Anda di halaman 1dari 6

JAMINAN ALLAH BAGI ORANG YANG BERTAUHID

Oleh: Ilhammudin Agus Firmansyah (191336300028)

Abstrak

Tauhid memiliki kedudukan yang sangat agung dalam Islam. Oleh karena itu, bagi siapa yang mampu
merealisasikan tauhid dengan benar akan mendapat beberapa  keistimewaan. Sungguh, keberuntungan  yang
besar bagi orang-orang yang termasuk ahli tauhid. Allah ‘Azza wa Jalla menjanjikan banyak sekali kebahagiaan,
baik di dunia, lebih-lebih di akhirat. Itu semua hanya khusus diberikan bagi ahli tauhid. Semoga Allah
menggolongkan kita termasuk ahli tauhid.

Rumusan masalah
1. memahami pengertian tauhid
2. kedudukan tauhid dalam islam
3. sumber tauhid menurut Al-quran dan Al-Hadis

Pendahuluan

Tauhid adalah pegangan pokok dan sangat menetukan bagi kehidupan manusia, karena tauhid menjadi landasan
ut prrbagi setiap amal yang dilakukan. Amal yang dilandasi dengan tauhidlah, menurut tuntunan islam yang
akan menghantarkan manusia kepada kehidupan yang baik dan kebahagiaan yang hakiki di alam akhirat nanti.
Berdasarkan pentingnya peranan tauhid dalam kehidupan manusia, maka wajib bagi setian orang
mempelajarinya.

“barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan, sedang ia dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan kami beri berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan
kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik lagi dari apa yang telah mereka kerjakan” (QS.
An Nahl ayat 97)

Tauhid bukan sekedar mengenal dan mengerti bahwa pencipta alam semesta ini adalah Allah bukan sekedar
mengatahui bukti-bukti rasional tentang keberadaan dan keesaan-Nya. Iblis percaya bahwa Tuhannya adalah
Allah, bahkan mengakui keesaan dan kemaha-kuasaan Allah dengan meminta kepada Allah melalui Asma’ dan
sifat-Nya. Kaum jahiliyah kuno yang dihadapi Rasulullah juga meyakini bahwa Tuhan Pencipta, Pengatur,
Pemmelihara dan Penguasa alam semesta ini adalah Allah. (lihat Al-Qur’an: 38: 82, 31: 25, 23: 84-89). Namun,
kepercayaan dan keyakinan mereka itu belumlah menjadikan mereka sebagai makhluk yang berpredikat muslim,
yang beriman kepada Allah SWT.

Tauhid adalah pemurnian ibadah kepada Allah. Maksudnya yaitu menghambakan diri hanya kepada Allah secara
murni dan konsekuen dengan mentaati segala perintah-Nya dan menjahui segala larangan-Nya, dengan penuh
rasa rendah diri, cinta, harap dan takut kepada-Nya. Untuk inilah sebenarnya diciptakan Allah, dan
sesungguhnya misi para Rasul adalah untuk menegakkan tauhid dalam pengertian tersebut di atas, mulai dari
Rasul pertama hingga sampai Rasul terakhir, yaitu Nabi Muhammad (Lihat Al-Qur’an 16:36, 21:25, 7:59, 65, 73,
85 )1

Pembahasan

1. Hakikat dan Kedudukannya


Firman Allah:
“tidak aku ciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk bribadah kepada-Ku (QS. Adz-Dzariat ayat
56)
Ibadah ialah penghambaan diri kepada Allah dengan mentaati peraturan perintahnya dan menjauhi
larangannya, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Rasulullah. Dan inilah hakekat agama islam, karea
islam maknanya ialah penyerahan diri kepada Allah semata, yang disertai dengan kepatuhan mutlak
kepada-Nya, dengan penuh rasa rendah diri dan cinta

Ibadah berarti juga segala perkataan dan perbuatan, baik lahir maupun batin, yang dicintai dan diridhai
oleh Allah. Dan suatu amal akan diterima oleh Allah semata dan mengikuti tuntunan Rasulullah.

“dan sesungguhnya kami telah mengutus rasul pada setiap umat (untuk menyerukan) beribadalah
kepada Allah (saja) dan jauhila thaghut” (QS. An-Nah ayat 36)

Thaghut ialah setiap yang di agungkan selain Allah dengan di sembah, ditaati, atau dipauhi baik yang
dipatuhi itu berupa batu, manusia ataupun setan

Menjauhi thaghut mengingkarinya, tidak menyembah dan memujanya, dalam bentuk dan cara apapun.

“dan Tuhannmu telah memerintahkan supaya kamu jangan beribadah kecuali hanya kepada-Nya, dan
hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara
keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah
kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘’ah’’ dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah perkataan kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka
berdua dengan penuh kesayangan, dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihinilah mereka keduanya
sebagaimana mereka berdua telah mendidikku aku waktu kecil” (QS. Al- Isra’ ayat 23-24)

“Katakanlah (Muhammad) Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu:
janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa,
dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki
kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik
yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang
diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu yang
diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya). (QS. Al-An'am 6:151)
Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai
ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban
1
Kitab tauhid karya SYEKH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB
kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu
berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu
diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat. (Al-An'am 6:152)2

dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah
kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya.
Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa. (QS. Al-An'am 6:153)

ibnu Mas’ud berkata: barang siapa yang ingin melihat wasiat Muhammad yang tertera di atasnya cincin
stampel milik beliau, makasupaya membaca Firman Allah: “katakanlah (Muhammad) marilah kubacakan
apa yang diharamkan kepadamu oleh Tuhanmu, yaitu “janganlah kamu berbuat syirik sedikitpun kepada-
Nya, dan “sungguh inilah jalan-Ku berada dalam keadaan lurus, maka ikutilah jalan tersebut dan
janganlah kalian ikuti jalan jalan yang lain” 3

Pelajaran penting yang terkandung pada hakekat dan kedudukan tauhid:


a. Hikmah diciptakan jin dan manusia
b. Ibadah adalah hakekat (tauhid) sebab pertentangan yang terjadi antara Rasulullah dengan
kaummnya
c. Hikmah di utusnya para Rasul adalah untuk menyeru kepada Tauhid, dan melarang ke musyrikan
d. Misi di utusnya rasul itu untuk seluruh umat
e. Ajaran para Nabi adalah satu, yaitu tauhid [mengesahkan Allah SWT saja]
f. Masalah yang sangat penting: bahwa ibadah kepada Allah tidak akan terealisasi dengan benar
kecuali dengan adanya pengingkaran thaghut
Firman Allah:
“barang siapa yang mengingkari thaghut dan beriman kepada Allah, maka ia benar-benar telah
berpegang teguh kepada tali yang paling kuat.” (QS. Al-Baqarah ayat 256)
g. Ayat ayat yang terdapat di surat Al-Isra’ mengandung beberapa masalah, dimulai dengan Firman
Allah:
“janganlah kamu menjadikan bersama Allah sesembahan yang lain, agar kamu tidak menjadi
terhina lagi tercela (QS. Al isra’ ayat 22)

“dan janganlah kamu menjadikan bersama Allah sesembahan yang lain, sehingga kamu
(nantinya) dicampakkan ke dalam neraka jahannam dalam keadaan tercela, dijauhkan (dari
rahmat Allah).” (QS. Al Isra’ ayat 39)

“itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu (QS. Al Isra’ ayat 39)

“beribadalah kamu sekalian kepada Allah (saja), dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya
dengan sesuatu pun.” (QS. Al Isra’ ayat 36)

2. Keistimewaan Tauhid dan Dosa-dosanya yang Diampuni Karenanya


Firman Allah:

2
Kitab tauhid karya SYEKH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB
3
Atsar ini diriwayatkan oleh At Tirmidzi, ibnu Majah dan Ibnu Abi Hatim
“orang-orang yang beriman dan tidak menodai keimanan mereka dengan kedzaliman (kemusyrikan)
mereka itulah orang-orang yang mendapat ketentraman dan mereka itulah orang-orang yang medapat
hidayah.” (QS. Al An’am ayat 82)

Iman ialah ucapan hati dan lisan yang disertai dengan perbuatan, di iringi dengan dengan ketulusan niat
karena Allah, dan dilandasi dengan berpegang teguh kepada sunnah Rasulullah.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salaam bersabda:


“Barangsiapa yang bersyahadat (bersaksi)  bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah
selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan
rasul-Nya, dan ‘Isa adalah hamba dan rasul-Nya, dan kalimat yang disampaikan-Nya kepada Maryam
serta ruh dari-Nya, dan bersaksi bahwa surga dan neraka benar adanya, maka Allah akan
memasukkannya ke dalam surga, sesuai amal yang telah dikerjakakannya”(H.R Bukhari 3435 dan
Muslim 28)

Ini merupakan janji dari Allah Ta’ala untuk ahli tauhid bahwa Allah akan memasukkan mereka ke dalam surga.
Ahlu tauhid adalah mereka yang bersyahadat (bersaksi) dengan persaksian yang disebut dalam hadist di atas.
Maksud syahadat yang benar harus terkandung tiga hal yaitu mengucapkannya dengan lisan, mengilmui
maknanya, dan mengamalkan segala konsekuensinya, tidak cukup hanya sekadar mengucapknnya saja.

Yang dimaksud dengan  ‘alaa maa kaana minal ‘amal (sesuai amal yang telah dikerjakannya) ada dua tafsiran:

Pertama: Mereka akan masuk surga walaupun memiliki dosa-dosa selain syirik karena dosa-dosa selain syirik
tersebut tidak menghalanginya untuk masuk ke dalam surga, baik masuk surgasecara langsung maupun pada
akhirnya masuk surga walau sempat diadzab di neraka.  Ini merupakan keutamaan tauhid yang dapat
menghapuskan dosa-dosa dengan izin Allah dan menghalangi seseorang kekal di neraka.

Kedua: Mereka akan masuk surga, namun kedudukan mereka dalam surga sesuai dengan amalan mereka,
4
karena kedudukan seseorang di surga bertingkat-tingkat sesuai dengan amal shalihnya .

3. Ahli Tauhid Diharamkan dari Neraka

Sungguh, neraka adalah seburuk-buruk tempat kembali. Betapa bahagianya sesorang yang tidak
menjadi penghuni neraka. Hal ini akan didiapatkan oleh seseorang yang bertauhid dengan benar.
Rasululllah shalallahu ‘alahi wa salaam bersabda:

“Sesunggunhya Allah mengharamkan neraka bagi orang yang mengatakan Laa ilaah illallah, yang di
ucapkan ikhlas mengharapkan wajah Allah” (H.R Bukhari 425 dan Muslim 33)

4. Ahli Tauhid Diampuni Dosa-dosanya

4
Lihat I’aanatul Mustafiid bi Syarhi Kitaabi at Tauhiid hal 64.
Hidup kita tidak luput dari gelimang dosa dan maksiat. Oleh karena itu pengampunan dosa adalah
sesuatu yang sangat kita harapkan. Dengan melaksanakan tauhid secara benar, menjadi sebab terbesar
dapat menghapus dosa-dosa kita. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salaam bersabda,

“Allah berfirman: ‘ Wahai anak adam, sesungguhnya sekiranya kamu datang kepada-Ku dengan kesalahan
sepenuh bumi, kemudian kamu datang kepada-Ku tanpa menyekutukan sesuatu pun dengan-Ku, maka Aku akan
mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi pula” (H.R Tirmidzi 3540)

Dalam hadist ini Nabi mengkhabarkan tentang luasnya keutamaan dan rahmat Allah ‘Azza wa Jalla. Allah akan
menghapus dosa-dosa yang sangat banyak selama itu bukan dosa syirik. Makna hadis ini seperti firman Allah

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari
(syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah
berbuat dosa yang besar” (QS. An Nisaa’:48)

Hadist ini merupakan dalil bahwa tauhid mempunyai pahala yang besar dan bisa menghapuskan dosa yang
sangat banyak. 5

5. Jaminan  Bagi Masyarakat yang Bertauhid

Kebaikan tauhid ternyata tidak hanya bermanfaat bagi individu. Jika suatu masyarakat benar-benar
merealisasikan tauhid dalam kehidupan mereka, Allah Ta’ala akan memberikan jaminan bagi mereka
sebagaimana firman-Nya :

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-
amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan
menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap
menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang
(tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An Nuur:45)

Dalam ayat yang mulia ini Allah  memberikan beberapa jaminan bagi suatu masyarakat yang mau merealisasikan
tauhid  yaitu :

1. Mendapat kekuasaan di muka bumi.


2. Mendapat kemantapan dan keteguhan dalam beragama.
3. Mendapat keamanan dan dijauhkan dari rasa takut .

6. Kesimpulan

5
Al Mulakhos fii Syarhi Kitaabi at Tauhiid hal 29. Syaikh Shalih Fauzan.
Setiap muslim hendaknya meyakini bahwa tauhid adalah dasar islam yang paling utama yang
paling penting. Jika tauhid yang murni sangat bermanfaat dalam hidup seseorang, baik itu
pribadi maupun berjamaah, dari kata tauhid akan menghasilkan sebuah hasih yang sangat baik
untuk kehidupan kita dimasa datang, karena tauhid membentuk kepribadian yang kokoh dan
bertoleransi. Bagi siapapun yang mau mengamalkan nilai-nilai ketahuid an dengan bena-benar
dalam segala aktifitasnya, niscaya akan mendapatkan ketauhid an dengan benar dan akan
mendapatkan keistimewaan di sisi Allah SWT. Allah menjanjikan bagi para tauhid akan
mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Anda mungkin juga menyukai