Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MA’RIFATUL RASUL

Disusun oleh:

FIANDA TRI AYU HANDAYANI

2101012086

PROGRAM STUDI D3-TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI PADANG 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat tuhan Yang Maha Esa ,karena kehadirat-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ma’rifatul rasul ini tepat waktu dan sesuai dengan sebagaimana mestinya.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ma’rifatul rasul ini adalah sebagai bahan tugas bagi
mahasiswa dalam menjalankan proses mentoring agama islam yang di berikan tugas oleh mentor
untuk dapat melaksanakan proses dengan baik,dan tak lupa penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada mentor yang telah membimbing dalam melakukan mentoring agam islam ini.

Akhir kata , semoga hasil yang di tuangkan dapat di mengerti dan makalah ini bermanfaat bagi yang
memerlukan terutama bagi penulis sendiri ,akhir kata assalamualaikum wr.wb.

Padang, 16 November 2021

Penulis,
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG ................................................................................... 1

1.2. RUMUSAN MASALAH .............................................................................. 1

1.3. TUJUAN PENULISAN ................................................................................ 1

1.4. MANFAAT PENULISAN ............................................................................ 1

BAB 2 PEMBAHASAN

........... 2.1 PENGERTIAN MA’RIFATUL RASUL........................................................ 2

........... 2.2 PERBEDAAN RASUL DAN NABI.............................................................. 3

........... 2.3 PENTINGNYA IMAN KEPADA RASUL .................................................. 6

........... 2.4 TUGAS-TUGAS DAN SIFAT-SIFAT RASUL............................................. 7

........... 2.5 JUMLAH RASUL DAN NABI .................................................................... 7

........... 2.6 MENGENAI RASULULLAH ....................................................................... 8

BAB 3 PENUTUP

........... 3.1 KESIMPULAN ............................................................................................... 10

........... 3.2 SARAN ........................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 11

...........
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Mengenal rasul merupakan sebuah bahasa yang sangat penting dalam pembinaan
keagamaan seorang muslim. Dalam kalimat syahadat kesaksiannya yang pertama yang dilakukan
seorang adalah keyakinan bahwa Allah itu Esa dan yang kedua adalah keimanan terhadap kerasulan
Muhammad SAW. Oleh karena itu pengenalan terhadap Rasulullah SAW sangat menentukan tingkat
pemahaman, penghayatan dan pengamalan seseorang terhadap ikrar keislaman mereka, karena dari
sinilah terbentuklah kepribadian muslim.

Mengenal rasul menjadi sebuah keperluan yang asasi bagi kaum muslimin masa kini karena
mereka tidak hidup bersama dengan nabi, mereka harus beriman kepada kerasulan Muhammad
SAW dengan keimanan yang sebenar-benarnya. Inilah sebuah upaya untuk menghayati makna
syahadatain.

Ibnu Qoyyim menerangkan bahwa kebutuhan manusia yang utama adalah mengenal para
rasul dan ajaran yang dibawanya, percaya akan berita dan yang disampaikannya serta taat pada yang
diperintahkan, sebab tidak ada jalan menuju kebahagiaan dan keberhasilan di dunia dan akhirat
kecuali dengan tuntunan para rosul. Tidak ada pula petunjuk untuk mengetahui yang baik dan buruk
maupun keutamaan yang lain kecuali mengikuti rasul untuk mendapatkan ridha Allah.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Pengertian ma’rifatul rasul?

1.2.2 Perbedaan antara nabi dan rasul?

1.2.3 Pentingnya iman kepada rasul ?

1.2.4 Tugas-tugas dan Sifat-sifat rasul?

1.2.5 Jumlah nabi dan rasul?

1.2.6 Mengenai rasulullah?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1.3.1 Agar dapat mengetahui Perbedaan Nabi dan Rasul

1.3.2 Agar dapat mengetahui dan memahami tentang Rasul Allah

1.3.3 Agar dapat mengetahiu Sifat-sifat Rasul

1.3.4 Agar dapat mengetahui Tugas-tugas Rasul

1.3.5 Agar dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan


1.4 MANFAAT PENULISAN

Agar dapat mengetahui bagaimana perbedaan rasul dan nabi serta cara meneladani sifat-sifat
rasul dan juga tugas-tugas rasul.Dengan begitu kami berharap setelah membaca makalah ini kita
dapat mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari

BAB 2

PEMBAHASAN

1.2 Pengertian Ma’rifatul Rasul

Manusia sangat membutuhkan adanya seorang Rasul, karena secara fitrah, manusia selalu ingin tahu
keberadaan sang pencipta, selalu menginginkan untuk dapat mengabdi secara benar kepada sang
pencipta (Allah SWT), dan selalu menginginkan kehidupan yang teratur.

Untuk bisa mengetahui secara benar tentang keberadaan Allah, bagaimana cara melakukan
pengabdian kepada-Nya, dan bagaimana bisa memahami aturan main hidup yang dibuat oleh Allah
SWT sebagai pencipta yang akan menjadikan kehidupan manusia menjadi teratur, semuanya itu
hanya bisa diperoleh melalui penjelasan atau petunjuk dari seorang Rasul. Maka keberadaan
seorang Rasul menjadi sangat dibutuhkan oleh manusia.

Allah SWT berfirman:Artinya:“Katakanlah: Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada
padanya, jika kamu mengetahui? Mereka akan menjawab: Kepunyaan Alloh.Katakanlah: Maka
apakah kamu tidak ingat? Katakanlah: Siapakah Yang mempunya langit yang tujuh dan Yang
mempunya ‘Arsy yang besar? Mereka akan menjawab: Kepunyaan Alloh. Katakanlah: Maka apakah
kamu tidak bertakwa? Katakanlah: Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala
sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu
mengetahui? Mereka akan menjawab: Kepunyaan Alloh. Katakanlah: (Kalau demikian), maka dari
jalan manakah kamu ditipu?” (QS. Al-Mukminun: 84—89).

Ma’rifatul Rasul ini membincangkan bagaimana mengenal Rasul, apa saja yang perlu dikenal dari
Rasul dan bagaimana pula kita mengamalkan Islam melalui petunjuk Rasul. Yang penting adalah kita
mengetahui, memahami, dan dapat mengamalkan Sunnah Nabi dan menjalankan Ibadah dengan
baik.

Mengenal Rasul tidak saja dalam bentuk fisikal atau penampilannya tetapi segala aspek syari berupa
sunnah yang didedahkan Nabi kepada kita sama ada tingkah laku, perkataan ataupun sikap.
Pengenalan kepada Rasul dapat dilihat melalui syirah nabi yang menggambarkan kehidupan Nabi
serta latar belakangnya seperti nasab. Kemudian melalui sunnah dan dakwah Nabi pun dapat
memberikan penjelasan siapa Nabi sebenarnya.

Dengan mengenal Rasul diharapkan kita dapat mencintai Rasul dan mengikutinya, perkara ini
sebagai cara bagaimana kita taat dan mencintai Allah SWT. Oleh karena itu mengenal Rasul tidak
saja dari segi jasad, nasab, dan latar belakangnya, tetapi bagaimana beliau beribadah dan beramal
soleh. Setengah masyarakat mengetahui dan mengamalkan sunnah Nabi dari segi ibadah saja
bahkan dari segi penampilan saja. Sangat jarang muslim yang mengambil contoh kehidupan Nabi
secara keseluruhannya sebagai contoh, misalnya peranan Nabi dari segi politik, pemimpin, penjaga,
dan juga Nabi sebagai suami, ayah, dan ahli di masyarakat. Semua Peranan Nabi ini perlu dicontoh
dan diikuti sehingga kita dapat mengamalkan Islam secara sempurna dan menyeluruh. Walaupun
demikian, umat Islam masih menjadikan Nabi sebagai Rasul adalah dari segi lafaz atau kebiasaan
umat Islam bersalawat ke atas Nabi. Bagaimana pun umat lslam yang sholat akan selalu bersalawat
ke atas Nabi dan selalu menyebutnya.

Pengenalan kepada Rasul juga pengenalan kepada Allah dan Islam. Memahami Rasul secara
komprehensif adalah cara yang tepat dalam mengenal Islam yang juga komprehensif. Rasul dikenal
sebagai pribadi teladan dan unggul dan lelaki terpilih di antara manusia yang sangat layak dijadikan
model bagi setiap muslim. Berarti Nabi adalah ikutan bagi setiap tingkah laku, perkataan, dan sikap
yang disunnahkannya.

Setiap manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan fitrah, di mana manusia bersih, suci, dan
mempunyai kecenderungan yang baik dan ke arah positif yaitu ke arah lslam. Fitrah manusia di
antaranya adalah mengakui kewujudan Allah sebagai pencipta, keinginan untuk beribadah, dan
menghendaki kehidupan yang teratur. Fitrah demikian perlu diaplikasikan ke dalam kehidupan
sehari-hari melalui petunjuk Al Quran (Firman-firman dan panduan dari Allah SWT) dan panduan
Sunnah (Sabda Nabi dan perbuatannya). Semua panduaan ini memerlukan petunjuk dan Rasul
khususnya dalam mengenal pencipta dan sebagai panduan kehidupan manusia. Dengan cara
mengikuti panduan Rasul kita akan mendapati ibadah yang sohih.[1]

2.2 Perbedaan Antara Nabi dan Rasul

Nabi dalam islam merupakan orang yang diberi wahyu oleh Allah Swt sebagai panduan hidup. Al
Quran menyebut beberapa orang sebagai nabi. Nabi pertama adalah Adam, sedangkan nabi
sekaligus rasul terakhir ialah Nabi Muhammad. Percaya kepada para nabi dan para rasul merupakan
salah satu Rukun Iman dalam Islam. Risalah adalah sesuatu yang diwahyukan A11ah SWT berupa
prinsip hidup, moral, ibadah, aqidah untuk mengatur kehidupan manusia agar terwujud kebahagiaan
di dunia dan akhirat

Perbedaan anatara nabi dan rasul adalah seorang nabi menerima wahyu dari Allah SWT untuk
dirinya sendiri, sedangkan rasul menerima wahyu dari Allah SWT guna disampaikan kepada segenap
umatnya.

Islam tidak lagi mengenal nabi setelah nabi Muhammad SAW, walaupun demikian ternyata adapula
orang-orang yang pernah mengaku sebagai nabi. Mereka ini dianggap sebagai nabi palsu.[2]

Para ulama menyebutkan banyak perbedaan antara nabi dan rasul, tapi di sini kami hanya akan
menyebutkan sebahagian di antaranya:

1. Jenjang kerasulan lebih tinggi daripada jenjang kenabian. Karena tidak mungkin seorang
itu menjadi rasul kecuali setelah menjadi nabi. Oleh karena itulah, para ulama menyatakan
bahwa Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi nabi dengan 5 ayat pertama dari surah
Al-‘Alaq dan diangkat menjadi rasul dengan dengan 7 ayat pertama dari surah Al-Mudatstsir.
Telah berlalu keterangan bahwa setiap rasul adalah nabi, tidak sebaliknya. Imam As-Saffariny
–rahimahullah berkata, “Rasul lebih utama daripada nabi berdasarkan ijma’, karena rasul
diistimewakan dengan risalah, yang mana (jenjang) ini lebih ringgi daripada jenjang
kenabian”. (Lawami’ Al-Anwar: 1/50)

Al-Hafizh Ibnu Katsir juga menyatakan dalam Tafsirnya (3/47), “Tidak ada perbedaan (di kalangan
ulama) bahwasanya para rasul lebih utama daripada seluruh nabi dan bahwa ulul ‘azmi merupakan
yang paling utama di antara mereka (para rasul)”.

2. Rasul diutus kepada kaum yang kafir, sedangkan nabi diutus kepada kaum yang telah
beriman. Allah SWT menyatakan bahwa yang didustakan oleh manusia adalah para rasul dan
bukan para nabi, di dalam firman-Nya:
َ ‫ضهُم بَ ْعضًا َو َج َع ْل ٰنَهُ ْم َأ َحا ِد‬
َ‫يث ۚ فَبُ ْعدًا لِّقَوْ ٍم اَّل يُْؤ ِمنُون‬ َ ‫ثُ َّم َأرْ َس ْلنَا ُر ُسلَنَا تَ ْت َرا ۖ ُك َّل َما َجا َء ُأ َّمةً َّرسُولُهَا ك ََّذبُوهُ ۚ فََأ ْتبَ ْعنَا بَ ْع‬
Kemudian Kami utus (kepada umat-umat itu) rasul-rasul Kami berturut-turut. Tiap-tiap seorang rasul
datang kepada umatnya, umat itu mendustakannya, maka Kami perikutkan sebagian mereka dengan
sebagian yang lain. Dan Kami jadikan mereka buah tutur (manusia), maka kebinasaanlah bagi orang-
orang yang tidak beriman. (Al-Mu’minun 23:44)

Dan dalam surah Asy-Syu’ara` ayat 105, Allah menyatakan:

َ‫وح ْٱل ُمرْ َسلِين‬ ْ َ‫ك ََّذب‬


ٍ ُ‫ت قَوْ ُم ن‬
“Kaum Nuh telah mendustakan para rasul”.

Allah tidak mengatakan “Kaum Nuh telah mendustakan para nabi”, karena para nabi hanya diutus
kepada kaum yang sudah beriman dan membenarkan rasul sebelumnya. Hal ini sebagaimana yang
dinyatakan oleh Nabi SAW

َ َ‫َت بَنُوْ ِإ ْس َراِئ ْي َل تَسُوْ ُسهُ ُم اَأْل ْنبِيَا ُء ُكلَّ َما هَل‬
‫ك نَبِ ٌّي خَ لَفَهُ نَبِ ّي‬ ْ ‫كَان‬

“Dulu bani Isra`il diurus (dipimpin) oleh banyak nabi. Setiap kali seorang nabi wafat, maka digantikan
oleh nabi setelahnya”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

Allah mengabarkan tentang ‘Isa bahwa risalahnya berbeda dari risalah sebelumnya di dalam firman-
Nya:

‫ُون‬ َ ‫ى ِمنَ ٱلتَّوْ َر ٰى ِة َوُأِل ِح َّل لَ ُكم بَع‬


ِ ‫ْض ٱلَّ ِذى حُرِّ َم َعلَ ْي ُك ْم ۚ َو ِجْئتُ ُكم بِـَٔايَ ٍة ِّمن َّربِّ ُك ْم فَٱتَّقُوا ٱهَّلل َ َوَأ ِطيع‬ َّ ‫ص ِّدقًا لِّ َما بَ ْينَ يَ َد‬
َ ‫َو ُم‬
Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan
bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa
suatu tanda (mukjizat) daripada Tuhanmu. Karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah
kepadaku. (Ali ‘Imran 3:50)

Nabi Muhammad SAW menyebutkan perkara yang dihalalkan untuk umat beliau, yang mana perkara
ini telah diharamkan atas umat-umat sebelum beliau:

‫ت لِ َي اَأْلرْ ضُ َم ْس ِجدًا َوطَهُوْ رًا‬ ْ َّ‫َوُأ ِحل‬


ْ َ‫ت لِ َي ْال َغنَاِئ َم َو ُج ِعل‬

“Dihalalkan untukku ghonimah dan dijadikan untukku bumi sebagai mesjid (tempat sholat) dan alat
bersuci (tayammum)”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Jabir)
Adapun para nabi, mereka datang bukan dengan syari’at baru, akan tetapi hanya menjalankan
syari’at rasul sebelumnya. Hal ini sebagaimana yang terjadi pada nabi-nabi Bani Isra`il, kebanyakan
mereka menjalankan syari’at Nabi Musa AS

3. Rasul pertama adalah Nuh AS, sedangkan nabi yang pertama adalah Adam AS Allah SWT
menyatakan:

َ ‫وب َوٱَأْل ْسبَا ِط َو ِعي َس ٰى َوَأي‬


‫ُّوب‬ َ ‫وح َوٱلنَّبِ ّي ِۦنَ ِمن بَ ْع ِد ِهۦ ۚ َوَأوْ َح ْينَا ِإلَ ٰى ِإ ْب ٰ َر ِهي َم وَِإ ْس ٰ َم ِعي َل َوِإ ْس ٰ َح‬
َ ُ‫ق َويَ ْعق‬ ٍ ُ‫ِإنَّا َأوْ َح ْينَا ِإلَ ْيكَ َك َما َأوْ َح ْينَا ِإلَ ٰى ن‬
ٰ َ ٰ
‫س َوهَرُونَ َو ُسل ْي َمنَ ۚ َو َءاتَ ْينَا دَا ُوۥ َد َزبُورًا‬ ُ
َ ‫َويُون‬
Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan
wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula)
kepada Ibrahim, Isma’il, Ishak, Ya’qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman.
Dan Kami berikan Zabur kepada Daud. (An-Nisa’ 4:163)

Dan Nabi Adam berkata kepada manusia ketika mereka meminta syafa’at kepada beliau di padang
mahsyar:

ِ ْ‫َولَ ِك ِن اْئتُوْ ا نُوْ حًا فَِإنَّهُ َأ َّو ُل َرسُوْ ٍل بَ َعثَهُ هللاُ ِإلَى َأ ْه ِل اَأْلر‬
‫ض‬

“Akan tetapi kalian datangilah Nuh, karena sesungguhnya dia adalah rasul pertama yang Allah utus
kepada penduduk bumi”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik)

Jarak waktu antara Adam dan Nuh adalah 10 abad sebagaimana dalam hadits shohih yang
diriwayatkah oleh Ibnu Hibban (14/69), Al-Hakim (2/262), dan Ath-Thobarony (8/140).

4. Seluruh rasul yang diutus, Allah selamatkan dari percobaan pembunuhan yang
dilancarkan oleh kaumnya. Adapun nabi, ada di antara mereka yang berhasil dibunuh oleh
kaumnya, sebagaimana yang Allah nyatakan dalam surah Al-Baqarah ayat 91:

‫ص ِّدقًاـ لِّ َما َم َعهُ ْم ۗ قُلْ فَلِ َم تَ ْقتُلُونَ َأنبِيَا َء ٱهَّلل ِ ِمن‬ ُّ ‫نز َل َعلَ ْينَا َويَ ْكفُرُونَ بِ َما َو َرا َءهۥُ َوهُ َو ْٱل َح‬‫ُأ‬
َ ‫ق ُم‬ ِ ‫يل لَهُ ْم َءا ِمنُوا بِ َما َأنزَ َل ٱهَّلل ُ قَالُوا نُْؤ ِمنُ بِ َما‬
َ ِ‫َوِإ َذا ق‬
َ‫قَ ْب ُل ِإن ُكنتُم ُّمْؤ ِمنِين‬
Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Berimanlah kepada Al Quran yang diturunkan Allah,”
mereka berkata: “Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami”. Dan mereka kafir
kepada Al Quran yang diturunkan sesudahnya, sedang Al Quran itu adalah (Kitab) yang hak; yang
membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah: “Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-
nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?” (Al-Baqarah 2:91)

“Mengapa kalian dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kalian orang-orang yang beriman?”.

Juga dalam firman-Nya:

َ‫صوا َّوكَانُوا يَ ْعتَ ُدون‬ َ ِ‫ق ۗ ٰ َذل‬


َ ‫ك بِ َما َع‬ ِ َ‫ٰ َذلِكَ بَِأنَّهُ ْم كَانُوا يَ ْكفُرُونَ بِـَٔا ٰي‬
ِّ ‫ت ٱهَّلل ِ َويَ ْقتُلُونَ ٱلنَّبِ ِّيۦنَ بِ َغي ِْر ْٱل َح‬

Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi yang
memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan
melampaui batas. (Al-Baqarah 2:61)

Allah menyebutkan dalam surah-surah yang lain bahwa yang terbunuh adalah nabi, bukan rasul.[3]
2.3 Pentingnya Iman Kepada Rasul

Iman kepada Rasul adalah salah satu rukun iman. Seseorang tidak dianggap muslim dan mukmin
kecuali ia beriman bahwa Allah mengutus para rasul yang menyampaikan hakikat yang sebenarnya
dari agama Islam, yaitu Tauhidullah. Juga tidak dianggap beriman atau muslim kecuali ia beriman
kepada seluruh rasul, dan tidak membedakan antara satu dengan yang lainnya (QS.2:285).[4]

2.4 Tugas-tugas dan Sifat-sifat Rasul

2.4.1 Tugas-tugas rasul

a. Menyampaikan (tabligh) (QS.5:67, 33:39).Yang disampaikan mereka berupa :

· Ma’rifatullah (QS.6:102) (Mengenal hakikat Allah)

· Tauhidullah (QS.21:25) (Mengesakan Allah)

· Basyir wa Nadzir (QS.6:48) (Memberi kabar gembira dan peringatan)

b. Mendidik dan membimbing (QS.62:2)

· Memperbaiki jiwa dan membersihkan serta meluruskan dari hawa nafsu dan sifat-sifat tercela
(QS.62:2)

· Meluruskan aqidah serta fiqrah yang menyimpang dari Islam (QS.2:213)

· Memimpin umat dengan menjalankan metode Robbani (QS.38:26)

2.4.2 Sifat-sifat rasul

a. Jujur

Hadits Rasulullah: “Sesungguhnya kejujuran itu akan mengantarkan kepada kebajikan dan
sesungguhnya kebajikan itu akan mengantarkan ke surga. Dan seseorang senatiasa berkata benar
dan jujur hingga tercatat di sisi Allah sebagai orang yang benar dan jujur. Dan sesungguhnya dusta
membawa kepada kejahatan, yang akhirnya akan mengantarkan ke dalam neraka. Dan seseorang
senantiasa berdusta hingga dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (H.R. Bukhori—Muslim);

b. Siddiq, artinya benar, mustahil bersifat kizib, arinya bohong atau dusta.

c. Amanah, artinya dapat dipercaya,mustahil bersifat khiyaanah, artinya khianat.

d. Tabligh, artinya menyampaikan, mustahil bersifat kitmaan, artinya menyembunyikan.

e. Fathanah, artinya cerdas, mustahil bersifat balaadah, artinya bodoh.


f. Dermawan,

“Tidaklah seorang hamba berada pada suatu pagi kecuali dua malaikat turun menemaninya. Satu
malaikat berkata: Ya Allah berilah kanuniaMu, sebagai ganti apa yang ia infakkan. Malaikat lainnya
berkata: Ya Allah, berilah ia kebinasaan karena telah mempertahankan hartanya yang tidak
dinafkahkannya.“ (H.R. Muttafaq’alaih);

g. Malu.

2.5 Jumlah Nabi dan Rasul

Berdasarkan hadits yang shohih, jumlah Nabi adalah 124 ribu, sedangkan jumlah Rasul adalah 315
orang. Syaikh al-Albany menjelaskan bahwa hadits yang menunjukkan jumlah Rasul tersebut shahih
li dzaatihi (tanpa penguat dari jalur lain), sedangkan hadits yang menunjukkan jumlah Nabi adalah
shohih li ghoirihi (masing-masing jalur memiliki kelemahan, namun jika dipadukan menjadi shahih).

Hadits tentang jumlah Rosul:

Adam adalah Nabi yang diajak bicara. Antara ia dengan Nuh terdapat 10 abad. Jumlah Rasul adalah
315 orang (H.R Abu Ja’far ar-Rozzaaz dan selainnya, dishahihkan Syaikh al-Albany dalam Silsilah al-
Ahaadiits as-Shohiihah).

Yang wajib diimani oleh umat Muslim ada 25 orang Nabi, yang mereka di antaranya:

1. Adam 14. Musa

2. Idris 15. Harun

3. Nuh 16. Zulkifli

4. Hud 17. Daud

5. Shalih 18. Sulaiman

6. Ibrahim 19. Ilyas

7. Luth 20. Ilyasa

8. Ismail 21. Yusuf

9. Ishaq 22. Zakaria

10.Ya’kub 23. Yahya

11.Yusuf 24. Isa

12.Ayyub 25. Muhammad SAW

13.Syu’aib
Di dalam Al Quran, juga disebutkan beberapa identitas lainnya, namun tidak ada dasar/petunjuk
sehingga mereka dapat dikatakan sebagai nabi. Begitu pula sekali pun Al Quran menyebutkan istilah
“nabi-nabi” atau “para nabi”, namun tidak disebutkan jelas identitas orang yang dimaksud.

Di antara sejumlah Nabi dan Rasul ada lima orang yang dikenal memilliki kesabaran dan ketabahan
yang luar biasa dalam menghadapi penderitaan dan gangguan untuk menjalankan tugasnya.
Kelimanya disebut sebagai Rasul ulul azmi.

Nama Nama Rasul Allah mendapat julukan Ulul Azmi:

1. Nuh a.s.,

2. Ibrahim a.s.,

3. Musa a.s.,

4. Isa a.s.,

5. Muhammad saw.[6]

2.6 Mengenai Rasulullah

2.6.1 Keteladanan rasulullah

Banyak sekali keteladan yang ada pada diri Rasulullah yang dapat kita teladani dalam kehidupan
sehari hari. Di antaranya iman dan takwanya yang kuat dalam kondisi apa pun para Rasul tetap
teguh dan tabah dalam menjalankan ajaran-ajaran Allah, akhlaknya yang mulia, terpuji selalu
menjaga diri dari perbuatan maksiat dan dosa. Sebagai serorang muslim sudah sepantasnya kita
meneladani sifat-sifat Rasulullah karena semua yang diajarkan Rasulullah mengandung
kemaslahatan bagi kita semua baik di dunia maupun di akhirat.

2.6.2 Kewajiban kita kepada Rasulullah

1. Membenarkan apa yang disampaikannya Apa yang beliau katakan bukanlah hawa nafsunya,
melainkan wahyu Allah. Maka seorang muslim wajib membenarkan apa yang beliau sampaikan itu.

2. Mentaati perintahnya, apa yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya dilaksanakan semaksimal
kemampuan kita.

3. Menjauhi apa yang dilarangnya.

4. Tidak beribadah kecuali dengan apa yang disyariatkannya .

5. Mengimaninya. Beriman kepada Allah berarti harus beriman kepada Rasul.

6. Mencintainya. Lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya disbanding cinta kepada yang lain bahkan
kepada dirinya sendiri adalah tanda kesempurnaan iman.
7. Mengagungkannya. Sudah semestinya beliau diagungkan karena kemuliaannya. Namun
pengagungan ini tidak boleh sampai mengkultuskannya.

8. Menolong dan membelanya.

9. Mencintai para pecintanya.

10. Menghidupkan sunnahnya. Baik dalam ibadah umum maupun khusus yang diajarkan beliau,
hendaknya dihidupkan dan dibudayakan agar hidup kita diberkahi Allah.

11. Memperbanyak shalawat kepadanya. Tanda cinta dan bangga kepada Rosululloh antara lain
dibuktikan dengan memperbanyak shalawat atas beliau. Bahkan ketika kita mendengar nama beliau
disebut kita mestimenyahutnya dengan bacaan shalawat.

12. Mengikuti manhajnya. Ajaran beliau adalah bagian dari sistem Islam untuk mengatur segala
aspek kehidupan.

13. Mewarisi risalahnya. Mewarisi risalahnya adalah dengan menjaga, membela, dan
memperjuangkan risalah beliau.[7]

BAB 3

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Rasul adalah seseorang yang penting bagi manusia, khususnya umat islam, karena tanpa Rasul kita
tidak bisa melaksanakan syariat islam dengan baik. Selain itu kita juga harus mengetahui berapa
jumlah Rasul, kita juga harus mengimani Rasul, karena telah dijelaskan dalam Al Quran dan hadist
serta Rasulullah adalah panutan yang baik untuk kita contoh baik secara bathin dan fisik.

3.1 Saran

Marilah kita menjadikan kehidupan maupun sifat pribadi beliau yaitu Rasulullah sebagai contoh atau
panutan dalam kehidupan sehari-hari kita yang sesuai dengan syariah yang semestinya dan sekaligus
membawa kita kedalam kehidupan yang bahagia baik itu dunia dan akhirat kelak nanti.

DAFTAR PUSTAKA

http://ahmed-saepudin.blogspot.co.id/2013/02/pengertian-marifatul-rasul.html,7/10/17,21.39 WIB

https://materitarbiyah.wordpress.com/2008/03/15/marifatul-rasul/,15/11/17, 10.00 WIB

Zulkifli, “Gelar dalam islam sejarah, asal usul dan makna gelar dalam islam”, hal 58,26/11/17,15.30
WIB

https://fadhlihsan.wordpress.com/2010/02/05/5-perbedaan-antara-rasul-dengan-nabi/,16/11/17,
18.58 WIB

https://paismpn4skh.wordpress.com/2011/04/12/iman-kepada-rasul-allah-swt/,26/11/17,26.49
WIB

Ibid

Ibid

https://marzukiwafi.wordpress.com/2011/02/08/meneladani-nabi-muhammad-saw-dalam-
kehidupan-sehari-hari/26/11/17,22.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai