Anda di halaman 1dari 12

Keutamaan Silaturahmi

Merdeka.com - Silaturahmi adalah salah satu amalan umat muslim untuk menyambung


tali persaudaraan. Silaturahmi dapat kita lakukan kapan saja, namun amalan ini menjadi
salah satu agenda utama saat momen hari raya Idul Fitri atau Lebaran.
Umumnya saat lebaran tiba, umat muslim selalu berbondong-bondong untuk mudik
atau pulang ke kampung halaman. Seolah mudik telah menjadi tradisi tahunan bagi
umat muslim. Hal ini dilakukan semata-mata untuk menyambung silaturahmi dengan
keluarga dan sanak saudara.

Manusia tidak akan pernah lepas dari kesalahan dan dosa. Biasanya, hal ini bisa
menyebabkan suatu hubungan terputus. Untuk menyambungkan tali yang sudah
terputus, umat muslim dianjurkan untuk bersilaturahmi.

Secara bahasa, silaturahmi berasal dari kata shilah yang memiliki arti hubungan dan
rahim artinya kerabat. Rahim sendiri juga berasal dari kata Ar Rahmah yang berarti
kasih sayang atau menjalin kekerabatan.

Hal ini sebagaimana dalam salah satu hadits, yang artinya: "Bukanlah bersilaturrahim orang
membalas kunjungan atau pemberian, tetapi yang bersilaturrahim adalah yang menyambung
apa yang putus." (HR Bukhari)

Manfaat Silaturahmi
- Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT
Menjalin silaturahmi dengan sesama juga menjadi salah satu sarana kita untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pasalnya saat kita mau menyambung silaturahmi
dan memperlakukan manusia dengan baik, berarti kita telah menjalankan perintah Allah
SWT. Dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra ia berkata sesungguhnya
Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya Allah SWT menciptakan makhluk, hingga apabila Dia selesai dari
(menciptakan) mereka, rahim berdiri seraya berkata: ini adalah kedudukan orang yang
berlindung dengan-Mu dari memutuskan. Dia berfirman: "Benar, apakah engkau ridha
jika Aku menyambung orang yang menyambung engkau dan memutuskan orang yang
memutuskan engkau?" Ia menjawab: iya. Dia berfirman: "Itulah untukmu."

- Menjaga Kerukunan dan Keharmonisan


Selain dapat mendekatkan diri dengan Allah SWT, silaturahmi juga dapat menjaga
kerukunan dan keharmonisan dengan sesama. Momentum saling memaafkan saat
bersilaturahmi dapat membuat hubungan menjadi rukun. Pasalnya setiap manusia tidak
akan pernah lepas dari kesalahan dan dosa, sehingga sudah barang tentu seseorang
akan minta maaf dan saling memaafkan.

Seseorang yang memutus tali silaturahmi maka dianggap sebagai perusak bumi.
Bahkan ia juga akan menerima kutukan dari Allah SWT. Hal ini sebagaimana yang
tertuang dalam salah satu hadis berikut, Rasulullah SAW bersabda: "Tak akan masuk
surga pemutus tali silaturahmi".(HR. Bukhari dan Muslim).

- Dijauhkan dari Neraka


Manfaat silaturahmi berikutnya ialah dijauhkan dari neraka. Seseorang muslim yang
menjalin kembali tali silaturahmi maka akan dijauhkan dari neraka. Sebagaimana dalam
salah satu hadis berikut ini, yang artinya: "Engkau menyembah Allah SWT dan tidak
menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mendirikan salat, menunaikan zakat, dan
menyambung tali silaturahmi." (HR Bukhari dan Muslim).

- Menjadi Makhluk Mulia

Manfaat silaturahmi lainnya yaitu dapat menjadikan kita sebagai makhluk yang mulia.
Pasalnya menyambung silaturahmi dengan orang yang telah memutuskan tali
silaturahmi merupakan akhlak terpuji yang dicintai oleh Allah. Sebagaimana sebuah
hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ali bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Maukah kalian saya tunjukkan perilaku akhlak termulia di dunia dan di akhirat?
Maafkan orang yang pernah menganiayaimu, sambung silaturahmi orang yang
memutuskanmu dan berikan sesuatu kepada orang yang telah melarang pemberian
untukmu."

Sedangkan, seseorang yang suka memutus tali silaturahmi maka dianggap sebagai
perusak kehidupan. Hal ini sebagaimana yang termaktub dalam salah satu surah Al-
Quran berikut ini, Allah SWT berfirman:

"Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka
bumi dan memutuskan hubungan tali silaturahmi (kekeluargaan)? Mereka itulah orang-
orang yang dilaknati Allah dan ditulikan telinga mereka dan dibutakan penglihatan
mereka".(QS. Muhammad:22-23)

- Memperpanjang Umur dan Melapangkan Rezeki


Manfaat silaturahmi selanjutnya yaitu dapat memperpanjang umur dan melapangkan
rezeki. Mengunjungi anggota keluarga dan sanak saudara merupakan salah satu cara
untuk menciptakan kerukunan dan keharmonisan. Selain itu silaturahmi juga
merupakan amalan yang memiliki nilai pahala besar.

Seseorang yang senantiasa menjaga tali silaturahmi maka Allah akan melapangkan
rezeki dan memperpanjang umurnya. Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam
sebuah hadis berikut, Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka


sambunglah tali silaturahmi," (HR. Bukhari – Muslim).
Menjaga dan memperkuat silaturahmi sangat penting dilakukan oleh setiap muslim. Hal
ini bukan hanya bermanfaat di dunia saja, akan tetapi untuk kebaikan di akhirat nanti.

Muhammad Abduh Tuasikal, MSc

Dari Abu Ayyub Al Anshori, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya
tentang amalan yang dapat memasukkan ke dalam surga, lantas Rasul menjawab,

ِ َ‫ َوت‬، َ‫ َوتُْؤ تِى ال َّز َكاة‬، َ‫صالَة‬


‫ص ُل ال َّر ِح َم‬ ُ ‫تَ ْعبُ ُد هَّللا َ الَ تُ ْش ِر‬
َّ ‫ َوتُقِي ُم ال‬، ‫ك ِب ِه َش ْيًئا‬
“Sembahlah Allah, janganlah berbuat syirik pada-Nya, dirikanlah shalat,
tunaikanlah zakat, dan jalinlah tali silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat).”
(HR. Bukhari no. 5983)

Dari Abu Bakroh, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫صا ِحبِ ِه ْال ُعقُوبَةَ فِى ال ُّد ْنيَا – َم َع َما يَ َّد ِخ ُر لَهُ فِى‬ َ ‫ب َأجْ َد ُر َأ ْن يُ َع‬
َ ِ‫جِّل هَّللا ُ تَ َعالَى ل‬ ٍ ‫َما ِم ْن َذ ْن‬
ِ ‫اآلخ َر ِة – ِم ْث ُل ْالبَ ْغ ِى َوقَ ِطي َع ِة الر‬
‫َّح ِم‬ ِ
“Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan balasannya bagi para
pelakunya [di dunia ini] -berikut dosa yang disimpan untuknya [di akhirat]-
daripada perbuatan melampaui batas (kezhaliman) dan memutus silaturahmi
(dengan orang tua dan kerabat)” (HR. Abu Daud no. 4902, Tirmidzi no. 2511, dan
Ibnu Majah no. 4211, shahih)

Abdullah bin ’Amr berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda,

‫صلَهَا‬
َ ‫ت َر ِح ُمهُ َو‬ ِ ‫ َولَ ِك ِن ْال َو‬، ‫اص ُل بِ ْال ُم َكافِِئ‬
ْ ‫اص ُل الَّ ِذى ِإ َذا قَطَ َع‬ ِ ‫ْس ْال َو‬
َ ‫لَي‬
”Seorang yang menyambung silahturahmi bukanlah seorang yang membalas
kebaikan seorang dengan kebaikan semisal. Akan tetapi seorang yang
menyambung silahturahmi adalah orang yang berusaha kembali menyambung
silaturahmi setelah sebelumnya diputuskan oleh pihak lain.” (HR. Bukhari no.
5991)

Abu Hurairah berkata, “Seorang pria mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam dan berkata, “Wahai Rasulullah, saya punya keluarga yang jika saya
berusaha menyambung silaturrahmi dengan mereka, mereka berusaha
memutuskannya, dan jika saya berbuat baik pada mereka, mereka balik berbuat
jelek kepadaku, dan mereka bersikap acuh tak acuh padahal saya bermurah hati
pada mereka”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Kalau memang
halnya seperti yang engkau katakan, (maka) seolah- olah engkau memberi mereka
makan dengan bara api dan pertolongan Allah akan senantiasa mengiringimu
selama keadaanmu seperti itu.” (HR. Muslim no. 2558)

Abdurrahman ibnu ‘Auf berkata bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu


‘alaihi wa sallam bersabda,

ُ ‫ َوا ْشتَقَ ْق‬،‫َّح َم‬


‫ فَ َم ْن‬،‫ت لَهَا ِم ِن ا ْس ِمي‬ ُ ‫ َوَأنا َخلَ ْق‬،‫من‬
ِ ‫ت الر‬ ُ ْ‫ َأنا الرَّح‬:َّ‫ال هللاُ َع َّز َو َجل‬َ َ‫ق‬
ُ‫ َو َم ْن قَطَ َعهَا بتَتُّه‬،ُ‫ص ْلتُه‬
َ ‫صلَهَا َو‬
َ ‫َو‬
“Allah ’azza wa jalla berfirman: Aku adalah Ar Rahman. Aku menciptakan rahim
dan Aku mengambilnya dari nama-Ku. Siapa yang menyambungnya, niscaya Aku
akan menjaga haknya. Dan siapa yang memutusnya, niscaya Aku akan memutus
dirinya.” (HR. Ahmad 1/194, shahih lighoirihi).

Dari Abu Hurairah, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِ َ‫ فَ ْلي‬، ‫ َوَأ ْن يُ ْن َسَأ لَهُ فِى َأثَ ِر ِه‬، ‫َم ْن َس َّرهُ َأ ْن يُ ْب َسطَ لَهُ فِى ِر ْزقِ ِه‬
ُ‫صلْ َر ِح َمه‬
“Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia
menyambung silaturrahmi.” (HR. Bukhari no. 5985 dan Muslim no. 2557)

Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata,

ُ‫ َوَأ َحبَّهُ َأ ْهلُه‬،ُ‫ نُسّى َء فِي َأ َجلِه َوثَ َرى َمالَه‬،ُ‫ص َل َر ِح َمه‬
َ ‫ َو َو‬،ُ‫َم ِن اتَّقَى َربَّه‬
“Siapa yang bertakwa kepada Rabb-nya dan menyambung silaturrahmi niscaya
umurnya akan diperpanjang dan hartanya akan diperbanyak serta keluarganya akan
mencintainya.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 58, hasan)

Memang terjadi salah kaprah mengenai istilah silaturahmi di tengah-tengah kita


sebagaimana yang dimaksudkan dalam hadits-hadits di atas. Yang tepat, menjalin
tali silaturahmi adalah istilah khusus untuk berkunjung kepada orang tua, saudara
atau kerabat. Jadi bukanlah istilah umum untuk mengunjungi orang sholeh, teman
atau tetangga. Sehingga yang dimaksud silaturahmi akan memperpanjang umur
adalah untuk maksud berkunjung kepada orang tua dan kerabat. Ibnu Hajar dalam
Al Fath menjelaskan, “Silaturahmi dimaksudkan untuk kerabat, yaitu yang punya
hubungan nasab, baik saling mewarisi ataukah tidak, begitu pula masih ada
hubungan mahrom ataukah tidak.” Itulah makna yang tepat.

Wallahu 'alam
Silaturahmi
Kata silaturrahmi sebenarnya adalah bentukan dari dua kata yang
berasal dari Bahasa Arab. Kata pertama adalah shilah yang
artinya sambung atau menyambung, atau bisa juga diartikan
dengan hubungan. Kata kedua dari silaturrahmi adalah rahmi itu
sendiri. Apa arti kata rahmi? Arti kata rahmi adalah kerabat.
Selain berarti kerabat, sebenarnya kata rahmi juga bisa diartikan
peranakan. Inilah alasan mengapa, ada pendapat yang
menyatakan istilah yang benar adalah silaturahim, bukan
silaturrahmi. Kata rahim artinya kasih sayang, sedang
kata rahmi berarti peranakan.
Meski demikian, istilah silaturahmi tidak sepenuhnya salah.
Sebab, kata rahmi juga bisa berarti kasih sayang. Hanya saja,
ada tambahan arti peranakan pada arti kata rahmi, tidak seperti
kata rahim yang hanya memiliki arti kasih sayang saja.
Atas perbedaan pendapat ini, lantas ada orang yang menyebut
silaturrahmi dengan menjalin hubungan kekerabatan dan
memang benar-benar kerabat dalam arti yang sebenarnya.
Artinya, silaturrahmi ini dilakukan antara orang-orang yang
memiliki hubungan darah saja.
Pengertian Silaturrahmi
Silaturrahmi adalah hubungan silaturrahim tidak hanya dijalin
antar orang yang memiliki hubungan darah saja, tetapi juga
orang-orang yang di luar itu. Sebab, kata rahim adalah kasih
sayang dan sama sekali tidak menunjuk pada arti peranakan atau
hubungan darah.
Terlepas dari arti bahasa tersebut, sebenarnya silaturrahmi yang
dimaksud  kebanyakan orang adalah melakukan perbuatan baik
kepada kerabat atau siapapun, baik dalam sikap, tutur, atau hal
lain. Memang, secara sempit, silaturrahmi adalah mengunjungi.
Namun, tidak pun mengunjungi, selama tetap berkomunikasi dan
berbuat baik, itu adalah bagian dari silaturrahmi.
Tujuan Silaturahmi
Dari apa yang dituturkan di atas, sebenarnya sudah jelas tujuan
dari silaturrahmi. Tujuannya adalah untuk menjaga hubungan
baik antar satu orang dengan orang lainnya. Bisa antar orang
yang memiliki hubungan kekerabatan, bisa juga antar orang yang
bahkan hanya sekadar kenal saja.
Jenis Silaturrahmi
Dengan tujuan tersebut, maka ada beberapa jenis silaturrahmi
yang biasa dilakukan dalam sisi pandang keislaman. Beberapa
jenis tersebut adalah sebagai berikut:
Silaturrahmi dengan kerabat
Silaturrahmi ini adalah silaturrahmi yang dilakukan dengan orang-
orang yang memiliki hubungan darah saja. Silaturrahmi ini tentu
adalah silaturrahmi yang paling utama dibanding dengan
silaturrahmi yang lain. Sebab menjaga hubungan kekerapan akan
menolak hadirnya konflik atau perpecahan dalam Islam.
Silaturrahmi antar muslim
Silaturrahmi ini adalah silaturrahmi yang dilakukan antara umat
muslim satu dengan umat muslim yang lain. Silaturrahmi ini juga
sering disebut sebagai cara untuk menjaga ukhuwah islamiyyah.
Tentu Anda sudah sering mendengar istilah ukhuwah islamiyyah,
bukan?
Silaturrahmi dengan non muslim
Silaturrahmi ini adalah silaturrahmi antara seorang muslim
dengan golongan di luarnya. Ini sudah menjadi tradisi di dalam
Islam. Sejak zaman Nabi dulu, silaturrahmi dengan non muslim
juga sudah dilakukan. Sekarang pun tentu juga begitu. Bukan
hanya untuk menunjukkan sifat Islam yang rahmatal lil ‘alamin,
tetapi juga untuk menjadi manusia yang bersosial baik.
Pada akhirnya, tidak ada alasan untuk tidak berbuat baik. Sebab,
Islam sendiri tidak membeda-bedakan kepada siapa seseorang
harus menjalin silaturrahmi dan menjaganya. Itu artinya, kepada
siapapun, seseorang dituntut untuk berbuat baik dan selalu
mengasihi.
Tidak perlu menunggu orang lain berbuat baik terlebih dahulu,
berusaha menjadi orang yang mengawali berbuat baik tentu lebih
utama.
Keutamaan Silaturahmi
Keutamaan silaturrahmi sangat banyak. Beberapa keutamaan
tersebut adalah seperti yang dituturkan berikut ini:
 Silaturrahmi adalah bagian dari iman kepada Allah dan hari
kiamat. Hal ini sebagaimana yang disampaikan hadits
dalam Shohih Bukhari. Dalam hadits tersebut, orang yang
beriman akan selalu memuliakan tamu yang datang ke
rumahnya. Dia juga akan menjaga silaturrahmi dan
mengucapkan hal baik saja.

– ‫الزهْ ِرىِّ َعنْ َأ ِبى َس َل َم َة َعنْ َأ ِبى ه َُري َْر َة‬ ُّ ‫َح َّد َث َنا َع ْب ُد هَّللا ِ بْنُ م َُح َّم ٍد َح َّد َث َنا ِه َشا ٌم َأ ْخ َب َر َنا َمعْ َم ٌر َع ِن‬
‫ان يُْؤ مِنُ ِباهَّلل ِ َو ْال َي ْو ِم اآلخ ِِر‬
َ ‫رضى هللا عنه – َع ِن ال َّن ِبىِّ – صلى هللا عليه وسلم – َقا َل « َمنْ َك‬
‫ان يُْؤ مِنُ ِباهَّلل ِ َو ْال َي ْو ِم‬
َ ‫ َو َمنْ َك‬، ‫ان يُْؤ مِنُ ِباهَّلل ِ َو ْال َي ْو ِم اآلخ ِِر َف ْليَصِ ْل َر ِح َم ُه‬َ ‫ َو َمنْ َك‬، ‫ض ْي َف ُه‬ َ ‫َف ْلي ُْك ِر ْم‬
ْ ‫اآلخ ِِر َف ْل َيقُ ْل َخيْرً ا َأ ْو لِ َيصْ م‬
‫ُت‬
 Silaturrahmi bisa melapangkan rizki. Dimana hal ini seperti
yang disampaikan Nabi lewat haditsnya. Hadits yang mana?
Hadits di bawah, yang juga ditulis dalam kitab hadits shohih
Imam Bukhari.

ٍ‫ْن َمالِك‬ ِ ‫سب‬ ِ ‫وب ْال ِكرْ َمانِىُّ َح َّد َث َنا َحسَّانُ َح َّد َث َنا يُو ُنسُ َح َّد َث َنا م َُح َّم ٌد َعنْ َأ َن‬
َ ُ‫َح َّد َث َنا م َُح َّم ُد بْنُ َأ ِبى َيعْ ق‬
ْ‫ت َرسُو َل هَّللا ِ – صلى هللا عليه وسلم – َيقُو ُل « َمنْ َسرَّ هُ َأن‬ ُ ْ‫– رضى هللا عنه – َقا َل َس ِمع‬
‫ْس َط َل ُه ِر ْزقُ ُه َأ ْو ُي ْن َسَأ َل ُه فِى َأ َث ِر ِه َف ْليَصِ ْل َر ِح َم ُه‬
َ ‫ُيب‬
 Silaturrahmi bisa menjadi sebab seorang masuk ke dalam
surga. Dalam hadits yang juga diambil dari Shohih Bukhari,
Nabi ditanya tentang amal yang bisa menyebabkan
seseorang masuk ke dalam surga. Lalu Nabi menyebut
amal-amal yang bisa menyebabkan seseorang masuk
surga. Dan salah satu ama tersebut adalah silaturrahmi.

‫ْن َط ْل َح َة‬ ِ ‫ب َعنْ مُو َسى ب‬ ٍ ‫ْن َم ْو َه‬ ِ ‫ْن َع ْب ِد هَّللا ِ ب‬ َ ‫ْن ع ُْث َم‬
ِ ‫ان ب‬ ِ ‫شعْ َب ُة َع ِن اب‬ُ ‫َح َّد َث َنا َح ْفصُ بْنُ ُع َم َر َح َّد َث َنا‬
‫ُّوب رضى هللا عنه َأنَّ َر ُجالً َقا َل لِل َّن ِبىِّ – صلى هللا عليه وسلم – َأ ْخ ِبرْ نِى ِب َع َم ٍل‬ َ ‫َعنْ َأ ِبى َأي‬
، َ ‫ َتعْ ُب ُد هَّللا‬، ‫ َقا َل َما َل ُه َما َل ُه َو َقا َل ال َّن ِبىُّ – صلى هللا عليه وسلم – « َأ َربٌ َما َل ُه‬. ‫ي ُْد ِخلُنِى ْال َج َّن َة‬
َّ ‫ َو ُتْؤ تِى‬، ‫صالَ َة‬
‫ َو َتصِ ُل الرَّ ِح َم‬، ‫الز َكا َة‬ َّ ‫ َو ُتقِي ُم ال‬، ‫ك ِب ِه َش ْيًئ ا‬
ُ ‫َوالَ ُت ْش ِر‬
 Orang yang memutus silaturrahmi sama dengan memutus
hubungannya dengan Allah. Ini seperti hadits yang masih
diambil dari Shohih Bukhari. Dalam hadits tersebut, Nabi
menyampaikan, hubungan baik atau kasih sayang itu
menyambung ke arasy. Itu sebabnya, orang yang memutus
silaturrahmi sama hal dengan memutus hubungannya
dengan Allah. Sebaliknya, orang yang menyambung
silaturrahmi, maka dia juga menyambung silaturrahmi
dengan Allah.

  ْ‫ظ َأل ِبى َب ْك ٍر – َقاالَ َح َّد َث َنا َوكِي ٌع َعن‬ ُ ‫ب – َواللَّ ْف‬ٍ ْ‫َح َّد َث َنا َأبُو َب ْك ِر بْنُ َأ ِبى َش ْي َب َة َو ُز َه ْي ُر بْنُ َحر‬
‫صلى هللا‬- ِ ‫ت َقا َل َرسُو ُل هَّللا‬ ْ ‫ان َعنْ عُرْ َو َة َعنْ َعاِئ َش َة َقا َل‬ ِ ‫ْن َأ ِبى م َُزرِّ ٍد َعنْ َي ِزيدَ ب‬
َ ‫ْن رُو َم‬ ِ ‫او َي َة ب‬
ِ ‫ُم َع‬
ُ ‫ص َل ُه هَّللا ُ َو َمنْ َق َط َعنِى َق َط َع ُه هَّللا‬
َ ‫ص َلنِى َو‬ َ ‫ش َتقُو ُل َمنْ َو‬ِ ْ‫ « الرَّ ِح ُم ُم َعلَّ َق ٌة ِب ْال َعر‬-‫عليه وسلم‬
 Orang yang memutus silaturrahmi tidak akan masuk ke
dalam surga. Hal ini dituturkan Nabi melalui hadits yang
tercatat dalam Shohih Muslim. Bunyi haditsnya adalah:

‫الزهْ ِرىِّ َأنَّ م َُح َّم َد ب َْن‬ ُّ ‫ْن َأسْ َما َء ال‬
ُّ ‫ض َبعِىُّ َح َّد َث َنا ج َُوي ِْر َي ُة َعنْ َمالِكٍ َع ِن‬ ِ ‫َح َّد َثنِى َع ْب ُد هَّللا ِ بْنُ م َُح َّم ِد ب‬
‫ َقا َل « الَ َي ْد ُخ ُل ْال َج َّن َة‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫ْن م ُْطع ٍِم َأ ْخ َب َرهُ َأنَّ َأ َباهُ َأ ْخ َب َرهُ َأنَّ َرسُو َل هَّللا‬ ِ ‫ُج َبي ِْر ب‬
‫َقاطِ ُع َرح ٍِم‬
Contoh Silaturahmi
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk silaturrahmi. Bukan
hanya berkunjung, menolong dan membantu juga bagian dari
silaturrahmi. Menghutangi uang orang lain ketika tengah
diperlukan juga bagian dari silaturrahmi kepada orang tersebut.
Mengucap salam ketika bertemu juga bagian dari silaturrahmi,
termasuk juga menanyakan kabar.
Pada intinya, silaturrahmi adalah berbuat baik. Perbuatan baik
apa yang akan Anda lakukan sangat tergantung dengan
kebutuhan. Jadi, tidak melulu pada berkunjung dan mengunjungi
saja.
Hal yang dituturkan di atas adalah cara untuk menjaga
silaturrahmi. Selain itu, ada hal menarik lagi, yaitu perihal orang
yang membuat silaturrahmi atau orang yang menjalin
silaturrahmi. Siapa sebenarnya orang yang disebut sebagai orang
yang menjalin silaturrahmi? Nabi menuturkan hadits yang
termaktub di dalam Shohih Bukhari.
‫ْن َعم ٍْرو َوف ِْط ٍر َعنْ م َُجا ِه ٍد َعنْ َع ْب ِد‬ ‫َأل‬
ِ ‫ِير َأ ْخ َب َر َنا ُس ْف َيانُ َع ِن ا عْ َم‬
ِ ‫ش َو ْال َح َس ِن ب‬ ٍ ‫َح َّد َث َنا م َُح َّم ُد بْنُ َكث‬
‫مْرو – َو َقا َل ُس ْف َيانُ َل ْم َيرْ َفعْ ُه اَألعْ َمشُ ِإ َلى ال َّن ِبىِّ – صلى هللا عليه وسلم – َو َر َف َع ُه‬ ٍ ‫ْن َع‬ ِ ‫هَّللا ِ ب‬
َ ‫َح َسنٌ َوف ِْط ٌر – َع ِن ال َّن ِبىِّ – صلى هللا عليه وسلم – َقا َل « َلي‬
ِ ‫ َو َلك‬، ‫ْس ْال َواصِ ُل ِب ْال ُم َكافِِئ‬
‫ِن‬
‫ص َل َها‬
َ ‫ت َر ِح ُم ُه َو‬ ْ ‫ْال َواصِ ُل الَّذِى ِإ َذا َق َط َع‬
Lewat hadits tersebut, Nabi menyampaikan, orang yang menjalin
silaturrahmi bukan orang yang membalas kebaikan orang lain
dengan kebaikan. Sebaliknya, orang yang berbuat baik kepada
orang yang telah memutus silaturrahmi dengannya itulah, orang
yang sebenarnya menjalin silaturrahmi.
Demikian ulasan tentang pengertian silaturahmi, tujuan,
keutamaan, dan contohnya. Semoga bisa menjadi pemicu agar
Anda atau siapapun orang yang membaca ulasan ini, untuk lebih
bersemangat menjalin silaturrahmi dengan siapa saja. Salam.

Anda mungkin juga menyukai