قال رسول هللا صلى هللا :ط ِع ٍم رضي هللا عنه قال ْ عن ُجبَي ِْر ب ِْن ُم
ِ َ ((اَل يَ ْد ُخ ُل ْال َجنّةَ ق:عليه وسلّم
ِ َيَ ْعنِي ق ))ٌاطع
متفق .اط َع َر ِح ٍم
عليه
Jubair bin Muth’im radhiyallahu ‘anhu berkata,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Tidak akan
masuk surga penutus tali silaturrahim” (Muttafaq ‘alaihi)
Sumber dari: https://wahdah.or.id/ancaman-bagi-pemutus-tali-silaturrahim/
Keajaiban Silaturahmi
Selain karena jarak yang mungkin jauh membentang, kesibukan pun menjadi salah
satu sebab tidak terbangunnya hubungan silaturrahim dengan baik. Ada setumpuk
arsip dan kertas-kertas kerja yang perlu segera diselesaikan.
Biasanya, orang seperti ini akan segera menelpon, “Aduh, maaf, saya tidak bisa
hadir…..” Dan segera menutup pembicaraan dengan sebuah permintaan yang dikiranya
cukup melegakan, “Salam saja buat semuanya!”
Yah, pekerjaan dan kesibukan adalah senjata utama yang dapat menghalangi Anda dari
keinginan untuk bersilaturrahmi.
Padahal, dengan selalu menjalin tali silaturrahim, Anda telah berinvestasi untuk
kebahagiaan Anda dunia dan akhirat.
Menyambung tali silaturrahim adalah wasiat penutup para rasul. Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam bersabda,
“Takutlah kepada Allah dan sambunglah tali silaturrahim.” (HR. Baihaqi. Dinyatakan
shahih oleh Syaikh Al Albani).
Juga sabda beliau, “Sebarkan salam, sambunglah tali silaturrahim, shalatlah di malam
hari di saat manusia terlelap tidur, niscaya kamu akan masuk surga dengan selamat.”
(HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Sabda beliau, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah
ia menyambung tali silaturrahim.” (HR. Bukhari).
A. Pahala di Dunia
Pahala yang akan dipetik oleh seseorang yang menyambung tali silaturrahim di dunia
adalah:
1. Dilapangkan rezekinya
ِ ََم ْن َس َّرهُ َأ ْن يُ ْب َسطَ لَهُ ِر ْزقُهُ َأوْ يُ ْن َسَأ لَهُ فِي َأثَ ِر ِه فَ ْلي
ُصلْ َر ِح َمه
2. Orang yang menyambung tali silaturrahim biasanya tidak akan menemui masa sulit
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Tidaklah sebuah keluarga yang gemar
menyambung tali silaturrahim kemudian mereka akan meminta-minta.” (HR. Ibnu
Hibban, dinyatakan shahih oleh Al Albani).
Perbanyaklah silaturrahim, maka Allah akan mencukupi Anda.
3. Dipanjangkan umurnya
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
ِّب الرَّب
َ ض ْ ُال ِّس َّر ت
َ طفُِئ َغ
5. Dimakmurkan negerinya
Dalam sebuah sabdanya, baginda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengingatkan
kita tentang salah satu keutamaan menyambung tali silaturrahim, “Menyambung tali
silaturrahim adalah akhlak yang baik, dan berbuat baik kepada tetangga dapat
memakmurkan negeri dan menambah umur.” (HR. Ahmad, dinyatakan shahih oleh Al
Albani).
Barangkali, di antara penyebab mengapa negeri ini sering dilanda bencana adalah
karena penduduknya tak lagi menjalin tali silaturrahim. Sibuk dengan urusan pribadi,
menjadikan kita lupa saling sapa dan saling mengunjungi.
B. Pahala di Akhirat
1. Menjadi benteng baginya di dalam kubur
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
“Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya jenazah akan mendengar
suara terompah kalian ketika kalian pergi meninggalkannya. Apabila ia seorang
mukmin, maka (pahala) shalat berada di kepalanya, (pahala) zakat berada di sebelah
kanannya, (pahala) puasa berada di sebelah kirinya. Sedangkan (pahala) amalan-
amalan kebaikan berupa sedekah, silaturrahim, kemakrufan, dan berbuat baik kepada
manusia akan berada di kakinya. Ia akan didatangi (malaikat) melalui kepalanya, maka
shalat berkata, “Tiada pintu masuk dari arahku.” Lalu ia didatangi melalui sebelah
kanannya, maka zakat berkata, “Tiada pintu masuk dari arahku.” Lalu ia didatangi dari
sebelah kiri, maka puasa berkata, “Tiada pintu masuk dari arahku.” Lalu ia didatangi
oleh kedua kakinya, maka amalan-amalan kebaikan berkata, “Tiada pintu masuk dari
arahku.” Kemudian dikatakan kepada si mayit, “Duduklah!” (HR. Ibnu Hibban,
dihasankan oleh Al Albani).
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah beriman kepada Allah, lalu menyambung
tali silaturrahim, lalu beramal makruf nahi munkar.” (HR. Abu Ya’la, dinyatakan shahih
oleh Al Albani).
“Sambunglah orang yang memutus tali silaturrahmimu, dan berbuat baiklah kepada
orang yang berbuat buruk kepadamu.” (HR. Ibnu An-Najjar, dinyatakan shahih oleh Al
Albani).
Barangkali, aksi pertama yang kita lakukan ketika menerima perlakuan buruk dari
orang lain adalah memberi balasan setimpal, bahkan pembalasan yang lebih kejam.
Namun ternyata, Nabi kita mewasiatkan sebaliknya, “Berbuat baiklah kepada orang
yang berbuat buruk kepadamu.” Apa sebab? Agar kita tetap mendapatkan keutamaan-
keutamaan dari bersilaturrahmi.
Wallahu Waliyyut Taufiq
Bahan bacaan: ‘Ilajul Qathi’ah bi Shilatil Arham, karya Abdul Qadir Abu Thalib.
(Buletin Al Fikrah No. 13 Tahun X/22 Rabiul Akhir 1430 H)
Sumber dari: https://wahdah.or.id/keajaiban-silaturahmi/
Keajaiban Silaturahmi
Selain karena jarak yang mungkin jauh membentang, kesibukan pun menjadi salah
satu sebab tidak terbangunnya hubungan silaturrahim dengan baik. Ada setumpuk
arsip dan kertas-kertas kerja yang perlu segera diselesaikan.
Biasanya, orang seperti ini akan segera menelpon, “Aduh, maaf, saya tidak bisa
hadir…..” Dan segera menutup pembicaraan dengan sebuah permintaan yang dikiranya
cukup melegakan, “Salam saja buat semuanya!”
Yah, pekerjaan dan kesibukan adalah senjata utama yang dapat menghalangi Anda dari
keinginan untuk bersilaturrahmi.
Padahal, dengan selalu menjalin tali silaturrahim, Anda telah berinvestasi untuk
kebahagiaan Anda dunia dan akhirat.
Wasiat Penutup Para Rasul
Menyambung tali silaturrahim adalah wasiat penutup para rasul. Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam bersabda,
“Takutlah kepada Allah dan sambunglah tali silaturrahim.” (HR. Baihaqi. Dinyatakan
shahih oleh Syaikh Al Albani).
Juga sabda beliau, “Sebarkan salam, sambunglah tali silaturrahim, shalatlah di malam
hari di saat manusia terlelap tidur, niscaya kamu akan masuk surga dengan selamat.”
(HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Sabda beliau, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah
ia menyambung tali silaturrahim.” (HR. Bukhari).
A. Pahala di Dunia
Pahala yang akan dipetik oleh seseorang yang menyambung tali silaturrahim di dunia
adalah:
1. Dilapangkan rezekinya
ِ ََم ْن َس َّرهُ َأ ْن يُ ْب َسطَ لَهُ ِر ْزقُهُ َأوْ يُ ْن َسَأ لَهُ فِي َأثَ ِر ِه فَ ْلي
ُصلْ َر ِح َمه
2. Orang yang menyambung tali silaturrahim biasanya tidak akan menemui masa sulit
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Tidaklah sebuah keluarga yang gemar
menyambung tali silaturrahim kemudian mereka akan meminta-minta.” (HR. Ibnu
Hibban, dinyatakan shahih oleh Al Albani).
Perbanyaklah silaturrahim, maka Allah akan mencukupi Anda.
3. Dipanjangkan umurnya
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
ِّب الرَّب
َ ض ْ ُال ِّس َّر ت
َ طفُِئ َغ
“Silaturrahim dapat menambah umur, sedangkan sedekah dengan sembunyi-semunyi
dapat meredam murka Allah.” (HR. Ath-Thabrani, dinyatakan hasan oleh Al Albani).
5. Dimakmurkan negerinya
Dalam sebuah sabdanya, baginda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengingatkan
kita tentang salah satu keutamaan menyambung tali silaturrahim, “Menyambung tali
silaturrahim adalah akhlak yang baik, dan berbuat baik kepada tetangga dapat
memakmurkan negeri dan menambah umur.” (HR. Ahmad, dinyatakan shahih oleh Al
Albani).
Barangkali, di antara penyebab mengapa negeri ini sering dilanda bencana adalah
karena penduduknya tak lagi menjalin tali silaturrahim. Sibuk dengan urusan pribadi,
menjadikan kita lupa saling sapa dan saling mengunjungi.
B. Pahala di Akhirat
1. Menjadi benteng baginya di dalam kubur
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
“Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya jenazah akan mendengar
suara terompah kalian ketika kalian pergi meninggalkannya. Apabila ia seorang
mukmin, maka (pahala) shalat berada di kepalanya, (pahala) zakat berada di sebelah
kanannya, (pahala) puasa berada di sebelah kirinya. Sedangkan (pahala) amalan-
amalan kebaikan berupa sedekah, silaturrahim, kemakrufan, dan berbuat baik kepada
manusia akan berada di kakinya. Ia akan didatangi (malaikat) melalui kepalanya, maka
shalat berkata, “Tiada pintu masuk dari arahku.” Lalu ia didatangi melalui sebelah
kanannya, maka zakat berkata, “Tiada pintu masuk dari arahku.” Lalu ia didatangi dari
sebelah kiri, maka puasa berkata, “Tiada pintu masuk dari arahku.” Lalu ia didatangi
oleh kedua kakinya, maka amalan-amalan kebaikan berkata, “Tiada pintu masuk dari
arahku.” Kemudian dikatakan kepada si mayit, “Duduklah!” (HR. Ibnu Hibban,
dihasankan oleh Al Albani).
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah beriman kepada Allah, lalu menyambung
tali silaturrahim, lalu beramal makruf nahi munkar.” (HR. Abu Ya’la, dinyatakan shahih
oleh Al Albani).
“Sambunglah orang yang memutus tali silaturrahmimu, dan berbuat baiklah kepada
orang yang berbuat buruk kepadamu.” (HR. Ibnu An-Najjar, dinyatakan shahih oleh Al
Albani).
Barangkali, aksi pertama yang kita lakukan ketika menerima perlakuan buruk dari
orang lain adalah memberi balasan setimpal, bahkan pembalasan yang lebih kejam.
Namun ternyata, Nabi kita mewasiatkan sebaliknya, “Berbuat baiklah kepada orang
yang berbuat buruk kepadamu.” Apa sebab? Agar kita tetap mendapatkan keutamaan-
keutamaan dari bersilaturrahmi.
Wallahu Waliyyut Taufiq
Bahan bacaan: ‘Ilajul Qathi’ah bi Shilatil Arham, karya Abdul Qadir Abu Thalib.
(Buletin Al Fikrah No. 13 Tahun X/22 Rabiul Akhir 1430 H)
Sumber dari: https://wahdah.or.id/keajaiban-silaturahmi/