Anda di halaman 1dari 6

Empat Jalan yang Bisa

Menghantarkan Kita ke Surga


‫ َو َأْش َه ُد َأَّن‬.‫َاْلَح ْم ُد ِهَّلِل اَّلِذى َأَح اَط ِبُك ِّل َش ْي ٍء ِع ْلًما َو ُه َو َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِدْيٌر‬
‫ َو َأْش َه ُد َأَّن َس ِّيَد َن ا‬.‫اَل إَلَه ِااَّل ُهَّللا َو ْح َد ُه اَل ِش ِر ْي َك َلُه ِنْع َم اْلَم ْو َلى َو ِنْع َم الَّن ِص ْيُر‬
‫ َالَّلُهَّم َص ِّل َو ّس ِّلْم َع َلى‬.‫ُم َح َّم ًد ا َع ْب ُد ُه َو َر ُسْو ُله اْلَبِش ْيُر الَّن ِذْيُر َو الِّس َر اُج اْلُم ِنْيُر‬
‫َأ‬
‫َس ِّيِدنَا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو ْص َح اِبِه َو الَّت اِبِع ْي َن َلُهْم ِباِإْلْح ِس اِن ِإَلى َي ْو ِم‬
‫اْلَمِص ْيُر‬.
‫ ِإَّتُقوا َهَّللا َم ا اْس َت َط ْع ُتْم بِفْع ِل الَم أُمْو راِت َو اْج ِتَن اِب‬، ‫ َفَياِع َب اَد ِهَّللا‬: ‫َأَّما َب ْع ُد‬
‫الُم َح َّر َماِت َلَع َّلُك ْم ُتْف ِلُحْو َن‬
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Marilah di hari ini kita mempertebal ketaqwaan kita kepada Allah dengan
menghindarkan diri dari kecurangan, kebohongan dan berbagai sifat tercela lainnya.

Dan memulai hari-hari dengan amalan-amalan saleh yang nyata sebagai


pembuktian kebenaran Iman. Sebab, segala perbuatan dan amal manusia, baik
maupun buruk merupakan pencerminan imannya kepada Allah SWT.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Ketika ada orang yang bertanya kepada kita, bagaimana jalan untuk
menggapai surga, tentu kita akan menjawabnya sesuai dengan tuntunan Rasulullah
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Beliau telah memberikan beberapa penjelasan, yang akan menghantarkan kita


menuju surga Allah subhanahu wata‘ala. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits
shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad sebagaimana berikut:

‫ َو َص ُّلوا َو الَّن اُس ِنَي اٌم‬، ‫ َو ِص ُلوا اَأْلْر َح اَم‬، ‫ َو َأْط ِعُموا الَّط َع اَم‬، ‫َأْفُشوا الَّس اَل َم‬
‫َت ْد ُخ ُلوا اْلَج َّنَة ِبَس اَل ٍم‬
Artinya: Sebarkan kedamaian, berikan makanan, bersilaturrahimlah, shalatlah ketika
orang-orang tidur, engkau akan masuk surga dengan damai.

Pertama, orang yang menghendaki untuk masuk surga adalah orang yang
menebarkan salam, perdamaian dan kasih sayang.
Menebarkan perdamaian bisa diawali dengan member ucapan salam kepada
saudara kita, yaitu Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh. Yang artinya
keselamatan, rahmat, dan berkah Allah subhanahu wata‘ala semoga tercurahkan
untukmu.

Lazimnya ucapan salam ini akan dijawab oleh saudara kita dengan jawaban
wa’alaikumussalam warahmatullahi wa barakatuh yang artinya bagimu keselamatan,
rahmat dan berkah Allah subhanahu wata‘ala. Ucapan tersebut tampak sepele,
namun memiliki makna yang mendalam.

Imam an-Nawawi dalam Syarah Sahih Muslim menjelaskan bahwa ucapan salam
tidak sekadar kata-kata, namun mengandung arti menebarkan perdamaian, kasih
sayang dan kerukunan terhadap sesama, baik kepada keluarga, tetangga, maupun
terhadap sesama Muslim.

Kata salam juga menjadi kunci yang ampuh untuk menghilangkan permusuhan,
kebencian, dan kerenggangan di antara sesama. Karena itu, Islam sangat
menganjurkan kita untuk saling mengucapkan salam, tujuannya adalah mewujudkan
kerukunan dan kedamaian, dan menghilangkan kerenggangan dan permusuhan di
antara sesama.

Hadits di atas memberikan pelajaran kepada kita bahwa tidak diperkenankan bagi
seorang Muslim untuk membenci dan menghujat sesama Muslim, menyebarkan
permusuhan, menebarkan ujaran kebencian dan memutuskan tali persaudaraan.

Karena menebarkan permusuhan adalah ciri-ciri dari ajaran syaitan, sebagaimana


dalam Al-Qur’an Surat al-Maidah ayat 91, syaitan memiliki tujuan menimbulkan
permusuhan dan kebencian di antara sesama Muslim.

Kedua, jalan untuk menggapai surga adalah memberikan makanan, Selain kita
diwajibkan untuk mengeluarkan nafkah untuk keluarga, atau mengeluarkan zakat
atas harta, Nabi menganjurkan kepada kita untuk bersedekah, terutama bagi orang-
orang yang membutuhkan.

Mengapa memberikan makanan dapat menghantarkan kita menuju surga? Karena


orang yang senang memberikan makanan adalah orang yang dekat dengan surga.
Sebagaimana riwayat Imam Turmudzi dalam sunan Turmudzi Juz 3 halaman 407
disebutkan:

‫الَّسِخُّي َقِر يٌب ِمَن ِهَّللا َق ِر يٌب ِمَن الَج َّن ِة َق ِر يٌب ِمَن الَّن اِس َب ِعيٌد ِمَن الَّن اِر‬
Artinya: “Orang dermawan itu dekat dengan Allah, dekat dengan surga, dekat
dengan manusia, dan jauh dari neraka.”

Imam Al-Ghazali sebagaimana dikutip oleh kitab Faidlul Qadir karya Muhammad al-
Munawi, juz 4 halaman 138 menjelaskan, bahwa sikap dermawan merupakan buah
dari cinta akhirat, dan tidak berlebihan dalam mencintai dunia fana.
Sikap dermawan tumbuh dari penghayatan seseorang tentang iman dan tauhid
kepada Allah subhanahu wata‘ala. Sehingga muncul sikap tawakkal dan berserah
diri kepada Allah, secara otomatis muncul sikap percaya bahwa Allah adalah
pemberi rezeki.

Seorang dermawan yakin bahwa orang berbuat baik dengan mensedekahkan


sebagian hartanya, Allah pasti akan menggantinya sepuluh kali lipat kebaikan.
Berbeda dengan orang yang bakhil, ia adalah orang yang terlalu cinta dunia dan
ragu terhadap janji Allah.

Karena itu, tempat yang layak bagi seorang dermawan adalah surga, sebaliknya
tempat yang layak bagi orang bakhil adalah neraka.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Ketiga, menjalin silaturrahim dan persaudaraan, walaupun hanya dengan ucapan


salam. Dalam sebuah riwayat Imam Hakim dalam Kitab Mustadrok Ala Shohihain
Juz 2 halaman 563, dengan sanad yang shahih Nabi bersabda:

:‫َث اَل ٌث َم ْن ُك َّن ِفيِه َح اَس َب ُه ُهَّللا ِحَس اًبا َيِس يًر ا َو َأْد َخ َلُه اْل َج َّنَة ِبَر ْح َمِتِه َق اُلوا‬
‫ َو َت ِص ُل‬، ‫ َو َت ْع ُفو َع َّمْن َظ َلَمَك‬، ‫ ُتْع ِط ي َم ْن َح َر َمَك‬: ‫ِلَم ْن َي ا َر ُسوَل ِهَّللا؟ َقاَل‬
‫ َأْن ُتَح اَس َب‬: ‫ َفَم ا ِلي َي ا َر ُسوَل ِهللا؟ َقاَل‬، ‫ َفِإَذ ا َفَع ْلُت َذ ِلَك‬: ‫َم ْن َقَط َعَك » َقاَل‬
‫ِحَس اًبا َيِس يًر ا َو ُيْد ِخَلَك ُهَّللا اْلَج َّنَة ِبَر ْح َمِتِه‬
Artinya: “Tiga hal yang menjadikan seseorang akan dihisab Allah dengan mudah
dan akan dimasukkan ke surga dengan Rahmat-Nya. Sahabat bertanya, bagi siapa
itu wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam? Nabi bersabda: Engkau memberi
orang yang menghalangimu, engkau memaafkan orang yang mendzalimimu, dan
engkau menjalin persaudaraan dengan orang yang memutuskan silaturrahim
denganmu. Sahabat bertanya, jika saya melakukannya, apa yang saya dapat wahai
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam? Nabi bersabda: engkau akan dihisab
dengan hisab yang ringan dan Allah akan memasukkanmu ke surga dengan rahmat-
Nya".

Mengenai pentingnya silaturrahim, terdapat sebuah cerita dari Imam Ashbihani yang
termaktub dalam kitab Irsyadul Ibad halaman 94, suatu ketika sahabat duduk di sisi
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian Nabi bersabda: tidak boleh
duduk dengan kami orang yang memutuskan silaturrahim, kemudian seorang
pemuda keluar dari halaqoh, pemuda tersebut mendatangi bibinya untuk
menyelesaikan sesuatu masalah di antara keduanya, kemudian bibinya meminta
maaf terhadap pemuda tersebut.

Setelah urusan selesai, pemuda kembali ke halaqoh, kemudian Nabi Muhammad


shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: sesungguhnya rahmat Allah tidak akan turun
pada suatu kaum, yang di dalamnya terdapat orang yang memutuskan
persaudaraan.
Keempat, menjalankan shalat malam ketika banyak orang telah tidur terlelap. Shalat
malam menjadi shalat yang spesial karena dilakukan di waktu banyak orang
beristirahat dan lalai dari berdzikir kepada Allah subhanahu wata‘ala.

Shalat malam juga menjadi indikasi seseorang jauh dari riya’ dan pamer dalam
beribadah, karena di waktu ini banyak orang beristirahat. Sehingga bagi orang yang
menjalankan ibadah di waktu malam mendapatkan ganjaran yang lebih, terutama
oleh Nabi disabdakan sebagai orang yang akan masuk surga dengan tanpa
kesulitan. Nabi juga bersabda:

“Seutama-utama puasa setelah ramadhan adalah puasa di bulan Muharram, dan


seutama-utama shalat sesudah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim No.
1163)

Menebarkan salam dan kedamaian, memberikan makanan, menjalin persaudaraan,


dan shalat malam adalah anjuran dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam,
agar kita dapat menggapai surga dengan tanpa kesulitan dan tanpa banyak
rintangan.

Jika kita konsisten dan istiqamah dengan anjuran Nabi tersebut, Allah akan
memberikan kita pertolongan untuk mengerjakan kebaikan dan menjauhi perbuatan
yang kurang menyenangkan, sehingga di akhir hayat kita mendapatkan kematian
yang husnul khotimah. Allâhumma Âmîn.

Perlu diingat, Nabi yang telah dijamin masuk surga oleh Allah subhanahu wata‘ala
selalu giat dalam beribadah kepada Allah subhanahu wata‘ala. Dalam kehidupan di
tengah masyarakat, Nabi selalu baik hati, riang dan sopan terhadap semua orang.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam selalu yang lebih duluan memberikan salam,
sekalipun kepada anak-anak dan para sahaya. Nabi selalu memberikan apa yang
dimiliki kepada para sahabatnya, walaupun beliau sendiri dalam keadaan
kekurangan.

Nabi selalu bersilaturrahim dan memaafkan terhadap setiap orang, walaupun


terhadap orang yang pernah memusuhinya, dan Nabi selalu menjalankan shalat
malam, hingga kedua telapak kaki beliau membengkak.

Semoga kita semua dapat mencontoh prilaku dan ajaran Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam.

Demikianlah khotbah singkat kali ini, semoga hal ini dapat menjadi bahan renungan
yang mendalam, bagi kita semua amin.

‫ َو َنَفَع ِنْي َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْي ِه ِمَن ْاآلَياِت‬، ‫َب اَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفي اْلُقْر آِن اْلَعِظ ْي ِم‬
‫ َو ُقْل‬.‫ َو َت َقَّب َل ِم ِّن ى َو ِم ْنُك ْم ِتاَل َو َت ُه ِإَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِح ْي ُم‬. ‫َو الِّذ ْك ِر اْلَح ِك ْي ِم‬
‫َر ِّب اْغ ِفْر َو اْر َح ْم َو َاْن َت َخ ْيُر الَّر اِحِم ْي َن‬.
‫‪Khutbah 2‬‬

‫َاْلَح ْم ُد ِهَّلِل اْلَو اِحِد الَّص َم ِد‪َ .‬اَّلِذى َلْم َي ِلْد َو َلْم ُيْو َلْد َو َلْم َي ُك ْن َلُه ُكُفًو ا أَح ٌد ‪َ .‬الَّلُهَّم‬
‫َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّي ِد َن ا ُم َح َّمٍد الَّن ِبِّي اْلَك ِر ْي ِم اْلُم َم َّج ِد‪َ .‬و َع َلى آِلِه َو أْص َح اِبِه‬
‫‪.‬اَّلِذ ْي َن َش َّي ُد ْو ا الَّد ْي َن ِبَع ْز ٍم َقِو ٍّي َو َع ِز ْي ِز اْل َم َد ِد‬
‫أَّما َب ْع ُد ‪َ :‬فَي اأُّي َه ا اْل َح اِض ُرْو َن ! ُأْو ِص ْي ُك ْم َو نْف ِس ى ِبَت ْق َو ى ِهَّللا ِبِفْع ِل اْلَم ْأُمْو َر اِت‬
‫َو َت ْر ِك اْلَم ْن ِه َّياِت‪َ .‬قْد أْش َبَع َلُك ْم أْن َو اُع اْلُخ َط ِب اْل ُجْم ِعَّيِة َو َك َأِّن ى أْن ُظ ُر ِفى‬
‫أْس َماِئُك ْم ِبَه ا َم آْل ن‪َ .‬و َلِك ْن َم ا أَر ى ِم ْنُك ْم ِاأّل َع َلى ُجُمْو ٍد َع ِر ْي ِق ‪َ .‬قَّلَم ا ُتَغ ِّيُر‬
‫أْع َم اَلُك ْم ِتْلَك اْلُخ َط ُب ِاَلى َت ْر ِقَيِة اأْل ْع َم اِل وَص اَل اْلَج َن اِن ‪َ .‬و َم ا ُاَم ِّث ُلُك ْم ِااَّل‬
‫ِح‬
‫ُث‬
‫َك اْلَح ِد ْي ِد اْلَب اِر ْد ‪ُ .‬يْض َر ُب ُك َّل َو ْق ٍت ِلَي ْم َت َّد َفَلْم َي ْم َت ِد ْد ‪َ .‬ب َّصُرْو ا َو ِفْي ْو ا َّم‬
‫ُق‬ ‫َا‬ ‫َت‬ ‫ّف‬
‫‪.‬أْح ِس ُنْو ا‪ِ ,‬اَّن َهَّللا ُيِحُّب اْلُمْح ِس ِنْي َن‬
‫َالّٰل ُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّي ِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِل َس ِّي ِد َن ا ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْي َت َع َلى َس ِّي ِد َن ا‬
‫ِإْب َر اِه ْي َم َو َع َلى آِل َس ِّي ِد َن ا ِإْب َر اِه ْي َم َو َب اِر ْك َع َلى َس ِّي ِد َن ا ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِل َس ِّي ِد َن ا‬
‫ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى َس ِّي ِد َن ا ِإْب َر اِه ْي َم َو َع َلى آِل َس ِّي ِد َن ا ِإْب َر اِه ْي َم ‪ِ ،‬فْي‬
‫اْلَع اَلِم ْي َن ِإَّن َك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد ‪َ .‬الّٰل ُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِم ْي َن َو اْلُمْس ِلَماِت واْلُمْؤ ِم ِنْي َن‬
‫َو اْلُمْؤ ِم َن اِت اَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو اَأْلْم َو اِت‪ .‬إَّن َك َس ِم ْيٌع َقِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّد َعَو اِت‪,‬‬
‫َو َقاِض ى اْلَح اَج اِت‪َ . .‬الّٰل ُهَّم اْغ ِفْر ُاِلَمِة ُم َح َّمٍد‪َ .‬و اْر َح ْم ُأَّم َة ُم َح َّمٍد‪َ .‬و َأْص ِلْح‬
‫ّٰل‬
‫ُأَّم َة ُم َح َّمٍد‪ .‬واْس ُتْر ُاِلَمِة ُم َح َّمٍد‪َ .‬ال ُهَّم اْن ُصْر ُه ْم َع َلى َأْع َد اِئِه ْم َو َو ِّفْق ُهْم ِلَعَم ٍل‬
‫َص اِلٍح َي نَفُعُهْم ِفى ُد ْن َي اُه ْم َو ُأْخ َر اُه ْم ‪َ .‬الّٰل ُهََّم َأْص ِلْح ُو اَل َة ُأُمْو ِر َن ا َو ُع َلَم اَئَن ا‬
‫َو ُز َع َم اَئَن ا َو اْج َع ْل ِهَّم َت ُهْم ِفى ِاَز اَلِة اْلُم ْن َك َر اِت َو اْلَمَع اِص ى َو اْه ِدِه ْم َس ِبْي َل‬
‫الَّر َش اِد‪ .‬الَّلُهَّم اْر َفْع َو اْد َفْع َع َّن ا اْلَب اَل َء َو اْلَغ اَل َء َو اْلَو َب اَء َو الَّط اُعْو ن ّو َقَر َن‬
‫َو اْل َفْح َش اَء َو اْلُم ْن َك َر َو اْلَب ْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َت ِلَفَة َو الَّش َد اِئَد َو اْلِمَح َن ‪َ ،‬م ا َظ َهَر‬
‫ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن ‪ِ ،‬م ْن َب َلِد َن ا َه َذ ا َخ اَّص ًة َو ِم ْن ُبْلَد اِن اْلُمْس ِلِم ْي َن َع اَّم ًة ‪ِ ،‬إَّن َك َع َلى‬
‫ُك ِّل َش ْي ٍء َقِدْيٌر‪ .‬الَّلُهَّم ِإَّن ا َن ْس َأُلَك اْلَع ْف َو واْلَع اِفَي َة َو اْلُم َع اَفاَة الَّد اِئَم َة ِفى الِّد ْي ِن‬
‫َو الُّد ْن َي ا َو اآْل ِخَر َة ‪َ .‬ر َّب َن ا آِتَن ا ِفى الُّد ْن يأ َح َس َن ًة ‪َ ,‬و ِفى أآلِخَر ِة َح َس َن ًة ‪َ ,‬و ِقَن ا َع َذ اَب‬
‫‪.‬الَّن اِر ‪َ .‬و اْلَح ْم ُد ِهَّلِل َر ِّب اْلّعاّلِم ْي َن‬
‫ْأ‬
‫ِع َب اَد ِهَّللا‪ .‬إَّن َهللا َي ُمُر ِباْلَع ْد ِل َو اإْل ْح َس اِن َو ِإْي َت اِء ِذي اْل ُقْر َب ى وَي ْن َه ى َع ِن‬
‫الَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر َو الَب ْغ ِي‪َ ،‬يِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذ َّك ُرْو َن ‪َ .‬فاذُك ُروا َهَّللا اْلَعِظ ْي َم‬
‫َي ْذ ُك ْر ُك ْم ‪َ .‬و اْشُك ُرْو ُه َع َلى ِنَع ِمِه َي ِز ْد ُك ْم ‪َ .‬و اْس َئ ُلْو ُه ِم ْن َفْض ِلِه ُيْؤ ِتُك ْم ‪َ .‬و َلِذ ْك ُر ِهللا‬
‫***‪َ.‬أْك َب ُر‬

Anda mungkin juga menyukai