Anda di halaman 1dari 18

FASE PEMERINTAHAN BANI

ABBASIYAH (FASE KETIGA 334-


447 H)
NAMA ANGGOTA KELOMPOK:

1. Clara Andini Nurhakiki (07)


2. M. Syahril Amri ()
3. Namira Siti Aisyah (29)
4. Sonya Adilla Rahmah (36)
Peristiwa
Kondisi penting yang
Masa di fase
Umum fase terjadi di fase
ketiga
ketiga ketiga

Fase Pemerintahan Bani Abbasiyah (fase


ketiga 334-447 H)

Kebijakan
Khalifah yang setiap
berkuasa Khalifah
MASA DI FASE KETIGA
Pada periode ini, Daulah Abbasiyah berada di bawah
kekuasaan Bani Buwaih. Keadaan Khalifah lebih buruk
dari sebelumnya, terutama karena Bani Buwaih
adalah penganut aliran Syi’ah. Khalifah tidak lebih
sebagai pegawai yang diperintah dan diberi gaji. Bani
Buwaih membagi kekuasaannya kepada tiga bersaudara :
Ali untuk wilayah bagian selatan negeri Persia, Hasan
untuk wilayah bagian utara, dan Ahmad untuk wilayah
Al- Ahwaz, Wasit dan Baghdad.
Dengan demikian Baghdad pada periode ini tidak
lagi merupakan pusat pemerintahn Islam karena telah
pindah ke Syiraz di masa berkuasa Ali bin Buwaih yang
memiliki kekuasaan Bani
KONDISI UMUM FASE KETIGA
Pada masa ini dikenal dengan masa disintregasi di
kekuasaan dinasti abbasiyah dan mulukt tawaif di dinasti
umayyah 2 andalusia. Wilayah jauh abbasiyah seperti di
afrika utara, dan di india minta merdeka dari abbasiyah.
Tuluniyah dan fatimiyah di mesir, serta idrisi di
maroko dan sabaktakim di india mengumumkan
merdeka dan lepas dari kekuasaan pusat abaiyah.
Pada fase ini perkembangan ilmu masih berjalan meskipun
sudah menurun, mahasiswa dari eropa masih tetap belajar di
pusat-pusat peradaban islam baik di bahgdad maupun di
andalusia masih diramaikan dengan kegiatan belajar mengajar,
karya-karya monumental dari ilmuan umaiyah andalusia juga
masih menjadi idola para pengajar eropa untuk
mempelajarinya
PERISTIWA PENTING YANG TERJADI DI
FASE KETIGA
Selanjutnya periode II, III, IV, kekuasaan Politik Abbasiyah
sudah mengalami penurunan, terutama kekuasaan politik
sentral. Hal ini dikarenakan negara-negara bagian (kerajaan-
kerajaan kecil) sudah tidak menghiraukan pemerintah pusat,
kecuali pengakuan politik saja. Panglima di daerah sudah
berkuasa di daerahnya,dan mereka telah mendirikan atau
membentuk pemerintahan sendiri misalnya saja munculnya
Daulah-Daulah kecil, contoh;Daulah Bani Umayyah di
Andalusia atau Spanyol, Daulah Fatimiyah.
 Pada periode ini, Daulah Abbasiyah berada di bawah kekuasaan
Bani Buwaih. Keadaan Khalifah lebih buruk dari sebelumnya,
terutama karena Bani Buwaih adalah penganut aliran Syi’ah.
Khalifah tidak lebih sebagai pegawai yang diperintah dan diberi
gaji. 
 Baghdad pada periode ini tidak lagi merupakan pusat
pemerintahn Islam karena telah pindah ke Syiraz di masa
berkuasa Ali bin Buwaih yang memiliki kekuasaan Bani Buwaih.
 Dalam bidang ilmu pengetahuan Daulah Abbasiyah
terus mengalami kemajuan pada periode ini. Pada masa inilah
muncul pemikir-pemikir besar seperti al-Farabi, Ibnu Sina, Al-
Biruni, Ibnu Maskawaih, dan kelompok studi Ikhwan as-Safa.
Bidang ekonomi, pertanian, dan perdagangan juga mengalami
kemajuan. Kemajuan ini juga diikuti dengan pembangunan
masjid dan rumah sakit. Pada masa Bani Buwaih berkuasa di
Baghdad, telah terjadi beberapa kali kerusuhan aliran antara
Ahlussunnah dan Syi’ah, pemberontakan tentara dan sebagainya.
KHALIFAH YANG BERKUASA PADA FASE
KETIGA
 Al mu’thi
 Ath – Thai

 Al-Qadir

 Al – Qayyim
AL MU’THI
 Al-Muthi‘ Lillahi
 (Arab: 0‫مطيع‬00‫) لا‬
bergelar Abu al-Qasim
  Nama aslinya al-Fadhl
bin al-Muqtadir bin al-
Mu'tadhid
 Merupakan Khalifah Bani
Abbasiyah di Baghdad
 Berkuasa tahun  946 -974.

 Lahirkan pada tahun 301


H / 914 M
ATH - THAI
 Ath-Tha'i
Lillah (932 - 1003)
(Arab: B‫هلل‬BBB‫ب‬
BB‫ ا‬B‫طائع‬BB‫) لا‬
 Bergelar Abu Bakar 

 Nama asli Abdul-Karim
bin al-Muthi‘ adalah 
 Memerintah
dari 974 hingga 991 M 
AL- QADIR
 Al-Qadir Billah (Arab: ‫قادر‬BB‫) لا‬
(m. 1031) bergelar Abu al-'Abbas
  Nama asli Ahmad bin Ishaq bin al-
Muqtadir 
  Memerintah 991 - 1031 M.

 Lahirkan pada tahun 336 H atau 947


M
 Dia meninggal pada tanggal 11
Dzulhijjah 422 H atau 29
November 1031 M.
 Dan masa pemerintahannya
berlangsung selama 41 tahun 3 bulan.
AL- QA’IM BI AMRILLAH
 Abu Ja'far Al-Qaim Biamrillah,
 Nama aslinya Abdullah bin Al-
Qadir.
 Lahirkan pada Dzulqa'dah 391 H.
 Ibunya seorang mantan budak
dari Armenia bernama Badar Ad-
Duja, namun ada pula yang
menyebutnya Qathr An-Nada.
 Sebagai khalifah Daulah
Abbasiyah ke-26 (1031-1075 M)
pada Dzulhijjah 423 H
KEBIJAKAN SETIAP KHALIFAH
1. Al mu’thi
 Terjadi bencana kelaparan amat dahsay di Baghdad sehingga
penduduk terpaksa makan bangkai kotoran ternak
 Khalifah tidak lagi berhak mengambil jatah sesukanya dari
Baitul Mal. Baginya telah ditetapkan anggaran tertentu, baik
bagi dirinya maupun tamu dan pejabat istana.
 Selama pemerintahannya terjadi perubahan dalam
ketatanegaraan. Kekuasaan pusat tidak lagi berfungsi sebagai
penguasa meski masing-masing wilayah masih mengakui
kedaulatan khalifah.
2. Ath – Thai
Pada masa pemerintahan Ath-Tha'i, pengaruh Syiah Rafidah
semakin kuat di Mesir, Syam dan wilayah-wilayah Timur dan
Maghrib. Ada seruan dari Bani Ubaidillah agar shalat tarawih
tidak dilakukan.
 Memerintahkan seluruh penduduk agar setiap subuh, maghrib
dan isya’ ditabuh genderang di depan rumah Adhud Ad-
Dauhlah
 Memerintahkan agar menyebut namanya dalam setiap khutbah
3. Al- Qadir
 Al qadir memerintahkan para tentaranya untuk mengamankan
golongan Ahlus Sunnah dari ancaman kaum Syi'ah Rafidhah
yang ingin membunuh para ulama Ahlus Sunnah.
 Mengganti jabatan abu amr sebagai hakim di Basrah

 Mengangkat Abu Al-Hasan bin Abu Asy-Syawarib sebagai


pengganti hakim di Basrah
4. Al- Qayyim
 Memberantas buku bid’ah

 Memberi gelar “mulk” kepada Toghrul Bek yaitu


seorang panglima besar keturunan Bani Seljuk
 Mengangkat cucu nya Abdullah bin Muhammad sebagai
putra mahkota dan memberikan berbagai nasihat
PERTANYAAN

Anda mungkin juga menyukai