Keutamaan Silaturahmi
Keutamaan Silaturahmi
Muhammad Abduh Tuasikal, MSc Follow on TwitterSend an emailAugust 9, 20117 86,240 2 minutes
readBahasan berikut akan mengangkat perihal keutamaan silaturahmi. Lalu akan ditambahkan dengan
pemahaman yang selama ini keliru tentang makna ‘silaturahmi’. Karena salah kaprah, akhirnya jadi salah
paham dengan hadits yang menyatakan bahwa silaturahmi akan memperpanjang umur. Lebih baik kita
simak saja ulasan singkat berikut. Moga bermanfaat.Dari Abu Ayyub Al Anshori, Rasul shallallahu ‘alaihi
wa sallam pernah ditanya tentang amalan yang dapat memasukkan ke dalam surga, lantas Rasul
menjawab,
َو َت ِص ُل الَّر ِح َم، َو ُتْؤ ِتى الَّز َكاَة، َو ُتِقيُم الَّص َالَة، َت ْع ُبُد َهَّللا َال ُتْش ِر ُك ِبِه َش ْي ًئ ا
“Sembahlah Allah, janganlah berbuat syirik pada-Nya, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan jalinlah
tali silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat).” (HR. Bukhari no. 5983)
Abdullah bin ’Amr berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َو َلِك ِن اْل َو اِص ُل اَّلِذى ِإَذ ا َق َط َع ْت َر ِحُمُه َو َص َلَه ا، َلْي َس اْلَو اِص ُل ِباْلُم َك اِفِئ
”Seorang yang menyambung silahturahmi bukanlah seorang yang membalas kebaikan seorang dengan
kebaikan semisal. Akan tetapi seorang yang menyambung silahturahmi adalah orang yang berusaha
kembali menyambung silaturahmi setelah sebelumnya diputuskan oleh pihak lain.” (HR. Bukhari no.
5991)
Abu Hurairah berkata, “Seorang pria mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata,
“Wahai Rasulullah, saya punya keluarga yang jika saya berusaha menyambung silaturrahmi dengan
mereka, mereka berusaha memutuskannya, dan jika saya berbuat baik pada mereka, mereka balik
berbuat jelek kepadaku, dan mereka bersikap acuh tak acuh padahal saya bermurah hati pada mereka”.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Kalau memang halnya seperti yang engkau katakan,
(maka) seolah- olah engkau memberi mereka makan dengan bara api dan pertolongan Allah akan
senantiasa mengiringimu selama keadaanmu seperti itu.” (HR. Muslim no. 2558)