rumaysho.com /11752-cara-berbakti-pada-orang-tua-setelah-mereka-tiada.html
Bagaimana cara berbakti pada orang tua ketika mereka telah meninggal dunia atau tiada?
ِإَذا َﺟﺎَءُه َرُﺟٌﻞ ِﻣْﻦ َﺑِﻨﻰ َﺳِﻠَﻤَﺔ َﻓَﻘﺎَل َﯾﺎ َرُﺳﻮَل ا َﱢﷲ َﻫْﻞ َﺑِﻘَﻰ ِﻣْﻦ ِﺑ ِّﺮ َأَﺑَﻮ َّى َﺷْﻰٌء َأَﺑ ُﱡﺮﻫَﻤﺎ ِﺑِﻪ َﺑْﻌَﺪ َﻣْﻮِﺗِﻬَﻤﺎ َﻗﺎَل » َﻧَﻌِﻢ اﻟ َﱠ-ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﯿﻪ وﺳﻠﻢ- َﺑْﯿَﻨﺎ َﻧْﺤُﻦ ِﻋﻨَْﺪ َرُﺳﻮِل ا َﱢﷲ
ﺼﻼُة
ّ ﱢ
.« َﻋَﻠْﯿِﻬَﻤﺎ َواِﻻْﺳِﺘْﻐَﻔﺎُر َﻟُﻬَﻤﺎ َوِإْﻧَﻔﺎُذ َﻋْﻬِﺪِﻫَﻤﺎ ِﻣْﻦ َﺑْﻌِﺪِﻫَﻤﺎ َوِﺻَﻠُﺔ اﻟ َﱢﺮﺣِﻢ اَﻟﺘﻰ َﻻ ُﺗﻮَﺻُﻞ ِإَﻻ ِﺑِﻬَﻤﺎ َوِإْﻛَﺮاُم َﺻِﺪﯾِﻘِﻬَﻤﺎ
“Suatu saat kami pernah berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu ada datang seseorang
dari Bani Salimah, ia berkata, “Wahai Rasulullah, apakah masih ada bentuk berbakti kepada kedua orang tuaku
ketika mereka telah meninggal dunia?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Iya (masih tetap ada bentuk
berbakti pada keduanya, pen.). (Bentuknya adalah) mendo’akan keduanya, meminta ampun untuk keduanya,
memenuhi janji mereka setelah meninggal dunia, menjalin hubungan silaturahim (kekerabatan) dengan keluarga
kedua orang tua yang tidak pernah terjalin dan memuliakan teman dekat keduanya.” (HR. Abu Daud no. 5142 dan
Ibnu Majah no. 3664. Hadits ini dishahihkan oleh Ibnu Hibban, Al-Hakim, juga disetujui oleh Imam Adz-Dzahabi. Al-
Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
Dalam hadits yang lain, kita dapat melihat bagaimana bentuk berbakti pada orang tua yang telah meninggal dunia
lewat berbuat baik pada keluarga dari teman dekat orang tua.
Ibnu Dinar meriwayatkan, ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma pernah berkata bahwa ada seorang lelaki
Badui bertemu dengan Ibnu Umar di tengah perjalanan menuju Makkah. Kemudian ‘Abdullah bin ‘Umar memberi
salam dan mengajaknya untuk naik ke atas keledainya serta memberikan sorban yang dipakai di kepalanya. Ibnu
Dinar berkata kepada Ibnu Umar, “Semoga Allah memberikan kebaikan kepadamu, sesungguhnya orang itu adalah
orang Badui dan sebenarnya ia diberi sedikit saja sudah senang.” ‘Abdullah bin ‘Umar berkata, “Sesungguhnya
ayah Badui tersebut adalah kenalan baik (ayahku) Umar bin Al-Khattab. Sedangkan saya pernah mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ِإ َّن َأَﺑ َّﺮ اﻟِْﺒ ِّﺮ ِﺻَﻠُﺔ اﻟَْﻮَﻟِﺪ َأْﻫَﻞ ُوِّد َأِﺑﯿِﻪ
“Sesungguhnya sebaik-baik bentuk berbakti (berbuat baik) adalah seseorang menyambung hubungan dengan
keluarga dari kenalan baik ayahnya.” (HR. Muslim no. 2552)
Dalam riwayat yang lain, Ibnu Dinar bercerita tentang Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, “Apabila Ibnu ‘Umar pergi
ke Makkah, beliau selalu membawa keledai sebagai ganti unta apabila ia merasa jemu, dan ia memakai sorban di
kepalanya. Pada suatu hari, ketika ia pergi ke Makkah dengan keledainya, tiba-tiba seorang Arab Badui lewat, lalu
Ibnu Umar bertanya kepada orang tersebut, “Apakah engkau adalah putra dari si fulan?” Ia menjawab, “Betul
sekali.” Kemudian Ibnu Umar memberikan keledai itu kepadanya dan berkata, “Naiklah di atas keledai ini.” Ia juga
memberikan sorbannya (imamahnya) seraya berkata, “Pakailah sorban ini di kepalamu.”
Salah seorang teman Ibnu Umar berkata kepadanya, “Semoga Allah memberikan ampunan kepadamu yang telah
memberikan orang Badui ini seekor keledai yang biasa kau gunakan untuk bepergian dan sorban yang biasa
engkau pakai di kepalamu.” Ibnu Umar berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
ِإ َّن ِﻣْﻦ َأَﺑ ِّﺮ اﻟِْﺒ ِّﺮ ِﺻَﻠَﺔ اﻟ َﱡﺮﺟِﻞ َأْﻫَﻞ ُوِّد َأِﺑﯿِﻪ َﺑْﻌَﺪ َأْن ُﯾَﻮِﻟﱠﻰ
“Sesungguhnya sebaik-baik bentuk berbakti (berbuat baik) adalah seseorang menyambung hubungan dengan
keluarga dari kenalan baik ayahnya setelah meninggal dunia.” Sesungguhnya ayah orang ini adalah sahabat baik
1/3
(ayahku) Umar (bin Al-Khattab).
Bisa jadi pula bentuk berbuat baik pada orang tua adalah dengan bersedekah atas nama orang tua yang telah
meninggal dunia.
“Sesungguhnya ibu dari Sa’ad bin ‘Ubadah radhiyallahu ‘anhu meninggal dunia. Sedangkan Sa’ad pada saat itu
tidak berada di sisinya. Kemudian Sa’ad mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku telah meninggal,
sedangkan aku pada saat itu tidak berada di sampingnya. Apakah bermanfaat jika aku menyedekahkan sesuatu
untuknya?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Iya, bermanfaat.’ Kemudian Sa’ad mengatakan pada
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Kalau begitu aku bersaksi padamu bahwa kebun yang siap berbuah ini aku
sedekahkan untuknya’.” (HR. Bukhari no. 2756)
Sedekah untuk mayit akan bermanfaat baginya berdasarkan kesepakatan (ijma’) kaum muslimin. Lihat Majmu’ Al-
Fatawa karya Ibnu Taimiyah, 24: 314.
Ada enam hal yang bisa kita simpulkan bagaimana bentuk berbakti dengan orang tua ketika mereka berdua atau
salah satunya telah meninggal dunia:
Semoga bisa diamalkan. Selama masih hidup, itulah kesempatan kita terbaik untuk berbakti pada orang tua.
Karena berbakti pada keduanya adalah jalan termudah untuk masuk surga.
Dari Abu Darda radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اﻟَْﻮاِﻟُﺪ َأْوَﺳُﻂ َأْﺑَﻮاِب اﻟَْﺠَﻨﱢﺔ َﻓِﺈْن ِﺷﺌَْﺖ َﻓﺄَِﺿْﻊ َذِﻟَﻚ اﻟَْﺒﺎَب َأِو اْﺣَﻔْﻈُﻪ
“Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Kalian bisa sia-siakan pintu itu atau kalian bisa menjaganya .” (HR.
Tirmidzi no. 1900, Ibnu Majah no. 3663 dan Ahmad 6: 445. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini
hasan).
Al-Qadhi Baidhawi mengatakan, “Bakti pada orang tua adalah pintu terbaik dan paling tinggi untuk masuk surga.
Maksudnya, sarana terbaik untuk masuk surga dan yang mengantarkan pada derajat tertinggi di surga adalah lewat
mentaati orang tua dan berusaha mendampinginya. Ada juga ulama yang mengatakan, ‘Di surga ada banyak pintu.
Yang paling nyaman dimasuki adalah yang paling tengah. Dan sebab untuk bisa masuk surga melalui pintu tersebut
adalah melakukan kewajiban kepada orang tua.’ (Tuhfah Al-Ahwadzi , 6: 8-9).
Kalau orang tua kita masih hidup, manfaatkanlah kesempatan berbakti padanya walau sesibuk apa pun kita. Baca:
Kapan Disebut Durhaka pada Orang Tua?
2/3
—
Selesai disusun ba’da ‘Ashar, 15 Dzulqa’dah 1436 H di Darush Sholihin Panggang, Gunungkidul
Artikel Rumaysho.Com
Ikuti update artikel Rumaysho.Com di Fans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat (sudah 3,6 juta fans) ,
Facebook Muhammad Abduh Tuasikal, Twitter @RumayshoCom, Instagram RumayshoCom
Untuk bertanya pada Ustadz, cukup tulis pertanyaan di kolom komentar. Jika ada kesempatan, beliau akan jawab.
3/3