KAJIAN
KEISLAMAN ILMIAH
Semester 6
TATA TERTIB
PERTEMUAN 10
Peraturan Pergaulan dalam Islam
بر الوالدين
Birr
ul-
Walidain
Oleh : Wendy Asswan Cahyadi, S.TP., M.Pd.I.
Dalil Al-Qur’an wajibnya
الوالدين بر
Berbuat baik pada Ibu-Bapak
َو اْع ُبُد وا َهَّللا َو اَل ُتْش ِرُك وا ِبِه َش ْيًئاۖ َو ِباْلَو اِلَد ْيِن ِإْح َس اًنا
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya
dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-
bapa,…,(QS. An Nisaa’ : 36)
َوَو َّصْيَنا اِإْل ْنَس اَن ِبَو اِلَد ْيِه َح َم َلْتُه ُأُّم ُه َو ْهًنا َع َلٰى َو ْهٍن
َو ِفَص اُلُه ِفي َع اَم ْيِن َأِن اْش ُك ْر ِلي َو ِلَو اِلَد ْيَك ِإَلَّي
اْلَم ِص يُر
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang
ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu
)QS. Luqman : 14(
Dalil Al-Qur’an wajibnya
الوالدين بر
Berbuat baik pada Ibu-Bapak
َۚو َقَض ٰى َر ُّبَك َأاَّل َتْع ُبُد وا ِإاَّل ِإَّياُه َو ِباْلَو اِلَد ْيِن ِإْح َس اًنا
ِإَّم ا َيْبُلَغ َّن ِع ْنَدَك اْلِكَبَر َأَح ُدُهَم ا َأْو ِكاَل ُهَم ا َفاَل َتُقْل
َلُهَم ا ُأٍّف َو اَل َتْنَهْر ُهَم ا َو ُقْل َلُهَم ا َقْو اًل َك ِريًم ا
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah
kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
)QS. Al Israa’ : 23
َو اْخ ِفْض َلُهَم ا َج َناَح الُّذ ِّل ِم َن الَّرْح َم ِة َو ُقْل َر ِّب
اْر َحْم ُهَم ا َك َم ا َر َّبَياِني َصِغ يًر ا
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil"
)QS. Al Israa’ : 24
Dalil Al-Hadits wajibnya
الوالدين بر
Berbuat baik pada Ibu-Bapak
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« ِقيَل َم ْن َيا.» َرِغ َم َأْنُفُه ُثَّم َرِغ َم َأْنُفُه ُثَّم َرِغ َم َأْنُفُه
َر ُسوَل ِهَّللا َقاَل « َم ْن َأْد َر َك َو اِلَد ْيِه ِع ْنَد اْلِكَبِر
» َأَح َد ُهَم ا َأْو ِكَلْيِهَم ا ُثَّم َلْم َيْد ُخ ِل اْلَج َّنَة
“Sungguh terhina, sungguh terhina, sungguh terhina.” Ada yang bertanya,
“Siapa, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, ”(Sungguh hina) seorang yang
mendapati kedua orang tuanya yang masih hidup atau salah satu dari
keduanya ketika mereka telah tua, namun justru ia tidak masuk surga.”(HR.
Muslim)
ِرَض ا الَّر ِّب ِفي ِرَض ا اْلَو اِلِد َو َس َخ ُط الَّر ِّب ِفي
َس َخ ِط اْلَو اِلِد
“Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung
pada murka orang tua.” (Adabul Mufrod no. 2. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini hasan jika sampai pada sahabat, namun
shahih jika sampai pada Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam)
Dalil Al-Hadits wajibnya
الوالدين بر
Berbuat baik pada Ibu-Bapak
َس َأْلُت الَّنِبَّى – صلى هللا عليه وسلم – َأُّى اْلَع َم ِل
َقاَل ُثَّم. » َأَح ُّب ِإَلى ِهَّللا َقاَل « الَّص َالُة َع َلى َو ْقِتَها
« َقاَل ُثَّم َأّى َقاَل. » َأُّى َقاَل « ُثَّم ِبُّر اْلَو اِلَد ْيِن
َقاَل َح َّد َثِنى ِبِهَّن َو َلِو. » اْلِج َهاُد ِفى َس ِبيِل ِهَّللا
اْس َتَز ْد ُتُه َلَز اَد ِنى
“Aku bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Amal apakah
yang paling dicintai oleh Allah ‘azza wa jalla?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjawab, ‘Shalat pada waktunya’. Lalu aku bertanya, ‘Kemudian
apa lagi?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Kemudian
berbakti kepada kedua orang tua.’ Lalu aku mengatakan, ‘Kemudian apa
lagi?’ Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Berjihad di
jalan Allah’.”
Lalu Abdullah bin Mas’ud mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam memberitahukan hal-hal tadi kepadaku. Seandainya aku bertanya
lagi, pasti beliau akan menambahkan (jawabannya).” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Dalil Al-Hadits wajibnya
الوالدين بر
Berbuat baik pada Ibu-Bapak
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,
– َج اَء َر ُجٌل ِإَلى َر ُسوِل ِهَّللا – صلى هللا عليه وسلم
« َفَقاَل َيا َر ُسوَل ِهَّللا َم ْن َأَح ُّق ِبُح ْس ِن َصَح اَبِتى َقاَل
« َقاَل ُثَّم َم ْن َقاَل. » َقاَل ُثَّم َم ْن َقاَل « ُأُّم َك. » ُأُّم َك
َقاَل ُثَّم َم ْن َقاَل « ُثَّم َأُبوَك. » » ُأُّم َك
“Seorang pria pernah mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam lalu berkata, ‘Siapa dari kerabatku yang paling berhak aku berbuat
baik?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Ibumu’. Dia
berkata lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam mengatakan, ‘Ibumu.’ Dia berkata lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Ibumu’. Dia berkata lagi,
‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
‘Ayahmu’.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Fadhilah
الوالدين بر
Berbuat baik pada Ibu-Bapak
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
َم ْن َأَح َّب َأْن ُيَم َّد َلُه ِفي ُع ْم ِرِه َو َأْن ُيَز اَد َلُه ِفي ِرْز ِقِه
َفْلَيَبَّر َو اِلَد ْيِه َو ْلَيِص ْل َرِح َم ُه
“Siapa yang suka untuk dipanjangkan umur dan ditambahkan rizki, maka
berbaktilah pada orang tua dan sambunglah tali silaturahmi (dengan
kerabat).” (HR. Ahmad. Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At
Tarhib mengatakan bahwa hadits ini hasan lighoirihi, yaitu hasan dilihat
dari jalur lainnya)
Bentuk
الوالدين بر
Berbuat baik pada Ibu-Bapak
[1]
Menaati perintah keduanya selama bukan dalam
perkara yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
[2]
Mendahulukan perintah mereka dari perkara yang
hanya dianjurkan (sunnah).
Sebagaimana pelajaran mengenai hal ini terdapat pada kisah Juraij yang
didoakan jelek oleh ibunya karena lebih mendahulukan shalat sunnahnya
daripada panggilan ibunya. Kisah ini diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim
l
Bentuk
الوالدين بر
Berbuat baik pada Ibu-Bapak
[3]
Berakhlaq baik, bertutur lemah lembut, tidak
membentak, tidak memandang tajam (melotot)
kepada kedua orang tua, memberi hadiah dan
kata-kata yang menyenangkan
Bentuk
الوالدين بر
Berbuat baik pada Ibu-Bapak
[4]
Bersilahukhuwah dengan teman dari orang tua
Dalam sebuah hadits riwayat Abu Daud (dalam Al-Adab, #4476), Ahmad
(Musnad, #15479) dan Ibnu Majah Nabi bersabda:
Artinya: Seorang sahabat dari Bani Salamah bertanya pada Rasulullah:
Adakah kebaikan yang bisa saya lakukan untuk kedua orang tua setelah
mereka wafat? Nabi menjawab: Ada. Doakan mereka. Mintakan ampun
mereka. Mengerjakan keinginan mereka yang belum terlaksana.
Bersilaturrohim dengan famili mereka. Berbuat baik dengan (mantan)
.teman mereka
Bentuk
الوالدين بر
Berbuat baik pada Ibu-Bapak
[5]
Mendoakan
QS Ibrahim 14:41
َر َّبَنا اْغ ِفْر ِلي َو ِلَو اِلَد َّي َو ِلْلُم ْؤ ِمِنيَن َيْو َم َيُقوُم
اْلِح َس اُب
Artinya: Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan
sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)".
QS Al-Isra' 17:24
َو اْخ ِفْض َلُهَم ا َج َناَح الُّذ ِّل ِم َن الَّرْح َم ِة َو ُقل َّر ِّب
اْر َحْم ُهَم ا َك َم ا َر َّبَياِني َصِغ يرًا
Artinya: Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".
Dosa
Durhaka pada Ibu-Bapak
Abu Bakrah berkata,
َو ِإْن َج اَهَد اَك َع لى َأْن ُتْش ِرَك ِبي َم ا َلْيَس َلَك ِبِه ِع ْلٌم
َفال ُتِط ْع ُهَم ا َو َص اِح ْبُهَم ا ِفي الُّد ْنَيا َم ْعُروًفا َو اَّتِبْع
َس ِبيَل َم ْن َأَناَب ِإَلَّي ُثَّم ِإَلَّي َم ْر ِج ُع ُك ْم َفُأَنِّبُئُك ْم ِبَم ا ُك نُتْم
َتْع َم ُلوَن
Artinya: Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan
dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu,
maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah
keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang
kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu,
maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS.
Luqman : 15)
Doa Keburukan dari
Ibu-Bapak
Abu Hurairah berkata, ”Nabi shallallahu ’alaihi wa
sallam bersabda,
َثَالُث َدَع َو اٍت ُم ْس َتَج اَباٌت َلُهَّن َال َشَّك ِفْيِهَّن َد ْع َو ُة
اْلَم ْظُلْو ِم َو َد ْع َو ُة اْلُم َس اِفِر َو َد ْع َو ُة اْلَو اِلَد ْيِن َع لَى
َو َلِدِهَم ا
“Ada tiga jenis doa yang mustajab (terkabul), tidak
diragukan lagi, yaitu doa orang yang dizalimi, doa
orang yang bepergian dan doa kejelekan kedua
orang tua kepada anaknya.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi
dan Ibnu Majah. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini hasan)
Doa Penutup
Majlis