Anda di halaman 1dari 13

Akhlak Kepada

Rasulullah SAW
Nama: Nur Rila Ammalia
Nim: 2200016119
Definisi Akhlak Kepada Rasul

Akhlak kepada Rasul adalah sikap dan perilaku yang baik terhadap Nabi
Muhammad SAW, baik dalam ucapan maupun tindakan. Sikap ini merupakan
bentuk penghormatan dan cinta kepada Nabi sebagai utusan Allah SWT.
Dalam Islam, akhlak kepada Rasul juga mencakup mengikuti sunnah-
sunnah beliau, mempelajari sejarah hidupnya, serta menyebarkan dakwah dan
ajaran beliau dengan cara yang baik dan benar.

Abdul Salam Muhamad Shukri; Mohd Abbas Abdul Razak. 


Jurnal Islam Dan Masyarakat Kontemporari; Kuala
Terengganu Vol. 21, Iss. 1, (Feb 2020): 38-54.
Keutamaan Akhlak Kepad
Rasul
Menjaga akhlak kepada Rasul memiliki banyak keutamaan di
sisi Allah SWT. Diantaranya adalah mendapatkan rahmat dan
kasih sayang dari Allah, mendapat tempat di surga, serta menjadi
orang yang dicintai oleh Nabi Muhammad SAW.

Selain itu, menjaga akhlak kepada Rasul juga dapat


membantu meningkatkan kualitas hidup kita sebagai umat
muslim. Dengan mengikuti teladan Rasul, kita dapat menjadi
pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar.

Mahmud, Akilah. "Akhlak terhadap Allah dan Rasulullah saw."


Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman 11.2 (2019).
Akhlak Kepada Rasulullah SAW

Mencintai dan Mengikuti dan Mengucapkan Shalawat


Memuliakan Mentaati dan Salam
Mencintai dan
01 Memuliakan
Pertama-tama wajib bagi setiap hambanya mencintai Allah SWT, dan
ini merupakan bentuk ibadah yang paling agung seperti yang telah dijelaskan
dalam surah Al-Baqarah (165). Setelah mencintai Allah SWT, kita wajib pula
mencintai Rasul-Nya, Muhammad SAW. Sebab beliau adalah orang yang
menyeru kepada Allah, yang mengenalkan kepada-Nya, menyampaikan
syariat-Nya dan yang menjelaskan hukum-hukum-Nya. Karena itu,
kebaikannya yang di peroleh kaum mukmin, baik dunia maupun akhirat adalah
dari usaha Rasulullah. Dan tidaklah seseorang masuk surga kecuali mentaati
dan mengikutinya Rasulullah SAW. Dalam suatu hadist disebutkan bahwa ada
tiga perkara yang jika seseorang memilikinya akan merasakan manisnya iman,
yaitu “bila Allah dan Rasulnya lebih ia cinta daripada selain keduanya, dan tidak
mencintai sesorang kecuali karena Allah serta benci kembali kepada kekufuran
setelah Allah menyelamatkannya daripadanya, sebagaimana ia benci untuk
dilemparkan ke neraka.”(Muttafakun Alaih).

Habibah, Syarifah. "Akhlak dan etika dalam islam." Jurnal Pesona Dasar 1.4
Mencintai Rasulullah adalah wajib dan termasuk bagian dari iman. Semua orang
Islam mengimani bahwa Rasulullah adalah hamba Allah dan utusan-Nya. Makna
mengimani ajaran Rasulullah SAW adalah menjalankan ajarannya, menaati perintahnya
dan berhukum dengannya. Ahlus sunnah mencintai Rasulullah SAW dan
mengagungkannya sebagaimana para sahabat beliau mencintai beliau lebih dari
kecintaan mereka kepada diri mereka sendiri dan keluarga mereka, sebagaimana sabda
Rasulullah SAW, yang artinya, “Tidak beriman salah seorang diantara kamu, sehingga
aku lebih dicintai olehnya daripada dirinya sendiri, orang tuanya, anaknya, dan manusia
semuanya”. (HR. Bukhari Muslim)

Habibah, Syarifah. "Akhlak dan etika dalam islam." Jurnal Pesona Dasar 1.4
(2021).
02 Mengikuti dan Mentaati
Mengikuti dan mentaati Rasulullah memiliki banyak keutamaan dalam
agama Islam. Salah satunya adalah mendapatkan rahmat dan kasih sayang Allah
SWT. Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah dan
malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya” (Surat Al-Ahzab ayat 56).
Selain itu, mengikuti dan mentaati Rasulullah juga dapat membawa
kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah
bersabda, “Barangsiapa yang mengikuti petunjukku, maka ia tidak akan sesat
dan tidak akan celaka.” Dengan demikian, mengikuti dan mentaati Rasulullah
merupakan jalan menuju keselamatan dan kebahagiaan yang abadi.
Mengikuti dan mentaati Rasulullah bukanlah hal yang mudah dilakukan.
Terkadang kita dihadapkan pada situasi atau godaan yang membuat kita sulit
untuk mengikuti ajaran beliau. Namun, sebagai muslim, kita harus tetap
berusaha untuk mengikuti dan mentaati Rasulullah meskipun dalam kondisi
sulit.

Awaliyah, T., & Nurzaman, N. (2020). Konsep pendidikan akhlak menurut Sa’id Hawwa. Jurnal Penelitian
Pendidikan Islam,[SL], 6(1), 23-38.
Mengikuti dan Mentaati Rasulullah
Mengikuti Ajaran Rasulullah dalam Kehidupan Sehari-hari
 Mengikuti ajaran Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan
cara mempraktikkan nilai-nilai Islam yang telah diajarkan oleh beliau. Misalnya,
menjaga hubungan baik dengan sesama, berbuat baik kepada orang lain, dan selalu
berusaha untuk meningkatkan diri.
 Selain itu, mengikuti ajaran Rasulullah juga berarti menerapkan sunnah-sunnah
beliau dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, membaca doa sebelum dan
sesudah makan, mengucapkan salam ketika bertemu dengan orang lain, dan banyak
lagi. Dengan mengikuti ajaran Rasulullah, kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik
dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

Syukur, Agus. "Akhlak Terpuji dan Implementasinya di Masyarakat." Misykat al-Anwar Jurnal Kajian Islam dan
Masyarakat 3.2 (2020): 1-22..
Mengikuti dan Mentaati Rasulullah

Mentaati Rasulullah dalam Beribadah


• Mentaati Rasulullah dalam beribadah berarti mengikuti tuntunan beliau
dalam melaksanakan ibadah. Seperti contohnya, shalat lima waktu, puasa
Ramadan, zakat, dan haji. Rasulullah telah mencontohkan bagaimana
cara melaksanakan ibadah dengan benar dan sesuai dengan ajaran Islam.
• Selain itu, mentaati Rasulullah juga berarti menjauhi perbuatan-
perbuatan yang dilarang dalam agama Islam. Misalnya, tidak merokok,
tidak minum minuman keras, dan tidak melakukan perbuatan zina.
Dengan mentaati Rasulullah dalam beribadah, kita dapat mendapatkan
ridha Allah SWT dan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.

Syukur, Agus. "Akhlak Terpuji dan Implementasinya di Masyarakat." Misykat al-Anwar Jurnal Kajian Islam dan
Masyarakat 3.2 (2020): 1-22..
03 Shalawat dan Salam Kepada Rasul
Shalawat adalah doa atau ucapan pujian kepada Nabi Muhammad
SAW, sedangkan salam adalah ucapan selamat. Kedua-duanya
merupakan bentuk penghormatan dan rasa cinta umat muslim kepada
Rasulullah. Mengucapkan shalawat dan salam juga dianggap sebagai
ibadah yang memiliki banyak keutamaan, seperti mendapatkan pahala
dari Allah SWT serta mendekatkan diri kepada-Nya.
Dalam salah satu ayat Al-Qur’an Allah berfirman:
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi.
Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan
ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. (Q.S al-Ahzab:56)

Tafsir, Epistemologi, dan Ahmad Royhan Afif. “MAKNA DOA: Tafsir SURAT AL-AHZAB AYAT 56.” Jurnal
Syahadat 9.1 (2021).
Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk mengucapkan sholawat
dan salam kepada Nabi bukanlah karena Nabi membutuhkannya. Sebab tanpa do’a dari siapapun
beliau sudah pasti akan selamat dan mendapatkan tempat yang paling mulia dan paling terhormat
di sisi Allah SWT. Adapun bila kita bershalawat kepada Nabi akan membawa keberuntungan bagi
kita sendiri, hal ini disabdakan oleh Rasulullah:
“Barangsiapa bershalawat untukku satu kali, maka dengan shalawatnya itu Allah akan bershalawat
kepadanya sepuluh kali (H.R Ahmad)
Manakala seseorang telah menunjukan akhlaknya kepada Nabi dengan banyak mengucapkan
shalawat, maka orang tersebut akan dinyatakan oleh Rasulullah sebagai orang yang paling utama
kepadanya pada hari kiamat, beliau bersabda:
“Sesungguhnya orang yang paling utama kepadaku nanti pada hari kiamat adalah siapa yang paling
banyak bershalawat kepadaku”.(H.R Tirmidzi)
Sebaliknya, orang yang tidak mau bershalawat kepada beliau tatkala mendengar namanya
dianggap sebagai orang yang kikir(bakhil), hal ini dinyatakan oleh Rasulullah:
“Yang benar-benar bakhil adalah orang yang ketika disebut namaku di hadapannya, ia tidak
mengucapkan shalawat kepadaku”. (H.R Tirmidzi dan Ahmad)

Tafsir, Epistemologi, dan Ahmad Royhan Afif. “MAKNA DOA: Tafsir SURAT AL-AHZAB AYAT 56.” Jurnal
Syahadat 9.1 (2021).
Cara Mengucapkan Shalawat dan Salam
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengucapkan shalawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW, di antaranya adalah dengan membaca shalawat secara lisan, menulis shalawat dalam
tulisan arab, atau menggunakan aplikasi khusus yang menyediakan fitur shalawat. Namun yang
terpenting adalah niat yang tulus dan ikhlas dalam mengucapkan shalawat dan salam, serta memahami
makna dan artinya sehingga dapat meningkatkan rasa cinta dan penghormatan terhadap Nabi
Muhammad SAW.
Dalam sebuah riwayat, Abu Sa’id Al khudri ra pernah bertanya kepada Rasulullah . “Wahai
Rasulullah! Kami sudah mengetahui cara salam kepadamu, lalu bagaimana cara kami bershalawat
kepadamu?” beliau menjawab, ucapkanlah oleh kalian:
“Ya Allah, berikanlah shalawat kepada Muhammad, hamba-mu dan Rasul-mu, sebagaimana engkau
bershalawat kepada Ibrahim. Dan karuniakanlah berkah kepada Muhammad dan keluarganya,
sebagaimana engkau mengaruniakan berkah kepada Ibrahim dan keluarganya”. (H.R Al-Bukhori)
Di samping itu para ulama membolehkan ketika mengucapkan shalawat dan salam kepada Nabi
dengan dua bentuk kalimat yang di ringkas: pertama, bacaan Shallallahu alaihi wa sallama dan kedua
bacaan alaihi al-shalatu wa al-shalamu.

Nasrullah, N., & Afif, A. R. (2021). MAKNA SHALAWAT: PENAFSIRAN SURAT AL-AHZAB AYAT 56
Telaah Epistimologi Tafsir. SYAHADAH: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Keislaman, 9(1), 1-24.
SYUKRO
N

Anda mungkin juga menyukai