ِ آلخ ِر فَ ْل َي
” ُص ْل َر ِح َمه َ آلخ ِر فَ ْليُ ْك ِر ْم
ِ ْ َو َم ْن َكانَ يُؤْ ِم ُن بِاللِ َواْليَ ْو ِم ا,ُض ْيفَه ِ ْ“ َم ْن َكانَ يُؤْ ِم ُن بِاللِ َواْليَ ْو ِم ا
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia
memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhir maha hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi”
َّ َص ُل
” الر ِح َم َّ ي
ِ الز َكاة َ َوت َ ِصالَة َ َوتُؤْ ت
َّ ش ْيئًا َوت ُ ِق ْي ُم ال
َ “ ت َ ْعبُ ُد هللاَ َوالَ ت ُ ْش ِركُ بِ ِه
Hal ini dianjurkan kepada setiap umat muslim sebagaimana yang dijelaskan
dalam hadist dari Salman bin ‘Amir ra, dari Nabi saw beliau bersabda:
” ٌصلَة
ِ ص َدقَةٌ َو ِ الر ِح ِم اثْنَت
َ :َان َ علَى ْال ِم ْس ِكي ِْن
َ ص َدقَةٌ َو
َّ علَى ذِي َ ُص َدقَة
َّ “ ال
” َظلَ َمك
َ ع َّم ْن ْ ْط َم ْن َح َر َمكَ َوأَع ِْر
َ ض ِ طعَكَ َوأَع
َ َص ْل َم ْن ق
ِ “
َ َطعَنِي ق
” ُط َعهُ هللا َ َصلَهُ هللاُ َو َم ْن ق َ َم ْن َو:ُلر ِح ُم ُم َعلَّقَةٌ بِ ْال َع ْر ِش تَقُ ْول
َ صلَنِي َو َّ َ “ ا
“Tidak ada dosa yang Allah swt lebih percepat siksaan kepada pelakunya di
dunia, serta yang tersimpan untuknya di akhirat selain perbuatan zalim dan
memutuskan tali silaturahmi” (HR Tirmidzi)
Abdullah bin Abi Aufa ra, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw
bersabda:
“Rahmat tidak akan turun kepada kaum yang padanya terdapat orang yang
memutuskan tali silaturahmi” (HR Muslim
Dan orang yang memutuskan tali silaturahmi terancam tidak bisa masuk
surga, dari Abu Muhammad Jubair bin Muth’im ra, dari Nabi saw beliau
bersabda:
Berikut ini dijelaskan dalam hadits Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim,
dari Abu Ayyûb al-Anshârî, simak penjelasannya di bawah ini :
“Bahwasanya ada seseorang berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam : “Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang sesuatu yang
bisa memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkanku dari neraka,”
maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh dia telah diberi
taufik,” atau “Sungguh telah diberi hidayah, apa tadi yang engkau katakan?”
Lalu orang itupun mengulangi perkataannya. Setelah itu Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau beribadah kepada Allah dan tidak
menyekutukannya dengan sesuatu pun, menegakkan shalat, membayar
zakat, dan engkau menyambung silaturahmi”. Setelah orang itu pergi, Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika dia melaksanakan apa yang
aku perintahkan tadi, pastilah dia masuk surga”.
Terdapat beberapa keuntungan yang di dapat jika mau dan selalu menjaga
silaturahmi agar tetap tersambung, hal itu meliputi :
Baca juga :
Berdasarkan firman Allah juga sudah dijelaskan dalam Al Quran surat Ar-
Rad ayat 25, penjelasannya sebagai berikut :
“Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan
memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan
mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh
kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam)”. [Ar-
Ra’d : 25]
Lebih parah lagi jika kita sudah memutuskan silaturahmi dengan orang tua,
namun masih bertindak durhaka kepada mereka. Tindakan tersebut
merupakan dosa yang sangat besar. Oleh karena itu banyak – banyaknya
mendekatkan diri kepada Allah agar kita tidak termasuk orang – orang yang
berbuat demikian.
Apakah kita sudah berperilaku lemah lembut kepada mereka? Apakah kita
sudah tersenyum ketika berpapasan atau pun bertatap muka dengan
mereka? Apakah kita sudah berkunjung ke tempa tinggal mereka? Apakah
kita sudah memuliakan, mencintai, saling menunjungi saat sehat, saling
menghormati, saling menjenguk pada saat jatuh sakit? Apakah kita sudah
ikut meringankan beban atau pun memberikan bantuan kepada mereka
sesuai dengan yang dibutuhkan?
Di lingkungan kita seringkali ditemukan orang yang tidak suka ketika melihat
kehadiran kedua orang tuanya, padahal semasa kecil dulu mereka pernah
merawatnya. Justru ia lebih mendamba – dambakan dan memuliakan
istrinya, namun disisi lain ia melecehkan ibunya sendiri. Ia selalu berusaha
keras untuk mendekati dan mengerti keinginan teman-temannya, akan tetapi
ia malah semakin menjauhi bapaknya.
Pada saat duduk bersama kedua orang tuanya, maka ia akan merasa
seperti sedang duduk di dekat bara api karena memang tidak betah. Hati
terasa berat pada saat ia harus menghabiskan waktu bersama dengan
kedua orang tuanya.
Walaupun hanya sebentar saja ia bersama dengan orang tua, namun waktu
akan terasa sangat lama. Ia akan merasa malas dan berat hati pada saat
berbicara dengan keduanya. Perbuatan seperti itu mencerminkan bahwa ia
telah menanamkan keharaman bagi dirinya sendiri mengenai kenikmatan
yang bisa ia raih dengan berbakti kepada kedua orang tua dan tentunya
balasan baik yang akan ia peroleh.
Selain itu ada juga manusia yang tidak ingin, bahkan ada yang tidak mau
untuk memandang, menganggap, serta mengakui sanak saudara sebagai
keluarga mereka. Ia tidak ingin berbaur dengan kerabatnya dengan sikap
yang seharusnya wajib diberikan kepadanya sebagai keluarga. Ia tidak mau
melakukan tegur sapa ketika berpapasan bahkan pura – pura tidak tau dan
tidak mau melakukan suatu tindakan yang bisa membuat hubungan
silaturahmi menjadi terjaga dengan baik. Begitu pula dengan harta yang ia
miliki, ia tidak akan memakai hartanya untuk membantu kerabatnya.
Sudah bisa kita lihat bahwa ia berada dalam kondisi serba kecukupan,
sedangkan mereka sanak keluarganya berada dalam kondisi serba
kekurangan. Ia tidak ingin berhubungan dengan keluarganya tersebut.
Padahal, seharusnya keluarga tersebut bisa dikatakan termasuk salah satu
kewajiban untuk ia nafkahi dengan alasan karena kondisi
ketidakmampuannya dalam melakukan berusaha, sedangkan ia sudah
masuk dalam kategori mampu untuk memberikan nafkah kepadanya.
walaupun demikian, ia tetap kukuh untuk menolak menafkahinya.
Oleh sebab itu, sangat dianjurkan untu selalu menjaga tali silaturahmi agar
tidak terputus. Semua hamba-Nya termasuk kita akan mendapat jatah untuk
menghadap Allah Swt dengan hanya membawa bekal pahala bagi mereka
yang mau menjaga dan selalu berusaha untuk menyambung tali silaturahmi.
Atau kita akan menghadap-Nya hanya dengan membawa dosa – dosa saja
bagi kita yang berusaha untuk memutus tali silaturahmi. Yuk kita
menengadahkan tangan seraya memohon ampun kepada Allah Swt, karena
sesungguhnya Allah Swt adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.