Artinya: Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada-Nya, tiada daya dan kekuatan
melainkan dengan pertolongan Allah.
b. Adab ketika di perjalanan
Apabila bepergian menggunakan kendaraan, maka segera membaca doa
sebagai berikut:
Artinya : “Ya Allah, saya mohon kepada-Mu kebaikan negeri ini dan kebaikan
penduduknya serta kebaikan yang ada di dalamnya. Saya berlindung kepada-Mu dari
kejahatan negeri ini dan kejahatan penduduknya serta kejahatan yang ada di
dalamnya”.
Ketika dalam perjalanan melihat sesuatu yang indah, misalnya pemandangan
ataupun hasil pembangunan yang mencengangkan, maka hendaklah megucapkan
“shubhanallah”. Jangan banyak bergurau, tetapi gunakan kesempatan tersebut untuk
tadabbur terhadap ciptaan Allah Swt. Yang tidak kalah pentingnya diperhatikan dalam
akhlak perjalanan adalah ketika menikmati makanan atau minuman di perjalanan
hendaknya membuang sampah pada tempatnya.
Apabila berjalan kaki, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
menjaga akhlak perjalanan, antara lain:
1) Berjalan di sebelah kiri (menyesuaikan aturan negeri yang bersangkutan)
2) Jangan berkejar-kejaran di jalan, berteriak, dan sejenisnya.
3) Apabila berjalan kelompok, jangan mengganggu atau menghalangi pengguna jalan
yang lain.
4) Jika menemukan benda-benda berbahaya misalnya paku, pecahan kaca, dll.,
hendaklah diambil dan di buang di tempat sampah.
5) Jika ada trotoar, maka berjalanlah di trotoar.
6) Jika hendak menyeberang jalan, hendaklah menyeberang di tempat-tempat
penyeberangan seperti zebra cross dan jembatan penyeberangan
c. Adab ketika kembali dari perjalanan
Sebagai ungkapan rasa syukur atas keselamatan selama perjalanan, maka
sesampainya di rumah hendaklah segera mengucapkan hamdalah, sujud syukur,
atau ṣalat sunnah.
D. Adab Bertamu
1. Pengertian Adab Bertamu
Manusia adalah mahluk sosial, maka interaksi antar sesama manusia adalah
sunatullah, sehingga kebisaaan bertamu sudah dilakukan oleh masyarakat sejak masa
tradisional sampai dengan sekarang ini. Dalam pergaulan sehari-hari, istilah bertamu
sering disamakan dengan istilah sillaturrahīm. Memang, diantara tujuan bertamu adalah
untuk menjalin sillaturrahīm. Maka dari itu penggunaan istilah bertamu dan sillaturrahīm
sering dipakai secara bergantian. Bertamu (sillaturrahīm) disamping dianjurkan oleh
ajaran agama, juga merupakan tradisi masyarakat yang perlu dilestarikan. Dengan
bertamu seorang bisa menjalin persaudaraan bahkan dapat menjalin kerjasama untuk
meringankan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
Adakalanya seorang bertamu karena adanya urusan yang serius, misalnya untuk
mencari solusi terhadap problema masyarakat yang aktual. Disamping itu adakalanya
bertamu hanya sekedar bertandang, karena lama tidak ketemu (berjumpa) ataupun
sekedar untuk mampir sejenak.
Artinya : ”jika seseorang diantara kamu telah meminta izin tiga kali, lalu tidak diizinkan,
maka hendaklah dia kembali”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Artinya “Jamuan untuk tamu adalah tiga hari dan hadiah (untuk bekal perjalanan) untuk
sehari semalam. Tidak halal bagi seorang muslim menetap di rumah saudaranya
kemudian membuatnya berdosa”. Para sahabat bertanya: “Wahai, Rasulullah!
Bagaimana ia membuatnya berdosa?” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallammenjawab: “Ia
(tamu tersebut) menetap padanya, namun tuan rumah tidak mempunyai sesuatu untuk
memuliakannya”. (HR. Muslim)
Menurut Imam Malik, yang dimaksud dengan jaizah sehari semalam adalah :
memuliakan dan menjamu tamu pada hari pertama dengan hidangan istimewa dari
hidangan yang bisaa dimakan tuan rumah sehari-hari. Sedangkan hari kedua dan ketiga
dijamu dengan hidangan bisaa sehari-hari. Ringkasnya, apabila kedatangan tamu,
maka hendaklah diperhatikan hal-hal berikut ini:
a. Berpakaian sopan.
b. Terimalah tamu dengan sopan santun dan ramah-tamah.
c. Jawablah samam dengan ucapan ”wa ’alaikumussalam” bila memberi salam
d. Tunjukkan wajah yang berseri-seri, tanpa membedakan siapa tamu yang hadir.
e. Wanita yang sendirian di rumah dilarang menerima tamu laki-laki.
f. Persilakan masuk dan duduk.
g. Suguhilah hidangan dan minum .
h. Apabila tamu tersebut ingin ketemu orang tua kita, maka segeralah beri tahu orang
tua kita.
i. Ajaklah bicara dengan penuh kehangatan dan keakraban.
j. Jawablah ”salam” apabila tamu mengucapkan salam untuk pamit pulang
k. Antarlah tamu sampai depan rumah/halaman, ketika pulang.