Anda di halaman 1dari 3

Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Pertama sekali marilah kita bersyukur ke hadirat Allah yang telah memberikan berjuta
kenikmatan kepada kita sekalian, sehingga masih bisa melaksanakan Shalat Jumat di
masjid yang mulia ini.

Shalawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad yang telah membimbing kita menuju dunia yang terang dan jelas, yaitu
addinul Islam. Semoga kita selalu mencintainya dan bershalawat kepadanya sehingga
kita diakui sebagai umatnya yang mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti, amin.

Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Selaku khatib kami mengajak kepada hadirin sekalian dan diri kami pribadi, marilah kita
selalu berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah dengan
terus berusaha menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.
Semoga Allah selalu memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita sehingga kita
selau dalam keimanan dan ketakwaan kepada-Nya Amin.

Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Kita sudah masuk Safar, bulan kedua Hijriah Muharam. Pada bulan ini lima belas abad
yang lalu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berangkat hijrah meninggalkan rumah
dan kampung halaman menuju Madinah atau Yatsrib kala itu, dengan meninggalkan
banyak hal dalam rangka menyongsong kehidupan yang baru atas petunjuk Allah SWT.

Rasulullah tiba di Madinah pada 12 Rabiul Awal disambut dengan penuh gembira dan
suka cita oleh penduduk Madinah dengan iringan syair-syair indah yang abadi syairnya
sampai saat ini “thala’al badru ‘alaina”. Di Madinah, tidak lama kemudian
menyampaikan sabda yang artimya

’’Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan
kepada kami [Abu Usamah] dari ['Auf] dari [Zurarah bin Aufa] telah menceritakan
kepadaku [Abdullah bin Salam] dia berkata, "Tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
tiba di Madinah, maka orang-orang bergegas menyambut kedatangan beliau dengan
menyerukan, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang! Rasulullah datang!
Rasulullah datang! " hingga tiga kali. Maka aku ikut berjubel di tengah-tengah
kerumunan manusia untuk melihat beliau, ketika telah jelas kupandang wajahnya, maka
bisa kuketahui bahwa raut muka beliau bukanlah raut muka seorang pendusta. Ucapan
pertama kali yang aku dengar dari beliau adalah: "Wahai manusia, tebarkanlah salam,
berilah makan, sambunglah tali persaudaraan, shalatlah di malam hari ketika manusia
terlelap tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat." (HR Ibnu Majah No 3242)

Dari hadits di atas ada beberapa hal penting yang bisa kita ambil pelajaran untuk kita
amalkan, termasuk di Safar ini:
Pertama, tebarkan salam

Pesan pertama yang disampaikan kepada masyarakat madinah adalah memerintahkan


untuk menebarkan salam, megucapkan salam setiap bertemu saudaranya sesama
muslim dan secara luas menebarkan keselamatan kaum Muslimin dan kedamaian
kepada seluruh manusia di dunia. Sehingga menjadi sangat memengaruhi kehidupan
masyarakat yang dalam, indah, dan sangat nyaman karena tebaran keselamatan dan
kedamaian selalu ditampakkan dan ditebarkan.

Kenyamanan dan kedamaian yang dicanangkan Nabi Muhammad lima belas abad
yang lala masih terasa dan berpengaruh sampai hari ini di Madinah. Kota madinah yang
terasa damai menyenangkan kondisi masyarakatnya sehingga terasa nyaman ketika
tinggal di Madinah bagi siapapun.

Luar biasa pengaruh ajaran Nabi dengan menebarkan salam keselamatan dan
kedamaian kepada masyarakat Madinah, sehingga ketika umat Islam semakin
bertambah banyak dan bertambah besar tidak dilakukan dengan kekerasan dan
peperangan, namun dengan kedamaian dan kenyamanan dan kesejukan hati. Islam
tidak didakwahkan dengan cara paksaan, peperangan, kekerasan sebagaimana firman
Allah:

ِ ِّ‫اَل ِإ ْك َرا َه فِي الد‬


‫ين‬

’’Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam).’’ (QS al-Baqarah: 256)

Kedua, bersedekah makanan

Makanan adalah kebutuhan pokok bagi seluruh manusia. Artinya bahwa makanan
menjadi sangat penting bagi kehidupan manusia. Jika manusia tidak makan atau
makannya sangat sedikit apalagi tidak bergizi, maka akan sangat berpengaruh
terhadap sikap dan perilakunya sehari-hari, bahkan bisa menjadi karakter seseorang.

Rasulullah memandang makanan merupakan hal yang sangat penting dan berpengaruh
besar terhadap perilaku seseorang. Jika seseorang sering mendapatkan makanan dari
seorang, apalagi dalam waktu yang lama artinya sering mendapatkan makanan dari
orang yang dimaksud,, maka orang tersebut hampir pasti akan bersikap baik terhadap
orang yang memberi makanan tersebut. Memberi makanan merupakan hal yang dapat
memancarkan rahmat atau kasih sayang kepada si pemberi makanan. Allah berfirman:

‫ِين‬ ْ ‫ض َعلَى َط َع ِام ا ْلم‬


ِ ‫ِسك‬ ُّ ‫ َواَل َي ُح‬. ‫ َفذلِ َك الَّذِي َيد ُُّع ا ْل َيتِي َم‬. ‫ين‬ ُ ‫َأ َرَأ ْيتَ الَّذِي ُي َك ِّذ‬
ِ ‫ب ِبال ِّد‬

’’Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik
anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. (QS al-Ma’un: 1-3)

Ketiga, merekatkan silaturahim


Silaturahim merupakan hal yang sangat penting dalam rangka menguatkan
persaudaraan, baik persaudaraan sesama Muslim, persaudaraan sesama bangsa
maupun persaudaraan sesama manusia di dunia. Tanpa silaturahim di antara mereka,
maka ikatan persaudaraan perlahan akan renggang, lepas, dan boleh jadi jauh atau
putus, sehingga akan berpengaruh terhadap ikatan persaudaraan di antara mereka.

Rasulullah sangat mengajurkan untuk saling merekatkan, memperkuat silaturahim,


khusunya persaudaraan sesama muslim, di samping persaudaraan yang lain. Ada
banyak kebaikan-kebaikan dan keberkahan yang didapatkan dalam merekatkan
silaturahim.

‫ َف ْل َيصِ لْ َر ِح َم ُه‬,ِ‫سَأ لَ ُه فِي َأ َث ِره‬


َ ‫ َوَأنْ ُي ْن‬,ِ‫س َط َعلَ ْي ِه فِي ِر ْزقِه‬
َ ‫َمنْ َأ َح َّب َأنْ ُي ْب‬

’’Barangsiapa ingin dilapangkan rezekinya, dan dipanjangkan umurnya, maka


hendaknya ia menyambung tali silaturahim.’’ (HR Bukhari)

Keempat, melakukan qiyaamullail

Qiyamullail yang dimaksud dalam hal ini adalah melakukan ibadah pada malam hari di
sepertiga malam dengan ibadah pokoknya adalah melakukan shalat. Shalat tahajud
misalnya.

َ ‫صاَل ِة َب ْع َد ا ْل َف ِري‬
‫ض ِة قِ َيا ُم اللَّ ْي ِل‬ َ ‫َأ ْف‬
َّ ‫ضل ُ ال‬

“Shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR An Nasa’i)

Ada banyak kebaikan-kebaikan yang dapatkan ketika seseorang rajin ibadah tahajud.

‫َومِنَ اللَّ ْي ِل َف َت َه َّجدْ ِبه َنافِلَ ًة لَ َك َعسى َأنْ َي ْب َع َث َك َر ُّب َك َم َقا ًما َم ْح ُمو ًدا‬

“Dan pada sebagian malam hari bertahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan
bagimu; Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS Al
Isra’: 79)

Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Demikian khutbah yang singkat ini, semoga bermanfaat. Dan semoga Allah meridhai
langakah kita dan kita dimasukkan ked alam kelompok orang yang mendapatkan
ampunan dan rahmatNya di dunia dan akhirat. Amin.

Anda mungkin juga menyukai