Anda di halaman 1dari 9

Manfaat Silaturahmi Dalam Islam

Silaturahmi artinya tali persahabatan atau tali persaudaraan, sedangkan bersilaturahmi yaitu
mengikat tali persahabatan. Jadi, untuk mengikat tali persahabatan itu kapan saja waktunya, dan
tidak boleh diputuskan, harus dilanjutkan oleh anak dan keturunannya.
Kita pun sebagai umat Islam telah diperintahkan oleh Allah SWT untuk menjaga hubungan
silaturahmi (Q.S. An-Nisaa: 1). Sebagai umat Islam, perintah Allah Shubhanallaahu wa Ta'la itu
harus dipatuhi. Orang yang mematuhi perintah Allah Shubhanallaahu wa Ta'la itu adalah orang
yang bertakwa. Takwa artinya terpeliharanya sifat diri untuk tetap taat dan patuh melaksanakan
perintah Allah Shubhanallaahu wa Ta'la serta menjauhi segala apa yang dilarang-Nya.
Kini dapat kita mengerti, betapa pentingnya silaturahmi dalam Islam. Maka melihat pentingnya
silaturahmi tersebut, berikut merupakan 10 manfaat Silaturahmi menurut Abu Laits Samarqandi,
yaitu:

1. Mendapatkan ridho dari Allah Shubhanallaahu wa Ta'la.


2. Membuat orang yang kita dikunjungi berbahagia. Hal ini amat sesuai dengan sabda Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, yaitu "Amal yang paling utama adalah membuat seseorang
berbahagia."
3. Menyenangkan malaikat, karena malaikat juga sangat senang bersilaturahmi.
4. Disenangi oleh manusia.
5. Membuat iblis dan setan marah.
6. Memanjangkan usia.
7. Menambah banyak dan berkah rejekinya.
8. Membuat senang orang yang telah wafat. Sebenarnya mereka itu tahu keadaan kita yang masih
hidup, namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka merasa bahagia jika keluarga yang
ditinggalkannya tetap menjalin hubungan baik.
9. Memupuk rasa cinta kasih terhadap sesama, meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa
kekeluargaan, mempererat dan memperkuat tali persaudaraan dan persahabatan.
10. Menambah pahala setelah kematiannya, karena kebaikannya (dalam hal ini, suka
bersilaturahmi) akan selalu dikenang sehingga membuat orang lain selalu mendoakannya.

Kita adalah mahluk sosial yang tidak akan berdiri sendiri pasti,berteman
berkumpul,mengobrol.Allah sudah menetapkan bagimu Hubungan saling berkunjung ada
kepedulian sama-sama ingin tahu kabar masing-masing.Orang yang tidak mau bertanya berarti
sombong,egois.Allah tidak menginginkan kepada kita orang yang acuh dan masa bodoh terhadap
sesamanya.
Bertanya kepada orang lain itu sudah menjadikan pahala kita bertambah,dan Allahpun
mewajibkan kita untuk bersilaturahim,dan penghubung karena kamu adalah mahluk sosial yang
tidak akan hidup berdiri sendiri.
Islam menyuruh umatnya memperbanyak silaturrahmi dengan siapapun dan dimanapun. Sebab
dalam kehidupan keseharian, setiap individu selalu membutuhkan orang lain dan tidak bisa hidup
sendiri. Silaturahmi merupakan ibadah yang sangat mulia, mudah dan membawa berkah.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:
Artinya: “Sesungguhnya Allah menciptakan seluruh makhluk. Sampai ketika Allah selesai
menciptakan semua makhluk, maka rahim pun berkata, “Inikah tempat bagi yang berlindung
kepadanya dari terputusnya silaturahim?’ Allah menjawab, “Benar. Tidakkah kamu senang kalai
Aku akan menyambung orang yang menyambungmu dan memutuskan orang yang
memutuskanmu?” Rahim menjawab, “Tentu, wahai Rabb.” Allah berfirman, “Kalau begitu
itulah yang kamu miliki.” Setelah itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika
kalian mau, maka bacalah ayat berikut ini: Maka apakah kiranya jika kalian berkuasa maka
kalian akan berbuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan kalian?
Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan
dibutakan-Nya penglihatan mereka.” (QS. Muhammad: 22-23). (HR. Al-Bukhari no. 5987 dan
Muslim no. 2554)
Dari Anas bin Malik radhiallahu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Artinya: “Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezkinya, dan ingin dipanjangkan usianya, maka
hendaklah dia menyambung silaturrahmi.” (HR. Al-Bukhari no. 5986)
Dari Abdullah bin ‘Amr dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
Artinya: “Orang yang menyambung silaturrahmi bukanlah orang yang membalas akan tetapi
orang yang menyambung silaturrahmi adalah orang yang menyambungnya ketika dia itu
terputus.” (HR. Al-Bukhari no. 5991)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwasanya ada seorang laki-laki yang pernah berkata, “Ya
Rasulullah, saya mempunyai kerabat. Saya selalu berupaya untuk menyambung silaturahim
kepada mereka, tetapi mereka memutuskannya. Saya selalu berupaya untuk berbuat baik kepada
mereka, tetapi mereka menyakiti saya. Saya selalu berupaya untuk lemah lembut terhadap
mereka, tetapi mereka tak acuh kepada saya.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Jika benar seperti apa yang kamu katakan, maka kamu seperti memberi makan
mereka debu yang panas, dan selama kamu berbuat demikian maka pertolongan Allah akan
selalu bersamamu.” (HR. Muslim no. 2558)
Islam menganjurkan untuk menyambung hubungan dan bersatu serta mengharamkan pemutusan
hubungan, saling menjauhi, dan semua perkara yang menyebabkan lahirnya perpecahan.
Karenanya Islam menganjurkan untuk menyambung silaturahim dan memperingatkan agar
jangan sampai ada seorang muslim yang memutuskannya. Dan Nabi shalllallahu alaihi wasallam
mengabarkan bahwa bukanlah dikatakan menyambung silaturahmi ketika seorang membalas
kebaikan orang yang berbuat kebaikan kepadanya, yakni menyambung hubungan dengan orang
yang senang kepadanya.
Akan tetapi yang menjadi hakikat menyambung silaturahmi adalah ketika dia membalas
kebaikan orang yang berbuat jelek kepadanya atau menyambung hubungan dengan orang yang
memutuskan hubungan dengannya.
Nabi shallallahu alaihi wasallam mengabarkan bahwa balasan disesuaikan dengan jenis amalan.
Karenanya, barangsiapa yang menyambung hubungan silaturahminya maka Allah juga akan
menyambung hubungan dengannya, dan di antara bentuk Allah menyambungnya adalah Allah
akan menambah rezekinya, menambah umurnya, dan senantiasa memberikan pertolongan
kepadanya.
Sebaliknya, siapa saja yang memutuskan hubungan silaturahimnya maka Allah juga akan
memutuskan hubungan dengannya. Dan ketika Allah sudah memutuskan hubungan dengannya
maka Allah tidak akan perduli lagi dengannya, Allah akan menjadikannya buta dan tuli, dan
menimpakan laknat kepadanya. Dan siapa yang mendapatkan laknat maka sungguh dia telah
dijauhkan dari kebaikan dan rahmat Allah Ta’ala yang Maha Luas.
7 Keutamaan Menyambung Tali Silaturahmi dalam Islam

Islam adalah agama yang menganjurkan umatnya untuk senantiasa berbuat baik. Amalan dalam
islam tidak hanya berupa ibadah seperti shalat baik shalat wajib maupun shalat sunnah. puasa,
zakat dan sebagainya melainkan juga tersenyum, dan menjalin tali silaturahmi. Menjalin
silaturahmi adalah salah cara mewujudkan ukhuwah islamiyah ( baca ukhuwah islamiyah
insaniyah dan wathaniyah) dan dapat dilakukan dengan cara mengunjungi sanak keluarga dan
saudara. Hikmah Silaturahmi, Selain membuat orang lain yang kita kunjungi merasa senang,
silaturahmi memiliki banyak keutamaan . Berikut adalah keutamaan menyambung tali
silaturahmi dalam islam :

1 Merupakan konsekuensi iman kepada Allah SWT

Silaturahmi adalah tanda-tanda seseorang beriman kepada Allah SWT ( baca manfaat beriman
kepada Allah SWT dan fungsi Iman ) sebagaimana dalam hadist yang diriwayatkan dari Abu
Hurairah ra ia berkata: Rasulullah saw bersabda:

” ‫َان يُ ْؤ ِم ُن ِباهللِ َواْليَ ْو ِم‬ َ ‫آلخ ِر فَ ْليُك ِْر ْم‬


َ ‫ َو َم ْن ك‬,ُ‫ض ْيفَه‬ ِ ْ‫َان يُ ْؤ ِمنُ ِباهللِ َواْليَ ْو ِم ا‬
َ ‫َم ْن ك‬
ُ‫آلخ ِر فَ ْليَ ِص ْل َر ِح َمه‬
ِ ْ‫“ ا‬
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan
tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maha hendaklah ia
menyambung hubungan silaturahmi”

2. Dipanjangkan umurnya dan diluaskan rizqinya

Orang yang suka mengunjungi sanak saudaranya serta menjalin silaturhami akan dipanjangkan
umurnya dan diluaskan rezekinya. Sebagaimana hadist Rasullullah SAW yang berbunyi

” ُ‫سأ َ لَهُ فِى أَث َ ِر ِه فَ ْليَ ِص ْل َر ِح َمه‬ َ ‫ب أ َ ْن يُ ْب‬


َ ‫س‬
َ ‫ط لَهُ فِى ِر ْزقِ ِه َويُ ْن‬ َّ ‫“ َم ْن أ َ َح‬
“Barangsiapa yang senang diluaskan rizqinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia
menyambung hubungan silaturahmi”

3. Terhubung dengan Allah SWT

Menyambung tali silaturahmi sama dengan menyambung hubungan dengan Allah SWT
sebagaimana disebutkan hadist yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra ia berkata sesungguhnya
Rasulullah saw bersabda:

” ‫ َهذَا َمقَا ُم ا ْلعَائِذُ بِكَ ِم َن‬: ْ‫الر ِح ُم فَقَالَت‬


َّ ‫ت‬ َ ‫ق َحتَّى إِذَا فَ َر‬
ِ ‫غ ِم ْن ُه ْم قَا َم‬ َ ‫ق ا ْل َخ ْل‬
َ َ‫إ َ َّن هللاَ َخل‬
.‫ بَلَى‬: ْ‫طعَكَ ؟ قَالَت‬ َ ‫صلَكَ َوأ َ ْق َط َع َم ْن َق‬
َ ‫ض ْي َن أ َ ْن أ َ ِص َل َم ْن َو‬
َ ‫ أ َ َما ت َ ْر‬,‫ َنعَ ْم‬:‫ قَا َل‬.‫ا ْلقَ ِط ْيعَ ِة‬
َ‫ فَذَ ِلكَ لَك‬:‫” قَا َل‬
“Sesungguhnya Allah swt menciptakan makhluk, hingga apabila Dia selesai dari (menciptakan)
mereka, rahim berdiri seraya berkata: ini adalah kedudukan orang yang berlindung dengan-Mu
dari memutuskan. Dia berfirman: “Benar, apakah engkau ridha jika Aku menyambung orang
yang menyambung engkau dan memutuskan orang yang memutuskan engkau?” Ia menjawab:
iya. Dia berfirman: “Itulah untukmu”

4. Penyebab Masuk surga dan dijauhkan dari neraka

Balasan orang yang menyambung tali silaturahmi adalah didekatkan dengan surga dan dijauhkan
dari api neraka. Sebagaimana yang tertera dalam hadist berikut ini :

َّ ‫الزكَاةَ َوت َ ِص ُل‬


” ‫الر ِح َم‬ َّ ‫صالَةَ َوت ُ ْؤتِ َي‬ َ ‫“ ت َ ْعبُ ُد هللاَ َوالَ تُش ِْركُ ِب ِه‬
َّ ‫ش ْيئ ًا َوت ُ ِق ْي ُم ال‬
“Engkau menyembah Allah swt dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mendirikan
shalat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silaturahmi” (HR Bukhari dan Muslim)

Dan dalam satu riwayat:

” َ‫سكَ ِب َما أ َ َم ْرتُهُ ِب ِه د َخ َل َا ْل َّج َن َََة‬


َّ ‫“ إِ ْن ت َ َم‬
“Jika dia berpegang dengan apa yang Kuperintahkan kepadanya niscaya ia masuk surga.”

5. Merupakan bentuk Ketaatan kepada Allah SWT

Menyambung tali silaturahmi adalah salah satu hal yang diperintahkan oleh Allah SWT maka
dengan menjalankan perintahnya maka kita taat kepada Allah SWT. Menjalin silaturahmi juga
merupakan salah satu cara meningkatkan akhlak terpuji.

Allah swt berfirman:

‫ب‬ َ ‫سو َء ا ْل ِح‬


ِ ‫سا‬ ُ ‫ون‬ َ ‫ون َمآأ َ َم َر هللاُ ِب ِه أَن يُو‬
َ ُ‫ص َل َويَخش َْو َن َربَّ ُه ْم َويَ َخاف‬ َ ‫َوالَّذ‬
َ ُ‫ِين يَ ِصل‬
“dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan,
dan mereka takut kepada Rabbnya dan takut kepada hisab yang buruk” (QS. Ar-Ra’d :21)

6. Pahalanya seperti memerdekakan budak

Sebuah hadist meriwatkan bahwa dari Ummul mukminin Maimunah binti al-Harits radhiyallahu
‘anha, bahwasanya dia memerdekakan budak yang dimilikinya dan tidak memberi kabar kepada
Nabi saw sebelumnya, maka tatkala pada hari yang menjadi gilirannya, ia berkata: Apakah
engkau merasa wahai Rasulullah bahwa sesungguhnya aku telah memerdekakan budak
(perempuan) milikku? Beliau bertanya: “Apakah sudah engkau lakukan?” Dia menjawab: Ya.
Beliau bersabda:
” ‫َان أ َ ْع َظ َم ِأل َ ْج ِر ِك‬
َ ‫“ أَما إِنَّ ِك لَ ْو أ َ ْع َطيتِ َها أ َ ْخ َوالَ ِك ك‬
“Adapun jika engkau memberikannya kepada paman-pamanmu niscaya lebih besar pahalanya
untukmu.”

7. Bersedekah terhadap keluarga sendiri tidak seperti sedekah terhadap orang lain

Mengunjungi sanak saudara dan bersedekah adalah salah satu perbuatan mulia dan memiliki
faedah yang besar. ( baca keutamaan bersedekah )Bersedekah kepada keluarga lebih diutamakan
daripada bersedekah kepada orang lain dan bisa menghindari dari perbuatan riya. Bersedekah
kepada keluarga dan orang lain kemudian menceritakannya atau riya adalah salah satu dari hal-
hal yang menghapus amal ibadah sedekah tersebut,

Hal ini dianjurkan kepada setiap umat muslim sebagaimana yang dijelaskan dalam hadist dari Salman bin
‘Amir ra, dari Nabi saw beliau bersabda:

” ٌ‫ص َدقَةٌ َو ِصلَة‬ ِ َ ‫الر ِح ِم اثْنَت‬


َ :‫ان‬ َ ‫ص َدقَةٌ َو‬
َّ ‫علَى ذِي‬ َ ُ‫ص َدقَة‬
ْ ‫علَى ا ْل ِم‬
َ ‫س ِك ْي ِن‬ َّ ‫“ ال‬
“Sedekah terhadap orang miskin adalah sedekah dan terhadap keluarga sendiri mendapat dua
pahala: sedekah dan silaturahmi.” (HR Tirmidzi)

Demikian pula dengan hadits Zainab ats-Tsaqafiyah radhiyallahu ‘anha, istri Abdullah bin
Mas’ud ra, ketika ia pergi dan bertanya kepada Nabi saw: Apakah boleh dia bersedekah kepada
suaminya dan anak-anak yatim yang ada dalam asuhannya? Maka Nabi saw bersabda:

َّ ‫ أ َ ْج ُر ا ْلقَ َرا َب ِة َوأ َ ْج ُر ال‬:‫ان‬


” ‫ص َدقَ ِة‬ ِ ‫“ لَ َها أ َ ْج َر‬
“Untuknya dua pahala, pahala kekeluargaan dan pahala sedekah.” (HR Bukhari dan Muslim)

Meskipun silaturahmi memiliki banyak keutaam tidak sedikit orang yang meninggalkannya.
Menyepelekan bersilaturahmi bukanlah hal yang baik. Meskipun orang yang kita kunjungi
berbuat zhalim, melakukan fitnah ( baca larangan fitnah dalam islam )atau memiliki sifat
sombong kepada kita namun tetap saja kita harus menjalin tali silaturahmi yang baik
sebagaimana yang disebutkan dalam hadist berikut :

Dan dari ‘Uqbah bin ‘Amir ra aku berkata: Ya Rasulullah, ceritakanlah kepadaku tentang amalan
yang utama, maka beliau bersabda:

” َ‫ع َّم ْن َظلَ َمك‬ ْ ‫“ ِص ْل َم ْن قَ َط َعكَ َوأَع ِْط َم ْن َح َر َمكَ َوأَع ِْر‬
َ ‫ض‬
“Sambunglah orang yang memutuskan (hubungan dengan)mu, berilah kepada orang yang tidak
memberi kepadamu, dan berpalinglah dari orang yang berbuat zalim kepadamu” (HR Ahmad)
Orang yang memutuskan silaturahmi tidak hanya berdosa besar melainkan juga akan diberikan
ganjaran sebagaimana yang hadist berikut :

” ُ‫صلَهُ هللاُ َو َم ْن قَ َطعَنِي قَ َطعَهُ هللا‬ َ ‫ َم ْن َو‬:‫لر ِح ُم ُمعَلَّقَةٌ ِبا ْلعَ ْر ِش تَقُ ْو ُل‬
َ ‫صلَنِي َو‬ َّ َ ‫“ ا‬
“Rahim bergantung di Arys seraya berkata: Barangsiapa yang menyambung hubunganku
niscaya Allah swt. menyambungnya, dan barangsiapa yang memutuskan aku niscaya Allah swt
memutuskan hubungan dengannya” (HR Bukhari dan Muslim)

” ‫احبِ ِه ا ْلعُقُ ْوبَةَ فِي ال ُّد ْنيَا َم َع َما يُ َّد َخ ُر لَهُ فِي‬
ِ ‫ص‬َ ‫ب أ َ ْح َرى أ َ ْن يُعَ ِج َل هللاُ ِل‬
ٍ ‫َما ِم ْن ذَ ْن‬
َّ ‫آلخ َر ِة ِم َن ا ْلبَ ْغي ِ َوقَ ِط ْيعَ ِة‬
‫الر ِح ِم‬ ِ ْ‫“ ا‬
“Tidak ada dosa yang Allah swt lebih percepat siksaan kepada pelakunya di dunia, serta yang
tersimpan untuknya di akhirat selain perbuatan zalim dan memutuskan tali silaturahmi” (HR
Tirmidzi)

Dan diriwayatkan bahwa orang yang memutuskan tali silaturahmi, amalannya tidak akan
diterima, dari Abu Hurairah ra ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda:

َ ‫ض ُك َّل َخ ِم ْي ٍس لَ ْيلَةَ ا ْل ُج ُمعَ ِة فَالَ يُ ْقبَ ُل‬


ِ َ‫ع َم ُل ق‬
” ‫اط ِع َر ِح ٍم‬ ُ ‫“ إِ َّن أ َ ْع َما َل بَنِي آ َد َم ت ُ ْع َر‬
“Sesungguhnya amal ibadah manusia diperlihatkan setiap hari Kamis malam Jum’at, maka
tidak diterima amal ibadah orang yang memutuskan hubungan silaturahmi” (HR Ahmad)

Abdullah bin Abi Aufa ra, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda:

” ‫اط ُع َر ِح ٍم‬ َ ُ‫الر ْح َمة‬


ِ َ‫علَى قَ ْو ٍم فِ ْي ِه ْم ق‬ َّ ‫“ الَ ت َ ْن ِز ُل‬
“Rahmat tidak akan turun kepada kaum yang padanya terdapat orang yang memutuskan tali
silaturahmi” (HR Muslim

Dan orang yang memutuskan tali silaturahmi terancam tidak bisa masuk surga, dari Abu
Muhammad Jubair bin Muth’im ra, dari Nabi saw beliau bersabda:

ِ َ‫“ الَ يَ ْد ُخ ُل ا ْل َجنَّةَ ق‬


” ‫اط ٌع‬
“Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan (silaturahmi)” (HR Bukhari dan Muslim)

Demikianlah keutamaan menyambung tali silaturahmi dan ganjaran yang kita peroleh jika
melakukannya ataupun meninggalkannya. Islam mengajarkan kita untuk selalu meiliki akhlak
terpuji dan beramal shaleh. mengunjungi sanak saudara dan menjaga lisan sangatlah diutamakan
karena bahaya lidah sangatlah besar. Semoga kita senantiasa mendapat hidayah Allah SWT dan
terhindar dari siksa di hari kiamat ( baca juga ciri-ciri akhir zaman dan tanda-tanda kiamat)

Anda mungkin juga menyukai