Anda di halaman 1dari 16

AKHLAK TERHADAP

Kelompok 3 : RASULULLAH SAW


Ariij Diandra
Ainan Salsabila
Bella Viranty S
Ines Ruhenza
Rayyan Dwi Utomo
Dimmas Alif
MAKNA AKHLAK TERHADAP
RASULULLAH SAW
Secara Etimologi
kata Akhlak berasal dari bahasa arab “Akhlaq” dalam
bentuk jamak, sedangkan bentuk mufradnya adalah
“Khuluq” yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah
laku, atau tabiat.
Secara terminology
yakni sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari
padanya timbul perbuatan perbuatan dengan mudah dan
gampang tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Akhlak seorang muslim terhadap rasul adalah tingkah
laku atau perbuatan yang dilakukan oleh seorang muslim
untuk meneladani sifat-sifat Rasul dan mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari agar selalu mengamalkan
akhlak terpuji dalam kehidupannya.

Kita sebagai seorang muslim diharuskan berakhlak


kepada Rasulullah sebab dari beliaulah kita mendapatkan
warisan yaitu Al-quran dan As-sunnah. Dalam berpegang
teguh pada keduanya dipastikan tidak akan tersesat
selamanya.
‫َم ْن َأ ْح َيا ُسنَّ ًة ِم ْن ُسنَّىِت فَ َع ِم َل هِب َا النَّ ُاس اَك َن هَل ُ ِمثْ ُل َأ ْج ِر َم ْن‬
‫مَع ِ َل هِب َا َال ي َ ْن ُق ُص ِم ْن ُأ ُج ِورمِه ْ َشيْئًا‬
“Barangsiapa yang menghidupkan satu sunnah dari sunnah-
sunnahku, kemudian diamalkan oleh manusia, maka dia
akan mendapatkan (pahala) seperti pahala orang-orang yang
mengamalkannya, dengan tidak mengurangi pahala mereka
sedikit pun“.(HR. Ibnu Majah)
BENTUK AKHLAK TERHADAP
RASUL
1. Mencintai dan Memuliakan Rasul

Nabi Muhammad telah berjuang selama 23 tahun membawa umat manusia


keluar dari kegelapan menuju cahaya yang terang menderang.

‫لَ َق ْد َج َاءمُك ْ َر ُسو ٌل ِم ْن َأنْ ُف ِسمُك ْ َع ِز ٌيز عَلَ ْي ِه َما َع ِنمُّت ْ َح ِر ٌيص عَلَ ْيمُك ْ اِب لْ ُم ْؤ ِم ِن َني َر ُء ٌوف َر ِح ٌمي‬
“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat
terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan
keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-
orang mukmin.” ( QS. At-Taubah 128 )
 
Mencintai dan memuliakan Rasulullah SAW
adalah syarat sahnya iman. Semakin kuat rasa cinta
seorang muslim kepada Rasulullah SAW, niscaya
keimanannya semakin kuat pula dan keimanan
tersebut akan mencapai puncaknya ketika seorang
muslim lebih mencintai Rasulullah SAW daripada
rasa cintanya kepada ayah, ibu, anak, istri, saudara
dan manusia siapapun juga.
Seorang muslim senantiasa mencintai dan
mengagungkan Rasulullah SAW. Diantara wujud
mencintai dan.menganggukan.beliau.adalah:

1. Membenarkan wahyu Al-Qur'an dan as-sunnah (hadits


nabawi) yang beliau terima dari Allah ta'ala.
2. Melaksanakan perintah-perintah beliau, baik hal yang wajib
maupun yang sunah.
3. Menjauhi larangan-larangan beliau, baik hal yang haram
maupun yang makruh.
4. Mempelajari, mengajarkan, mendakwahkan dan
memperjuangkan ajaran agama Islam yang beliau
5. Menjadikan syariat beliau, Al-Qur'an dan as-sunnah
sebagai satu-satunya pedoman hidup dalam kehidupan
pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
6. Mengorbankan jiwa raga, harta, tenaga, pikiran dan
waktunya untuk memperjuangkan tegaknya syariat
beliau.
7. Memanjatkan shalawat kepada beliau dan memohon
kepada Allah agar kelak di hari kiamat diperkenankan
menerima syafaat beliau.
8. Memusuhi dan membenci orang-orang yang membenci,
memusuhi, mencaci maki dan melecehkan beliau.
2. Mengikuti dan Menaati Rasul
(Ittiba’ ar-Rasul)
Mengikuti Rasulullah saw (ittiba’ ar-Rasul) adalah salah satu
bukti kecintaan seorang hamba terhadap Allah SWT. Allah
berfirman :

‫ون اهَّلل َ فَات َّ ِب ُعويِن حُي ْ ِب ْبمُك ُ اهَّلل ُ َوي َ ْغ ِف ْر لَمُك ْ ُذنُوبَمُك ْ ۗ َواهَّلل ُ غَ ُف ٌور َر ِح ٌمي‬
َ ‫قُ ْل ْن ُك ْنمُت ْ حُت ِ ُّب‬
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah,
‫ِإ‬
ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni
dosa-dosamu” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(QS. Ali-Imran 31 )
Mengikuti dan mematuhi Rasulullah SAW, berarti
mengikuti jalan lurus tersebut dengan mematuhi segala
rambu-rambunya. Rambu-rambu jalan tersebut adalah
segala aturan kehidupan yang dibawa oleh Rasulullah
SAW yang terlambangkan dalam Al-quran dan sunnah,
apabila umat manusia berpegang teguh kepada dua
warisan tersebut umat manusia tidak akan tersesat
untuk selamanya.
Ajaran Al-Qur’an dan Sunnah bersifat komprehensif
(mencakup seluruh konsep kehidupan). Secara garis besar
dapat dibagi menjadi aspek aqidah, ibadah, akhlaq dan
mu’amalah. Ada yang bersifat statis da nada yang bersifat
dinamis.
Yang bersifat statis itu adalah aspek aqidah, ibadah, akhlaq
(dalam pengertian nilai baik buruknya tidak berubah, tapi
manifestasinya bisa berubah) dan sebagian kecil aspek
mu’amalah (yaitu tata kehidupan berkeluarga).
Sedangkan yang bersifat dinamis adalah sebagian besar
aspek mu’amalah (politik-ekonomi-sosial-budaya-hankam
dan lain-lain).
3. Mengucapkan Shalawat dan Salam

Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang yang beriman


untuk mengucapkan shalawat dan salam bagi Nabi Muhammad
SAW.

‫ون عَىَل النَّيِب ِ ّ ۚ اَي َأهُّي َا اذَّل ِ َين آ َمنُوا َصلُّوا عَلَ ْي ِه َو َس ِل ّ ُموا‬
َ ُّ ‫ئِ َكتَ ُه يُ َصل‬ ‫َّن اهَّلل َ َو َماَل‬
ِ‫ِإت َ ْسلميًا‬

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat


untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah
kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya.” (QS. Al – Ahzab 33: 56)
Pengertian dari kata sholawat (ash-shalah) dalam ayat
diatas sesuai dengan arti kata tersebut. Secara estimologis
ash shalah (bentuk mashdar dari yushallun) dapat berarti
doa, istighfar, dan rahmah. Allah SWT memerintahkan
kepada orang orang yang beriman mengucapkan sholawat
dan salam kepada nabi bukanlah karna nabi
membutuhkannya sebab tanpa doa dari siapapun nabi
sudah pasti akan selamat dan mendapatkan tempat yang
paling mulia dan paling terhormat disisi Allah SWT.
Waktu dan teks sholawat dan salam
Selain membacanya dalam ibadah shalat, kita
dianjurkan sebanyak mungkin mengucapkan shalawat
dan salam kepada Nabi Muhammad SAW dalam
berbagai kesempatan, terutama sekali tatkala
mendengar nama beliau disebut, baik dalam pidato,
ceramah, seminar, diskusi maupun dalam
pembicaraan sehari-hari.
Nabi menilai orang yang benar-benar bakhil adalah
orang yang tidak mau bershalawat kepada beliau
tatkala mendengar nama beliau disebut.
KESIMPULAN
Berakhlak kepada rosul adalah sikap dan perilaku
terhadap nabi muhammad sebagai Rasulullah saw, yang
membawa ajaran islam dimuka bumi ini.berakhlaq kepada
rosul dapat dilakukan dengan cara mencintai dan
memuliakan rosulullah, mengikuti dan mentaati
perintahnya,mengucapkan sholawat dan salam

Anda mungkin juga menyukai