dimaksud dengan
a. Ajarkanlah mereka untuk taat kepada Allah Swt dan takutlah maksiat kepada-Nya,
perintahkan keluargamu dengan berdzikir niscara Allah Swt akan menyelamatkanmu
dari Api neraka
b. Ajarilah diri dan keluargamu kebaikan dan didiklah mereka.
c. Hak seorang muslim ialah mendidik keluarga, kerabat dan amat-abdnya terhadap apa
yang diperintahkan dan dilarang oleh Allah Swt
d. Kabarilah mereka agar takut terhadap api neraka.
Belajar Interaktif Al-Quran-Hadits Kelas XII MA 31
e. Wasiatilah keluargamu untuk takwa kepada Allah Swt.
5. Yang dimaksud dengan manusia sebagai bahan bakar api neraka ialah:
a. Orang-orang Kafir
b. Orang-orang Yahudi
c. Orang-orang Nasrani
d. Orang-orang Yang Berbuat Rusak
e. Orang-orang Fasik
6. Yang dimaksud dengan batu sebagai bahan bakar api neraka ialah:
a. Batu Bata
b. Berhala
c. Batu yang dijadikan sesembahan
d. Batu Bara
e. Batu Batuan
ialah:
18. Yang dimaksud dengan
a. air yang panasnya 1000 celcius
b. air yang panasnya 10000 celcius
c. air yang panasnya 100000 celcius
d. air yang panasnya 1000000 celcius
e. air yang panasnya mencapai puncak panas
20. Apabila berumur 10 kemudian anak tidak shalat maka, anak tersebut harus:
a. Dipukul sampai jera
b. Dipukul wajahnya
c. Dipukul punggungnya sampai membekas
d. Dihukum tidak makan satu hari
e. Dipukul tetapi tidak menyebabkan luka
***