TERHADAP SESAMA
Kelas VIII D
MTs Al- Fathimiyah
Mengenai takdir hidup manusia yang diciptakan dalam berbagai jenis dan keadaan, sehingga
mengharuskannya untuk berperilaku terpuji, disebutkan Allah Swt. Dalam Q.S Al- Hujurat ayat 13 berikut:
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki- laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa- bangsa dan bersuku- suku supaya kamu saling kenal- mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (Q.S Al- Hujurat: 13)
Seperti sabda Rasulullah saw: “sesungguhnya orang yang paling utama ialah orang yang mendahului memberi
salam” (H.R Ahmad dari Abu Hurairah)
● Imam Al- Ghazali dalam kitabnya “Ihya ‘Ulumuddin” berpendapat bahwa akhlak
adalah ungkapan sikap yang menimbulkan perbuatan- perbuatan dengan mudah dan
tidak memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu.
Akhlak terpuji atau biasa disebut dengan Akhlakul Karimah atau Akhlakul Mahmudah
adalah sikap baik yang timbul pada diri seseorang lewat upaya pembiasaan di dalam setiap
hal.
B. Macam- Macam Akhlak Terpuji Terhadap Sesama
Ada banyak contoh akhlak terpuji terhadap sesama, diantanya ialah sebagai berikut:
01 Huznudzan 03 Tasamuh
02 Tawaduk 04 Ta’awun
1. Husnudzan
a) Pengertian dan pentingnya Husnudzan
Husnudzan
Berasal dari ُْحسن dan َّ
ْالظ ُن
Baik Prasangka
Maka berarti, Husnudzan adalah setiap pikiran, anggapan dan prasangka yang baik pada orang lain.
ِْ
ِ ح ِِدي ُْ َن اَكذ
َْ ب ال َّ ِن
َّْ الظ َّْ ن فَا َّ اِيَّا ُكمْ َو
َّْ الظ
Artinya: “Sekali- kali janganlah engkau berburuk sangka karena sesungguhnya berburuk sangka itu adalah perkataan
yang paling bohong.” (H.R Bukhari)
d) Bentuk- bentuk Husnudzan
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dijadikan pedoman seseorang yang berhusnudzan.
1. Senantiasa memberi kesempatan bagi orang lain untuk melakukan sesuatu, selama tetap dalam koridor Islam
2. Terbiasa bersikap baik pada keluarga dan orang lain pada umumnya.
3. Membiasakan diri menghindari prasangka buruk terhadap orang lain.
4. Bertaqwa kepada Allah SWT.
“Suatu waktu nabi Muhammad saw. Menunaikan ibadah haji. Beliau menunggang seekor unta jantan yangn
sangat sederhana. Unta itu tidak dilengkapi pelana yang serba mewah dan indah sebagaimana yang dilakukan
oleh raja- raja, melainkan hanya terhampar sehelai permadani yang tipir. Diatas unta itu beliau berdoa, “ya Allah,
jadikanlah ibadah hajiku ini suatu ibadah yang tidak mengundang riya’, takabur, dan angkuh”.
Selain bertawaduk kepada Allah swt dan orang lain, kita juga diperintahkan bertawaduk kepada kedua orang
tua. Hal ini sesuai dengan perintah Allah swt. Dalam Q.S Al- Isra’ ayat 24:
Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai
Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” (Q.S Al-
Isra’ ayat 24)
c) Bentuk Bentuk Perilaku Tawaduk
Menyebarkan senyum, sapa dan salam kepada d) Dampak Positif dari Perilaku Tawaduk
sesama. 1. Adanya rasa hormat yang dimiliki orang lain terhadap
diri kita.
Menyayangi pihak yang lebih muda
2. Memperkuat ukhuwah islamiyah
3. Menimbulkan simpati dari orang lain
4. Mengangkat derajat diri kita dihadapan Allah swt
Menghormati pihak yang lebih tua
Senantiasa memberi contoh yang baik bagi e) Membiasakan Diri Berperilaku Tawaduk
keluarga dan masyarakat Berikut ini beberapa cara untuk membiasakan diri bersikap
Tawaduk:
Menyantuni orang- orang lemah 1. Hanya mengaharap ridha Allah dalam setiap amalan
yang kita lakukan
2. Senantiasa bersabar menghadapi setiap cobaan
Mengembangkan sikap saling tolong- menolong 3. Mengusahakan diri untuk menghindari riya’, sum’ah,
dan toleransi
dan sombong
4. Hendaklah sadar akan kejadian manusia
Selalu berendah hati