Anda di halaman 1dari 4

‫ َأْش َهُد َأْن اَل ِاَلَه‬، ‫ َو َأْفَهَم َنا ِبَش ِرْيَعِة الَّنِبّي الَك ريِم‬، ‫ْالَح ْم ُد ِهلل ْالَح

ْم ُد ِهلل اّلِذ ي َهَد اَنا ُسُبَل الّس َالِم‬


‫ َو َأْش َهُد َأّن َس ِّيَد َنا َو َنِبَّيَنا ُمَح َّم ًدا َع ْبُد ُه‬،‫ ُذ وْالَج الِل َو اإلْك رام‬،‫ِإاَّل ُهللا َو ْح َد ُه اَل َش ِرْيَك َلُه‬
‫ الّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو باِرْك َع َلى َس ِّيِد نا ُمَح َّمٍد َو َع َلى اِله َو َأْص َح اِبِه َو الَّتاِبعيَن‬،‫َو َر سوُله‬
‫ أْو ُصْيُك ْم َو َنْفِسْي ِبَتْقَو ى ِهللا َو َطاَع ِتِه‬،‫ َفَياُّيَها اِإل ْخ َو ان‬: ‫ َأَّم ا َبْعُد‬،‫ِبإْح ساِن إَلى َيْو ِم الِّدين‬
‫ ِبْس ِم ِهللا‬،‫ َأُع ْو ُذ ِباِهلل ِم َن اَّلشْيَطاِن الَّر ِج ْيم‬: ‫ َقاَل ُهللا َتَع الَى ِفي ْالُقْر اِن ْالَك ِريْم‬، ‫َلَع َّلُك ْم ُتْفِلُحْو ْن‬
‫ ُيْص ِلْح َلُك ْم َأْع َم اَلُك ْم‬،‫ َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن َآَم ُنوا اَّتُقوا هللا َو ُقوُلوا َقْو اًل َسِد يًدا‬: ‫الَّرْح َم اِن الَّر ِح ْيْم‬
‫َو َيْغ ِفْر َلُك ْم ُذ ُنوَبُك ْم َو َم ْن ُيِط ِع َهللا َو َر ُسوَلُه َفَقْد َفاَز َفْو ًز ا َع ِظ يًم ا وقال تعالى َيا َاُّيَها اَّلِذ ْيَن‬
‫ َص َدَق ُهللا الَعِظ يْم‬. ‫آَم ُنْو ا اَّتُقْو ا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َال َتُم ْو ُتَّن ِإَّال َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم ْو َن‬

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Marilah di hari ini kita mempertebal ketaqwaan kita kepada Allah dengan menghindarkan diri
dari kecurangan, kebohongan dan berbagai sifat tercela lainnya. Dan memulai hari-hari dengan
amalan-amalan saleh yang nyata sebagai pembuktian kebenaran Iman. Sebab, segala perbuatan
dan amal manusia, baik maupun buruk merupakan pencerminan imannya kepada Allah SWT.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Ketika ada orang yang bertanya kepada kita, bagaimana jalan untuk menggapai surga, tentu kita
akan menjawabnya sesuai dengan tuntunan Rasulullah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam. Beliau telah memberikan beberapa penjelasan, yang akan menghantarkan kita
menuju surga Allah subhanahu wata‘ala. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits shahih yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad sebagaimana berikut:

‫ َو َص ُّلوا َو الَّناُس ِنَياٌم َتْد ُخ ُلوا اْلَج َّنَة ِبَس اَل ٍم‬، ‫ َو ِص ُلوا اَأْلْر َح اَم‬، ‫ َو َأْطِعُم وا الَّطَع اَم‬، ‫َأْفُش وا الَّس اَل َم‬

Artinya: Sebarkan kedamaian, berikan makanan, bersilaturrahimlah, shalatlah ketika orang-


orang tidur, engkau akan masuk surga dengan damai.

Pertama, orang yang menghendaki untuk masuk surga adalah orang yang menebarkan salam,
perdamaian dan kasih sayang. Menebarkan perdamaian bisa diawali dengan member ucapan
salam kepada saudara kita, yaitu Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh. Yang artinya
keselamatan, rahmat, dan berkah Allah subhanahu wata‘ala semoga tercurahkan untukmu.
Lazimnya ucapan salam ini akan dijawab oleh saudara kita dengan jawaban
wa’alaikumussalam warahmatullahi wa barakatuh yang artinya bagimu keselamatan, rahmat
dan berkah Allah subhanahu wata‘ala. Ucapan tersebut tampak sepele, namun memiliki makna
yang mendalam.
Imam an-Nawawi dalam Syarah Sahih Muslim menjelaskan bahwa ucapan salam tidak sekadar
kata-kata, namun mengandung arti menebarkan perdamaian, kasih sayang dan kerukunan
terhadap sesama, baik kepada keluarga, tetangga, maupun terhadap sesama Muslim. Kata salam
juga menjadi kunci yang ampuh untuk menghilangkan permusuhan, kebencian, dan
kerenggangan di antara sesama. Karena itu, Islam sangat menganjurkan kita untuk saling
mengucapkan salam, tujuannya adalah mewujudkan kerukunan dan kedamaian, dan
menghilangkan kerenggangan dan permusuhan di antara sesama.

Hadits di atas memberikan pelajaran kepada kita bahwa tidak diperkenankan bagi seorang
Muslim untuk membenci dan menghujat sesama Muslim, menyebarkan permusuhan,
menebarkan ujaran kebencian dan memutuskan tali persaudaraan. Karena menebarkan
permusuhan adalah ciri-ciri dari ajaran syaitan, sebagaimana dalam Al-Qur’an Surat al-Maidah
ayat 91, syaitan memiliki tujuan menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara sesama
Muslim.

Kedua, jalan untuk menggapai surga adalah memberikan makanan, Selain kita diwajibkan
untuk mengeluarkan nafkah untuk keluarga, atau mengeluarkan zakat atas harta, Nabi
menganjurkan kepada kita untuk bersedekah, terutama bagi orang-orang yang membutuhkan.
Mengapa memberikan makanan dapat menghantarkan kita menuju surga? Karena orang yang
senang memberikan makanan adalah orang yang dekat dengan surga. Sebagaimana riwayat
Imam Turmudzi dalam sunan Turmudzi Juz 3 halaman 407 disebutkan:

‫الَّس ِخ ُّي َقِريٌب ِم َن ِهَّللا َقِريٌب ِم َن الَج َّنِة َقِريٌب ِم َن الَّناِس َبِع يٌد ِم َن الَّناِر‬
Artinya: “Orang dermawan itu dekat dengan Allah, dekat dengan surga, dekat dengan manusia,
dan jauh dari neraka.”

Imam Al-Ghazali sebagaimana dikutip oleh kitab Faidlul Qadir karya Muhammad al-Munawi,
juz 4 halaman 138 menjelaskan, bahwa sikap dermawan merupakan buah dari cinta akhirat, dan
tidak berlebihan dalam mencintai dunia fana. Sikap dermawan tumbuh dari penghayatan
seseorang tentang iman dan tauhid kepada Allah subhanahu wata‘ala. Sehingga muncul sikap
tawakkal dan berserah diri kepada Allah, secara otomatis muncul sikap percaya bahwa Allah
adalah pemberi rezeki. Seorang dermawan yakin bahwa orang berbuat baik dengan
mensedekahkan sebagian hartanya, Allah pasti akan menggantinya sepuluh kali lipat kebaikan.
Berbeda dengan orang yang bakhil, ia adalah orang yang terlalu cinta dunia dan ragu terhadap
janji Allah . Karena itu, tempat yang layak bagi seorang dermawan adalah surga, sebaliknya
tempat yang layak bagi orang bakhil adalah neraka.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,


Ketiga, menjalin silaturrahim dan persaudaraan, walaupun hanya dengan ucapan salam. Dalam
sebuah riwayat Imam Hakim dalam Kitab Mustadrok Ala Shohihain Juz 2 halaman 563,
dengan sanad yang shahih Nabi bersabda:

: ‫ ِلَم ْن َيا َر ُسوَل ِهَّللا؟ َقاَل‬:‫َثاَل ٌث َم ْن ُك َّن ِفيِه َح اَسَبُه ُهَّللا ِحَس اًبا َيِس يًرا َو َأْدَخ َلُه اْلَج َّنَة ِبَر ْح َم ِتِه َقاُلوا‬
‫ َفَم ا ِلي َيا َر ُسوَل‬، ‫ َفِإَذ ا َفَع ْلُت َذ ِلَك‬: ‫ َو َتِص ُل َم ْن َقَطَع َك » َقاَل‬، ‫ َو َتْع ُفو َع َّم ْن َظَلَم َك‬، ‫ُتْع ِط ي َم ْن َحَر َم َك‬
‫ َأْن ُتَح اَسَب ِح َس اًبا َيِس يًرا َو ُيْد ِخ َلَك ُهَّللا اْلَج َّنَة ِبَر ْح َم ِتِه‬: ‫ِهللا؟ َقاَل‬
Artinya: “Tiga hal yang menjadikan seseorang akan dihisab Allah dengan mudah dan akan
dimasukkan ke surga dengan Rahmat-Nya. Sahabat bertanya, bagi siapa itu wahai Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam? Nabi bersabda: Engkau memberi orang yang menghalangimu,
engkau memaafkan orang yang mendzalimimu, dan engkau menjalin persaudaraan dengan
orang yang memutuskan silaturrahim denganmu. Sahabat bertanya, jika saya melakukannya,
apa yang saya dapat wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam? Nabi bersabda: engkau
akan dihisab dengan hisab yang ringan dan Allah akan memasukkanmu ke surga dengan
rahmat-Nya.”

Mengenai pentingnya silaturrahim, terdapat sebuah cerita dari Imam Ashbihani yang termaktub
dalam kitab Irsyadul Ibad halaman 94, suatu ketika sahabat duduk di sisi Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam, Kemudian Nabi bersabda: tidak boleh duduk dengan kami orang
yang memutuskan silaturrahim, kemudian seorang pemuda keluar dari halaqoh, pemuda
tersebut mendatangi bibinya untuk menyelesaikan sesuatu masalah di antara keduanya,
kemudian bibinya meminta maaf terhadap pemuda tersebut. Setelah urusan selesai, pemuda
kembali ke halaqoh, kemudian Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
sesungguhnya rahmat Allah tidak akan turun pada suatu kaum, yang di dalamnya terdapat
orang yang memutuskan persaudaraan.

Keempat, menjalankan shalat malam ketika banyak orang telah tidur terlelap. Shalat malam
menjadi shalat yang spesial karena dilakukan di waktu banyak orang beristirahat dan lalai dari
berdzikir kepada Allah subhanahu wata‘ala. Shalat malam juga menjadi indikasi seseorang jauh
dari riya’ dan pamer dalam beribadah, karena di waktu ini banyak orang beristirahat. Sehingga
bagi orang yang menjalankan ibadah di waktu malam mendapatkan ganjaran yang lebih,
terutama oleh Nabi disabdakan sebagai orang yang akan masuk surga dengan tanpa kesulitan.
Nabi juga bersabda:

“Seutama-utama puasa setelah ramadhan adalah puasa di bulan Muharram, dan seutama-utama
shalat sesudah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim No. 1163)
Menebarkan salam dan kedamaian, memberikan makanan, menjalin persaudaraan, dan shalat
malam adalah anjuran dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, agar kita dapat
menggapai surga dengan tanpa kesulitan dan tanpa banyak rintangan. Jika kita konsisten dan
istiqamah dengan anjuran Nabi tersebut, Allah akan memberikan kita pertolongan untuk
mengerjakan kebaikan dan menjauhi perbuatan yang kurang menyenangkan, sehingga di akhir
hayat kita mendapatkan kematian yang husnul khotimah. Allâhumma Âmîn.

Perlu diingat, Nabi yang telah dijamin masuk surga oleh Allah subhanahu wata‘ala selalu giat
dalam beribadah kepada Allah subhanahu wata‘ala. Dalam kehidupan di tengah masyarakat,
Nabi selalu baik hati, riang dan sopan terhadap semua orang. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
selalu yang lebih duluan memberikan salam, sekalipun kepada anak-anak dan para sahaya.
Nabi selalu memberikan apa yang dimiliki kepada para sahabatnya, walaupun beliau sendiri
dalam keadaan kekurangan. Nabi selalu bersilaturrahim dan memaafkan terhadap setiap orang,
walaupun terhadap orang yang pernah memusuhinya, dan Nabi selalu menjalankan shalat
malam, hingga kedua telapak kaki beliau membengkak. Semoga kita semua dapat mencontoh
prilaku dan ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Demikianlah khotbah singkat kali ini, semoga hal ini dapat menjadi bahan renungan yang
mendalam, bagi kita semua amin.

‫ أُع وُذ ِباِهلل ِم َن‬: ‫ َو أْدَخ َلَنا وِإَّياكم ِفي ُز ْمَر ِة ِعَباِدِه الُم ْؤ ِمِنْيَن‬،‫َجَع َلنا ُهللا َو إَّياكم ِم َن الَفاِئِز ين اآلِمِنين‬
‫ َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َو ُقوُلوا َقْو اًل َسِد يًدا بَاَر َك ُهللا‬: ‫ ِبْس ِم ِهللا الَّرْح ماِن الَّر ِح يْم‬، ‫الَّش ْيطاِن الَّر ِج يْم‬
‫ إّنُه َتعَاَلى َج ّو اٌد َك ِر ْيٌم َم ِلٌك َبٌّر‬. ‫ َو َنَفَعِنْي َو ِإّياُك ْم ِباآلياِت وِذ ْك ِر الَحِكْيِم‬، ‫ِلْي َو لكْم ِفي الُقْر آِن الَعِظ ْيِم‬
‫َر ُؤ ْو ٌف َر ِح ْيٌم‬

Anda mungkin juga menyukai