Tujuan Pembelajaran
UJI PUBLIK
1. Peserta didik mampu memahami nilai Islam dalam membentuk sikap cinta tanah
air dan bela negara
2. Peserta didik mampu memahami bahwa syariat Islam adalah dasar pembentukan
kerajaan Islam yang mampu memperkokoh persatuan dan kesatuan Indonesia
3. Peserta didik mampu mengamalkan sikap gigih, toleran dan tanggung jawab
dalam mencintai dan membela tanah air
4. Peserta didik mampu mengamalkan sikap tasamuh dan cinta damai
5. Peserta didik mampu menganalisis sejarah kerajaan Islam di Indonesia
6. Peserta didik mampu menganalisis peranan kerajaan-kerajaan awal Islam
terhadap perkembangan Islam di Indonesia
7. Peserta didik dapat menyimpulkan keterkaitan sejarah kerajaan-kerajaan Islam
dengan pembentukan sikap cinta tanah air dan bela negara di Indonesia
8. Peseta didik mampu menilai peranan kerajaan-kerajaan awal Islam terhadap
perkembangan Islam di Indonesia
KERAJAAN ISLAM DI
INDONESIA
Kerajaan Islam
di Sumatra
SEJARAH PERKEMBANGAN
KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
Kerajaan Islam
di Jawa
Kerajaan Islam
di Kalimantan
PERAN KERAJAAN (Banjar)
TERHADAP PERKEMBANGAN
ISLAM DI INDONESIA Kerajaan Islam
di Gowa-Tallo
UJI PUBLIK
Kerajaan Islam
di Ternate
Kerajaan Islam di
Nusa Tenggara
UJI PUBLIK
http://sejarahmajapahitlengkap.blogspot.com
UJI PUBLIK
https://www.romadecade.org/
Berbagai jenis dan bentuk benda maupun artefak sebagai bukti kehadiran agama Islam di
seluruh wilayah Indonesia. Sejarah mencatat perkembangan kerajaan-kerajaan Islam pada
awal abad ke XIII hingga XVI ada di bumi Indonesia, mulai dari kerajaan Samudra Pasai
di Aceh pulau Sumatra, kerajaan Demak, Mataram di pulau Jawa hingga kesultanan
Gowa-Tallo di Sulawesi. Keberadaan kerajaan dan kesultanan Islam memberi dampak
yang luas terhadap perkembangan agama Islam dan terbentuknya sosial budaya
masyarakat Indonesia.
Penguasa Samudera Pasai bernama Merah Silu yang memeluk agama Islam atas
ajakan Syekh Ismail. Syekh Ismail adalah seorang da'i dan utusan Syarif Mekah
yang datang melalui Malabar. Setelah memeluk agama Islam, Merah Silu mengganti
namanya menjadi Malik al-Saleh. Raja Samudera Pasai ini memperistri putri
kerajaan Perlak yang bernama Ganggang Sari, sehingga adanya perkawinan kedua
kerajaan tersebut menjadi kekuatan besar untuk penyebaran dakwah Islam di
UJI PUBLIK
Sumatera dan daerah-daerah sekitarnya. Menurut para sejarawan bahwa Samudera
Pasai bukanlah kerajaan Islam pertama di Nusantara. Karena sebelumnya, telah
berdiri Kerajaan Perlak dan Aru. Kerajaan Samudera Pasai berada di pesisir timur
laut Aceh (sekitar Kabupaten Lhokseumawe atau Aceh Utara sekarang). Ibu kotanya
ada di muara Sungai Pasangan. Terdapat dua kota besar yang terletak berseberangan
di muara Sungai Pasangan, yaitu Samudera dan Pasai.
Dalam catatan Ibnu Batutah pada tahun 1345 menyatakan, ketika Ibnu Batutoh
singgah di Pasai, raja yang berkuasa bernama Malik al-Zahir. Ibnu Batutah
menganggap bahwa raja ini benar-benar menunjukkan citra sebagai seorang raja
muslim. Malik al-Zahir dikenal sebagai seorang raja yang ortodoks, suka mengajak
dan mengundang diskusi dengan para ahli fikih dan ushul, sehingga istananya ramai
dikunjungi para cendekiawan dari berbagai negeri. Ia mengadakan hubungan dengan
dunia Islam, diantaranya dengan Persia dan Delhi.
Pada tahun 1521 kerajaan Samudera Pasai ditaklukkan dan dikuasai oleh
Bangsa Portugis yang kemudian menguasainya selama tiga tahun. Setelah itu, sejak
tahun 1524 dan seterusnya, Kerajaan Samudera Pasai masuk di bawah kekuasaan
Kerajaan Aceh yang berpusat di Bandar Aceh Darussalam. Kerajaan Aceh didirikan
1. Kerajaan Demak
Kerajaan Demak diakui sebagai kerajaan Islam
pertama di Jawa. Kerajaan Demak didirikan oleh
Raden Fatah (1500-1518 M). Mulanya, ia adalah
seorang adipati di Bintoro, Demak. Raden Fatah
secara terang-terangan memutuskan ikatan dengan
Majapahit, yang kala itu tengah mengalami masa
http://sejarahbudayanusantara.weebly.com
kemunduran. Dan atas prakarsa para wali, Ia mendirikan kerajaan Islam yang beribu
kota Demak, sehingga lebih dikenal dengan Kerajaan Demak. Kesuksesan Kerajaan
2. Kerajaan Pajang
https://sejarahlengkap.com
kesultanan Cirebon menjadi “perantara”
antara kebudayaan Jawa dan Sunda. Sehingga,
di Cirebon muncul budaya yang khas, yaitu kebudayaan Cirebon yang tidak
didominasi oleh kebudayaan Sunda maupun kebudayaan Jawa.
Kesultanan Cirebon dimulai dari Ki Gedeng Tapa, yaitu seorang saudagar di
pelabuhan Muarajati. Pondasi Kesultanan Cirebon dimulai tanggal 1 sura 1358 tahun
jawa atau bertepatan dengan tahun 1445 M dan mulai saat itu menjadi daerah yang
terkenal dengan nama desa Caruban. Kuwu atau Kepala desa pertama adalah Ki
Gedeng Alangalang dan wakilnya adalah Walangsungsang. Walangsungsang adalah
putra Prabu Siliwangi dan nyi Mas Subanglarang (putri Ki Gedeng Tapa).
UJI PUBLIK
Walangsungsang yang bergelar Cakrabumi diangkat menjadi Kuwu setelah Ki
Gedeng Alang-alang meninggal, kemudian bergelar Pangeran Cakrabuana.
Pangeran Cakrabuana mendirikan istana Pakungwati, dan membentuk
pemerintahan Cirebon. Dengan demikian kesultanan Cirebon didirikan oleh
pangeran Cakrabuana. Seusai menunaikan ibadah haji, Pangeran Cakrabuana disebut
Haji Abdullah Iman, dan tampil sebagai raja Cirebon pertama yang memerintah
istana Pakungwati, serta aktif menyebarkan Islam.
Pada tahun 1479 M, kedudukan Pangeran Cakrabuana digantikan oleh
keponakannya yang bernama Syarif Hidayatullah (1448-1568 M). Setelah wafat,
Syarif Hidayatullah dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati, atau juga bergelar
Ingkang Sinuhun Kanjeng Jati Purba Penetep Panatagama Awlya Allah Kutubid
Jaman Khalifatu Rasulullah. Pada perkembangan berikutnya ternyata banyak yang
meyakini bahwa Syarif Hidayatullah adalah pendiri dinasti kesultanan Cirebon dan
Banten, kemudian menyebarkan Islam di Majalengka, Kuningan, Kawali Galuh,
Sunda Kelapa, dan Banten. Syarif Hidayatullah wafat pada tahun 1568, terjadilah
kekosongan jabatan pimpinan tertinggi kerajaan Islam Cirebon. Kosongnya
kekuasaan itu kemudian diisi oleh Fatahillah yang kemudian naik tahta, secara resmi
Kesultanan Ternate (Kerajaan Gapi) adalah salah satu dari 4 kerajaan Islam di
Maluku dan merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di nusantara. Didirikan oleh
Baab Mashur Malamo pada 1257. Di masa jaya kekuasaannya membentang mencakup
UJI PUBLIK
wilayah Maluku, Sulawesi utara, timur dan tengah, bagian selatan kepulauan Filipina
hingga sejauh kepulauan Marshall di pasifik. Pulau Gapi atau Ternate mulai ramai di
awal abad XIII, penduduk Ternate awal merupakan warga eksodus dari Halmahera.
Awalnya di Ternate terdapat 4 kampung yang masing-masing di kepalai oleh seorang
momole (kepala marga), merekalah yang pertama-tama mengadakan hubungan
dengan para pedagang yang datang dari segala penjuru mencari rempah-rempah.
Tahun 1257 momole Ciko pemimpin Sampalu terpilih dan diangkat sebagai Kolano
(raja) pertama dengan gelar Baab Mashur Malamo (1257-1272). Kerajaan Gapi
berpusat di kampung Ternate, yang dalam perkembangan selanjutnya semakin besar
dan ramai sehingga oleh penduduk disebut juga sebagai “Gam Lamo” atau kampung
besar (Gamalama).
Di masa-masa awal suku Ternate dipimpin oleh para Momole. Setelah
membentuk kerajaan jabatan pimpinan dipegang seorang raja yang disebut Kolano.
Sultan Zainal Abidin meninggalkan gelar Kolano dan menggantinya dengan gelar
Sultan. Para ulama menjadi figur penting dalam kerajaan. Setelah Sultan sebagai
pemimpin tertinggi, ada jabatan Jogugu (perdana menteri) dan Fala Raha sebagai para
penasihat. Fala Raha atau Empat Rumah adalah empat klan bangsawan yang menjadi
UJI PUBLIK
G. Peranan Kerajaan terhadap perkembangan Islam di Indonesia
Dalam perkembangannya, kerajaan Islam ini memiliki peran yang sangat besar dalam
proses penyebaran agama Islam di tanah air. Beberapa peran dari kerajaan Islam yang
dianggap penting tersebut di antaranya adalah:
1. Ketika agama Islam di anut oleh Raja atau Sultan dan juga para pejabat Istana serta
para bangsawan dan di ikuti seluruh keluarganya maka di ikuti pula lapisan
masyarakat secara umum.
2. Kegiatan politik dan ekonomi kerajaan Islam menjadi sarana dalam melaksanakan
dakwah.
3. Dakwah Islam menjadi motivasi dan spirit dalam mengusir penjajah dari bumi
nusantara.
4. Memudahkan transaksi perdagangan dengan para pedagang dari kawasan Timur
Tengah. Pada saat itu, para pedagang dari Gujarat kerap berkelana hingga ke
daerah yang jauh untuk berdagang. Dengan adanya kerajaan Islam, maka ada
kesamaan budaya dari kedua belah pihak sehingga lebih memudahkan dalam
menjalin hubungan.
H. Hikmah Pembelajaran
1. Kita dapat meneladani kegigihan para penyebar Islam di Indonesia dalam
menyebarkan Islam yang Rahmatan Lil ‘Alamin.
2. Kita dapat menealdani model kepemimpinan para raja pada masa dahulu.
3. Memperluas khazanah ke ilmuan kita dalam memahami sejarah awal berdirinya
kerajaan Islam di Indonesia.
K. Uji Kompetensi
1. Jelaskan mengapa pendirian kerajaan Islam menjadi hal yang penting dalam
UJI PUBLIK
menyebarluaskan Islam di Nusantara?
2. Berikan contoh peranan kerajaan Islam Demak dalam menyebarkan Islam
di Pulau Jawa?
3. Siapakah raja dari kerajaan Demak yang mengalami masa kejayaan dalam
memimpin?
4. Apa yang menjadi penyebab berdirinya kerajaan Demak?
5. Mengapa pada masa Sultan Ageng Tirtayasa kerajaan Banten mengalami
masa kejayaan?
6. Sebutkan kerajaan Islam yang terbentuk karena perjanjian Giyanti?
7. Jelaskan persekutuan daerah antar kerajaan terkait dengan adanya
persaingan penguasaan dagang di Maluku?
8. Jelaskan tatanan kehidupan masyarakat setelah adanya kerajaan Islam
dalam memandang perbedaan budaya?
9. Sebutkan peranan penting kerajaan Islam di Nusantara?
10. Mengapa Sultan Hasanudin menyerahkan kekuasaan kepada putranya
Mapasomba?