Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya , saya mampu menyelesaikan tugas
makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun
kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, dan bimbingan dari orang-orang di sekitar kami,sehingga kendala-kendala yang kami
hadapi dapat teratasi.
Makalah yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi,
dan berita. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing kami
mengharapkan kritik dan sarannya demi perbaikan pembuatan makalah di masa yang akan
datang.
Wassalamualaikum wr.wb
BAB I
PENDAHULUAN
Hidup bermasyarakat adalah hal yang tak bisa dihindarkan sebagaimana sudah kita ketahui
bahwa seorang muslim tidak mungkin hidup sendiri dan menjauh dari jamaah. Bahkan dalam
shalat pun, Allah menyuruh kita untuk melaksanakannya secara berjamaah bukan sendiri-
sendiri. Disitulah Allah SWT memrintahkan kita untuk menjaga tali silaturahim.
Dari latar belakang yang telah dijelaskan, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
2. Bisa mengerti bagaimana penerapannya hablum minannas dalam kehidupan sehari – hari.
PEMBAHASAN
Hablum minannas adalah hubungan baik sesama manusia. Adanya hubungan ini adalah
konsekuensi tak terhindarkan dari interaksi dengan sesama manusia karena kita membutuhkan
bantuannya. Seorang muslim tidaklah cukup membangun hubungan baik dengan Allah tetapi
harus pula membangun hubungan baik dengan sesama manusia.
Hablumminannas ialah amalan-amalan lahir kita yang termasuk dalam bidang-bidang muamalat
(kerja-kerja yang ada hubungannya dengan masyarakat), munakahat (persoalan kekeluargaan)
dan jinayah serta tarbiyah Islamiyah, soal-soal siasah, fisabilillah, jihad dan persoalan alam
beserta isinya.
Hubungan sesama manusia dalam Islam adalah hubungan sebagai saudara sebagaimana firman
Allah surat al Hujurot ayat 10
Dari ayat menjelaskan bahwa kita sebagai manusia harus menjaga tali shilaturahmi sesama
manusia Allah memberikan resep-resep agar hubungan dengan sesama manusia dapat terjalin
dengan harmonis. Tujuh resep tersebut terdapat dalam Al-Qur'an surat Al-Hujarat ayat 6 – 12 :
a. budayakan tabayun. Tabayun adalah mengecek kebenaran suatu berita yang sampai ke
telinga kita
b. budaya ishlah. Ishlah adalah meluruskan yang tidak lurus, mendamaikan yang tidak damai,
merukunkan yang tidak rukun, termasuk meluruskan informasi yang salah.
Makna silaturrahim
Silaturrahmi tersusun dari dua kosa kata Arab; shilah yang berarti menyambung danrahim yang
berarti rahim wanita, dan dipakai bahasa kiasan untuk makna hubungan kerabat. Jadi
silaturrahim bermakna: menyambung hubungan dengan kerabat. Dari keterangan ini, bisa
disimpulkan bahwa secara bahasa Arab dan istilah syar’i, penggunaan kata silaturrahim untuk
makna sembarang pertemuan atau kunjungan dengan orang-orang yang tidak memiliki
hubungan kerabat, sebenarnya kurang pas.
Kini dapat kita mengerti, betapa pentingnya silaturahmi dalam Islam. Maka melihat pentingnya
silaturahmi tersebut, berikut merupakan 10 manfaat Silaturahmi menurut Abu Laits
Samarqandi, yaitu:
b. Membuat orang yang kita dikunjungi berbahagia. Hal ini amat sesuai dengan sabda
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, yaitu "Amal yang paling utama adalah membuat
seseorang berbahagia."
f. Memanjangkan usia.
i. Memupuk rasa cinta kasih terhadap sesama, meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa
kekeluargaan, mempererat dan memperkuat tali persaudaraan dan persahabatan.
j. Menambah pahala setelah kematiannya, karena kebaikannya (dalam hal ini, suka
bersilaturahmi) akan selalu dikenang sehingga membuat orang lain selalu mendoakannya.
Berikut ada beberapa Firman Allah SWT dan Hadits Nabi yang meneramgkan bersilaturahim :
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa
pun. Serta berbuat baiklah kepada kedua orangtua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-
orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman, musafir dan hamba sahaya yang kalian
miliki. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri”.( QS. An-
Nisa’: 36. )
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir; hendaklah ia bersilaturrahim”.( HR. Bukhari
dari Abu Hurairah. )
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam juga menjanjikan bahwa di antara buah dari silaturrahim
adalah keluasan rizki dan umur yang panjang,
ِ َ” َم ْن َأ َحبَّ َأ ْن يُ ْب َسطَ لَهُ فِي ِر ْزقِ ِه َويُ ْن َسَأ لَهُ فِي َأثَ ِر ِه؛ فَ ْلي.
“ُصلْ َر ِح َمه
“Barang siapa menginginkan untuk diluaskan rizkinya serta diundur ajalnya; hendaklah ia
bersilaturrahim”.( HR. Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik. )
Untuk mempertahankan kehormatan, harga diri, dan meningkatkan harkat dan martabat dalam
hidup ini, kita memerlukan akhlaq terhadap diri sendiri, antara lain:
Ø Menjaga kehormatan dan harga diri, membersihkan diri lahir dan batin.
Ø Selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah, beramal shaleh, meningkatkan iman dan
takwa.
Berikut akan diberikan beberapa contoh penerapan akhlaq mulia kepada keluarga :
Ø Kepada istri atau suami : menjaga kedamaian, ketenangan, saling menghormati, saling
menyayangi, bersikap jujur dan terbuka, tidak selingkuh dan saling curiga, dan sebagainya.
Ø Kepada tetangga dan masyarakat : saling membantu, tenggang rasa, gortong royong, saling
menghormati, saling meminta dan memberi, dan sebagainya.
Ø Memperhatikan dan merenungkan penciptaan alam semesta serta bersyukur kepada Allah.
Ø Menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan flora dan fauna serta alam semesta ini
untuk kepentingan manusia.
Ø Tidak berlaku dzalim, aniaya, atau mengeksploitasi secara semena-mena, seperti
penebangan hutan secara liar, penggalian tambang tanpa mempedulikan lingkungan, membuat
polusi, dan sebagainya
BAB III
KESIMPULAN
Dari semua uraian diatas intinya kita sebagai manusia harus saling berinteraksi kepada manusia.
Kita tidak bisa hidup sendiri tanpa didampingi oleh manusia lainnya. Selain itu saat kita
berinteraksi kita harus memiliki sifat terpuji ( Akhlaqul Kharimah ) guna mempereratkan
hubungan kita. Tirulah akhlaq Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari – harinya Beliau. Beliau
selalu bersikap baik kepada semua orang bahkan kepada orang non muslim sekalipun.
BAB IV
PENUTUP
Alhamdulillah, akhirnya penulisan makalah ” HABLUM MINANNAS DAN PERILAKU TERPUJI “ ini
sudah selesai. Saya mengucapkan terimakasih kepada pihak – pihak yang telah membantu
khususnya bapak Septia Lutfi, M.Kom. Kami juga meminta maaf apabila ada kesalahan dalam
penulisan laporan. Kritik, saran dan masukan sangat diharapkan untuk ke depan supaya lebih
baik. Demikian makalah ini saya buat, atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan
terimakasih.
Wassalamualaikum wr.wb
DAFTAR PUSTAKA
http://zoelvkarpoenya.blogspot.co.id/2014/10/akhlak-serta-implementasinya.html
https://www.facebook.com/Alquransebagaipedomanhidupini/posts/435843779790527
http://jajangajjaelani80.blogspot.co.id/2011/06/hablum-minalloh-wa-hablum-minannas.html