Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

AKHLAK BERMASYARAKAT

A. Akhlak bertamu dan menerima tamu


Bertamu dan menerima tamu merupakan salah satu bentuk silaturahmi. Bertamu berarti datang
berkunjung ke tempat orang lain dengan berbagai tujuan mulai dari sekedar singgah atau dalam
suatu perjamuan. Bertamu adalah salah satu cara untuk menyambung tali persahabatan yang
dianjurkan oleh Islam. Dalam prosesnya bertamu dan menerima tamu memiliki aturan sendiri
dalam Islam.

Akhlak bertamu yang baik dalam Islam dapat kita ketahui. Pertama, Niat Baik dalam Bertamu.
Bila ada keperluan, hendaknya keperluan itu bukan dalam hal maksiat. Sebaik-baik tamu adalah
yang membawa kabar gembira. Sebagaimana tamu Nabi Ibrahim as, yang dijelaskan dalam al-
Qur’an surah al-Hijr ayat 51-53.

1. Akhlak Bertamu Dalam islam

Etika-etika tentang bertamu ini baiknya diamalkan dengan serius agar kita dapat menjalin
hubungan dengan sesama dengan baik.
Dalam Islam, ternyata bukan hanya ada adab ketika bertamu tetapi ada juga adab menerima
tamu. Pada sebuah hadits, Rasulullah menganjurkan umatnya agar memuliakan tamu:

َ ‫َم ْن َكانَ يُْؤ ِمنُ بِاهللِ َواليَوْ ِم اآل ِخ ِر فَ ْليُ ْك ِر ْم‬


ُ‫ض ْيفَه‬

Artinya :

Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya ia memuliakan
tamunya,

(HR Muslim).

2. Akhlak menerima Tamu

‫اخ َر َج َخ َر َج ِب َم ْغف َِر ِة ُذ ُن ْو ِب ِه ْم‬ َ ‫ضيْفُ َع َلى ْال َق ْو ِم‬


َ ‫دَخ َل ِب ِر ْزقِ ِه َوِإ َذ‬ َ ‫ِإ َذا‬
َّ ‫دَخ َل ال‬
Artinya: “Ketika tamu datang pada suatu kaum, maka ia datang dengan membawa rezekinya.
Ketika ia keluar dari kaum, maka ia keluar dengan membawa pengampunan dosa bagi mereka.”
(HR. Ad-Dailami)
1. Mengucapkan atau Menjawab Salam

Anjuran yang pertama ketika menerima tamu menurut syariat Islam adalah mengucapkan atau
menjawab salam. Rasululullah SAW menjelaskan soal anjuran untuk menjawab salam dengan
lantang. Misalnya, jika ada tamu mengucapkan “Assalamualaikum” tambahkan “warahmatullah”
setelah “waalaikumussalam” saat menjawabnya.

2. Berpakaian Rapi dan Sopan

Adab selanjutnya adalah berpakaian rapi dan sopan. Islam menganjurkan umatnya untuk tidak
berlebihan dalam berpenampilan. Menerima tamu bisa dengan mengenakan pakaian bersih untuk
menghormati tamu.

3. Bersalaman dan Menyambutnya

Ketika menyambut tamu dianjurkan untuk berjabat tangan atau bersalaman. Hal ini bisa
dilakukan sesama perempuan atau sesama laki-laki untuk menunjukkan rasa hormat serta
mempererat tali silaturahmi. Penting juga untuk menunjukkan raut muka ceria ketika
menyambutnya.

4. Menerima Tamu saat Ada Mahramnya

Menerima kunjungan dari lawan jenis dianjurkan untuk ditemani suami atau sebaliknya. Hal ini
untuk mencegah fitnah saat laki-laki bersama dengan seorang wanita yang bukan mahramnya.

5. Menyajikan Hidangan

Menghormati tamu bisa dengan menyediakan hidangan berupa makanan atau minuman. Berikan
hidangan seperti air putih atau makanan ringan kepada tamu yang berkunjung.

6. Melayani Tamu yang Menginap

Saat tamu izin untuk menginap, maka tuan rumah diwajibkan untuk melayani dan memberikan
jamuan yang terbaik. Misalnya, menyiapkan dan membersihkan ruang tidurnya, serta
menyediakan kebutuhannya.

Nabi Muhammad SAW bersabda: “Hormatilah tamu sampai tiga hari , adapun selebihnya adalah
merupakan shadaqah darinya.” (HR. Muttafaqun’alaihi)

7. Mengantarkan Tamu saat Pulang

Saat tamu hendak pulang, tuan rumah dianjurkan untuk mengantarnya karena merupakan sunah.
Selain itu, Rasulullah selalu menggenggam tamu yang akan pulang sebagai bentuk cinta dan
kasih sayang.
B. Hubungan Baik dengan Tetangga

Memiliki hubungan baik terhadap tetangga menjadikan lingkungan hidup terasa harmonis dan
tentram. Dan disaat kita terkena musibah tetanggalah orang pertama yang akan membantu kita.

Maka dari itu, dalam islam memuliakan tetangga memiliki kedudukan yang sangat mulia serta
sangat diperintahkan dalam islam untuk selalu berbuat baik kepada tetangga kita. Seperti firman
Allah dalam Q.S. An-Nisa: 36

‫ب‬ِ ُ‫ار ْال ُجن‬


ِ ‫ار ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َو ْال َج‬
ِ ‫َوا ْعبُدُوا هَّللا َ َواَل تُ ْش ِر ُكوا بِ ِه َش ْيًئا ۖ َوبِ ْال َوالِ َدي ِْن ِإحْ َسانًا َوبِ ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َو ْاليَتَا َم ٰى َو ْال َم َسا ِكي ِن َو ْال َج‬
‫ت َأ ْي َمانُ ُك ْم ۗ ِإ َّن هَّللا َ اَل ي ُِحبُّ َمن كانَ ُمختَا فخورًا‬
ُ َ ‫اًل‬ ْ َ ْ ْ ‫ب َوا ْب ِن ال َّسبِي ِل َو َما َملَ َك‬ِ ‫ب بِ ْال َج ْن‬
ِ ‫َوالصَّا ِح‬

"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat
baiklah kepada kedua orangtua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga
yang memiliki hubungan kerabat dan tetangga yang bukan kerabat, teman sejawat, ibnu sabil,
dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri."

Dan Raulullah bersabda,


 ُ‫َم ْن َكانَ يُْؤ ِمنُ بِاهَّلل ِ َو ْاليَوْ ِم اآْل ِخ ِر فَ ْليُ ْك ِر ْم َجا َره‬

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berbuat baik kepada
tetangganya." (HR Bukhari-Muslim).

"Dan berbuat baiklah kepada tetanggamu, niscaya engkau menjadi seorang Muslim." (HR Ibnu
Majah).

Berbuat baik terhadap tetangga secara tidak langsung membuat iman kita tinggi terhadap Allah
dan mencerminkan akhlak baik kepada siapapun, meskipun tetangga yang tinggal didekat kita
berbeda keyakinan terhadap kita. Saking kita diperintahkan untuk berbuat baik serta memuliakan
tetangga kita. Ada sebuah hadits yang menjelaskan bahwa Rasulullah mengartikan kedudukan
yang dimiliki tetangga dengan mengatakan, "Jibril terus-menerus berwasiat kepadaku (untuk
berbuat baik) terhadap tentangga, hingga aku yakin ia (seorang tetangga) akan mewariskan harta
kepadanya (tetangganya)." (HR Bukhari-Muslim). Selain itu, ada hak yang harus kita penuhi
sebagai umat islam. Hak ini juga bisa kita lakukan sebagai bentuk kita berbuat baik terhadap
tetangga kita.
Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Hak seorang muslim terhadap sesama
muslim ada enam, yaitu bila engkau berjumpa dengannya ucapkanlah salam, bila ia
memanggilmu penuhilah, bila dia meminta nasehat kepadamu nasehatilah, bila dia bersin dan
mengucapkan alhamdulillah bacalah yarhamukallah (artinya semoga Allah memberikan rahmat
kepadamu), bila dia sakit jenguklah, dan bila dia meninggal dunia hantarkanlah (jenazahnya)".
(HR. Muslim).

C. Hubungan Baik dengan masyrakat

Selain hubungan baik dengan tetangga dan tamu, islam jarus dapat berhubungan baik dengan
masyarkat umum yang berada pada lini – lini kehidupan, karena manusia adalah mahluk sosial
dan menjadi fitrah manusia untuk saling menjaga, Hal ini Allah menjelaskan dalam Al – Qur’an
Surat Al – hujurat ayat 13 Allah Berfirman :

‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلنَّاسُ ِإنَّا خَ لَ ْق ٰنَ ُكم ِّمن َذ َك ٍر َوُأنثَ ٰى َو َج َع ْل ٰنَ ُك ْم ُشعُوبًا َوقَبَٓاِئ َل لِتَ َعا َرفُ ٓو ۟ا ۚ ِإ َّن َأ ْك َر َم ُك ْم ِعن َد ٱهَّلل ِ َأ ْتقَ ٰى ُك ْم ۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ َعلِي ٌم خَ بِي ٌر‬

Artinya: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal."

Dalam islam sudah diatur mengenai hak dan kewajiban masing – masing anggota masyarakat,
seperti salam, mengiringi jenazah, mengunjungi orang sakit, memenuhi undangan dan menjawab
orang yang sedang bersin. Hal ini ditegaskan oleh Nabi Muhammad SAW dalam satu hadist
yang berbunyi “ Kewajiban seorang muslim itu atas muslim lainnya ada lima : Menjawab salam,
mengiringi jenazah, mengunjungi orang sakit, memenuhi undangan dan menjawab orang yang
sedang bersin” (HR. Khamsah).

Tujuan islam adalah membangun individu dan masyarakat agamis, yaitu masyarakat yang
hubunggan sosialnya dibangun berdasarkan tujuan dan hukum agama.

D. Pergaulan muda – mudi

A. PERGAULAN DENGAN TEMAN SEBAYA


Teman sebaya adalah orang-orang yang memiliki usia yang hampir sama
dengan usia kita dan menjadi teman atau sahabat kita. Kepada mereka ini kita
harus dapat bergaul dengan sebaik-baiknya. Mereka ini adalah orang-orang
yang sehari-harinya bergaul dengan kita dan menemani kita baik di kala suka
maupun di kala duka.
Hal-hal yang dapat kita lakukan dalam rangka bergaul dengan teman
sebaya di antaranya sebagai berikut:
1. Saling memberi salam setiap bertemu dan berpisah dengan mereka dan
dilanjutkan saling berjabat tangan, kecuali jika mereka itu lawan jenis kita.
Salam ini hanya kita peruntukkan khusus yang seagama dengan kita, dan
tidak perlu kita mengucapkan salam kepada yang tidak seagama.
Sedangkan berjabat tangan hanya diperuntukkan kepada yang sejenis saja.
Kepada yang lain jenis tidak diperbolehkan berjabat tangan, kecuali
terhadap isteri/suami atau terhadap mahram (orang yang merupakan
kerabat dekat)-nya.
2. Saling menyambung tali silaturrahim dengan mereka dengan mempererat
persahabatan dengan mereka.
2
3. Saling memahami kelebihan dan kekurangan serta kekuatan dan
kelemahan masing-masing, sehingga segala macam bentuk kesalahfahaman
dapat dihindari.
4. Saling tolong-menolong. Yang kuat menolong yang lemah dan yang
memiliki kelebihan menolong yang memiliki kekurangan.
5. Kita harus bersikap rendah hati dan tidak boleh bersikap sombong kepada
teman-teman sebaya kita.
6. Saling mengasihi dengan mereka, sehingga terhindar dari permusuhan
yang dapat menghancurkan hubungan persahabatan di antara teman yang
seumur.
7. Memberi perhatian terhadap keadaan mereka, apalagi jika mereka benarbenar berada
dalam kondisi yang memprihatinkan.
8. Selalu membantu keperluan mereka, apalagi jika mereka meminta kita
untuk membantu.
9. Ikut menjaga mereka dari gangguan orang lain.
10. Saling memberi nasihat dengan kebaikan dan kesabaran.
11. Mendamaikan mereka bila berselisih.
12. Saling mendoakan dengan kebaikan.
B. TATACARA BERGAUL DENGAN LAWAN JENIS
Yang dimaksud dengan lawan jenis di sini adalah orang-orang yang
memiliki jenis kelamin yang berbeda dengan kita. Bila kita berjenis laki-laki,
maka lawan jenis kita adalah perempuan, dan sebaliknya jika kita berjenis
perempuan, maka mereka itu adalah laki-laki. Terhadap orang-orang yang
menjadi lawan jenis kita, Islam memberikan aturan yang khusus yang harus
kita pegangi dalam rangka bergaul dengan mereka.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam rangka bergaul dengan
orang-orang yang menjadi lawan jenis kita adalah:
1. Tidak melakukan khalwat, yaitu berdua-duaan antara seorang laki-laki dan
seorang perempuan yang tidak mempunyai hubungan suami isteri dan
tidak pula mahram tanpa ada orang ketiga. Termasuk dalam pengertian
khalwat adalah berdua-duaan di tempat umum yang di antara mereka tidak
saling mengenal, atau saling mengenal tetapi tidak ada kepedulian, atau
tidak mempunyai kontak komunikasi sama sekali sekalipun berada pada
tempat yang sama, seperti di pantai, pasar, restoran, bioskop, dan tempattempat hiburan
tertutup lainnya.

Anda mungkin juga menyukai