Anda di halaman 1dari 13

AKHLAK BERMASYARAKAT

Nama anggota :

 ERNADI ZAMZAMI
 FAHMI ALFARIZI
 AZANUL WATAN
1. Akhlak bertamu dan menerima tamu

Bertamu dan menerima tamu merupakan salah satu bentuk silaturahmi. Bertamu berarti
datang berkunjung ke tempat orang lain dengan berbagai tujuan mulai dari sekedar singgah
atau dalam suatu perjamuan. Bertamu adalah salah satu cara untuk menyambung tali
persahabatan yang dianjurkan oleh Islam. Dalam prosesnya bertamu dan menerima tamu
memiliki aturan sendiri dalam Islam.

Akhlak bertamu yang baik dalam Islam dapat kita ketahui. Pertama, Niat Baik dalam
Bertamu. Bila ada keperluan, hendaknya keperluan itu bukan dalam hal maksiat. Sebaik-
baik tamu adalah yang membawa kabar gembira. Sebagaimana tamu Nabi Ibrahim as, yang
dijelaskan dalam al-Qur’an surah al-Hijr ayat 51-53.
a. Akhlak Bertamu Dalam islam

Etika-etika tentang bertamu ini baiknya diamalkan dengan serius agar kita dapat menjalin
hubungan dengan sesama dengan baik.
Dalam Islam, ternyata bukan hanya ada adab ketika bertamu tetapi ada juga adab
menerima tamu. Pada sebuah hadits, Rasulullah menganjurkan umatnya agar
memuliakan tamu:
 
َ ‫ان يُْؤ مِنُ ِباهللِ َوال َي ْو ِم اآلخ ِِر َف ْل ُي ْك ِر ْم‬
‫ض ْي َف ُه‬ َ ‫َمنْ َك‬

Artinya :
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya ia
memuliakan tamunya,
(HR Muslim).
b. Akhlak menerima Tamu

‫اخ َر َج َخ َر َج بِ َم ْغف َِر ِة ُذ ُن ْوبِ ِه ْم‬ َ ‫ضيْفُ َعلَى ْال َق ْو ِم‬


َ ‫دَخ َل بِ ِر ْزقِ ِه َوِإ َذ‬ َ ‫ِإ َذا‬
َّ ‫دَخ َل ال‬

Artinya: “Ketika tamu datang pada suatu kaum, maka ia datang dengan
membawa rezekinya. Ketika ia keluar dari kaum, maka ia keluar
dengan membawa pengampunan dosa bagi mereka.” (HR. Ad-Dailami)
Contoh cara akhlak bertamu

1. Mengucapkan atau Menjawab Salam


Anjuran yang pertama ketika menerima tamu menurut syariat Islam adalah mengucapkan atau menjawab salam. Rasululullah
SAW menjelaskan soal anjuran untuk menjawab salam dengan lantang. Misalnya, jika ada tamu mengucapkan
“Assalamualaikum” tambahkan “warahmatullah” setelah “waalaikumussalam” saat menjawabnya.

2. Berpakaian Rapi dan Sopan


Adab selanjutnya adalah berpakaian rapi dan sopan. Islam menganjurkan umatnya untuk tidak berlebihan dalam berpenampilan.
Menerima tamu bisa dengan mengenakan pakaian bersih untuk menghormati tamu.

3. Bersalaman dan Menyambutnya


Ketika menyambut tamu dianjurkan untuk berjabat tangan atau bersalaman. Hal ini bisa dilakukan sesama perempuan atau
sesama laki-laki untuk menunjukkan rasa hormat serta mempererat tali silaturahmi. Penting juga untuk menunjukkan raut muka
ceria ketika menyambutnya.

4. Menerima Tamu saat Ada Mahramnya


Menerima kunjungan dari lawan jenis dianjurkan untuk ditemani suami atau sebaliknya. Hal ini untuk mencegah fitnah saat laki-
laki bersama dengan seorang wanita yang bukan mahramnya.
Contoh cara akhlak bertamu

5. Menyajikan Hidangan
Menghormati tamu bisa dengan menyediakan hidangan berupa makanan atau minuman.
Berikan hidangan seperti air putih atau makanan ringan kepada tamu yang berkunjung.

6. Melayani Tamu yang Menginap


Saat tamu izin untuk menginap, maka tuan rumah diwajibkan untuk melayani dan
memberikan jamuan yang terbaik. Misalnya, menyiapkan dan membersihkan ruang
tidurnya, serta menyediakan kebutuhannya.
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Hormatilah tamu sampai tiga hari , adapun selebihnya
adalah merupakan shadaqah darinya.” (HR. Muttafaqun’alaihi)

7. Mengantarkan Tamu saat Pulang


Saat tamu hendak pulang, tuan rumah dianjurkan untuk mengantarnya karena merupakan
sunah. Selain itu, Rasulullah selalu menggenggam tamu yang akan pulang sebagai bentuk
cinta dan kasih sayang.
2. Hubungan Baik dengan Tetangga

Memiliki hubungan baik terhadap tetangga menjadikan lingkungan hidup terasa harmonis dan tentram. Dan
disaat kita terkena musibah tetanggalah orang pertama yang akan membantu kita.

Maka dari itu, dalam islam memuliakan tetangga memiliki kedudukan yang sangat mulia serta sangat
diperintahkan dalam islam untuk selalu berbuat baik kepada tetangga kita. Seperti firman Allah dalam Q.S.
An-Nisa: 36

ِ ‫ب ِب ْال َج ْن‬
‫ب‬ ِ ‫ب َوالصَّا ِح‬ِ ‫ار ْال ُج ُن‬
ِ ‫ار ذِي ْال ُقرْ َب ٰى َو ْال َج‬ِ ‫ِين َو ْال َج‬ ِ ‫َواعْ ُب ُدوا هَّللا َ َواَل ُت ْش ِر ُكوا ِب ِه َش ْيًئ ا ۖ َو ِب ْال َوالِ َدي‬
ِ ‫ْن ِإحْ َسا ًنا َو ِبذِي ْال ُقرْ َب ٰى َو ْال َي َتا َم ٰى َو ْال َم َساك‬
‫ان م ُْخ َتااًل َف ُخورً ا‬ ‫هَّللا‬ ‫َأ‬
َ ‫ت ْي َما ُن ُك ْم ۗ ِإنَّ َ اَل ُيحِبُّ َمنْ َك‬ ْ ‫يل َو َما َملَ َك‬
ِ ‫ْن الس َِّب‬
ِ ‫َواب‬

"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah
kepada kedua orangtua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang memiliki
hubungan kerabat dan tetangga yang bukan kerabat, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri."
Dan Raulullah bersabda,

َ ‫ان يُْؤ مِنُ ِباهَّلل ِ َو ْال َي ْو= ِم اآْل خ ِِر َف ْل ُي ْك ِر ْم َج‬


 ُ‫اره‬ َ ‫َمنْ َك‬

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berbuat baik kepada
tetangganya." (HR Bukhari-Muslim).

"Dan berbuat baiklah kepada tetanggamu, niscaya engkau menjadi seorang Muslim." (HR
Ibnu Majah).
3. Hubungan Baik dengan masyrakat

Selain hubungan baik dengan tetangga dan tamu, islam jarus dapat berhubungan baik dengan
masyarkat umum yang berada pada lini – lini kehidupan, karena manusia adalah mahluk sosial
dan menjadi fitrah manusia untuk saling menjaga, Hal ini Allah menjelaskan dalam Al –
Qur’an Surat Al – hujurat ayat 13 Allah Berfirman :

 
‫ارفُ ٓو ۟ا ۚ ِإنَّ َأ ْك َر َم ُك ْم عِ ن َد ٱهَّلل ِ َأ ْت َق ٰى ُك ْم ۚ ِإنَّ ٱهَّلل َ َعلِي ٌم َخ ِبي ٌر‬ ُ ‫ٰ َٓيَأ ُّي َها ٱل َّناسُ ِإ َّنا َخلَ ْق ٰ َن ُكم مِّن َذ َك ٍر َوُأن َث ٰى َو َج َع ْل ٰ َن ُك ْم‬
َ ‫شعُوبًا َو َقبَٓاِئ َل لِ َت َع‬

Artinya: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal."
4. Pergaulan muda – mudi

a. PERGAULAN DENGAN TEMAN SEBAYA


Teman sebaya adalah orang-orang yang memiliki usia yang hampir sama
dengan usia kita dan menjadi teman atau sahabat kita. Kepada mereka ini kita
harus dapat bergaul dengan sebaik-baiknya. Mereka ini adalah orang-orang
yang sehari-harinya bergaul dengan kita dan menemani kita baik di kala suka
maupun di kala duka.

Adapun hal-hal yang dapat kita lakukan dalam rangka bergaul dengan teman
sebaya di antaranya sebagai berikut:
1. Saling memberi salam setiap bertemu dan berpisah dengan mereka dan
dilanjutkan saling berjabat tangan, kecuali jika mereka itu lawan jenis kita.
Salam ini hanya kita peruntukkan khusus yang seagama dengan kita, dan
tidak perlu kita mengucapkan salam kepada yang tidak seagama.
2. Saling menyambung tali silaturrahim dengan mereka dengan mempererat
persahabatan dengan mereka.
3. Saling memahami kelebihan dan kekurangan serta kekuatan dan
kelemahan masing-masing, sehingga segala macam bentuk kesalahfahaman
dapat dihindari.
4. Saling tolong-menolong. Yang kuat menolong yang lemah dan yang
memiliki kelebihan menolong yang memiliki kekurangan.
5. Kita harus bersikap rendah hati dan tidak boleh bersikap sombong kepada
teman-teman sebaya kita.
6. Saling mengasihi dengan mereka, sehingga terhindar dari permusuhan
yang dapat menghancurkan hubungan persahabatan di antara teman yang
seumur.
7. Memberi perhatian terhadap keadaan mereka, apalagi jika mereka benarbenar berada dalam
kondisi yang memprihatinkan.
8. Selalu membantu keperluan mereka, apalagi jika mereka meminta kita
untuk membantu.
9. Ikut menjaga mereka dari gangguan orang lain.
10. Saling memberi nasihat dengan kebaikan dan kesabaran.
11. Mendamaikan mereka bila berselisih.
12. Saling mendoakan dengan kebaikan
5. TATACARA BERGAUL DENGAN LAWAN JENIS

Yang dimaksud dengan lawan jenis di sini adalah orang-orang yang


memiliki jenis kelamin yang berbeda dengan kita. Bila kita berjenis laki-laki,
maka lawan jenis kita adalah perempuan, dan sebaliknya jika kita berjenis
perempuan, maka mereka itu adalah laki-laki. Terhadap orang-orang yang
menjadi lawan jenis kita, Islam memberikan aturan yang khusus yang harus
kita pegangi dalam rangka bergaul dengan mereka

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam rangka bergaul dengan


orang-orang yang menjadi lawan jenis kita adalah:
1. Tidak melakukan khalwat, yaitu berdua-duaan antara seorang laki-laki dan
seorang perempuan yang tidak mempunyai hubungan suami isteri dan
tidak pula mahram tanpa ada orang ketiga.

Anda mungkin juga menyukai