A. Pendahuluan
Seorang pelajar hendaknya mempunyai tata krama yang baik dalam
kehidupannya. Baik saat ia berada di rumah, sekolah maupun di lingkungan
masyarakat. Demikian juga para pedagang, pembeli, petani, karyawan dan
pejabat hendaknya mempunyai tata krama dalam melaksanakan semua
aktivitas kesehariannya. Jika setiap orang memiliki tata krama yang baik,
kehidupan bermasyarakat akan nyaman dan mendapat keberkahan dari Allah
swt. Sebaliknya apabila setiap orang tidak memiliki tata krama dalam
kehidupannya, akan terjadi kekacauan dan perselisihan. Jika sudah demikian
maka Allah swt. akan segera murka.
َد ْبِن َأِبي َح ِبيٍب َع ْن َأِبي َأْفَلَح اْلَهْم َداِنِّي2َأْخ َبَر َن ا ُقَتْيَب ُة َق اَل َح َّد َثَنا الَّلْيُث َع ْن َيِز ي
َع ْن اْبِن ُز َر ْيٍر َأَّن ُه َس ِمَع َع ِلَّي ْبَن َأِبي َط اِلٍب َيُق وُل ِإَّن َنِبَّي ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه
َو َس َّلَم َأَخ َذ َح ِريًر ا َفَجَع َلُه ِفي َيِم يِنِه َو َأَخ َذ َذ َهًبا َفَج َع َلُه ِفي ِش َم اِلِه ُثَّم َق اَل ِإَّن َه َذ ْيِن
(َحَر اٌم َع َلى ُذ ُك وِر ُأَّمِتي (رواه النسائي
Artinya: “Telah mengabarkan kepada kami Qutaibah ia berkata;
telah menceritakan kepada kami Al Laits dari Yazid bin Abu Habib
dari Abu Aflah al Hamdani dari Ibnu Zurair. Bahwasanya ia pernah
mendengar Ali bin Abu Thalib berkata: “Nabi saw. mengambil sutra
kemudian meletakkan di sisi kanannya, dan mengambil emas lalu
meletakkannya di kiri kirinya, kemudian bersabda: “Sesungguhnya
kedua benda ini haram untuk kaum laki-laki dari umatku.” (HR An-
Nasa’i)
3. Tata krama dalam Perjalanan.
Setiap orang pernah melakukan perjalanan untuk melakukan
berbagai aktivitas kehidupannya. Perjalanan yang dilakukan hendaknya
bernilai ibadah dan memiliki tujuan untuk kebaikan. Misalnya,
mengunjungi orang tua, silaturahim kepada kerabat yang jauh, menuntut
ilmu, dan studi lingkungan.
Oleh karenanya sebagai seorang pelajar Muslim hendaknya
memahami tata krama dalam perjalanan yang baik menurut ajaran Islam.
Contoh tata krama dalam perjalanan, sebagai berikut:
a. Menentukan tujuan yang baik.
b. Diawali dengan doa.
َو َس ِّهْل َع َلَّي، َالَّلُهَّم َذ ِّل ْل ِلي ُص ُعْو َبَة َأْم ِرْي، َو َع َلْي َك َأَتَو َّك ُل، َالَّلُهَّم ِبَك َأْس َتِع ْيُن
، َو اْص ِرْف َع ِّني ُك َّل َش ٍّر، َو اْر ُز ْقِنْي ِم َن الَخ ْيِر َأْكَث َر ِمَّم ا َأْطُلُب، َم َش َّقَة َس َفِرْي
َو َيِّسْر ِلْي َأْم ِرْي، َر ِّب اْش َر ْح ِلِي َص ْد ِرْي
Artinya: “Ya Allah, kepada-Mu aku memohon pertolongan dan
kepada-Mu aku berpasrah. Ya Allah, ringankan kesulitan pada
urusanku, mudahkanlah kendala perjalananku, karuniakanlah
kebaikan bagiku melebihi apa yang kuminta, palingkanlah segala
keburukan dariku. Tuhanku, lapangkanlah hatiku dan mudahkanlah
urusanku.”
c. Membawa perbekalan yang cukup.
d. Bersikap sopan santun selama dalam perjalanan.
e. Tidak meninggalkan kewajiban syariat, seperti sholat.
f. Patuh terhadap peraturan setempat termasuk peraturan lalu lintas.
4. Tata Krama dalam Bertamu dan Menerima Tamu.
Sebagai seorang pelajar Muslim, hendaknya mencontoh perilaku
Rasulallah saw. dalam bertamu dan menerima tamu. Bahkan baginda
Rasul mewajibkan umatnya untuk menghormati dan memuliakan siapa
pun tamu yang berkunjung ke rumahnya. Berikut tata krama dalam
bertamu dan menerima tamu menurut ajaran Islam, yaitu:
a. Etika ketika bertamu adalah sebagai berikut:
1) Ketika memasuki rumah seseorang, hendaknya meminta izin
kepada yang memiliki rumah, caranya dengan mengetuk pintu
dan mengucap salam.
2) Ketika sudah dipersilahkan masuk dan dipersilakan duduk,
duduklah pada tempat yang sudah ditentukan tempatnya oleh
tuan rumah.
3) Ketika menginap hendaknya jangan lebih dari tiga hari.
Barangkali dengan kedatangan tamu yang terlalu lama dapat
menyusahkan tuan rumah. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi
Muhammad saw. yaitu:
َو الِّض َياَفُة َثاَل َثُة َأَّياٍم َفَم ا َبْع َد َذ ِلَك َفُه َو َص َد َقٌة َو اَل َيِح ُّل َل ُه َأْن َيْث ِوَي ِع ْن َد ُه
َح َّتى ُيْح ِر َج ُه
Artinya: “Jamuan hak tamu berjangka waktu tiga hari. Lebih
dari itu, jamuan adalah sebuah sedekah. Tidak boleh bagi tamu
untuk menginap di suatu rumah hingga ia menyusahkannya,”
(HR. Bukhari Muslim).
4) Selama bertamu, hendaknya menunjukan tingkah laku yang
sopan, tidak boleh asal masuk dan seenaknya sendiri.
b. Etika ketika menerima tamu, adalah sebagai berikut:
1) Menyambut dengan sambutan yang ramah, sopan, dan riang.
2) Memberikan jamuan yang paling utama kepada tamu.
3) Memberikan kenyamanan untuk tamu.
4) Menunaikan hajat/ keperluan tamu yang datang tersebut dengan
baik.
5) Mengantarkan tamu ke luar rumah, ketika tamu hendak pulang.
5. Tata Krama di tempat umum.
Sebagai seorang pelajar Muslim, hendaklah berperilaku sopan dan
santun dimana pun, kapan pun dan kepada siapa pun. Berikut ini contoh
perilaku sopan santun yang sebaiknya dilakukan oleh seorang pelajar
Muslim di tempat umum, antara lain:
a. Menghargai dan menghormati setiap orang, terutama orang yang
usianya lebih tua.
b. Menghargai pendapat orang lain.
c. Tidak melakukan sesuatu yang melanggar norma-norma, seperti
menyakiti atau pun menghina orang lain.
d. Tidak memotong pembicaraan orang lain secara tiba-tiba.
e. Bila bertemu dengan orang yang kenal, sebaiknya disapa.
f. Tidak meludah di sembarang tempat.
g. Tidak membuang gas (kentut) didekat orang banyak.
h. Tawadlu, rendah hati, tidak sombong dalam bergaul.
F. Latihan Soal
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tata krama di lingkungan
masyarakat?
2. Sebutkan dan jelaskan macam-macam tata krama di lingkungan
masyarakat?
3. Sebutkan dan jelaskan keutamaan tata krama di lingkungan masyarakat?